Anda di halaman 1dari 6

×

Cari Cari

Beranda › Akuntansi › Manajemen

Pengertian, Indikator dan Pengukuran Kualitas Audit


Ditulis oleh Muchlisin Riadi Senin, 05 Maret 2018 Tambah Komentar

Pengertian Kualitas Audit

Kualitas Audit

Kualitas audit adalah karakteristik atau gambaran praktik dan hasil audit berdasarkan
standar auditing dan standar pengendalian mutu yang menjadi ukuran pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab profesi seorang auditor. Kualitas audit berhubungan dengan seberapa
baik sebuah pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat
mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam
sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam
melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik
akuntan publik yang relevan.

Berikut ini beberapa pengertian kualitas audit dari beberapa sumber buku:

 Menurut Watkins et al (2004), kualitas audit adalah kemungkinan dimana auditor akan
menemukan dan melaporkan salah saji material dalam laporan keuangan klien.
Berdasarkan Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor
dikatakan berkualitas baik, jika memenuhi ketentuan atau standar pengauditan.
 Menurut Simanjuntak (2008), kualitas audit adalah pemeriksaan yang sistematis dan
independensi untuk menentukan aktivitas, mutu dan hasilnya sesuai dengan pengaturan
yang telah direncanakan dan apakah pengaturan tersebut diimplementasikan secara
efektif dan sesuai dengan tujuan.

 Menurut Akmal (2006), kualitas audit adalah suatu hasil yang telah dicapai oleh
subjek/objek untuk memperoleh tingkat kepuasan, sehingga akan menimbulkan hasrat
subjek/objek untuk menilai suatu kegiatan tersebut.

 Menurut Liu dan Wang (1999), kualitas audit adalah probabilitas bahwa auditor tidak
akan melaporkan laporan audit dengan opini wajar tanpa pengecualian untuk laporan
keuangan yang mengandung kekeliruan material.

 Menurut De Angelo (1981), kualitas audit adalah kemungkinan (joint probality) dimana
seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem
akuntansi kliennya.

Indikator Kualitas Audit


Menurut Wooten (2003), indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas audit adalah
sebagai berikut:

a. Deteksi salah saji


Dalam mendeteksi salah saji, auditor harus memiliki sikap skeptisme profesional, yaitu sikap
yang mencakup pikiran yang selalu mempertanyakan dan melakukan evaluasi secara kritis
bukti audit. Salah saji dapat terjadi akibat dari kekeliruan atau kecurangan. Apabila laporan
keuangan mengandung salah saji yang dampaknya secara individual atau keseluruhan
cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara
wajar dalam semua hal yang sesuai standar akuntansi keuangan.

b. Kesesuaian dengan Standar Umum yang Berlaku


Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) adalah acuan yang ditetapkan menjadi ukuran mutu
yang wajib dipatuhi oleh akuntan publik dalam pemberian jasanya (UU No. 5 Tahun 2011).
Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia. Aturan Etikan Kompartemen Akuntan Publik mengharuskan anggota
Ikatan Akuntan Indonesia yang berpraktik sebagai auditor mematuhi standar auditing jika
berkaitan dengan audit atas laporan keuangan.

c. Kepatuhan terhadap SOP


Standar operasional perusahaan adalah penetapan tertulis mengenai apa yang harus
dilakukan, kapan, dimana, oleh siapa, bagaimana cara melakukan, apa saja yang
diperlukan, dan lain-lain yang semuanya itu merupakan prosedur kerja yang harus ditaati
dan dilakukan. Dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan, auditor harus memperoleh
pengetahuan tentang bisnis yang cukup untuk mengidentifikasi dan memahami peristiwa,
transaksi, dan praktik yang menurut pertimbangan auditor kemungkinan berdampak
signifikan atas laporan keuangan atau atas laporan pemeriksaan atau laporan audit.

Pengukuran Kualitas Audit


Berdasarkan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun
2007 mengenai Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), kualitas audit diukur
berdasarkan hal-hal sebagai berikut (Efendy, 2010):

1. Kualitas Proses (keakuratan temuan audit, sikap skeptisme). Besarnya manfaat


yang diperoleh dari pekerjaan pemeriksaan tidak terletakpada temuan pemeriksaan
yang dilaporkan atau rekomendasi yang dibuat, tetapi terletak pada efektivitas
penyelesaian yang ditempuh oleh entitas yang diperiksa. Selain itu audit harus
dilakukan dengan cermat, sesuai prosedur, sambil terus mempertahankan sikap
skeptisme.
2. Kualitas hasil (nilai rekomendasi, kejelasan laporan, manfaat audit). Manajemen
entitas yang diperiksa bertanggung jawab untuk menindaklanjuti rekomendasi serta
menciptakan dan memelihara suatu proses dan sistem informasi untuk memantau
status tindak lanjut atas rekomendasi pemeriksa.
3. Kualitas tindak lanjut hasil audit. pemeriksa wajib merekomendasikan agar
manajemen memantau status tindak lanjut atas rekomendasi pemeriksa. Perhatian
secara terusmenerus terhadap temuan pemeriksaan yang material beserta
rekomendasinya dapat membantu pemeriksa untuk menjamin terwujudnya manfaat
pemeriksaan yang dilakukan.
Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit
a. Kompetensi
Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor, sedangkan standar umum ketiga, menyebutkan bahwa
dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalitasnya dengan cermat dan seksama (due professional care).

b. Tekanan Waktu
Dalam setiap melakukan kegiatan audit, auditor akan menemukan adanya suatu kendala
dalam menentukan waktu untuk mengeluarkan hasil audit yang akurat dan sesuai dengan
aturan yang ditetapkan. Tekanan Waktu yang dialami oleh auditor ini dapat berpengaruh
terhadap menurunnya Kualitas Audit karena auditor dituntut untuk menghasilkan hasil audit
yang baik dengan waktu yang telah dijanjikan dengan klien.

c. Pengalaman Kerja
Dalam pelaksanaan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat, auditor harus
senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi dan bidang auditing.
Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan formalnya, yang diperluas melalui
pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Pengalaman Kerja auditor adalah
pengalaman yang dimiliki auditor dalam melakukan audit yang dilihat dari segi lamanya
bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan.

Baca Juga

 Pengertian, Unsur, Bentuk dan Teori Organisasi


 Pengertian, Fungsi, Aspek dan Jenis Budaya Kerja
 Pengertian, Fungsi, Jenis dan Rasio Likuiditas
d. Etika
Etika adalah suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan bertindaknya
seseorang sehingga apa yang dilakukannya dipandang oleh masyarakat sebagai perbuatan
yang terpuji dan meningkatkan martabat dan kehormatan seseorang.

e. Independensi
Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak
lain, tidak tergantung pada orang lain. Independensi juga berarti adanya kejujuran dalam diri
auditor dalam mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak
memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan pendapatnya.

Daftar Pustaka
 Watkins, et al. 2004. Audit Quality: A Synthesis Of Theory and Empirical Evidence.
Journal Of Accounting Literature Vol 23.
 Simanjuntak, Piter. 2008. Tesis: Pengaruh Time Budget Pressure dan Resiko
Kesalahan Terhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Qaulity) (Studi
Empiris Pada Auditor Kap di Jakarta). Semarang: Universitas Diponegoro.
 Akmal. 2006. Pemeriksaan Intern (Internal Audit). Jakarta: Indeks.
 Liu, C, Lee, C.J, dan Wang, T. 1999. The 150-hour Rule. Journal of Accounting and
Economics.
 De Angelo, L.E. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting &
Economic.
 Wooten, T.G. 2003. It is Impossible to Know The Number of Poor Quality Audits that
simply go undetected and unpublicized. The CPA Journal.
 Efendy, M. Taufiq. 2010. Tesis: Pengaruh Kompetensi, Independensi,dan Motivasi
Terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah.
Semarang: Universitas Diponegoro.

BAGIKAN ARTIKEL INI

Berlangganan update artikel terbaru via email:


Belum ada Komentar untuk "Pengertian, Indikator dan Pengukuran Kualitas Audit"

Posting Lebih BaruPosting Lama

 Proposal Penelitian
 Pemilihan Judul Penelitian
 Menemukan Masalah Penelitian
 Menyusun Hipotesis Penelitian
 Metode Penelitian Kualitatif
 Menghitung Reabilitas
 Menghitung Validitas

ADMINISTRASIAKUNTANSIBAHASABIOLOGIEKONOMIELEKTRONIKAFISIKAHUKUMINFORMATIKAKESE
HATANKIMIAKOMUNIKASILINGKUNGANLISTRIKMANAJEMENMATEMATIKAMETODE
PEMBELAJARANOLAHRAGAPEMASARANPENDIDIKANPENELITIANPENYAKITPERBANKANPERTANIANP
OLITIKPSIKOLOGISENISOSIALSYARIAHTEKNIK SIPIL

 Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Jenis-jenis Kemasan

 Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


Pengertian, Teknik dan Peraturan Lari Jarak Pendek

 Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


Pengertian, Tujuan, Fungsi dan Manfaat SOP

 Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


Pengertian, Fungsi, Jenis dan Ketentuan Label Produk

 Kesalahan! Nama file tidak ditentukan.


Pengertian, Prinsip dan Langkah Pendekatan Saintifik

 About

 Contact

 Pemasangan Iklan

 Privacy Policy

 Disclaimer

 Table of Contents
Copyright 2019 KajianPustaka.com

Anda mungkin juga menyukai