Plan • Dony Hendartho meneliti penerapan ISO 9001:2008 pada sistem kepastian kualitas
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia, ditinjau dari aspek dokumentasi
dan tanggung jawab manajemen.
• Tujuan audit ini untuk menilai efektivitas, efisiendi dan ekonomisasi implementasi
Sistem Kepastian Kualitas sesuai ISO 9001:2008 ditinjau dari lingkup tanggung jawab
manajemen.
Do Kegiatan rapat perkenalan, rapat penutup dan laporan akhir telah dilakukan oleh peneliti
tersebut pada periode April – Juni 2013, yang kemudian temuan – temuannya diolah oleh
Kelompok 3.
Study Dalam tahap ini, Kelompok 3 mempelajari temuan – temuan audit Sistem Kepastian Kualitas
di lingkup tanggung jawab manajemen dengan analisis kondisi, kriteria, penyebab dan akibat.
Action Tahap ini lembaga dapat mengimplementasikan rencana tindakan perbaikan pada lingkup
tanggung jawab manajemen dalam fungsi Sistem Kepastian Kualitas.
Judul Temuan:
1. STIAMI terkadang masih menggunakan sistem lama
2. Pelatihan dan persiapan karyawan dalam penerapan ISO
9001:2008 kurang berjalan efektif dan tidak berkala.
3. Kurang teroganisasinya pendokumentasian dan
perekaman kegiatan.
Langkah Kerja:
1. Manajemen harus meninggalkan sistem manajemen
kualitas yang lama dan mulai menjaga konsistensi
penerapan sistem manajemen kualitas yang baru sesuai
ISO 9001:2008.
2. Manajemen harus memberikan pelatihan dan persiapan
Kelompok 3 2 hari
berkala bagi karyawan sebagai bentuk komitmen dalam
penerapan ISO 9001:2008.
3. Manajemen harus menyediakan sumber daya yang
cukup untuk memastikan dokumen dan rekaman
tersusun sesuai standar ISO 9001:2008.
Judul Temuan:
4. Kegiatan tidak dilakukan sesuai SOP
5. Belum ada SOP mencakup antarbagian
Langkah Kerja:
1. Manajemen harus mengawasi kegiatan operasional
lembaga dan memastikan setiap kegiatan dilakukan Kelompok 3 2 hari
sesuai SOP yang berlaku di STIAMI.
2. Manajemen harus membuat SOP antarbagian untuk
memaksimalkan kerjasama yang ada di antarbagian
STIAMI.
Judul Temuan:
6. Program Audit Internal belum dilakukan secara efektif
dan efisien.
Langkah Kerja:
Kelompok 3 2 hari
1. Manajemen harus memberikan dukungan dan
keseriusan dalam membantu proses pemeriksaan audit
internal agar proses audit internal berjalan efektif dan
efisien.
7. Judul Temuan:
Komunikasi antara Management Representative dan
SPMI dengan bagian-bagian yang ada pada STIAMI
kurang maksimal
No : 054/KAP/X/2022
Lampiran : 3 eksemplar
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen
Kepada
Yth, Pimpina STIAMI
Di Jakarta
Kami telah melakukan audit atas Tanggung Jawab Manajemen untuk periode tahun 2013. Audit
kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan lembaga dan oleh
karenanya kami tidak memberikan pendapat atas lapcran keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup
bidang Tanggung Jawab Manajemen yang dimiliki (terjadi pada) Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
Mandala Indonesia. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya
guna), dan efektivitas (hasil guna) Tanggung Jawab Manajemen yang dilakukan dan memberikan saran
perbaikan atas kelemahan tanggung jawab manajemen yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan
di masa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan lembaga dapat beroperasi
dengan lebih ekonomis, efisien, dan lebih efektif dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab III : Rekomendasi
Bab IV : Ruang Lingkup Audit
Dalam melaksanakan audit, kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerja sama
dari berbagai pihak baik jajaran pimpinan maupun staf yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik ini.
GITA RAHMA
Bab I
Informasi Latar Belakang
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia berlokasi di Jl. Pangkalan Asem Raya No. 55,
Cempaka Putih, Jakarta Pusat, RT.5/RW.7, Galur, Kec. Johar Baru, Jakarta, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 10530, Indonesia, didirikan tanggal 27 Januari 1983 oleh dosen senior FISIP UI, Prof. Dr. Safri
Nurmantu. M.Si dan rekan – rekannya.
Lembaga pendidikan ini didirikan dengan Visi dan Misi sebagai berikut;
Visi
Menjadi Perguruan Tinggi Unggul, Berdaya Saing Dan Berakhlak Mulia
Misi
▪ Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang unggul dan beretika serta bermoral.
▪ Menciptakan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang bermakna dan
bermanfaat baik bagi masyarakat nasional maupun internasional.
▪ Melakukan publikasi hasil penelitian dan kaji tindak serta menerapkan berbagai inovasi keilmuan
dalam rangka mengembangkan sumber daya profesional secara berkelanjutan.
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut.
Kondisi:
1. STIAMI terkadang masih menggunakan sistem lama
2. Pelatihan dan persiapan karyawan dalam penerapan ISO 9001:2008 kurang berjalan efektif dan
tidak berkala. Pelatihan hanya dilakukan sebelum mendapatkan sertifikat ISO, setelah itu tidak ada
pelatihan yang dilakukan secara berkala.
3. Adanya prosedur mutu yang seharusnya dijadikan acuan dalam bekerja tetapi tidak dilakukan dan
bahkan prosedur mutu tidak memiliki arti dalam kegiatan bekerja.
4. Harus adanya SOP yang mencakup antarbagian, akan tetapi SOP tersebut tidak dibuat.
5. Program Audit Internal belum mencakup informasi dan sumber daya yang diperlukan untuk
mengatur dan melakukan audit yang efektif dan efisien.
6. Komunikasi antara Management Representative dan SPMI dengan bagian-bagian yang ada pada
STIAMI kurang maksimal
7. Kurang teroganisasinya pendokumentasian dan perekaman kegiatan.
Kriteria :
1. Manajemen harus memiliki komitmen dalam penerapan, pengembangan dan peningkatan terus
menerus efektivitas sistem manajemen kualitas sesuai ISO 9001:2008.
2. Manajemen harus memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang ditetapkan,
dikomunikasikan dan dijalankan dengan baik dalam lembaga.
3. Manajemen harus meninjau efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi sistem manajemen kualitas yang
diterapkan lembaga.
4. Managemen harus memastikan komunikasi internal mampu mendukung efektivitas sistem
manajemen kualitas
5. Lembaga harus memastikan dokumen dan perekaman kegiatan diorganisasikan dengan baik.
Penyebab :
1. Kurangnya komitmen manajemen dalam menjaga konsistensi implementasi ISO 9001:2008 di
STIAMI.
2. Kurangnya tanggung jawab manajemen dari setiap bagian dalam mengawasi dan menjaga
kesesuaian kegiatan operasi dengan SOP yang berlaku si STIAMI.
3. Keseriusan pada pihak – pihak terkait dalam melakukan Internal Audit masih kurang maksimal.
Sehingga efektivitas yang tadinya sangat diharapkan berjalan dengan baik, tidak berjalan seperti
yang diharapkan.
4. Kurangnya tanggung jawab manajemen dalam mengomunikasikan penerapan ISO 9001:2008
5. Fasilitas penunjang kegiatan administrasi kampus belum maksimal.
Akibat :
1. Sistem manajemen kualitas yang sudah baik diterapkan sulit untuk ditingkatkan.
2. Pemahaman ISO 9001:2008 pada level Operational atau Low Management (staf) belum maksimal.
3. Kualitas sistem manajemen kualitas lembaga kurang efektif, efisien dan ekonomis.
4. Teamwork (kerja sama) antarbagian kurang berjalan baik.
5. Efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi sistem manajemen kualitas tidak dapat ditingkatkan.
6. Pemahaman setiap bagian yang ada di STIAMI tentang ISO 9001:2008 tidak berjalan baik.
7. Dokumen-dokumen atau kearsipan ISO 9001:2008 tidak tersusun rapi dan sesuai standar terjadi di
beberapa bagian kerja.
Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian
manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Kelemahan yang terjadi karena kurangnya komitmen manajemen dalam menerapkan sistem
manajemen kualitas sesuai ISO 9001:2008.
2. Kelemahan yang terjadi karena kurangnya tanggung jawab dan wewenang manajemen serta
komunikasi internal dalam menerapkan sistem manajemen kualitas sesuai ISO 9001:2008.
3. Kelemahan yang terjadi karena kurang maksimalnya tinjauan ulang manajemen dalam
meningkatkan efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi sistem manajemen kualitas yang diterapkan.
Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau
langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.
Rekomendasi:
1. Sebaiknya manajemen meninggalkan sistem manajemen kualitas yang lama dan mulai menjaga
konsistensi penerapan sistem manajemen kualitas yang baru sesuai ISO 9001:2008.
2. Sebaiknya manajemen memberikan pelatihan dan persiapan berkala bagi karyawan dalam
penerapan ISO 9001:2008 sebagai bentuk komitmen dalam menerapkan ISO 9001:2008.
3. Manajemen sebaiknya meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan operasional lembaga dan
memastikan setiap kegiatan dilakukan sesuai SOP yang berlaku di STIAMI.
4. Sebaiknya manajemen membuat SOP antarbagian untuk memaksimalkan dan mendukung
kerjasama yang ada di antarbagian STIAMI untuk mendukung efektivitas, efisiensi dan
ekonomisasi penerapan ISO 9001:2008
5. Sebaiknya manajemen berikan dukungan dan keseriusan dalam membantu proses pemeriksaan
audit internal agar proses audit internal berjalan efektif dan efisien.
6. Manajemen seharunyanya membuat sistem komunikasi internal untuk mendukung efektivitas,
efisiensi dan ekonomisasi penerapan ISO 9001:2008.
7. Seharusnya Manajemen menyediakan sumber daya yang cukup untuk memastikan dokumen dan
rekaman tersusun sesuai standar ISO 9001:2008.
Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen,
tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih buruk
pada Sistem Kepastian Kualitas lembaga di masa yang akan datang.
Bab IV
Ruang Lingkup Audit
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah tanggung
jawab manajemen STIAMI (Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala) untuk periode tahun 2013.
Audit kami mencakup penilaian atas komitmen manajemen, tanggung jawab dan wewenang manajemen,
dan tinjauan manajemen.
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162
Dony Hendartho
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia
dony.english@yahoo.co.id
Abstrak. Implementasi Total Quality Management membuat organisasi harus memelihara standar
mutu disegala aspek bisnis organisasi. Standar sistem manajemen mutu (SMM) yang telah
berkembang dan tepat untuk dunia pendidikan adalah ISO 9001, alat pencapaian tujuan mutu yang
diharapkan mampu menjawab tantangan globalisasi dengan cara meningkatkan efisiensi dan
efektifitas untuk memuaskan para stakeholder. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala
Indonesia (STIAMI) membuktikan diri sebagai organisasi yang andal yang meraih sertifikat ISO
9001:2008 yang dikeluarkan oleh QS Zurich dengan AG No. 7011 pada 19 April 2011. Penelitian
ini bertujuan (1) Untuk mengetahui implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ditinjau
dari aspek dokumentasi: (2) Untuk mengetahui implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 ditinjau dari aspek tanggung jawab manajemen dan alternatife tindakan untuk perbaikan
strategi implementasi.
Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif.
Pengolahan data kualitatif menggunakan analisis deskriptif berdasarkan hasil wawancara dengan
pihak organisasi yang terdiri dari sembilan orang narasumber yang menguasai Sistem Manajemen
Mutu pada STIAMI dan implementasinya pada sasaran yang tepat serta memengaruhi kebijakan.
124
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162
Data yang terkumpul diolah dengan metode proses hierarki analitik PHA dengan bantuan perangkat
lunak Microsoft Excel 2010, yaitu software AHPcalc version 12.08.13.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa unsur-unsur penting SMM ISO 9001:2008 pada
STIAMI adalah Sistem Manajemen Mutu (25,8 %), Tanggung jawab Manajemen (25 %), Realisasi
Produk (23,8 %), Pengukuran, Analisis & Peningkatan (17,4 %) dan Manajemen Sumber Daya (8
%); aktor yang paling berperan adalah Top Management (51,4 %); tujuan yang ingin dicapai adalah
Peningkatan Mutu Pelayanan (59,7 %), Perbaikan Administrasi (31,2 %) dan Referensi (9,1 %);
alternatife tindakan berupa Pendidikan dan Pelatihan (prioritas 1), Monitoring dan Evaluasi
(prioritas 2) dan Teamwork (prioritas 3).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa implementasi SMM ISO 9001:2008
pada STIAMI berjalan dengan baik.
Kata kunci: Kualitas Sistem Manajemen Mutu, ISO 9001:2008
Perguruan Tinggi memiliki otonomi untuk diseragamkan. Di satu sisi, mutu dapat
mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat dipahami sebagai konsep absolut dan pada sisi
penyelenggaraan Tridharma. Otonomi lain dapat dipahami sebagai konsep relatif: (a)
pengelolaan Perguruan Tinggi dilaksanakan Konsep Absolut: Mutu akan menjadi simbul
sesuai dengan dasar dan tujuan serta status bagi pelanggan internal maupun
kemampuan Perguruan Tinggi. Dasar dan eksternal, sehingga stakeholder (pemilik) akan
tujuan serta kemampuan Perguruan Tinggi merasa bangga dan merasa puas, khususnya
untuk melaksanakan otonomi dievaluasi secara bagi orang tua peserta didik; (b) Konsep
mandiri oleh Perguruan Tinggi. Otonomi Relatif: Mutu sebagai konsep relatif, sangat
pengelolaan Perguruan Tinggi meliputi bidang mengikuti keinginan pelanggan yang
akademik dan bidang nonakademik. Otonomi menghasilkan keluaran (output) secara
pengelolaan di bidang akademik meliputi konseptual.
penetapan norma dan kebijakan operasional Sebenarnya mutu/kualitas telah dikenal
serta pelaksanaan Tridharma sejak empat ribu tahun yang lalu, ketika bangsa
Otonomi pengelolaan di bidang Mesir Kuno mengukur dimensi batu-batu yang
nonakademik meliputi penetapan norma, digunakan untuk membangun piramida. Namun
kebijakan operasional serta pelaksanaan terkait seiring dengan perkembangan zaman dan
organisasi, keuangan, kemahasiswaan, revolusi industri, fungsi kualitas kemudian
ketenagaan, dan sarana prasarana. mengalami perkembangan seperti yang
Mutu merupakan sebuah filosofi dan ditunjukkan pada Tabel 1.
metodologi yang membantu institusi untuk Total Quality Management (TQM) atau
merencanakan perubahan dan mengatur agenda Manajemen Mutu Terpadu (MMT) merupakan
dalam menghadapi tekanan eksternal yang suatu pendekatan berorientasi pada pelanggan
berlebihan. Mutu didefinisikan sebagai sesuatu dengan memperkenalkan perubahan
yang memuaskan dan melampaui keinginan dan manajemen sistematik dan perbaikan terus-
kebutuhan pelanggan. Peningkatan mutu menerus terhadap proses, output dan
menjadi semakin penting bagi institusi yang pelayanan suatu organisasi (Widodo, 2011:
digunakan untuk memperoleh kontrol lebih 27). Marimin (2004: 51) menjelaskan bahwa
baik (Sallis, 2010: 15). Juran (Heizer & Render, MMT merupakan sistem manajemen yang
1993: 12) mendefinisikan mutu sebagai mengikutsertakan seluruh anggota dalam
kecocokan dalam penggunaan produk. organisasi dalam menerapkan konsep dan
Selanjutnya Juran (Atamadi, 2010: 28) teknik kendali mutu untuk mendapatkan
menyatakan bahwa mutu sebagai hasil kepuasan pelanggan dan orang yang
produksi, baik produksi barang maupun jasa mengerjakan. Menurut Herber dan Webb
berhasil memenuhi kepuasan pelanggan dan (2010: 64), ada empat hakikat dari TQM.
bebas cacat. Menurut Widodo (2011: 6), mutu Keempat hakikat tersebut adalah: (a) Berfokus
merupakan gagasan dinamis yang sulit untuk pada Pelanggan: Mencapai mutu berarti
125
Dony Hendartho, Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 pada . . .
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan ataupun menghilangkan cacat (defect) dan
dengan kinerja dari produk atau jasa; (b) pemborosan (waste) selama operasi
Melibatkan keseluruhan angkatan kerja dalam (http://www.min-consulting, 15 Juli 2013). Inti
pengambilan keputusan; Unit pembuatan dari implementasi standar mutu adalah
tindakan dan pengambilan keputusan biasa terjaganya mutu hasil dari suatu produk, yaitu
bukan seorang manajer individual, melainkan suatu sistem knowledge sharing yang
sebuah tim karyawan; (c) Komitmen terhadap memungkinkan setiap orang untuk
perbaikan terus-menerus; Perbaikan terus- menghasilkan hal sama dengan mutu sama,
menerus hanya berarti tak pernah puas dengan sehingga akan mengurangi ketergantungan
kemenangan-kemenangan; (d) Rencana terhadap satu orang (Wangtry, 2009: 8).
Tindakan; Rencana tindakan adalah kontrak Manajemen mutu di bidang pendidikan
yang menyatakan apa yang akan dilakukan adalah sesuatu model atau bentuk pengelolaan
pada waktu tertentu. pendidikan dalam upaya reformasi pendidikan
Implementasi TQM membuat organisasi menuntut adanya dukungan dan keinginan
harus memelihara standar mutu di segala aspek pemerintah, dukungan dari warga sekolah dan
bisnis organisasi bersangkutan. Hal ini untuk warga masyarakat. Agar pendidikan tinggi
memastikan bahwa segala sesuatu dikerjakan memiliki standar baku yang ditetapkan
dengan benar sejak awal dan dapat mengurangi organisasi internasional, perguruan tinggi yang
126
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162
telah memiliki kriteria tertentu dimungkinkan menyeluruh pada organisasi; (4) ISO
untuk dapat memperoleh sertifikasi The 1901:2002 memberikan panduan tentang
International Organization for Standardization pengauditan SMM dan audit manajemen
(ISO). lingkungan.
Salah satu standar sistem manajemen mutu Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala
(SMM) yang telah berkembang adalah ISO Indonesia (STIAMI) didirikan pada 27 Januari
9001. ISO 9001 versi 2000 dan versi 2008 lebih 1983 oleh dosen-dosen senior FISIP UI. Selama
mengutamakan pada pola business process itu STIAMI telah mendapatkan kepercayaan
yang terjadi dalam organisasi perusahaan. dari pemerintah dan masyarakat dalam
Dengan demikian hampir semua jenis usaha penyelenggaraan pendidikan tinggi karena
dapat mengimplementasikan sistem manajemen mampu menghasilkan sumber daya manusia
mutu ISO 9001 ini. Versi 2008 adalah versi (SDM) yang berkualitas dan siap kerja. Hal ini
terbaru yang diterbitkan pada Desember 2008 selaras dengan kebijakan Menteri Pendidikan
lalu. ISO 9001:2008 lebih mengedepankan Nasional dalam meningkatkan mutu pendidikan
pada efektivitas proses dari suatu organisasi tinggi di Indonesia. Di samping itu jajaran
dalam melakukan proses corrective dan Departemen Pendidikan Nasional telah
preventive action. Lihat gambar 1. menerapkan kebijakan bahwa setiap unit utama
Dalam Widodo (2011: 35-36) dijelaskan organisasi baik unit kerja pusat maupun daerah
bahwa versi ISO yang banyak disorot oleh untuk meraih sertifikat ISO 9001:2008. Tujuan
dunia pendidikan adalah ISO 9000, yakni versi implementasi standar adalah peningkatan
terbarunya dipublikasikan pada tahun 2008 kepuasan pelanggan melalui implementasi
meliputi empat seri, yaitu: (1) ISO 9000:2005 sistem secara efektif. Menurut Syukur (2010:
menguraikan dasar-dasar SMM dan merinci 27-28), SMM ISO 9001:2008 menetapkan
istilah-istilah yang digunakan dalam SMM; (2) persyaratan untuk SMM yakni suatu organisasi
ISO 9001:2008 merincikan persyaratan SMM harus menunjukkan kemampuannya dalam
suatu organisasi; (3) ISO 9004:2000 memberikan produk dan memenuhi persyaratan
memberikan panduan untuk perbaikan pelanggan dan pedoman hukum dan peraturan.
berkelanjutan pada kinerja dan efisiensi Konsep dasar SMM ISO 9001:2008 adalah: (1)
127
Dony Hendartho, Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 pada . . .
Perusahaan harus mempunyai standar sistem Oleh sebab itu, sistem penjamin mutu
operasional yang jelas, untuk membantu internal (SPMI) yang dimiliki oleh STIAMI
karyawan untuk bekerja dengan output mutu diarahkan untuk menghasilkan mutu
yang baik; (2) Karyawan yang bekerja harus penyelenggaraan pendidikan yang sesuai Visi
kompeten, sehingga dapat menghindari output & Misi STIAMI. SPMI STIAMI sebagai
ketidaksesuaian terhadap persyaratan produk pelaksana penjamin mutu STIAMI berupaya
sebagai akibat dari pekerjaan yang dilakukan menata dan mengembangkan sistem penjamin
oleh karyawan kurang kompeten; (3) mutu yang telah ada agar dapat memberikan
Infrastrukutur yang dimiliki oleh perusahaan kontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan
(gedung, peralatan kerja dan hardware maupun di STIAMI di antaranya dengan
software) harus memadai untuk menghindari mengimplementasikan SMM ISO 9001:2008.
output mutu kurang baik akibat kurang Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala
memadainya infrastruktur perusahaan; (4) Indonesi (STIAMI) Jakarta yang telah berhasil
Perusahaan harus memiliki kebijakan mutu, menjalankan SMM dan diakui secara
sasaran mutu dan strategi untuk pencapaian internasional dengan mendapatkan sertifikat
sasaran mutu; (5) Perusahaan harus melakukan ISO 9001:2008 dari QS Zurich AG No. 7011
review secara berkala terhadap kinerja internal pada 19 April 2011 dan sekaligus telah melalui
perusahaan, tingkat kepuasan pelanggan dan tahapan conformity (kesesuaian). Pada April
pencapaian sasaran mutu; (6) Perusahaan harus 2012, STIA Mandala Indonesia juga telah
melakukan tindakan perbaikan atas melewati First Surveillance, yaitu tahapan
penyimpangan yang terjadi (Corrective and consistency (konsistensi) dengan beberapa
Preventife Action atau CAPA), mempunyai cacatan perbaikan. Dan pada April 2013 lalu,
program peningkatan secara terus-menerus STIA Mandala Indonesia juga telah melewati
(Continuous Improvement). Lihat gambar 2. Second Surveillance, yaitu tahapan
Menurut Widodo (2011: 34), penerapan improvement (kemajuan) juga dengan beberapa
SMM ISO dalam dunia pendidikan pada catatan perbaikan. Hingga saat ini, STIAMI
dasarnya sama dengan penerapan ISO pada telah mengimplementasikan ISO 9001:2008
organisasi lain. (Tabel 2). selama 3 tahun dengan beberapa catatan
perbaikan dan perlu dilakukan penelitian untuk
128
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162
mengetahui strategi yang akan dilakukan dalam implementasi ISO 9001:2008. Ini terjadi di
implementasi ISO 9001:2008 selanjutnya. awal tahun pengimplementasian, yaitu tahun
Karena ISO 9001:2008 baru dimplementasikan 2010 sebelum mendapatkan sertifikat ISO.
di kampus pusat dan belum diimplementasikan Kurangnya konsistensi dalam menjalankan
di kampus-kampus unit. Tetapi apabila dilihat prosedur ISO juga menjadi penghambat,
keadaan/kondisi STIAMI sebelum walaupun sudah mengimplementasikan
mengimplementasikan ISO 9001:2008, prosedur ISO, terkadang tetap menggunakan
keadaan/ kondisi STIAMI sudah jauh lebih sistem lama, mutu yang sudah baik sulit untuk
membaik. Meskipun demikian, implementasi ditingkatkan.
ISO ini masih menemukan beberapa kendala. Pelatihan dan persiapan yang telah
Faktor penghambat implementasi Sistem diberikan kepada para karyawan kurang
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di STIAMI berjalan secara efektif dan tidak berkala.
Jakarta, yaitu kurangnya komitmen manajemen Pelatihan hanya dilakukan sebelum
puncak atau top management dalam mendapatkan sertifikat ISO, setelah itu tidak
129
Dony Hendartho, Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 pada . . .
130
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162
diperpanjang sejak bulan Juli – Agustus 2013. Implementasi SMM ISO 9001:2008 di STIAMI
Ini dilakukan karena menyangkut kredibilitas Aspek Dokumentasi (Klausal Manajemen
data. Mutu), mencakup: (1) Persyaratan Umum;
131
Dony Hendartho, Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 pada . . .
132
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162
133
Dony Hendartho, Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 pada . . .
Pada tingkat dua adalah unsur yang terdiri adalah Sistem Manajemen Mutu (25,5 %),
dari lima faktor, yaitu SMM, tanggung jawab Tanggung jawab Manajemen (25,0 %),
manajemen, manajemen sumber daya, realisasi Manajemen Sumber Daya (8,0 %), Realisasi
produk, serta analisis, pengukuran dan Produk (23,8 %), dan Pengukuran, Analisis &
peningkatan. Kelima faktor tersebut merupakan Peningkatan (17,4 %), seperti yang terlihat
unsur-unsur yang terdapat SMM ISO pada Tabel 4.
9001:2008 Dari kelima unsur tersebut dapat diketahui
Tingkat ketiga adalah actor yang terdiri dari unsur utama yang perlu diperhatikan dalam
top management, middle management dan low implementasi SMM ISO 9001:2008 dengan
management. Peran aktor-aktor tersebut sangat memilih nilai bobot tertinggi sebagai prioritas
penting dalam implementasi ISO 9001:2008, utama.
karena masing-masing memiliki tingkat Dengan demikian SMM menjadi unsur
kepentingan berbeda. Pemilihan ketiga actor utama yang mendapatkan perhatian lebih
tersebut berdasarkan tingkatan organisasi dalam dibandingkan dengan unsur-unsur SMM ISO
STIAMI. 9001:2008 lainnya. Unsur ini menjadi penting
Pada tingkat keempat merupakan tujuan karena menetapkan kerangka kerja untuk
(object) yang sesuai dengan permasalahan proses peningkatan mutu lebih lanjut dengan
dalam implementasi SMM ISO 9001:2008 pada membakukan proses guna memastikan
STIAMI Jakarta. Hal ini terdiri dari konsistensi dan mampu menelusuri serta
peningkatan mutu pelayanan, perbaikan meningkatkan hubungan antarfungsi yang
administrasi dan referensi. Ketiga tujuan memengaruhi mutu, sehingga produk yang
tersebut merupakan hasil analisis berdasarkan dihasilkan dapat terjaga.
diskusi dan studi literatur. Unsur terpenting berikutnya adalah
Tingkat kelima adalah alternatif tindakan Tanggung jawab Manajemen, unsur ini menjadi
(alternative) yang dapat diambil untuk strategi penting karena unsur ini menjamin SMM yang
implementasi SMM ISO 9001:2008 di STIAMI ada berlangsung dengan baik.
Jakarta agar berjalan efektif dan efisien. Ketiga Kemudian, realisasi produk menempati
tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya peringkat ketiga. Hal ini dikarenakan unsur ini
diperoleh beberapa alternatif, namun belum merupakan bagaimana STIAMI mendefinisikan
menjadi prioritas utama. Alternatif tersebut proses realisasi produk yang efektif, sehingga
adalah pendidikan dan pelatihan (Diklat), produk yang dihasilkan mempu memenuhi
monitoring dan evaluasi (Monev), dan kepuasan setiap stakeholder.
teamwork (kerja sama). Hasil pengolahan pada level tiga (aktor)
menunjukkan bahwa aktor yang berperan dalam
ANALISIS & INTERPRETASI implementasi ISO 9001:2008 secara berurutan
PENELITIAN adalah Top Management (51,4 %), Middle
Management (37,0 %) and Low Management
Hasil pengolahan pada level dua
(11,7 %), seperti pada Tabel 5.
(faktor/unsur) menunjukkan bahwa unsur-unsur
SMM ISO 9001:2008 yang ada pada STIAMI
134
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162
135
Dony Hendartho, Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 pada . . .
Prioritas pertama dalam alternatif yang diklat dengan tujuan memperbaiki tingkat
dilakukan oleh STIAMI adalah diklat. pemahaman karyawan terhadap SMM yang
Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan dilakukan organisasi. Bentuk dari tindakan
pemahaman kepada karyawan mengenai SMM. tersebut adalah dilakukannya pelatihan ISO
Kurangnya sosialisasi menyebabkan rendahnya 9001:2008 minimal satu kali setahun kepada
pemahaman karyawan terhadap sistem mutu karyawan. Dengan diklat tersebut diharapkan
yang berdampak pada kurangnya keinginan dapat meningkatkan pemahaman mengenai
untuk mendukung implementasi sistem mutu SMM, sehingga dapat memicu karyawan untuk
yang ada. Selain itu, kegiatan diklat dapat berkerja dengan mindset ISO; (2) Prioritas yang
dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kedua dengan nilai bobot 33,4 % adalah monev
pola pikir karyawan, agar mampu bekerja dengan tujuan: (a) Melaksanakan pemantauan
dengan mengedepankan mutu untuk dan evaluasi terhadap kinerja STIAMI dan
mendukung implementasi SMM ISO semua program studi dan memberikan umpan
9001:2008. balik, (b) Merumuskan mekanisme monitoring
Prioritas kedua yang harus dilakukan dan evaluasi internal pada seluruh institusi:
adalah monev. Monitoring untuk melihat prodi, pengelola dan lembaga, (c)
kemajuan kinerja implementasi SMM ISO Melaksanakan monitoring dan evaluasi
9001:2008 secara periodik untuk tindakan akademik secara berkala, (d) Upaya
korektif dan evaluasi untuk menilai hasil peningkatan mutu (penyelesaian permasalahan)
implementasi SMM ISO 9001:2008 untuk berdasarkan evaluasi diri, (e) Memantau
perbaikan program selanjutnya. capaian sasaran mutu dan proses
Prioritas ketiga yang harus dilakukan adalah pencapaiannya, (f) Mengevaluasi hasil
teamwork (kerja sama). Dengan adanya kerja pencapaian yang ada dan tindak lanjutnya; (3)
sama antar pihak yang berkaitan dengan Prioritas yang ketiga dengan nilai bobot 27,8 %
implementasi SMM ISO 9001:2008, maka akan adalah teamwork (kerja sama) dengan tujuan
terjadi implementasi SMM yang baik sehingga untuk membantu kelompok fungsional menjadi
target atau tujuan yang telah ditentukan akan lebih efektif. Karena rasa individualisme dan
tercapai. persaingan antarpribadi relatif tajam dalam
organisasi, secara spesifik, membangun sebuah
IMPLIKASI MANAJERIAL tim artinya harus mengembangkan semangat,
saling percaya, kedekatan, komunikasi, dan
Hasil penelitian ini dapat memberikan produktivitas.
informasi yang berguna bagi pihak STIAMI Implementasi SMM ISO 9001:2008 pada
Jakarta dalam upaya memelihara implementasi STIAMI merupakan bentuk upaya peningkatan
SMM ISO 9001:2008, yakni didapatkan tiga mutu berkelanjutan dalam mutu pendidikan
alternatif tindakan, yaitu: (1). Prioritas yang tinggi, sehingga tercapainya tujuan pendidikan
pertama dengan nilai bobot 38,8 % adalah yang telah ditetapkan. Dengan implementasi
136
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162
ISO 9001:2008 yang efektif pada STIAMI, mutu; (3) Hingga saat ini hanya STIAMI Pusat
maka kegiatan penyelenggaraan program dan yang telah mengimplementasikan ISO
kegiatan lembaga baik dalam bidang akademik 9001:2008. Unit utama yang berada dibawah
(pendidikan, penelitian dan pengabdian pada manajemen STIAMI seperti Pascasarjana dan
masyarakat) maupun nonakademik Diploma sebaiknya juga ikut serta dalam
(administrasi dan manajemen) dapat berjalan mengimplementasikan ISO 9001:2008.
sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan. Dan untuk unit-unit di bawah DAFTAR PUSTAKA
manajemen STIAMI terutama diploma dan
Atmadi, S. 2010. Panduan Membangun Gugus
pascasarjana dapat tersertifikasi ISO Mutu. TANGERANG SELATAN: PT
9001:2008. BERNAM CIPTA PERKASA.
Simpulan Gaspersz, V. 2003. ISO 9001:200 And
Berdasarkan hasisl penelitian yang telah Continual Quality Improvement. Jakarta:
dilakukan, maka dapat diberi kesimpulan PT. Gramedia Pustaka Utama.
sebagai berikut: (1) Implementasi SMM ISO Haberer dan Webb. 2010. Total Quality
9001:2008 pada STIAMI telah berjalan sejak Management (Terjemahan). Jakarta: PT.
tahun 2011, institusi telah Indeks.
mengimplementasikan sistem manajemen mutu Heizer, J. and B. Render. 1993. Production and
dengan mengikuti aturan-aturan dasar, yang Operations Management: Strategies and
meliputi sistem dokumentasi, pemeliharaan, Tactics. New Jersey: Prentice Hall.
dan pengembangan sistem manajemen mutu. Hermawan, A. 2006. Penelitian Bisnis
STIAMI mendokumentasikan sistem Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Grasindo.
manajemen mutu yang terdiri dari empat Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi
tingkat hierarki dokumentasi; (2) Tanggung Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.
jawab manajemen dalam mengembangkan dan Jakarta: Grasindo.
menjalankan sistem manajemen mutu, serta Patterson, J.G. 2010. ISO 9000 Standar
meningkatkan efektivitas implementasinya Kualitas Seluruh Dunia (Terjemahan).
secara kontinu telah dipenuhi dan dijalankan Jakarta: PT. Indeks.
oleh organisasi. Purwoto, A. 2007. Panduan Lab Statistik
Inferensial. Jakarta: Grasindo.
Saran-Saran Saaty, T. L. 1991. Pengambilan Keputusan :
Berikut ini beberapa saran yang penulis Bagi Para Pemimpin (Terjemahan). Jakarta:
untuk arah pengembangan selanjutnya. Saran- PT. Pusaka Binaman Pressindo.
saran berikutnya hanya merupakan ide secara
garis besar: (1) Melakukan diklat secara Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi
intensif minimal 6 bulan sekali untuk Para Pemimpin (Terjemahan). Jakarta: PT.
menambah pemahaman karyawan mengenai Pustaka Binaman Pressindo.
SMM ISO 9001: 2008, sehingga dapat memicu Sallis, E. 2010. Total Quality Management in
karyawan untuk berkerja dengan mindset ISO. Education. Yogjakarta: IRCiSoD.
Dengan hal tersebut, maka kegiatan penjaminan
mutu dapat berjalan dengan baik; (2) STIAMI Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis.
perlu melaksanakan monitoring dan evaluasi Bandung: Alfabeta
secara berkala pada setiap program kerja yang Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif
ada dalam sasaran mutu dan melaksanakannya Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
dengan sungguh-sungguh agar dapat memantau
Sulistyo,Basuki. 1996. Pengantar Kearsipan.
status implementasi SMM ISO 9001:2008
Jakarta: Universitas Terbuka.
secara menyeluruh dalam upaya peningkatan
137
Dony Hendartho, Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 pada . . .
Syukur, A. 2010. 5R ISO 9001:2008 dan Poke Siti Nuraini. 2011. Kajian permasalahan Sistem
Yoke Strategi Jitu Manajemen Mutu Manajemen Mutu ISO 9001:2000 pada
Perusahaan. Yogyakarta: Kata Buku. SMP Negeri 1 Kota Bogor. Skripsi pada
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Uma Sekaran dalam bukunya Research
Pertanian Bogor, Bogor.
Methode for Business (1994, dalam
Sugiyono, 2003) Wangtry. 2009. Standar Mutu.
http://wangtry.wordpress.com mutu/. [11
Widodo, 2011. Manajemen Mutu Pendidikan.
Februari 2011]
Jakarta: PT. Ardadizya Jaya.
http://bonoes.blogspot.com/langkah-langkah-
Sumber lain: penerapan-iso.html, 5 Juli 2013
Arief Maulana. 2011. “Analisis Penerapan http://joko1234.wordpress.com/penelitian-
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 kualitatif-naturalistik, 2 September 2013
pada Kantor Manajemen Mutu Institut
Pertanian Bogor”. Skripsi pada Fakultas http://www.menulisproposalpenelitian.com/201
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian 1/01/keabsahan-data-penelitian-
Bogor, Bogor. kualitatif.html, 1 Juni 2013
Fahmy, Bassam. 2009. Pengantar Kearsipan http://www.min-consulting, 15 Juli 2013
dan Dokumentasi. Diunduh dari http://www.scm.aurino.com, 12 Juli 2013.
http://arsipdandok.blogspot.com/pengantar-
kearsipan-dan-dokumentasi.html. 17 Mei
2013.
138