Anda di halaman 1dari 16

Samijoe Aji_126211046_Group 04

KASUS PT ASABRI (PERSERO)

A. KRONOLOGI KASUS PERUSAHAAN

Pendahuluan

PT. ASABRI (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang membidangi dan mengurusi
serta mengelola dana khusus untuk anggota TNI dan POLRI serta ASN yang ditunjuk untuk
mengurusi tabungan dan Asuransi dan pada tanggal, 17 April 1963 pemerintah menerbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1963, Menetapkan anggota TNI, Polri dan PNS
Dephan/Polri wajib menjadi peserta dan menabung Asuransi (Taspen).

Menurut Undang-uandang Nomor 2 Tahun 1992, PT Asabri (Persero) merupakan asuransi


jiwa, Jenis Usahanya yang bersifat sosial. Ada pertimbangan lain dalam ikut serta dalam
menjadi peserta tabungan ditaspen bagi Prajurit TNI dan POLRI yaitu karena Batas Usia
Pensiun.

Dan juga adanya kebijakan pemerintah pada tahun 1971 yang membatasi jumlah anggota TNI,
untuk merekrut calon anggota TNI yang baru.

Terus dana iuran yang dikumpulkan dan jumlahnya dengan jumlah proteksi yang akan
dicairkan tidak sebanding atau yang akan dicairkan tidak sebanding dengan dana iurannya.

Dalam mewujudkan taraf kehidupan yang menjanjikan atau masa depan yang lebih baik maka
Dephankam mempunya ide atau gagasan untuk membentuk asuransi sendiri bagi anggota TNI
dan POLRI serta PNS Kemhan/POLRI

1
Pada tanggal 1 Agustus Tahun 1971, sebagai hari jadi Asabri berdasarkan peraturan pemerintah
Nomor 45 Tahun 1971.

Berjalannya waktu serta perkembangan jaman dan perusahaan pun mulai berkembang
menambahnya biaya operasional dan hasil usaha berlandaskan peraturan pemerintah nomor 68
Tahun 1991, perubahan nama umum menjadi persero.

Peraturan pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 bahwa PT. Asabri diberikan wewenang untuk
mengelola program dengan 18 manfaat, yang sebelumnya hanya 9 manfaat sesuai dengan PP.
Nomor. 67 Tahun 1991 serta 2 merupakan manfaat tambahan.

Semua ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup atau kesejahteraan hidup Prajurit TNI
yang masa depannya jauh lebih baik yaitu anggota Polri dan pegawai ASN dan Kemhan dan
Polri.

Saham PT Asabri dimiliki oleh negara (menteri BUMN selaku pemegang Saham) dalam
bentuk perseroan terbatas.

Tahun 2012 sampai dengan 2019

▪ Terjadi kecurangan yaitu tindak kejahatan yang dilakukan dalam pengambilan keputusan
oleh Direktur Utama Asabri beserta jajaran dengan pihak luar yang secara lembaga atau
organisasi tidak diperbolehkan karena bukan tenaga ahli yang direkrut resmi oleh
perusahaan.

▪ Kecurangan berikutnya yang dilakukan adalah dengan membeli saham portofolio Asabri
dengan saham-saham milik Heru Hidayat, Benny Tjokrosaputro dan Lukman dengan
harga yang tidak wajar atau telah dimanipulasi menjadi lebih baik serta nilainya lebih
tinggi dengan tujuan bahwa perusahaan Asabari dalam kinerjanya baik dan seolah-olah
bisa dipertanggungjawabkan.

2
▪ Pengendalian saham-saham Asabri, dikontrol oleh pihak luar berdasarkan kesepakatan
dengan nilai saham yang telah dimanipulasi menjadi nilainya tinggi dan likuid.

▪ Kerugian negara mencapai 23,7 Triliun

Tanggal 10 Januari 2020


▪ Kasus Asabari mencuat kembali.

Tanggal 15 Januari 2021


▪ Kejaksaan Agung meminta Badan Pemeriksa Keuangan untuk memerikasa dan
menghitung kerugian Negara atas kasus Asabri.

Tanggal 01 Februari 2021,


▪ Jaksa Agung : Delapan orang menjadi terdakwa.

Nama-nama yang ditetapkan sebagai tersangka sbb :


▪ Adam Rachmat Damiri,
▪ Sonny Widjaja,
▪ Bachtiar Effendi,
▪ Hari Setiono,
▪ Ilham W. Siregar dan
▪ Lukman Purnomosidi,
▪ Benny Tjokrosaputra
▪ Heru Hidayat.

3
B. ANALISIS KETERLIBATAN AKUNTAN PUBLIK.

Peran Keterlibatan Akuntan Publik Terkait dengan pelanggaran kode etik atas Kasus Asabri
(Persero).

Dalam kasus dugaan korupsi PT. Asbari yang merugikan keuangan negara sebesar 22.78 T,
apakah ini ada keterlibatan kantor Akuntan Publik yang melakukan audit saat itu, mengingat
ada beberapa pergantian KAP dan re-statements sehingga rasanya agak aneh dan biasanya jika
terjadi perubahan pelaporan dan pergantian KAP ini syarat dengan kepentingan sehingga
integritas KAP akan dipertauhkan, maka kami akan mencoba menyajikan data-data terkait
dengan keterlibatan KAP dalam kasus ini.

Etika Bisnis Akuntan Publik, maka KAP tidak bisa dipisahkan dengan yang namanya Etika,
siapa yang berhak mengawasi regulasi ini, maka ada Unit Peer Review Kompartemen Akuntan
Publik IAI, Badan Pengawas Profesi Kompartemen Akuntan Publik IAI, Dewan Pertimbangan
Profesi IAI, Departemen Keuangan RI, yang bertugas untuk mengawasi kode etik profesi
akuntan publik.

Lima Etika Ikatan Akuntan Indonesia-Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP) yang harus
ditaati yaitu Independensi integritas dan obyektivitas, Standar umum dan prinsip akuntansi.

Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP pada PT. Asabri terdapat kenaikan laba lebih
besar daripada tahun sebelumnya yang seharusnya sebaliknya yaitu dalam posisi merugi, ini
proses pemeriksaan tidak sesuai kode etik pemeriksaan serta opini hasil pemeriksaan.

Tanggung jawab social akuntan publik, Ide untuk berwirausaha pada masa saat ini sebagai
kelompok masyarakat yang muncul dan dikembangkan atas pendapat yang menyatakan bahwa
bisnis atau wirausaha adalah untuk memperoleh keuntungan (laba) Milton Friedman, bahwa
tanggung jawab wirausaha yang paling pokok adalah menggunakan sumber daya yang ada
serta membuat aktivitas untuk memperoleh keuntungan sesuai dengan aturan yang berlaku,

4
seharusnya tindakan wirausaha atau bisnis tidak melakukan hal-hal yang melanggar etika
dalam berbisnis.

Menurut Smith memenuhui atau memperjuangkan keperluan pribadi atau kepentingan pribadi
boleh asal tidak melanggar hukum dan norma yang ada. Wirausaha (bisnis) harus bisa dibuat
agar bisa memberikan rasa manfaat bagi masyarakat.

Standar pemeriksaan dan dikasus ini KAP terkesan dalam proses pemeriksaan dikendalikan
oleh para pemangku jabatan PT. Asabri. Semestinya KAP mendahulukan kepentingan
masyarakat dalam hal ini publik daripada mengejar keuntungan yang bersifat sementara.

Akuntan public sebagai entitas bisnis, sama halnya seperti entitas-entitas linnya bahwa KAP
juga harus memperhatikan kondisi lingkungan atau masyarakat, atau memberikan kontribusi
yang manfaatnya bisa rasakan oleh masyarakat. Dan ciri utama sebagai KAP mendahulukan
keperluan atau kepentingan yang bersifat umum dan juga memperhatikan sesama anggota atau
KAP. Setiap peserta atau anggota KAP dalam aktivitasnya harus mempertimbangkan moral
dan profesional, dan juga ikut andil besar dilingkungan masyarakat dan tanggungjawab kepada
para pengguna jasa secara profesional.

Dalam kasus ini jika KAP yang melaksanakan pemeriksaan dalam laporannya menyajikan
opini yang tidak sesuai dengan kode etik karena ini tidak sesuai dengan Akuntan Publik
sebagai entitas bisnis, serta jika KAP yang bersangkutan ternyata dalam pemeriksaan terbukti
bersalah maka trust dari masyarakat tidak ada dengan perusahaan tersebut.

Krisis profesi akuntansi, karena intervensi dalam proses pemaksimalan laba maka profesi ini
keranah dalam krisis profesi akuntansi, profesi dipaksakan untuk mendesain bagaimana
caranya membuat laba tertinggi sehingga bisa berkompetisi dengan kondisi kompetisi yang
sekarang semakin ketat, jika salah profesi ini dalam mengambil tindakan bisa dituntut secara
hukum.

5
Disisi lain Akuntan harus bersikap profesional dan akuntan dihadapkan dengan berbagai aturan
dan wajib patuh terhadap aturan itu. Akuntan mempunyai sikap yang objektif, jujur, adil, tepat,
independen, bertanggung jawab dan berintegritas setiap saat pada saat melakukan
kewajibannya.

Dalam kasus ini apabila KAP terbukti dalam pemeriksaan memberikan opini yang melanggar
kode etik karena PT. Asabri terjadi salah saji penempatan portofolio sehingga rugi sedangan
KAP yang memeriksa dalam laporannya menjadi laba.

Kondisi seperti ini yang mengakibatkan profesi akuntansi terjebak dalam krisis seharusnya
sikap profesonal dan atau berperilaku etis dan tetap konsisten menjaga indepensinya sebagai
audit tidak terpengaruh dan masuk ke ranah konsflik kepentingan para pemangku keputusan.

Regulasi dalam penegakan etika kantor akuntan public, bermaksud supaya adanya pembinaan
yang berkala dan pengawasan setiap KAP, ini senada dengan aturan yang telak dilaksanakan
oleh asosiasi kepada membernya atau anggotanya. Dunia internasional untuk masalah
wewenang langsung dibawah pemerintah, misal Amerika Serikat Public Company Accounting
Oversight Board (PCAOB). PCAOB Sarbanes Oxley Act 2002. Karena turunnya trust publik
terhadap aturan yang dibuat oleh asosiasi dan juga munculnya kasusnya Enron dan Wordcom
bubar dan ditutup karena tidak dikelola secara baik dan profesional pada hal Arthur Andersen
adalah kantor akuntan publik yang terbesar ditingkat internasional yaitu nomor 5.

Dalam pelaksanaan pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP PWC dalam laporannya, ada
kejanggalan yaitu disampaikan dalam laporannya ada laba bersih senilai Rp. 943 miliyar dan
ini naik tujuh kali lipat dari tahun sebelumnya, dan Kemkeu dalam kasus ini akan memberikan
sanksi tegas kepada KAP yang melakukan pemeriksaan dan memberikan opini yang
melanggar kode etik profesi, sanksi tersebut tentunya sesuai dengan kelalaian pada saat
melakukan pemeriksaan yang dilakukan oleh KAP itu sendiri.

6
Intisarinya bahwa IAI menjaga marwah profesi akuntansi dengan membuat dan melakukan
penegakan etika profesi, khususnya akuntan publik.

Prinsip-prinsip etika bisnis menurut Sony Keraf (1998), Prinsip otonomi, tidak tergantung
kepada yang lainnya bebas dan bertanggungjawab dalam kemampuan mengambil kebijakan
bebas dari intervensi.

KAP yang memeriksa PT. Asabri membuat opini yang tidak sesuai dengan kode etik, maka
perusahaan yang diperiksa tidak menerapkan otonomi.

Prinsip keujuran, adalah sebuah tindakan sikap yang mencerminkan dari apa yang janjikan dan
sikap ini juga mendorong pada ketaatan dari semua yang telah menjadi kesepakatan atau
disepakati.

Peristiwa kasusnya PT. Asbari, perusahaan ini tidak menerapkan kejujuran, dimana kerugian
PT. Asabri disebabkan oleh jual beli saham yang tidak melalui prosedur yang benar sehingga
mengakibatkan kerugian dan hanya mengejar kepentingan pribadi dengan mengorbankan
kejujuran, yaitu suadara Benny Tjokrosaputro, Owner Hanson International, membuat surat
resmi kepada Direktur Utama Asabri tujuan surat ini bermaksud menawarkan 18% saham PT
Harvest Time yang dimiliki anak perusahaan Hanton International yaitu PT Wiracipta senilai
Rp 1,2 T.

Prinsip keadilan, membuat karakter yang bisa memiliki sikap yang tidak membeda-bedakan
satu sam yang lainnya dan berlaku kepada siapapun, di segala aspek kehidupan, intisari dari
adil agar semua manusia yang ada diperlakukan sesuai dengan aturan yang ada dan semuanya
bisa dipertanggungjawabkan.

Pada kasus PT. Asabri, perusahaan ini tidak bersikap adil, misalnya
1. Wiracipta hanya membayar kepada Asabri sebesar Rp. 100 M, lainnya dalam bentuk aset
tanah siap untuk dibangun dan juga anak usaha Hanson, Wiracipta menunggak Rp 732
M.

7
2. Investasi yang tidak tepat PT Asabri dengan kebijakan pemerintah memberi keistimewaan.
Pemerintah mempunyai hak dan peran sebagai pemberi kerja untuk menentukan
pengawasannya, karena investasi yang tidak tepat berujung pada kerugian.

Dalam bisnis yang sifatnya berkelanjutan kadang-kadang lupa ada hal yang sifatnya
prinsip yang harus menjadi hukum alam yaitu saling memberikan rasa manfaat satu sama
yang lainnya sehingga hubungan bisnis bisa berjalan jangka panjang, tanpa melanggar
norma atau aturan yang berlaku.

Dalam kasus ini Perusahaan dalam berniaganya tidak memakai prinsip mutualisme antara
kedua belah pihak Kerugian negara waktu itu ditaksir mencapai Rp410 miliar.

Dalam jasa akuntan ada 5 prinsip dasar etika akuntan Indonesia yang menjadi pegangan dan
landasan bagi KAP dan apakah ini terjadi pada kasus PT. Asabari,
1. Integritas, untuk menjaga secara konsisten terhadap amanah (trust) dari masyarakat
khususnya para pengguna jasa akuntan serta juga lembaga terkait, dan juga setiap member
KAP harus bertanggungjawab memiliki sikap etika apa adanya, terbuka serta menjauhi
perilaku yang tidak terpuji.

Dalam kasus perusahaan ini terjadi inkonsistensi dalam kegiatannya transaksinya tersebut
justru merugikan akan tetapi seolah-olah menguntungkan, berdasarkan temuan pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), sedangkan hasil pemerikasaan dari KAP seolah-olah
kondisi perusahaan baik-baik saja, disini ada dugaan pelanggaran atau integritas KAP belum
berjalan atau ketidakjujuran KAP saat melakukan pemeriksaan.

2. Objektivitas, merupakan sebuah standar untuk memberikan penilaian atas hubungan timbal
balik yang dilaksanakan dan diberikan kepada member kepada pelanggan, dan ini harus
dimiliki oleh semua member atau anggota memiliki sikap tegas dan netral, bertindak apa
adanya sesuai dengan etika serta menghindari konflik kepentingan, profesional.

8
Dalam kasus pemeriksaan PT Asabri yang dilakukan oleh KAP nampak terlihat jelas bahwa
prinsip objektivitas tidak dilakukan dengan baik dan akan sangat berpengaruh pada hasil
dari pemeriksaan sehingga KAP tersebut memberikan opini tanpa memenuhi standar kode
etik, dengan adanya perubahan laba tiap tahunnya yang cenderung naik dan ini tentunya ini
membuat perhatian khususnya dari P2PK.

3. Kompetensi dan kehati-hatian profesional


Anggota KAP harus mengupdate semua informasi-informasi terkait dengan pemahaman
untuk menambah skill dalam pelaksanaan proses atau prosedur audit secara terus menerus,
sehingga nasabah atau klien bisa menerima jasa bisnis dengan profesional yang dilakukan

oleh anggota-anggota yang semakin ahli dalam bidangnya, dan mengikuti perkembangan
teknologi yang ada dalam pelaksanaan audit dan juga sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku, serta sesuai dengan standar kode etik profesi yang berlaku.

Dalam kasus PT Asabri ini, dalam pelaksanaan audit tidak menggunakan standar prosedur
maka terkait dengan hasil pemeriksaan dan opini yang disampaikan belum sesuai dengan
standar kode etik profesi, karena ada kenaikan pada laporan Laba naik sebesar 7 kali lipat
dari laba tahun sebelumnya, yang seharusnya PT. Asabari dalam kondisi Rugi, hal inilah
KAP yang pada saat itu menjadi sorotan dari berbagai pihak dan dianggap tidak
profesionanal dalam menjalankan pemeriksaaannya atau auditnya.

4. Kerahasiaan

Kantor Akuntan Publik tidak bisa dilepaskan dengan yang namanya data keuangan
perusahaan oleh karena itu wajar jika dituntut KAP harus mampu memegang amanah atau
data-data keuangan perusahaan yang harus dijaga kerahasiaannya. Prinsip ini harus
melekat pada semua KAP yang ada dan tidak boleh melakukan hal-hal seperti tidak boleh
memberikan apapun terkait dengan data keuangan perusahaan kliennya kepada pihak lain,
kecuali ada sesuatu hal karena tugas dan kewenangan yang diberikan dan serta tidak boleh

9
Memanfaatkan data keuangan perusahaan kliennya yang seharusnya harus dijaga terhindar
dari kepentingan pribadi.

Hasil temuan Badan Pemeriksa keuangan (BPK) bahwa PT. Asabri bertransaksi yaitu
membeli saham bodong dengan nilai Rp. 802 milir dan juga membeli sahamnya saham
gorengan, PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP) senilai Rp 203,9 miliar dan PT Sugih
Energy Tbk (SUGI) sebesar Rp 452 miliar, dalam keterangan saat pemeriksaan yang
dilakukan oleh BPK bahwa direksi Asabri mengaku pembelian saham tersebut tidak melalui
prosedur yang berlaku .

5. Perilaku Profesional
Harus mentaati regulasi yang diatur pemerintah melalui undang-undang yang berlaku serta
mejauhi sifat atau perilaku yang akan menjatuhkan martabat profesi akuntan sehingga
profesi akuntan ini profesional.

Kaitannya dengan kasus PT. Asabri bahwa KAP yang melakukan audit belum
mencerminkan sikap perilaku yang profesional, jika melihat kondisi saat ini dan
memberikan opini dan atau standar audit yang dilakukan dimana pada saat ini terkesan
memojokan profesi akuntansi yang tidak profesional

C. ANALISIS KASUS DARI PERSPEKTIF ELC DAN TLC. Pemaparan analsisis terkait kasus
PT Asabri (Persero) dari perspektif Entity Level Control; Transaction Level Control

A. Pengendalian level perusahaan (ELC) sebuah pengendalian internal yang dirancang dan
dibuat atau dimonitor oleh menejemen dan serta untuk menetapkan lingkungan yang
mempunyai pengaruh pada proses efektivitas pada transaksi.

Pada kasus PT Asabri bahwa penerapan pengendalian level perusahaan belum berjalan
dengan baik dan benar bahkan dilanggar secara bersama-sama, jadi pengendalian yang
sudah didesain tidak dijalankan secara baik-baik dan benar.

10
Hal yang paling mengejutkan bahaya bagi kelangsungan hidup perusahaan adalah transaksi
yang strategis perusahaan yang menguasai atau mengendalikan adalah orang diluar
menejemen dan mempunyai otoritas penuh terhadap transaksi yang ada sehingga ketika ada
kecurangan atau pelanggaran tidak bisa terdeteksi lebih awal.

Dalam kasus PT Asabri maka bisa dikelompokan tiga tipe pengendalian level perusahaan
dan ini belum dijalankan dengan baik, dengan rincian sebagai berikut :

I. Pengendalian tidak langsung tingkat entitas (indirect)

Terjadi kecurangan yaitu tindak kejahatan yang dilakukan dalam pengambilan keputusan
atau kebijakan dalam tata kelola yang dilakukan oleh Direktur Utama Asabri beserta
jajaran dengan pihak luar yang secara lembaga atau organisasi tidak diperbolehkan karena
bukan tenaga ahli yang direkrut tidak resmi oleh perusahaan. Sehingga terjadi salah saji
yang material dan berdampak luas akibat kebijakan tersebut.

Pengambilan keputusan bersama-sama orang-orang diluar PT. Asabri ini melanggar


peraturan yang ada dan orangnya sebagai berikut seperti Heru hidayat, Benny
Tjokrosaputro dan lukman Purnomosidi untuk menukar saham atau membeli dalam
porofolio Asabri disinilah terjadi kecurangan serta manipulasi.

II. Pemantuan pengendalian tingkat entitas (Monitoring)

Kondisi LK perusahaan yang terjadi perubahan yang telah dilaporkan kepada semua pihak
terus dikemudian dimsa tertentu ada perubahan, perubahan tersebut tidak hanya sekali,
dalam kurun waktu delapan tahun, sehingga disini banyak hal-hal yang muncul menjadi
pertanyaan pengendalian serta evaluasi didalamnya belum berjalan dengan baik, adapun
detail perubahan LK atau terjadi Re-statement dalam waktu 8 Tahun 4 kali re-statement
dengan rincian sbb :

11
No. Tahun Laporan Keuangan LK yang dirubah (Re-statement) Keterangan
1 2010 2009 Re-statement
2 2011 2010 Re-statement
3 2015 2014 Re-statement
4 2017 2016 Re-statement

Dengan adanya re-statement dan menimbulkan kerugian negara sebesar 22,78 Triliun ini
maka dipastikan bahwa monotoring belum berjalan

III. Pengendalian langsung tingkat entitas (direct)


Temuan audit BPK ada empat temuan terkait dengan pemeriksaan PT. Asabri dengan
rincian sebagai berikut :

1. LK perusahaan ini ditahun 2019 belum dilakukan pemeriksaan olek kantor akuntan
dan LK tahun 2018 versi audit akan selesai per tanggal 14 Februari 2020, tidak
memberikan opini.

2. Penurunan harga pasar aset investasi saham dan reksa dana yang bersumber pada
tunjangan hari tua (THT), jaminan kecelakaan kerja (JKK) dan jaminan kematian
laporan pada tahun 2019 belum diaudit dan tidak sesuai dengan kebijakan akuntansi
yang berlaku.

Laporan kerugian dari investasi Tahun 2019 dari harga saham dan reksadana serta
perubahan nilai aktiva bersih tidak dapat diyakini kewajarannya.

3. Hutang kepemerintah selaku pemegang saham mayoritas diestimasi pada hal


pemerintah selaku pemegang mayoritas ikut bertanggungjawab atas kerugian tahun
2019 sebesar Rp. 8,4 triliun.

12
4. Penurunan nilai investasi dari AIP PT Asabri tahun 2019 belum diukur secara akurat,
berdasarkan laporan keuangan tahun 2019 terjadi penurunan sebesar Rp7,5 triliun
(29,85%) dari Tahun 2018.

Penurunan akumulasi iuran pensiun karena kerugian invesatasi dan penurunan harga
pasar aset investasi saham dan reksadana sebesar Rp6,6 triliun dan sebesar Rp3,8
triliun.

B. Pengendalian tingkat transaksional (TLC)

Desain ini bertujuan untuk mencegah kecurangan (salah saji) terkait dengan wewenang,
tanggungjawab terhadap harta perusahaan. Dalam pengendalian tingkat transaksional ini

juga tidak berjalan dengan baik karena bisa dilihat pengendalian tingkat entitas PT.
Asabari tidak berjalan dengan baik.

D. ANALISIS EFEKTIVITAS ICOFR. Pemaparan analsis efektivitas ICOFR terkait kasus PT


Asabri (Persero) dengan penekanan pada:

a. Indikasi ada-tidaknya material weakness dan/atau significant deficiency;


Dalam kasus PT Asabri ini bahwa jika melihat pada hasil pemeriksaan BPK memastikan
bahwa pengendalian internal tidak berjalan dengan efektif dan terjadi saji yang
menyebabkan kerugian sebesar 22.78 T.

Dari hasil temuan BPK ini jika dikomper dengan hasil audit terakhir yang dilakukan oleh
PWC Tahun 2017, ada kenaikan laba PT. Asabri menjadi naik Rp. 943 Miliar jika
dibandingkan tahun sebelumnya naik tujuh kali lipat dan pemberian opini Wajar Tanpa
Pengecualian, (WTP) ini terjadi kelemahan yang material pada perusahaan dalam laporan
tahunan disertai adanya kerugian negara.

13
b. Indikasi ada-tidaknya governance control yang memadai;

Governance control suatu alat sebagai sarana untuk membuat kebijakan dan juga
mengendalikan perusahaan dan juga menjadikan nama perusahaan menjadi dikenal
dimasyarakat dan mendapat kepercayaan dari masyarakat serta perusahaan jauh lebih baik
dari sebelumnya dan juga menjadi nilai plus bagi para pemangku kepentingan.

Ada lima asas Governance control yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas


independensi dan kewajaran dan kesetaraan, dalam kasus PT.Asbri bahwa governance
control yang tidak memadai, dengan adanya kecurangan keputusan yang dilakukan secara
berjamaah para pemangku kepentingan mulai dari Tahun 2012 sampai dengn 2019 yaitu
direktur Utama, Direktur investasi dan keuangan serta kadiv Investasi Asabri membuat
keputusan yang melanggar prinsip-prinsip governance control sehingga berdampak
negatif terhadap PT. Asabri dan terjadi perubahan laporan keuangan atau re-statement
yang mana dengan rincian sebagai berikut :

No. Tahun Laporan Keuangan LK yang dirubah (Re-statement) Keterangan


1 2010 2009 Re-statement
2 2011 2010 Re-statement
3 2015 2014 Re-statement
4 2017 2016 Re-statement

Yang seharusnya dengan governance control ini para pengelola perusahaan PT. Asabri
dalam menentukan kebijakan keuangannya mampu memberikan profit bagi semua
pihak, faktanya kebalikannya,

dan para juga manajernya yang seharusnya dalam aktivitasnya dalam perusahaan bisa
efektif dan meminimalkan biaya-biaya perusahaan serta mencegah terjadi resiko
faktannya justru sebaliknya sehingga terjadi material weakness yang mengakibatkan
pengendalian internal tidak berjalan sehingga mencapai kergian negara mencapai Rp.
22,78 T, akiibatnya berjalannya governance control yang tidak memadai ini juga
berdampak pada turunnya kepercayaan masayarakat (publik) terutama investor.

14
Akibat dari Governance ini tidak berjalan maka berdampak kepada citra yang kurang
bagus dimasyarakat serta menurunkan trust baik para pemodal dan atau kreditor.

c. Indikasi ada-tidakya management oversight control yang memadai


Berdasarkan peraturan pemrintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah pasal 11 yaitu perwujudan peran aparat pengawasan intern yang efektif,
kasus PT. Asabri (Persero) bisa dikatakan Management oversight control yang tidak
memadai, apakah karena yang melakukan kecurangan adalah orang-orang yang punya
pengaruh dalam pengelolaan PT. Asabri (Persero) dan gampang faktanya untuk bersepakat
dalam kebijakan dan keputusan dalam kegiatan perusahaan, dan menurut kami kejadian
ini merupakan indikasi bahwa tidak ada management oversight control yang memadai
karena sebagai berikut :
Jabatan Keterangan
Dewan Direksi ▪ Tidak mempunyai tanggungjawab, justru malah membuat
keputusan yang melanggar hukum.
▪ Tidak meminimalkan resiko
▪ Tidak mengevaluasi apakah pengendalian berjalan dengan
baik.
▪ Tidak berkomitmen terhadap tatakelola, tidak melakukan
pengajaran kepada menejemen
▪ Fungsi pengawasan terhadap menejer senior tidak tidak ada
justru bermufakat mengambil keputusan yang salah.
▪ Kepatuhan terhadap sistem pengendalian internal yang
mapan sangat bergantung pada struktur organisasi yang
terdokumentasi dengan baik dan dikomunikasikan yang
dengan jelas menunjukkan garis tanggung jawab dan
wewenang pelaporan dan menyediakan komunikasi yang
efektif di seluruh organisasi.

15
Referensi :
Modul CA: Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. Ikatan Akuntan Indonesia
https://bisnis.tempo.co/amp/1467524/kasus-pt-asabri-bikin-negara-rugi-rp-2278-t-simak-
penjelasan-bpk

https://voi.id/en/amp/52961/recalculated-the-value-of-state-losses-in-asabri-case-dropped-to-
rp22-trillion

https://www.cnbcindonesia.com/market/20200114180834-17-130006/laporan-keuangan-
asabri-8-tahun-empat-kali-di-restatement

https://news.detik.com/berita/d-5347471/benang-merah-skandal-jiwasraya-di-kasus-
asabri?single=1

https://m.merdeka.com/uang/kronologi-terkuaknya-kasus-korupsi-asabri-terbesar-
sepanjang-sejarah-indonesia.html

https://money.kompas.com/read/2020/01/13/205100926/iapi--kasus-asabri-dan-jiwasraya-
punya-pola-yang-sama?page=all#page2

https://money,kompas.com/read/2020/01/13/175856426/iapi-soal-jiwasraya-akuntan-
publik-memang-terlibat-tapi

https://www.beritasatu.com/amp/ekonomi/595525/kemkeu-ancam-sanksi-tegas-kap-kasus-
jiwasraya-dan-asabri

https://id.scribd.com/presentation/492538712/10Analisis-Kasus-PT-ASABRI

16

Anda mungkin juga menyukai