Anda di halaman 1dari 30

Kelompok 3

➢ Gita Rahma 7192520001


➢ Hana Shofia 7193520037
➢ Annisa Randalia Br Tamba 7193520052

KERTAS KERJA AUDIT


SISTEM KEPASTIAN KUALITAS
PADA SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI MANDALA
INDONESIA

Informasi Latar Belakang


Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI) didirikan pada 27 Januari 1983
oleh dosen-dosen senior FISIP UI. Selama itu STIAMI telah mendapatkan kepercayaan dari pemerintah
dan masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi karena mampu menghasilkan sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas dan siap kerja.
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesi (STIAMI) Jakarta yang telah berhasil
menjalankan SMM dan diakui secara internasional dengan mendapatkan sertifikat ISO 9001:2008 dari
QS Zurich AG No. 7011 pada 19 April 2011 dan sekaligus telah melalui tahapan conformity (kesesuaian).
Pada April 2012, STIA Mandala Indonesia juga telah melewati First Surveillance, yaitu tahapan
consistency (konsistensi) dengan beberapa cacatan perbaikan. Dan pada April 2013 lalu, STIA Mandala
Indonesia juga telah melewati Second Surveillance, yaitu tahapan improvement (kemajuan) juga dengan
beberapa catatan perbaikan. Hingga saat ini, STIAMI telah mengimplementasikan ISO 9001:2008 selama
3 tahun dengan beberapa catatan perbaikan dan perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui strategi yang
akan dilakukan dalam implementasi ISO 9001:2008 selanjutnya. Karena ISO 9001:2008 baru
dimplementasikan di kampus pusat dan belum diimplementasikan di kampus-kampus unit. Tetapi apabila
dilihat keadaan/kondisi STIAMI sebelum mengimplementasikan ISO 9001:2008, keadaan/ kondisi
STIAMI sudah jauh lebih membaik. Meskipun demikian, implementasi ISO ini masih menemukan
beberapa kendala.
Faktor penghambat implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di STIAMI Jakarta,
yaitu kurangnya komitmen manajemen puncak atau top management dalam implementasi ISO
9001:2008. Ini terjadi di awal tahun pengimplementasian, yaitu tahun 2010 sebelum mendapatkan
sertifikat ISO. Kurangnya konsistensi dalam menjalankan prosedur ISO juga menjadi penghambat,
walaupun sudah mengimplementasikan prosedur ISO, terkadang tetap menggunakan sistem lama, mutu
yang sudah baik sulit untuk ditingkatkan.
Pelatihan dan persiapan yang telah diberikan kepada para karyawan kurang berjalan secara efektif
dan tidak berkala. Pelatihan hanya dilakukan sebelum mendapatkan sertifikat ISO, setelah itu tidak ada
pelatihan yang dilakukan secara berkala, sehingga pemahaman ISO pada level Operational atau Low
Management (staf) belumlah maksimal.
Tanggung jawab manajemen dari setiap bagian masih sangat kurang, contohnya adanya prosedur
mutu yang seharusnya dijadikan acuan dalam bekerja tetapi tidak dilakukan dan bahkan prosedur mutu
tidak memiliki arti dalam kegiatan bekerja. Teamwork (kerja sama) antarbagian masih sangat kurang.
Contoh: harus adanya SOP yang mencakup antarbagian, akan tetapi SOP tersebut tidak dibuat.
Program Audit Internal belum mencakup informasi dan sumber daya yang diperlukan untuk
mengatur dan melakukan audit yang efektif dan efisien. Keseriusan pada pihakpihak terkait dalam
melakukan Internal Audit masih kurang maksimal. Sehingga efektivitas yang tadinya sangat diharapkan
berjalan dengan baik, tidak berjalan seperti yang diharapkan. Komunikasi yang kurang maksimal terjadi
antara Management Representative dan SPMI dengan bagian-bagian yang ada pada STIAMI mengenai
implementasi ISO 9001:2008.
Kurang teroganisasinya pendokumentasian dan perekaman kegiatan. Dokumen-dokumen atau
kearsipan ISO 9001:2008 yang tidak tersusun secara rapi dan sesuai standar terjadi di beberapa bagian
kerja. Fasilitas penunjang yang mendukung kegiatan administrasi kampus belum maksimal seperti yang
diharapkan.

Daftar Ringkasan Temuan


No Kondisi Kriteria Penyebab Akibat
STIAMI terkadang Manajemen harus Kurangnya komitmen Sistem manajemen
masih menggunakan memiliki komitmen manajemen puncak kualitas yang sudah
1.
sistem lama dalam implementasi dalam implementasi baik diterapkan sulit
ISO 9001:2008 ISO 9001:2008. untuk ditingkatkan.
Pelatihan dan persiapan Manajemen harus Kurangnya komitmen Pemahaman ISO
karyawan dalam berkomitmen dan manajemen dalam 9001:2008 pada level
penerapan ISO memastikan penerapan menerapkan ISO Operational atau Low
2.
9001:2008 kurang ISO 9001:2008 berjalan 9001:2008. Management (staf)
berjalan efektif dan baik. belum maksimal.
tidak berkala.
Kegiatan tidak Manajemen harus Kurangnya tanggung Kualitas sistem
dilakukan sesuai SOP memastikan sistem jawab manajemen dari manajemen kualitas
3.
manajemen kualitas setiap bagian. lembaga kurang efektif,
diterapkan dengan baik. efisien dan ekonomis.
Belum ada SOP Lembaga harus Kurangnya tanggung Teamwork (kerja sama)
mencakup antarbagian mengidentifikasi jawab manajemen dari antarbagian kurang
berbagai bagian yang setiap bagian. berjalan baik.
4. terlibat dalam
mendukung efektivitas
sistem manajemen
kualitas.
Program Audit Internal Manajemen harus Pihak-pihak terkait Efektivitas, efisiensi
belum dilakukan secara meninjau efektivitas, dalam melakukan dan ekonomisasi sistem
efektif dan efisien. efisiensi dan Internal Audit kurang manajemen kualitas
5. ekonomisasi sistem serius. tidak dapat
manajemen kualitas ditingkatkan.
yang diterapkan
lembaga.
Komunikasi antara Managemen harus Kurangnya tanggung Pemahaman setiap
Management memastikan jawab manajemen bagian yang ada di
Representative dan komunikasi internal dalam STIAMI tentang ISO
6. SPMI dengan bagian- mampu mendukung mengomunikasikan 9001:2008 tidak
bagian yang ada pada efektivitas sistem penerapan ISO berjalan baik.
STIAMI kurang manajemen kualitas 9001:2008
maksimal
Kurang teroganisasinya Lembaga harus Fasilitas penunjang Dokumen-dokumen
pendokumentasian dan memastikan dokumen kegiatan administrasi atau kearsipan ISO
perekaman kegiatan. dan perekaman kegiatan kampus belum 9001:2008 tidak
7.
diorganisasikan dengan maksimal. tersusun rapi dan sesuai
baik. standar terjadi di
beberapa bagian kerja.
Siklus PDSA

Plan • Dony Hendartho meneliti penerapan ISO 9001:2008 pada sistem kepastian kualitas
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia, ditinjau dari aspek dokumentasi
dan tanggung jawab manajemen.
• Tujuan audit ini untuk menilai efektivitas, efisiendi dan ekonomisasi implementasi
Sistem Kepastian Kualitas sesuai ISO 9001:2008 ditinjau dari lingkup tanggung jawab
manajemen.
Do Kegiatan rapat perkenalan, rapat penutup dan laporan akhir telah dilakukan oleh peneliti
tersebut pada periode April – Juni 2013, yang kemudian temuan – temuannya diolah oleh
Kelompok 3.
Study Dalam tahap ini, Kelompok 3 mempelajari temuan – temuan audit Sistem Kepastian Kualitas
di lingkup tanggung jawab manajemen dengan analisis kondisi, kriteria, penyebab dan akibat.
Action Tahap ini lembaga dapat mengimplementasikan rencana tindakan perbaikan pada lingkup
tanggung jawab manajemen dalam fungsi Sistem Kepastian Kualitas.

Program Kerja Audit Pendahuluan


➢ Lingkup Tanggung Jawab Manajemen (Klausul 5)

Nama Perusahaan : STIAMI Periode Audit No. KKA


Program yang diaudit : Tanggung Jawab Manajemen Oktober 2022
Dilaksanakan Waktu yang
No Langkah – Langkah Audit Pendahuluan
Oleh Diperlukan
Tujuan:
1. Mengetahui komitmen, tanggung jawab, wewenang manajemen
dan kebijakan kualitas di Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
Mandala Indonesia.
2. Menilai apakah penerapan Sistem Kepastian Kulitas dengan
ISO 9001:2008 pada Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
Mandala Indonesia di lingkup Tanggung Jawab Manajemen
telah berjalan secara efektif, efisien dan ekonomis.
Kelompok 3 3 hari
Langkah – Langkah Kerja:
Lihat SOP pada fungsi Sistem Kepastian Kualitas terkait
1. lingkup tanggung jawab manajemen.
Lakukan pengamatan dan wawancara terkait penerapan ISO
2. 9001:2008 di lingkup tanggung jawab manajemen.

Diaudit Oleh Jawaban Catatan Direview Oleh


Gita Rahma Ya Tidak Choms Gary Ganda Tua
Hana Shofia S.E., M.Si., Ak., CA
Annisa Randalia
Tgl 23 Oktober 2022 Tgl 27 Oktober 2022
Program Kerja Review dan Pengujian
Nama Perusahaan : STIAMI Periode Audit No. KKA
Program yang diaudit : Sistem Kepastian Kualitas Oktober 2022
Pelaksana Langkah
No Jawaban
Pertanyaan Kerja
ICQ Lk Ya Tidak Pelaksana Waktu
Tujuan Review dan Pengujian Pengendalian
Manajemen:
Untuk menilai efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi
penerapan sistem kepastian kualitas di lingkup Kelompok 3 3 hari
Tanggung Jawab Manajemen pada Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI).

1 Internal Control Quesiontaire:


Tanggung Jawab Manajemen
Bagaimana tanggung jawab manajemen yang diterapkan
STIAMI? Apakah tanggung jawab manajemen STIAMI √
telah diterapkan, dokumentasikan dan dikomunikasikan
dengan baik?

Langkah Kerja: Kelompok 3 3 hari


1. Telusuri bagaimana STIAMI menerapkan Sistem
Kepastian Kualitas di lingkup tanggung jawab
manajemen.
2. Periksa bagaimana kegiatan terkait lingkup tanggung
jawab manajemen diterapkan, didokumentasikan dan
dikomunikasikan oleh manajemen dalam lembaga.

Diaudit Oleh Jawaban Catatan Direview Oleh


Gita Rahma Ya Tidak
Hana Shofia Choms Gary Ganda Tua S.E.,
Annisa Randalia M.Si., Ak., CA
0 1
Tgl 23 Oktober 2022 Tgl 27 Oktober 2022

➢ Program Audit Tanggung Jawab Manajemen (Klausul 5)

Nama Perusahaan : STIAMI Periode Audit No. KKA


Program yang diaudit : Tanggung Jawab Manajemen Oktober 2022
Jawaban
No Pertanyaan Komentar
Ya Tidak
Apakah manajemen telah memberikan bukti dari komitmennya
Hal 129 –
5.1 untuk mengembangkan dan meningkatkan efektifitas,efisiensi dan √
130
ekonomisasi sistem manajemen kualitas yang diterapkan?
Apakah manajemen telah memastikan terpenuhinya persyaratan
5.2 pelanggan dan telah teridentifikasi serta ukuran – ukurannya telah √ Hal 132
ditetapkan untuk memenuhi kepuasan pelanggan?
Apakah manajemen telah memastikan tanggung jawab dan
5.5
wewenang manajemen ditetapkan dan dikomunikasikan dalam √ Hal 130
.1
lembaga?
Apakah manajemen telah menetapkan wakil manajemen dan
5.5
diberikan tanggung jawab untuk mendukung keberhasilan √ Hal 132
.2
penerapan sistem manajemen kualitas?
Apakah manajemen menjamin bahwa proses komunikasi yang
5.5 sesuai dengan proses manajemen kualitas telah ditetapkan dan
√ Hal 130
.3 mampu mendukung efektivitas penerapan sistem manajemen
kualitas?
Apakah manajemen puncak telah secara periode melakukan
5.6 tinjauan ulang terhadap sistem manajemen kualitas untuk
√ Hal 132
.1 menjamin kesesuaian kecukupan, dan efektivitas yang
berkelanjutan?
Apakah tinjauan ulang ini menyertakan peluang untuk perbaikan
5.6
dan perubahan kebutuhan sistem manajemen kualitas termasuk √ Hal 130
.2
kebijakan dan tujuan kualitas?
Diaudit Oleh Jawaban Catatan Direview Oleh
Gita Rahma Ya Tidak Choms Gary Ganda
Hana Shofia Tua S.E., M.Si., Ak.,
Annisa Randalia 3 4 CA
Tgl 26 Oktober 2022 Tgl 27 Oktober 2022

Program Kerja Audit Lanjutan


➢ Program Audit Lanjutan Tanggung Jawab Manajemen

Nama Perusahaan : STIAMI Periode Audit No. KKA


Program yang diaudit : Tanggung Jawab Manajemen Oktober 2022
No Pelaksanaan Langkah Kerja
Temuan yang Dikembangkan dan Langkah Kerja
Dilaksanakan Waktu yang
Temuan Lk Audit
Oleh Diperlukan
Tujuan Audit Lanjutan
Untuk menunjukkan komitmen STIAMI dalam
penerapan ISO 9001:2008, meningkatkan efektivitas,
efisiensi dan ekonomisasi tanggung jawab dan
wewenang manajemen STIAMI, serta memaksimalkan
komunikasi internal dan tinjauan manajemen STIAMI
terhadap sistem manajemen kualitas yang diterapkan?

Judul Temuan:
1. STIAMI terkadang masih menggunakan sistem lama
2. Pelatihan dan persiapan karyawan dalam penerapan ISO
9001:2008 kurang berjalan efektif dan tidak berkala.
3. Kurang teroganisasinya pendokumentasian dan
perekaman kegiatan.
Langkah Kerja:
1. Manajemen harus meninggalkan sistem manajemen
kualitas yang lama dan mulai menjaga konsistensi
penerapan sistem manajemen kualitas yang baru sesuai
ISO 9001:2008.
2. Manajemen harus memberikan pelatihan dan persiapan
Kelompok 3 2 hari
berkala bagi karyawan sebagai bentuk komitmen dalam
penerapan ISO 9001:2008.
3. Manajemen harus menyediakan sumber daya yang
cukup untuk memastikan dokumen dan rekaman
tersusun sesuai standar ISO 9001:2008.

Judul Temuan:
4. Kegiatan tidak dilakukan sesuai SOP
5. Belum ada SOP mencakup antarbagian

Langkah Kerja:
1. Manajemen harus mengawasi kegiatan operasional
lembaga dan memastikan setiap kegiatan dilakukan Kelompok 3 2 hari
sesuai SOP yang berlaku di STIAMI.
2. Manajemen harus membuat SOP antarbagian untuk
memaksimalkan kerjasama yang ada di antarbagian
STIAMI.

Judul Temuan:
6. Program Audit Internal belum dilakukan secara efektif
dan efisien.

Langkah Kerja:
Kelompok 3 2 hari
1. Manajemen harus memberikan dukungan dan
keseriusan dalam membantu proses pemeriksaan audit
internal agar proses audit internal berjalan efektif dan
efisien.

7. Judul Temuan:
Komunikasi antara Management Representative dan
SPMI dengan bagian-bagian yang ada pada STIAMI
kurang maksimal

Langkah Kerja: Kelompok 3 2 hari


1. Manajemen harus membuat sistem komunikasi internal
antara Management Representative dan SPMI dengan
bagian-bagian yang ada pada STIAMI untuk
mendukung efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi
penerapan ISO 9001:2008
Diaudit Oleh Jawaban Catatan Direview Oleh
Gita Rahma Ya Tidak Choms Gary Ganda Tua S.E.,
Hana Shofia
M.Si., Ak., CA
Annisa Randalia
Tgl 26 Oktober 2022 Tgl 27 Oktober 2022
Daftar Temuan dan Rekomendasi

Nama Perusahaan : STIAMI Periode Audit No. KKA


Program yang diaudit : Temuan dan Rekomendasi Oktober 2022
Kondisi Kriteria Penyebab Akibat Rekomendasi
STIAMI terkadang Manajemen harus Kurangnya Sistem manajemen Sebaiknya
masih memiliki komitmen komitmen kualitas yang sudah manajemen
menggunakan dalam implementasi manajemen puncak baik diterapkan meninggalkan sistem
sistem lama ISO 9001:2008 dalam implementasi sulit untuk lama dan mulai
ISO 9001:2008. ditingkatkan. konsisten
menjalankan ISO
9001:2008.
Pelatihan dan Manajemen harus Kurangnya Pemahaman ISO Manajemen
persiapan berkomitmen dan komitmen 9001:2008 pada sebaiknya
karyawan dalam memastikan manajemen dalam level Operational memberikan
penerapan ISO penerapan ISO menerapkan ISO atau Low pelatihan dan
9001:2008 kurang 9001:2008 berjalan 9001:2008. Management (staf) persiapan karyawan
berjalan efektif dan baik. belum maksimal. sebagai bentuk
tidak berkala. komitmen dalam
menerapkan ISO
9001:2008
Kegiatan tidak Manajemen harus Kurangnya tanggung Kualitas sistem Manajemen
dilakukan sesuai memastikan sistem jawab manajemen manajemen sebaiknya
SOP manajemen kualitas dari setiap bagian. kualitas lembaga mengawasi kegiatan
diterapkan dengan kurang efektif, operasional lembaga
baik. efisien dan agar berjalan sesui
ekonomis. dengan SOP.
Belum ada SOP Lembaga harus Kurangnya tanggung Teamwork (kerja Sebaiknya
mencakup mengidentifikasi jawab manajemen sama) antarbagian manajemen
antarbagian berbagai bagian dari setiap bagian. kurang berjalan membuat SOP
yang terlibat dalam baik. antarbagian untuk
mendukung mendukung dan
efektivitas sistem memaksimalkan
manajemen kualitas. kerjasama di
antarbagian.
Program Audit Manajemen harus Pihak-pihak terkait Efektivitas, Manajemen
Internal belum meninjau efektivitas, dalam melakukan efisiensi dan seharusnya
dilakukan secara efisiensi dan Internal Audit ekonomisasi sistem memberikan
efektif dan efisien. ekonomisasi sistem kurang serius. manajemen dukungan dan
manajemen kualitas kualitas tidak dapat keseriusan dalam
yang diterapkan ditingkatkan. membantu proses
lembaga. pemeriksaan audit
internal.
Komunikasi antara Managemen harus Kurangnya tanggung Pemahaman setiap Manajemen
Management memastikan jawab manajemen bagian yang ada di seharusnya membuat
Representative dan komunikasi internal dalam STIAMI tentang sistem Komunikasi
SPMI dengan mampu mendukung mengomunikasikan ISO 9001:2008 internal untuk
bagian-bagian yang efektivitas sistem penerapan ISO tidak berjalan baik. mendukung
ada pada STIAMI manajemen kualitas 9001:2008 efektivitas, efisiensi
kurang maksimal dan ekonomisasi
penerapan ISO
9001:2008
Kurang Lembaga harus Fasilitas penunjang Dokumen- Seharusnya
teroganisasinya memastikan kegiatan administrasi dokumen atau Manajemen
pendokumentasian dokumen dan kampus belum kearsipan ISO menyediakan sumber
dan perekaman perekaman kegiatan maksimal. 9001:2008 tidak daya yang cukup
kegiatan. diorganisasikan tersusun rapi dan untuk memastikan
dengan baik. sesuai standar dokumen dan
terjadi di beberapa rekaman tersusun
bagian kerja. sesuai standar ISO
9001:2008.
PELAPORAN

Medan, 27 Oktober 2022

No : 054/KAP/X/2022
Lampiran : 3 eksemplar
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen

Kepada
Yth, Pimpina STIAMI
Di Jakarta

Kami telah melakukan audit atas Tanggung Jawab Manajemen untuk periode tahun 2013. Audit
kami tidak dimaksudkan untuk memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan lembaga dan oleh
karenanya kami tidak memberikan pendapat atas lapcran keuangan tersebut. Audit kami hanya mencakup
bidang Tanggung Jawab Manajemen yang dimiliki (terjadi pada) Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi
Mandala Indonesia. Audit tersebut dimaksudkan untuk menilai ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya
guna), dan efektivitas (hasil guna) Tanggung Jawab Manajemen yang dilakukan dan memberikan saran
perbaikan atas kelemahan tanggung jawab manajemen yang ditemukan selama audit, sehingga diharapkan
di masa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kekurangan tersebut dan lembaga dapat beroperasi
dengan lebih ekonomis, efisien, dan lebih efektif dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung dengan Temuan Audit
Bab III : Rekomendasi
Bab IV : Ruang Lingkup Audit
Dalam melaksanakan audit, kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan kerja sama
dari berbagai pihak baik jajaran pimpinan maupun staf yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini.
Untuk itu kami mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang telah terjalin dengan baik ini.

Kantor Akuntan Publik


Gita Rahma dan Rekan

GITA RAHMA
Bab I
Informasi Latar Belakang

Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia berlokasi di Jl. Pangkalan Asem Raya No. 55,
Cempaka Putih, Jakarta Pusat, RT.5/RW.7, Galur, Kec. Johar Baru, Jakarta, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta 10530, Indonesia, didirikan tanggal 27 Januari 1983 oleh dosen senior FISIP UI, Prof. Dr. Safri
Nurmantu. M.Si dan rekan – rekannya.

Lembaga pendidikan ini didirikan dengan Visi dan Misi sebagai berikut;

Visi
Menjadi Perguruan Tinggi Unggul, Berdaya Saing Dan Berakhlak Mulia

Misi
▪ Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang unggul dan beretika serta bermoral.
▪ Menciptakan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang bermakna dan
bermanfaat baik bagi masyarakat nasional maupun internasional.
▪ Melakukan publikasi hasil penelitian dan kaji tindak serta menerapkan berbagai inovasi keilmuan
dalam rangka mengembangkan sumber daya profesional secara berkelanjutan.

Tujuan dilakukannya audit adalah untuk:


1. Menilai kecukupan prosedur tanggung jawab manajemen yang digunakan dalam
menyelenggarakan operasi lembaga.
2. Menilai ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas Penerapan sistem kepastian kualitas ISO
9001:2008 di lingkup tanggung jawab manajemen.
3. Memberikan berbagai saran perbaikan atas kelemahan tanggung jawab manajemen yang
ditemukan.
Bab II
Kesimpulan Audit

Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami dapat
menyimpulkan sebagai berikut.

Kondisi:
1. STIAMI terkadang masih menggunakan sistem lama
2. Pelatihan dan persiapan karyawan dalam penerapan ISO 9001:2008 kurang berjalan efektif dan
tidak berkala. Pelatihan hanya dilakukan sebelum mendapatkan sertifikat ISO, setelah itu tidak ada
pelatihan yang dilakukan secara berkala.
3. Adanya prosedur mutu yang seharusnya dijadikan acuan dalam bekerja tetapi tidak dilakukan dan
bahkan prosedur mutu tidak memiliki arti dalam kegiatan bekerja.
4. Harus adanya SOP yang mencakup antarbagian, akan tetapi SOP tersebut tidak dibuat.
5. Program Audit Internal belum mencakup informasi dan sumber daya yang diperlukan untuk
mengatur dan melakukan audit yang efektif dan efisien.
6. Komunikasi antara Management Representative dan SPMI dengan bagian-bagian yang ada pada
STIAMI kurang maksimal
7. Kurang teroganisasinya pendokumentasian dan perekaman kegiatan.

Kriteria :
1. Manajemen harus memiliki komitmen dalam penerapan, pengembangan dan peningkatan terus
menerus efektivitas sistem manajemen kualitas sesuai ISO 9001:2008.
2. Manajemen harus memastikan bahwa tanggung jawab dan wewenang ditetapkan,
dikomunikasikan dan dijalankan dengan baik dalam lembaga.
3. Manajemen harus meninjau efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi sistem manajemen kualitas yang
diterapkan lembaga.
4. Managemen harus memastikan komunikasi internal mampu mendukung efektivitas sistem
manajemen kualitas
5. Lembaga harus memastikan dokumen dan perekaman kegiatan diorganisasikan dengan baik.

Penyebab :
1. Kurangnya komitmen manajemen dalam menjaga konsistensi implementasi ISO 9001:2008 di
STIAMI.
2. Kurangnya tanggung jawab manajemen dari setiap bagian dalam mengawasi dan menjaga
kesesuaian kegiatan operasi dengan SOP yang berlaku si STIAMI.
3. Keseriusan pada pihak – pihak terkait dalam melakukan Internal Audit masih kurang maksimal.
Sehingga efektivitas yang tadinya sangat diharapkan berjalan dengan baik, tidak berjalan seperti
yang diharapkan.
4. Kurangnya tanggung jawab manajemen dalam mengomunikasikan penerapan ISO 9001:2008
5. Fasilitas penunjang kegiatan administrasi kampus belum maksimal.

Akibat :
1. Sistem manajemen kualitas yang sudah baik diterapkan sulit untuk ditingkatkan.
2. Pemahaman ISO 9001:2008 pada level Operational atau Low Management (staf) belum maksimal.
3. Kualitas sistem manajemen kualitas lembaga kurang efektif, efisien dan ekonomis.
4. Teamwork (kerja sama) antarbagian kurang berjalan baik.
5. Efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi sistem manajemen kualitas tidak dapat ditingkatkan.
6. Pemahaman setiap bagian yang ada di STIAMI tentang ISO 9001:2008 tidak berjalan baik.
7. Dokumen-dokumen atau kearsipan ISO 9001:2008 tidak tersusun rapi dan sesuai standar terjadi di
beberapa bagian kerja.

Pejabat yang bertanggung jawab :


Pimpinan SPMI
Daftar Ringkasan Temuan Audit

No Kondisi Kriteria Penyebab Akibat


STIAMI terkadang Manajemen harus Kurangnya Sistem manajemen
masih menggunakan memiliki komitmen komitmen kualitas yang sudah
1. sistem lama dalam implementasi manajemen puncak baik diterapkan sulit
ISO 9001:2008 dalam implementasi untuk ditingkatkan.
ISO 9001:2008.
Pelatihan dan Manajemen harus Kurangnya Pemahaman ISO
persiapan karyawan berkomitmen dan komitmen 9001:2008 pada
dalam penerapan memastikan penerapan manajemen dalam level Operational
2. ISO 9001:2008 ISO 9001:2008 berjalan menerapkan ISO atau Low
kurang berjalan baik. 9001:2008. Management (staf)
efektif dan tidak belum maksimal.
berkala.
Kegiatan tidak Manajemen harus Kurangnya tanggung Kualitas sistem
dilakukan sesuai memastikan sistem jawab manajemen manajemen kualitas
3. SOP manajemen kualitas dari setiap bagian. lembaga kurang
diterapkan dengan baik. efektif, efisien dan
ekonomis.
Belum ada SOP Lembaga harus Kurangnya tanggung Teamwork (kerja
mencakup mengidentifikasi jawab manajemen sama) antarbagian
antarbagian berbagai bagian yang dari setiap bagian. kurang berjalan baik.
4. terlibat dalam
mendukung efektivitas
sistem manajemen
kualitas.
Program Audit Manajemen harus Pihak-pihak terkait Efektivitas, efisiensi
Internal belum meninjau efektivitas, dalam melakukan dan ekonomisasi
dilakukan secara efisiensi dan Internal Audit sistem manajemen
5. efektif dan efisien. ekonomisasi sistem kurang serius. kualitas tidak dapat
manajemen kualitas ditingkatkan.
yang diterapkan
lembaga.
Komunikasi antara Managemen harus Kurangnya tanggung Pemahaman setiap
Management memastikan jawab manajemen bagian yang ada di
Representative dan komunikasi internal dalam STIAMI tentang ISO
6. SPMI dengan mampu mendukung mengomunikasikan 9001:2008 tidak
bagian-bagian yang efektivitas sistem penerapan ISO berjalan baik.
ada pada STIAMI manajemen kualitas 9001:2008
kurang maksimal
Kurang Lembaga harus Fasilitas penunjang Dokumen-dokumen
teroganisasinya memastikan dokumen kegiatan administrasi atau kearsipan ISO
pendokumentasian dan perekaman kegiatan kampus belum 9001:2008 tidak
7. dan perekaman diorganisasikan dengan maksimal. tersusun rapi dan
kegiatan. baik. sesuai standar terjadi
di beberapa bagian
kerja.
Bab III
Rekomendasi

Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi perhatian
manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Kelemahan yang terjadi karena kurangnya komitmen manajemen dalam menerapkan sistem
manajemen kualitas sesuai ISO 9001:2008.
2. Kelemahan yang terjadi karena kurangnya tanggung jawab dan wewenang manajemen serta
komunikasi internal dalam menerapkan sistem manajemen kualitas sesuai ISO 9001:2008.
3. Kelemahan yang terjadi karena kurang maksimalnya tinjauan ulang manajemen dalam
meningkatkan efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi sistem manajemen kualitas yang diterapkan.

Atas keseluruhan kelemahan yang terjadi, maka diberikan rekomendasi sebagai koreksi atau
langkah perbaikan yang bisa diambil manajemen untuk memperbaiki kelemahan tersebut.

Rekomendasi:
1. Sebaiknya manajemen meninggalkan sistem manajemen kualitas yang lama dan mulai menjaga
konsistensi penerapan sistem manajemen kualitas yang baru sesuai ISO 9001:2008.
2. Sebaiknya manajemen memberikan pelatihan dan persiapan berkala bagi karyawan dalam
penerapan ISO 9001:2008 sebagai bentuk komitmen dalam menerapkan ISO 9001:2008.
3. Manajemen sebaiknya meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan operasional lembaga dan
memastikan setiap kegiatan dilakukan sesuai SOP yang berlaku di STIAMI.
4. Sebaiknya manajemen membuat SOP antarbagian untuk memaksimalkan dan mendukung
kerjasama yang ada di antarbagian STIAMI untuk mendukung efektivitas, efisiensi dan
ekonomisasi penerapan ISO 9001:2008
5. Sebaiknya manajemen berikan dukungan dan keseriusan dalam membantu proses pemeriksaan
audit internal agar proses audit internal berjalan efektif dan efisien.
6. Manajemen seharunyanya membuat sistem komunikasi internal untuk mendukung efektivitas,
efisiensi dan ekonomisasi penerapan ISO 9001:2008.
7. Seharusnya Manajemen menyediakan sumber daya yang cukup untuk memastikan dokumen dan
rekaman tersusun sesuai standar ISO 9001:2008.

Keputusan untuk melakukan perbaikan atas kelemahan ini sepenuhnya ada pada manajemen,
tetapi jika kelemahan ini tidak segera diperbaiki kami mengkhawatirkan terjadi akibat yang lebih buruk
pada Sistem Kepastian Kualitas lembaga di masa yang akan datang.
Bab IV
Ruang Lingkup Audit

Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan hanya meliputi masalah tanggung
jawab manajemen STIAMI (Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala) untuk periode tahun 2013.
Audit kami mencakup penilaian atas komitmen manajemen, tanggung jawab dan wewenang manajemen,
dan tinjauan manajemen.
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

ANALISIS IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001:2008 PADA


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI MANDALA INDONESIA

Dony Hendartho
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia
dony.english@yahoo.co.id

Abstract. Implementation of Total Quality Management makes organization to maintain quality


standards in all aspects of organization's business. Standard quality management system (QMS)
that has been developed and suitable for education is ISO 9001, achievement of quality device that
is expected to respond to the challenges of globalization by increasing the efficiency and
effectiveness to satisfy stakeholders. Higher School of Administration Sciences of Mandala
Indonesia (STIAMI) proved itself as a reliable organization that received the ISO 9001:2008
certificate issued by QS Zurich AG no. 7011 on April 19, 2011.
This research aims are (1) To determine the implementation of Quality Managements System ISO
9001:2008 from the aspect of dokumentation, (2) To determine the implementation of Quality
Managements System ISO 9001:2008 from the aspect of management responsibility and alternative
implementation strategies for corrective action.
The data used in the form of primary and secondary data, both from qualitative and quantitative.
Processing of qualitative data using descriptive analysis is based on interviews with party
organization consists of nine informen who master the Quality Management System and its
implementation in STIAMI on the right target and can affect policy. The collected data is processed
by the method of analytic hierarchy process AHP with Microsoft Excel 2010 software, version
AHPcalc 12:08:13.
The results of data processing show that the essential elements of QMS ISO 9001:2008 in STIAMI
are Quality Management System (25.8 %), Responsibility Management (25 %), Product Realization
(23.8%), Measurement, Analysis & Improvement (17 , 4 %) and Resource Management (8%); the
most responsible actor is Top Management (51.4 %); goals to be achieved are the Quality
Improvement Services (59.7 %), Improvement of Administration (31.2 %) and Reference (9.1 %);
alternative measures such as Education and Training (1st priority), Monitoring and Evaluation
(2nd priority) and Teamwork (3rd priority)
Based on this research, it can be concluded that the implementation of QMS ISO 9001:2008 in
STIAMI is going well.
Keywords: quality, quality management system, ISO 9001:2008

Abstrak. Implementasi Total Quality Management membuat organisasi harus memelihara standar
mutu disegala aspek bisnis organisasi. Standar sistem manajemen mutu (SMM) yang telah
berkembang dan tepat untuk dunia pendidikan adalah ISO 9001, alat pencapaian tujuan mutu yang
diharapkan mampu menjawab tantangan globalisasi dengan cara meningkatkan efisiensi dan
efektifitas untuk memuaskan para stakeholder. Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala
Indonesia (STIAMI) membuktikan diri sebagai organisasi yang andal yang meraih sertifikat ISO
9001:2008 yang dikeluarkan oleh QS Zurich dengan AG No. 7011 pada 19 April 2011. Penelitian
ini bertujuan (1) Untuk mengetahui implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 ditinjau
dari aspek dokumentasi: (2) Untuk mengetahui implementasi Sistem Manajemen Mutu ISO
9001:2008 ditinjau dari aspek tanggung jawab manajemen dan alternatife tindakan untuk perbaikan
strategi implementasi.
Data yang digunakan berupa data primer dan sekunder, baik kualitatif maupun kuantitatif.
Pengolahan data kualitatif menggunakan analisis deskriptif berdasarkan hasil wawancara dengan
pihak organisasi yang terdiri dari sembilan orang narasumber yang menguasai Sistem Manajemen
Mutu pada STIAMI dan implementasinya pada sasaran yang tepat serta memengaruhi kebijakan.

124
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Data yang terkumpul diolah dengan metode proses hierarki analitik PHA dengan bantuan perangkat
lunak Microsoft Excel 2010, yaitu software AHPcalc version 12.08.13.
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa unsur-unsur penting SMM ISO 9001:2008 pada
STIAMI adalah Sistem Manajemen Mutu (25,8 %), Tanggung jawab Manajemen (25 %), Realisasi
Produk (23,8 %), Pengukuran, Analisis & Peningkatan (17,4 %) dan Manajemen Sumber Daya (8
%); aktor yang paling berperan adalah Top Management (51,4 %); tujuan yang ingin dicapai adalah
Peningkatan Mutu Pelayanan (59,7 %), Perbaikan Administrasi (31,2 %) dan Referensi (9,1 %);
alternatife tindakan berupa Pendidikan dan Pelatihan (prioritas 1), Monitoring dan Evaluasi
(prioritas 2) dan Teamwork (prioritas 3).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa implementasi SMM ISO 9001:2008
pada STIAMI berjalan dengan baik.
Kata kunci: Kualitas Sistem Manajemen Mutu, ISO 9001:2008

Perguruan Tinggi memiliki otonomi untuk diseragamkan. Di satu sisi, mutu dapat
mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat dipahami sebagai konsep absolut dan pada sisi
penyelenggaraan Tridharma. Otonomi lain dapat dipahami sebagai konsep relatif: (a)
pengelolaan Perguruan Tinggi dilaksanakan Konsep Absolut: Mutu akan menjadi simbul
sesuai dengan dasar dan tujuan serta status bagi pelanggan internal maupun
kemampuan Perguruan Tinggi. Dasar dan eksternal, sehingga stakeholder (pemilik) akan
tujuan serta kemampuan Perguruan Tinggi merasa bangga dan merasa puas, khususnya
untuk melaksanakan otonomi dievaluasi secara bagi orang tua peserta didik; (b) Konsep
mandiri oleh Perguruan Tinggi. Otonomi Relatif: Mutu sebagai konsep relatif, sangat
pengelolaan Perguruan Tinggi meliputi bidang mengikuti keinginan pelanggan yang
akademik dan bidang nonakademik. Otonomi menghasilkan keluaran (output) secara
pengelolaan di bidang akademik meliputi konseptual.
penetapan norma dan kebijakan operasional Sebenarnya mutu/kualitas telah dikenal
serta pelaksanaan Tridharma sejak empat ribu tahun yang lalu, ketika bangsa
Otonomi pengelolaan di bidang Mesir Kuno mengukur dimensi batu-batu yang
nonakademik meliputi penetapan norma, digunakan untuk membangun piramida. Namun
kebijakan operasional serta pelaksanaan terkait seiring dengan perkembangan zaman dan
organisasi, keuangan, kemahasiswaan, revolusi industri, fungsi kualitas kemudian
ketenagaan, dan sarana prasarana. mengalami perkembangan seperti yang
Mutu merupakan sebuah filosofi dan ditunjukkan pada Tabel 1.
metodologi yang membantu institusi untuk Total Quality Management (TQM) atau
merencanakan perubahan dan mengatur agenda Manajemen Mutu Terpadu (MMT) merupakan
dalam menghadapi tekanan eksternal yang suatu pendekatan berorientasi pada pelanggan
berlebihan. Mutu didefinisikan sebagai sesuatu dengan memperkenalkan perubahan
yang memuaskan dan melampaui keinginan dan manajemen sistematik dan perbaikan terus-
kebutuhan pelanggan. Peningkatan mutu menerus terhadap proses, output dan
menjadi semakin penting bagi institusi yang pelayanan suatu organisasi (Widodo, 2011:
digunakan untuk memperoleh kontrol lebih 27). Marimin (2004: 51) menjelaskan bahwa
baik (Sallis, 2010: 15). Juran (Heizer & Render, MMT merupakan sistem manajemen yang
1993: 12) mendefinisikan mutu sebagai mengikutsertakan seluruh anggota dalam
kecocokan dalam penggunaan produk. organisasi dalam menerapkan konsep dan
Selanjutnya Juran (Atamadi, 2010: 28) teknik kendali mutu untuk mendapatkan
menyatakan bahwa mutu sebagai hasil kepuasan pelanggan dan orang yang
produksi, baik produksi barang maupun jasa mengerjakan. Menurut Herber dan Webb
berhasil memenuhi kepuasan pelanggan dan (2010: 64), ada empat hakikat dari TQM.
bebas cacat. Menurut Widodo (2011: 6), mutu Keempat hakikat tersebut adalah: (a) Berfokus
merupakan gagasan dinamis yang sulit untuk pada Pelanggan: Mencapai mutu berarti

125
Dony Hendartho, Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 pada . . .

Tabel 1. Perkembangan Manajemen Kualitas


Tahun Perkembangan Manajemen Kualitas
1920-1940 Kelompok kualitas yang utama adalah inspeksi.Para inspektor mengukur
hasil produksi berdasarkan spesifikasi.
Pada masa ini ditemukannya konsep statistik dalam hal pengendalian
variabel-variabel produk, seperti panjang, lebar, berat, tinggi dan
pengambilan sampel untuk menguji penerimaan produk yang diprakarsai
oleh Walter A. Stewart, H.F. Dodge, dan H.G. Romig.
1940-1985 Kelompok inspeksi berkembang menjadi pengendalian kualitas.Tanggung
jawab kualitas dialihkan ke bagian quality control independen.
Diperkenalkannya konsep total quality control yang pertama kali oleh
Feigenbaum pada tahun 1960 yang kemudian dikembangkan menjadi total
quality control organizationwide di tahun 1970 dan menjadi konsep total
quality system pada tahun 1983.
Pengendalian kualitas berkembang menjadi penjaminan kualitas yang
berfokus kepada proses dan kualitas produk melalui pelaksanaan audit
operasi, pelatihan analisis, kinerja teknis, dan petunjuk operasi untuk
peningkatan kualitas.
Aspek kualitas mulai di evaluasi melalui penerapan fungsi-fungsi
manajemen kualitas.
1985-1990 Diperkenalkannya konsep total quality management oleh Frederick Taylor
pada tahun 1990-an, yang dikenal dengan sebutan Father of scientific
Management dan terkenal dengan teorinya Time and Motion Studies.Total
Quality Management (TQM) berkembang menjadi Learning organization
yang menggunakan filosofi continous quality improvement dan
menggunakan konsep manajemen pengetahuan.
Abad20-now Dengan berkembangya teknologi informasi pada abad 20-an. Konsep
manajemen kualitas dibarengi dengan konsep e-learning atau electronics
learning.
Sumber: http://www.min-consulting

memenuhi atau melebihi harapan pelanggan ataupun menghilangkan cacat (defect) dan
dengan kinerja dari produk atau jasa; (b) pemborosan (waste) selama operasi
Melibatkan keseluruhan angkatan kerja dalam (http://www.min-consulting, 15 Juli 2013). Inti
pengambilan keputusan; Unit pembuatan dari implementasi standar mutu adalah
tindakan dan pengambilan keputusan biasa terjaganya mutu hasil dari suatu produk, yaitu
bukan seorang manajer individual, melainkan suatu sistem knowledge sharing yang
sebuah tim karyawan; (c) Komitmen terhadap memungkinkan setiap orang untuk
perbaikan terus-menerus; Perbaikan terus- menghasilkan hal sama dengan mutu sama,
menerus hanya berarti tak pernah puas dengan sehingga akan mengurangi ketergantungan
kemenangan-kemenangan; (d) Rencana terhadap satu orang (Wangtry, 2009: 8).
Tindakan; Rencana tindakan adalah kontrak Manajemen mutu di bidang pendidikan
yang menyatakan apa yang akan dilakukan adalah sesuatu model atau bentuk pengelolaan
pada waktu tertentu. pendidikan dalam upaya reformasi pendidikan
Implementasi TQM membuat organisasi menuntut adanya dukungan dan keinginan
harus memelihara standar mutu di segala aspek pemerintah, dukungan dari warga sekolah dan
bisnis organisasi bersangkutan. Hal ini untuk warga masyarakat. Agar pendidikan tinggi
memastikan bahwa segala sesuatu dikerjakan memiliki standar baku yang ditetapkan
dengan benar sejak awal dan dapat mengurangi organisasi internasional, perguruan tinggi yang

126
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Gambar 1. Evolution of ISO 9000 Series

telah memiliki kriteria tertentu dimungkinkan menyeluruh pada organisasi; (4) ISO
untuk dapat memperoleh sertifikasi The 1901:2002 memberikan panduan tentang
International Organization for Standardization pengauditan SMM dan audit manajemen
(ISO). lingkungan.
Salah satu standar sistem manajemen mutu Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala
(SMM) yang telah berkembang adalah ISO Indonesia (STIAMI) didirikan pada 27 Januari
9001. ISO 9001 versi 2000 dan versi 2008 lebih 1983 oleh dosen-dosen senior FISIP UI. Selama
mengutamakan pada pola business process itu STIAMI telah mendapatkan kepercayaan
yang terjadi dalam organisasi perusahaan. dari pemerintah dan masyarakat dalam
Dengan demikian hampir semua jenis usaha penyelenggaraan pendidikan tinggi karena
dapat mengimplementasikan sistem manajemen mampu menghasilkan sumber daya manusia
mutu ISO 9001 ini. Versi 2008 adalah versi (SDM) yang berkualitas dan siap kerja. Hal ini
terbaru yang diterbitkan pada Desember 2008 selaras dengan kebijakan Menteri Pendidikan
lalu. ISO 9001:2008 lebih mengedepankan Nasional dalam meningkatkan mutu pendidikan
pada efektivitas proses dari suatu organisasi tinggi di Indonesia. Di samping itu jajaran
dalam melakukan proses corrective dan Departemen Pendidikan Nasional telah
preventive action. Lihat gambar 1. menerapkan kebijakan bahwa setiap unit utama
Dalam Widodo (2011: 35-36) dijelaskan organisasi baik unit kerja pusat maupun daerah
bahwa versi ISO yang banyak disorot oleh untuk meraih sertifikat ISO 9001:2008. Tujuan
dunia pendidikan adalah ISO 9000, yakni versi implementasi standar adalah peningkatan
terbarunya dipublikasikan pada tahun 2008 kepuasan pelanggan melalui implementasi
meliputi empat seri, yaitu: (1) ISO 9000:2005 sistem secara efektif. Menurut Syukur (2010:
menguraikan dasar-dasar SMM dan merinci 27-28), SMM ISO 9001:2008 menetapkan
istilah-istilah yang digunakan dalam SMM; (2) persyaratan untuk SMM yakni suatu organisasi
ISO 9001:2008 merincikan persyaratan SMM harus menunjukkan kemampuannya dalam
suatu organisasi; (3) ISO 9004:2000 memberikan produk dan memenuhi persyaratan
memberikan panduan untuk perbaikan pelanggan dan pedoman hukum dan peraturan.
berkelanjutan pada kinerja dan efisiensi Konsep dasar SMM ISO 9001:2008 adalah: (1)

127
Dony Hendartho, Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 pada . . .

Gambar 2. Perbaikan berkelanjutan SMM

Perusahaan harus mempunyai standar sistem Oleh sebab itu, sistem penjamin mutu
operasional yang jelas, untuk membantu internal (SPMI) yang dimiliki oleh STIAMI
karyawan untuk bekerja dengan output mutu diarahkan untuk menghasilkan mutu
yang baik; (2) Karyawan yang bekerja harus penyelenggaraan pendidikan yang sesuai Visi
kompeten, sehingga dapat menghindari output & Misi STIAMI. SPMI STIAMI sebagai
ketidaksesuaian terhadap persyaratan produk pelaksana penjamin mutu STIAMI berupaya
sebagai akibat dari pekerjaan yang dilakukan menata dan mengembangkan sistem penjamin
oleh karyawan kurang kompeten; (3) mutu yang telah ada agar dapat memberikan
Infrastrukutur yang dimiliki oleh perusahaan kontribusi dalam peningkatan mutu pendidikan
(gedung, peralatan kerja dan hardware maupun di STIAMI di antaranya dengan
software) harus memadai untuk menghindari mengimplementasikan SMM ISO 9001:2008.
output mutu kurang baik akibat kurang Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala
memadainya infrastruktur perusahaan; (4) Indonesi (STIAMI) Jakarta yang telah berhasil
Perusahaan harus memiliki kebijakan mutu, menjalankan SMM dan diakui secara
sasaran mutu dan strategi untuk pencapaian internasional dengan mendapatkan sertifikat
sasaran mutu; (5) Perusahaan harus melakukan ISO 9001:2008 dari QS Zurich AG No. 7011
review secara berkala terhadap kinerja internal pada 19 April 2011 dan sekaligus telah melalui
perusahaan, tingkat kepuasan pelanggan dan tahapan conformity (kesesuaian). Pada April
pencapaian sasaran mutu; (6) Perusahaan harus 2012, STIA Mandala Indonesia juga telah
melakukan tindakan perbaikan atas melewati First Surveillance, yaitu tahapan
penyimpangan yang terjadi (Corrective and consistency (konsistensi) dengan beberapa
Preventife Action atau CAPA), mempunyai cacatan perbaikan. Dan pada April 2013 lalu,
program peningkatan secara terus-menerus STIA Mandala Indonesia juga telah melewati
(Continuous Improvement). Lihat gambar 2. Second Surveillance, yaitu tahapan
Menurut Widodo (2011: 34), penerapan improvement (kemajuan) juga dengan beberapa
SMM ISO dalam dunia pendidikan pada catatan perbaikan. Hingga saat ini, STIAMI
dasarnya sama dengan penerapan ISO pada telah mengimplementasikan ISO 9001:2008
organisasi lain. (Tabel 2). selama 3 tahun dengan beberapa catatan
perbaikan dan perlu dilakukan penelitian untuk

128
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Tabel 2. Karakteristik ISO pada Dunia Pendidikan.


No Karakteristik ISO Terjemahan untuk Pendidikan.
1. Tanggungjawab Komitmen Manajemen terhadap mutu.
Manajemen
2. Sistem Mutu Sistem Mutu.
3. Kontrak Kontrak dengan pelanggan internal
dan eksternal.
4. Kontrol Dokumen Kontrol dokumen.
5. Pengadaan Bahan Kebijakan seleksi dan ujian masuk.
6. Persediaan Produk Layanan pendukung bagi peserta didik,
7. Identifikasi Produk yaitu kesejahteraan,
Catatan konseling
kemajuan peserta dan
didik.
8. Kontrol Proses Pengembanganpengajaran.
design dan penyampaian
9. Inspeksi dan Tes kurikulumPenilaian
dan strategi
danpembelajaran.
Tes
10. Perlengkapan, Konsistensi metode penilaian
inspeksi, pengukuran,
dan tes
11. Status inspeksi dan Prosedur dan catatan penilaian
Tes
12. Kontrol produk yang Metode dan prosedur diagnostik untuk
tidak sesuai mengidentifikasi kegagalan dan
13. Tindakan Perbaikan Tindakan perbaikankeabsahan.
terhadap peserta
didik dan sistem dalam menghadapi
tuntutan masyarakat.
14. Penanganan Fasilitas dan lingkungan fisik, bentuk
pengamanan, tawaran lain seperti fasilitas olahraga,
pengepakan dan kelompok, ekstrakurikuler, osis dan
penyampain fasilitas pembelajaran.
15. Catatan Mutu Catatan mutu.
16. Audit Mutu Internal Proses pengesahan audit mutu.
17. Pelatihan Pelatihan dan pengembangan staf yang
mencakup prosedur-prosedur untuk
menilai kebutuhan pelatihan dan
18. Teknik-teknik Metode Review Evaluasi.
dan monitoring.
Statistik

mengetahui strategi yang akan dilakukan dalam implementasi ISO 9001:2008. Ini terjadi di
implementasi ISO 9001:2008 selanjutnya. awal tahun pengimplementasian, yaitu tahun
Karena ISO 9001:2008 baru dimplementasikan 2010 sebelum mendapatkan sertifikat ISO.
di kampus pusat dan belum diimplementasikan Kurangnya konsistensi dalam menjalankan
di kampus-kampus unit. Tetapi apabila dilihat prosedur ISO juga menjadi penghambat,
keadaan/kondisi STIAMI sebelum walaupun sudah mengimplementasikan
mengimplementasikan ISO 9001:2008, prosedur ISO, terkadang tetap menggunakan
keadaan/ kondisi STIAMI sudah jauh lebih sistem lama, mutu yang sudah baik sulit untuk
membaik. Meskipun demikian, implementasi ditingkatkan.
ISO ini masih menemukan beberapa kendala. Pelatihan dan persiapan yang telah
Faktor penghambat implementasi Sistem diberikan kepada para karyawan kurang
Manajemen Mutu ISO 9001:2008 di STIAMI berjalan secara efektif dan tidak berkala.
Jakarta, yaitu kurangnya komitmen manajemen Pelatihan hanya dilakukan sebelum
puncak atau top management dalam mendapatkan sertifikat ISO, setelah itu tidak

129
Dony Hendartho, Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 pada . . .

ada pelatihan yang dilakukan secara berkala, METODE PENELITIAN


sehingga pemahaman ISO pada level Dalam penelitian ini, peneliti akan
Operational atau Low Management (staf)
menganalisis entitas-entitas implementasi
belumlah maksimal. Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2008 di
Tanggung jawab manajemen dari setiap STIAMI Pusat Jakarta yang khususnya ditinjau
bagian masih sangat kurang, contohnya adanya dari aspek dokumentasi dan aspek tanggung
prosedur mutu yang seharusnya dijadikan acuan jawab manajemen. Penelitian ini menggunakan
dalam bekerja tetapi tidak dilakukan dan pendekatan kualitatif. Peneliti melakukan
bahkan prosedur mutu tidak memiliki arti
observasi dan wawancara. Selain itu, peneliti
dalam kegiatan bekerja. Teamwork (kerja sama) juga melihat dokumentasi internal perusahaan.
antarbagian masih sangat kurang. Contoh: Hasil analisis ini menginformasikan bagaimana
harus adanya SOP yang mencakup antarbagian, implementasi ISO 9001:2008 pada STIAMI
akan tetapi SOP tersebut tidak dibuat. Jakarta dan dilakukan identifikasi strategi
Program Audit Internal belum mencakup implementasi ISO 9001:2008 melalui kajian
informasi dan sumber daya yang diperlukan
implementasi kalusul-klausul ISO 9001:2008.
untuk mengatur dan melakukan audit yang Alat analisis yang digunakan dalam identifikasi
efektif dan efisien. Keseriusan pada pihak- implementasi ISO 9001:2008 adalah Analisis
pihak terkait dalam melakukan Internal Audit Hierarki Proses (AHP).
masih kurang maksimal. Sehingga efektivitas Dalam penulisan ini, peneliti telah menguji
yang tadinya sangat diharapkan berjalan dengan keabsahan data dengan menggunakan beberapa
baik, tidak berjalan seperti yang diharapkan. kriteria: (1) Kredibilitas (Credibility); (a)
Management Representative (MR) sebagai Perpanjangan pengamatan; (b) Ketekunan
konsultan pelaksana ISO 9001:2008 di dalam dalam penelitian; (c) Triangulasi (cek ulang
struktur organisasi masih berada dalam bagian data supaya akurat/valid, baik sumber, tehnik
Sistem Penjamin Mutu Internal (SPMI). dan waktu), (d) Ketercukupan Referensial, (e)
Komunikasi yang kurang maksimal juga Member check; (2) Keteralihan
terjadi antara Management Representative dan (Transferability), penulis memberikan deskripsi
SPMI dengan bagian-bagian yang ada pada yang tebal untuk membuat seseorang merasa
STIAMI mengenai implementasi ISO tertarik dalam membuat transfer. Dan hasil
9001:2008. penelitian bisa digunakan di tempat lain: (1)
Kurang teroganisasinya pendokumentasian Kebergantungan (Dependability). Peneliti
dan perekaman kegiatan. Dokumen-dokumen melakukan pemeriksaan dependibilitas dengan
atau kearsipan ISO 9001:2008 yang tidak cara melakukan audit terhadap keseluruhan
tersusun secara rapi dan sesuai standar terjadi di proses penelitian; (2) Ketegasan
beberapa bagian kerja. Fasilitas penunjang yang (Confirmability), menguji konfirmability berarti
mendukung kegiatan administrasi kampus menguji hasil penelitian dikaitkan dengan
belum maksimal seperti yang diharapkan. Hal proses yang dilakukan. Munculnya hasil karena
ini dapat diwujudkan dalam bentuk sistem adanya proses. Lihat Tabel 3.
pelayanan yang terintegrasi seperti: SAPUA. Penelitian dilakukan pada STIAMI Jakarta,
Kesiapan lembaga untuk maju ke tahap bertempat di Jalan Pangkalan Asem Raya No.
selanjutnya belumlah maksimal. Tahap pertama 55 Cempaka Putih Jakarta Pusat. Pemilihan
adalah kesesuaian (2011), kedua adalah lokasi ini berdasarkan pertimbangan bahwa
konsistensi (2012), dan ketiga adalah STIAMI Pusat Jakarta telah mendapatkan
improvement (2013). Terutama pada tahap sertifikat ISO 9001:2008 Zurich Swiss pada 26
kedua yaitu konsistensi. Dan secara April 2011, sehingga dianggap cukup relevan
keseluruhan Implementasi ISO 9001:2008
untuk pengkajiannya, serta kesediaan Satuan
belum meningkatkan mutu produk secara Penjamin Mutu Internal (SPMI) STIAMI
signifikan. Jakarta menyediakan tempat penelitian dan
memberikan data yang diperlukan. Penelitian
dimulai pada bulan April – Juni 2013 dan

130
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Tabel 3 Jenis dan deskripsi data

Jenis Data Deskripsi Data

1. Data Primer • Implementasi dan


strategi implementasi
ISO 9001:2008.
• Kriteria masalah, aktor,
penyebab masalah dan
alternatif tindakan.

2. Data Sekunder • Gambaran umum organisasi.


• D ok u me n Implementasi ISO
9001:2008.
• Tinjauan Pustaka
3. Kualitatif • Implementasi ISO 9001:2008.
• Identifikasi strategi.
4. Kuantitatif • Data prioritas kriteria, aktor,
dan alternatif tindakan.

Gambar 3. Hierarki Dokumentasi

diperpanjang sejak bulan Juli – Agustus 2013. Implementasi SMM ISO 9001:2008 di STIAMI
Ini dilakukan karena menyangkut kredibilitas Aspek Dokumentasi (Klausal Manajemen
data. Mutu), mencakup: (1) Persyaratan Umum;

131
Dony Hendartho, Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 pada . . .

Institusi menerapkan sistem manajemen mutu prosedur Pengendalian Rekaman yang


dengan mengikuti aturan-aturan dasar, yang memuat: (a) Management Representative dan
meliputi sistem dokumentasi, pemeliharaan, setiap Pimpinan/Waka di STIAMI atau Kepala
dan pengembangan sistem manajemen mutu. Bagian di STIAMI bertanggung jawab atas
STIAMI mendokumentasikan sistem pemeliharaan rekaman, sebagai bukti aktivitas
manajemen mutu yang terdiri dari empat dan data yang dibutuhkan oleh Sistem
tingkat hierarki dokumentasi, yaitu : lihat Manajemen Mutu; (b) Management
gambar 3; (2) Persyaratan Dokumentasi; Representative dan setiap Pimpinan/Waka di
Institusi menetapkan dan memelihara Pedoman STIAMI atau Kepala Bagian di STIAMI
Mutu yang berisi: (2) Ruang lingkup Sistem memastikan semua rekaman mudah dibaca
Manajemen Mutu dan penjelasan-penjelasan dan disimpan dengan baik; (c) Aturan-aturan
persayaratan ISO 9001:2008 yang relevan bagi tentang pengendalian rekaman yang meliputi
STIAMI, (b) Prosedur-prosedur yang identifikasi, masa penyimpanan, perlindungan
disyaratkan ISO 9001:2008; (c) Penjelasan dan pembuangan rekaman
interaksi antarproses Sistem Manajemen Mutu. Aspek Tanggung Jawab Manajemen,
Institusi menyusun dan memelihara Mencukupi: (1) Komitmen Manajemen:
Prosedur Pengendalian Dokumen untuk Pedoman ini menjelaskan komitmen
menjamin dokumen yang berlaku dan beredar manajemen dalam mengembangkan dan
adalah dokumen yang benar, yang berisi: (a) menjalankan sistem manajemen mutu, serta
Management Representative meninjau meningkatkan efektivitas penerapannya secara
pedoman mutu sekurang-kurangnya satu tahun kontinu, dengan cara-cara seperti berikut: (a)
sekali; (b) Sejauh diperlukan, Management Ketua bertanggungjawab untuk menyampaikan
Representative bertanggung jawab atas pentingnya memenuhi persyaratan pelanggan
peninjuan ulang dan perubahan dokumen; (c) serta memenuhi peraturan perundang-undang
Revisi Dokumen dilakukan dengan yang berlaku ke setiap karyawan, (b) Ketua
menggantikan halaman yang berubah, dan bertanggung jawab dalam merumuskan
memberikan nomor dan tanggal revisi yang Kebijakan Mutu dan menetapkan Sasaran
berlaku, serta menyertakan Lembar Status Mutu, (c) Ketua bertanggung jawab untuk
Perubahan yang berisi perubahan- menilai efektivitas penerapan Sistem
perubahannya; (d) Management Representative Manajemen Mutu dengan mengadakan
bertanggung jawab atas pendistribusian Tinjauan Manajemen, (d) Ketua bertanggung
pedoman mutu yang telah direvisi dan jawab menyediakan sumber daya yang
dokumen Sistem Manajemen Mutu; (e) Setiap cukup untuk mendukung sistem manajemen
Pimpinan di STIAMI atau Kepala Bagian di mutu; (e) Management Representative
STIAMI memastikan bahwa dokumen yang bertanggung jawab terhadap sosialisasi
tersedia di tempat kerja adalah dokumen kebijakan mutu dan penerapan sistem
dengan status revisi terakhir, dan menjamin manajemen mutu, (2). Fokus Pelanggan:
dokumen-dokumen itu mudah dibaca dan dicari Ketuabertanggung jawab untuk
kembali saat diperlukan; (f) Setiap Pimpinan di mengidentifikasi dan meninjau persyaratan
STIAMI atau Kepala Bagian di STIAMI dan pelanggan untuk memastikan bahwa Institusi
Management Representative bertanggung benar-benar mampu memenuhi persyaratan
jawab atas identifikasi dokumen eksternal serta pelanggan. Penetapan persyaratan yang
pengendalian distribusinya; (g). Semua berhubungan dengan produk (Klausul 7.2.1) :
pemegang salinan Pedoman Mutu dan dokumen (a) Institusi bertanggung jawab mengadakan
Sistem Manajemen Mutu harus memiliki edisi hubungan dengan pelanggan dan
terakhir dan revisi terbaru serta mendokumentasikan persyaratan pelanggan,
mengembalikan/memusnahkan terbitan atau dan peraturan hukum yang berhubungan
halaman kadaluarsa pada Management dengan Institusi pendidikan; (b) Institusi
Representative. mengadakan evaluasi untuk memastikan
Institusi menetapkan dan memelihara bahwa Institusi benar-benar mampu

132
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

melaksanakan order yang diterima dari Representative: (1) Ketua menunjuk


pelanggan; (c) Institusi mengidentifikasi dan Management Representative yang bertanggung
memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan jawab terhadap pelaksanaan sistem manajemen
yang bertujuan untuk mencapai kepuasan mutu yang memenuhi persyaratan ISO 9001,
pelanggan; (d) Pelanggan bagi STIAMI adalah (2) Melaporkan kinerja Sistem Manajemen
Mahasiswa. Mutu dan perbaikan yang diperlukannya
kepada Ketua: c) Komunikasi Intern: Institusi
Kepuasan pelanggan (Klausul 8.2.1.): (a)
menjamin bahwa komunikasi dalam
Institusi mengidentifikasi dan menganalisis
perusahan berfungsi efektif, melalui kegiatan-
informasi yang berhubungan dengan tanggapan
kegiatan berikut: (1) Ucapan Salam ketika
pelanggan terhadap tingkat pemenuhan
masuk kerja, (2) Pertemuan umum untuk
persyaratan pelanggan; (b) Institusi
seluruh karyawan; (3) Rapat kerja, (4) Memo
menetapkan metode untuk mengukur tingkat
dan pengumuman-pengumuman, 4) Tinjauan
kepuasan pelanggan; (c) Institusi selalu
Manajemen: a) Umum: (1) Ketua bertanggung
memperbaiki dan meningkatkan kinerja setiap
jawab atas pelaksanaan Tinjauan Manajemen
bagian dalam memberikan kontribusi terhadap
untuk menilai efektivitas sistem manajemen
kepuasan pelanggan.
mutu, yang dijadwalkan sekurang-kurangnya
1) Kebijakan Mutu: Ketua bertanggung
2 (dua) kali dalam satu tahun, (2) Tinjauan
jawab dalam merumuskan kebijakan mutu
Management membahas perubahan Visi dan
yang sesuai dengan kondisi Institusi, dan
Misi Institusi, Kebijakan Mutu, dan Sasaran
memastikan bahwa Kebijakan mutu: a) sesuai
Mutu Institusi untuk memenuhi kebutuhan dan
dengan tujuan Institusi, b) memuat komitmen
peningkatan berlanjut;,(3) Rekaman hasil
untuk memenuhi persyaratan dan
Tinjauan Manajemen harus disimpan dan
meningkatkan mutu secara terus-menerus, c)
dipelihara; b) Masukan Tinjauan: Agenda
menyediakan landasan atau kerangka bagi
pembahasan dalam Tinjauan Manajemen harus
penetapan dan peninjauan sasaran mutu; d)
meliputi: (1) Laporan Audit, (2) Umpan balik
dipahami di semua tingkat dan fungsi dalam
dari pelanggan, (3) Kinerja proses dari
Institusi, e) dikaji ulang untuk memastikan
kesesuaian produk, (4) Status tindakan koreksi
kesesuaiannya: (2) Perencanaan Mutu: a)
dan pencegahan, (5) Tindak lanjut dari tinjauan
Sasaran Mutu: Ketua bertanggung jawab dalam
manajemen sebelumnya, (6) Perubahan yang
menetapkan sasaran mutu yang dituangkan
dapat memengaruhi kinerja Sistem Manajemen
dalam Rencana Manajemen (Business Plan):
Mutu, (7) Saran-saran; c). Keluaran Tinjauan:
(1) Sasaran Mutu ditetapkan untuk setiap
Hasil Tinjauan Manajemen harus menjadi
fungsi dan tingkatan yang relevan; (2) Sasaran
masukan bagi: (1) Peningkatan proses Sistem
Mutu dapat diukur dan konsisten dengan
Manajemen Mutu, (c) Perbaikan mutu Institusi,
Kebijakan Mutu; b) Perencanaan Sistem
(3) Kebutuhan akan Sumber Daya.
Manajemen Mutu: (1) Pembantu Ketua
bertanggung jawab untuk melaksanakan
Penyusunan Struktur Hierarki
sasaran mutu pada seluruh tingkat dan fungsi
dalam Institusi. Setiap Pembantu Ketua terkait Model struktur hierarki yang digunakan
bertanggung jawab mengoordinasikan rencana dalam penelitian ini terdiri dari lima tingkat.
manajemen mutu di bagiannya masing-masing, Tingkat pertama adalah fokus atau goals, yaitu
(2) Memelihara integritas Sistem Manajemen strategi implementasi SMM ISO 9001:2008
Mutu bila terjadi perubahan Sistem Manajemen pada STIAMI. Pemilihan fokus ini bertujuan
Mutu; 3) Tanggung Jawab, Wewewang, dan untuk mengetahui prioritas alternatif yang
Komunikasi: a) Tanggung jawab dan dilakukan untuk membuat efektif implementasi
wewenang bagi personil yang mengelola, ISO 9001:2008 pada STIAMI. Pemilihan
melaksanakan, dan memverifikasi pekerjaan fokus ini juga sebagai bentuk pemenuhan
yang mempengaruhi mutu dimuat pada kebijakan Departemen Pendidikan Nasional
dokumen mengenai uraian jabatan (job desc.) dan sertifikat ISO 9001:2008 yang harus
yang disimpan di Bagian SDM, b) Management dipertahankan melalui surveillance audit.

133
Dony Hendartho, Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 pada . . .

Tabel 4 Susunan Prioritas Factor/Unsur

Unsur Bobot Prioritas


SMM 25,8% 1
Tanggungjawab Manajemen 25,0% 2
Realisasi Produk 23,8% 3
Pengukuran, Analisis dan Peningkatan 17,4% 4
Manajemen Sumber Daya 8,0% 5
Sumber: Hasil analisis AHP

Pada tingkat dua adalah unsur yang terdiri adalah Sistem Manajemen Mutu (25,5 %),
dari lima faktor, yaitu SMM, tanggung jawab Tanggung jawab Manajemen (25,0 %),
manajemen, manajemen sumber daya, realisasi Manajemen Sumber Daya (8,0 %), Realisasi
produk, serta analisis, pengukuran dan Produk (23,8 %), dan Pengukuran, Analisis &
peningkatan. Kelima faktor tersebut merupakan Peningkatan (17,4 %), seperti yang terlihat
unsur-unsur yang terdapat SMM ISO pada Tabel 4.
9001:2008 Dari kelima unsur tersebut dapat diketahui
Tingkat ketiga adalah actor yang terdiri dari unsur utama yang perlu diperhatikan dalam
top management, middle management dan low implementasi SMM ISO 9001:2008 dengan
management. Peran aktor-aktor tersebut sangat memilih nilai bobot tertinggi sebagai prioritas
penting dalam implementasi ISO 9001:2008, utama.
karena masing-masing memiliki tingkat Dengan demikian SMM menjadi unsur
kepentingan berbeda. Pemilihan ketiga actor utama yang mendapatkan perhatian lebih
tersebut berdasarkan tingkatan organisasi dalam dibandingkan dengan unsur-unsur SMM ISO
STIAMI. 9001:2008 lainnya. Unsur ini menjadi penting
Pada tingkat keempat merupakan tujuan karena menetapkan kerangka kerja untuk
(object) yang sesuai dengan permasalahan proses peningkatan mutu lebih lanjut dengan
dalam implementasi SMM ISO 9001:2008 pada membakukan proses guna memastikan
STIAMI Jakarta. Hal ini terdiri dari konsistensi dan mampu menelusuri serta
peningkatan mutu pelayanan, perbaikan meningkatkan hubungan antarfungsi yang
administrasi dan referensi. Ketiga tujuan memengaruhi mutu, sehingga produk yang
tersebut merupakan hasil analisis berdasarkan dihasilkan dapat terjaga.
diskusi dan studi literatur. Unsur terpenting berikutnya adalah
Tingkat kelima adalah alternatif tindakan Tanggung jawab Manajemen, unsur ini menjadi
(alternative) yang dapat diambil untuk strategi penting karena unsur ini menjamin SMM yang
implementasi SMM ISO 9001:2008 di STIAMI ada berlangsung dengan baik.
Jakarta agar berjalan efektif dan efisien. Ketiga Kemudian, realisasi produk menempati
tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya peringkat ketiga. Hal ini dikarenakan unsur ini
diperoleh beberapa alternatif, namun belum merupakan bagaimana STIAMI mendefinisikan
menjadi prioritas utama. Alternatif tersebut proses realisasi produk yang efektif, sehingga
adalah pendidikan dan pelatihan (Diklat), produk yang dihasilkan mempu memenuhi
monitoring dan evaluasi (Monev), dan kepuasan setiap stakeholder.
teamwork (kerja sama). Hasil pengolahan pada level tiga (aktor)
menunjukkan bahwa aktor yang berperan dalam
ANALISIS & INTERPRETASI implementasi ISO 9001:2008 secara berurutan
PENELITIAN adalah Top Management (51,4 %), Middle
Management (37,0 %) and Low Management
Hasil pengolahan pada level dua
(11,7 %), seperti pada Tabel 5.
(faktor/unsur) menunjukkan bahwa unsur-unsur
SMM ISO 9001:2008 yang ada pada STIAMI

134
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

Tabel 5 Susunan prioritas aktor


Aktor Bobot Prioritas
Top Management 51,4% 1
Middle Management 37,0% 2
Low Management 11,7% 3
Sumber: Hasil analisis AHP

Tabel 6 Susunan prioritas tujuan

Tujuan Bobot Prioritas


Peningkatan Mutu Pelayanan 59,7% 1
Perbaikan Administrasi 31,2% 2
Referensi 9,1% 3
Sumber: Hasil analisis AHP

Aktor utama yang bertanggungjawab Pemilihan tujuan utama dilakukan sama


dalam implementasi SMM ISO 9001:2008 ini seperti yang lain, yaitu memilih nilai bobot dari
dapat dipilih berdasarkan nilai bobot yang yang tertinggi. Disimpulkan bahwa peningkatan
terbesar hingga yang rendah. Dengan demikian mutu pelayanan menduduki prioritas pertama
top management merupakan aktor terpenting STIAMI melalui implementasi SMM ISO
dalam implementasi SMM ISO 9001:2008. 9001:2008, ingin menjamin mutu produk dan
Top management mempunyai peranan memenuhi kepuasan pelanggan dengan
yang terpenting dalam pelaksanaan SMM ISO meningkatkan mutu STIAMI dalam pelayanan
9001:2008 pada STIAMI. Hal ini terhadap users di STIAMI. Pekerjaan STIAMI
dikarenakan semua keputusan yang akan dapat distandardisasi, sehingga dapat dilakukan
dijalankan organisasi harus berada di bawah perkembangan yang berkelanjutan.
persetujuan adalah top management, serta Perbaikan administrasi menduduki prioritas
bertugas untuk mengelola kegiatan manajemen kedua karena dengan adanya perbaikan
mutu baik pada bidang akademik (pendidikan, administrasi yang otomatis diikuti perbaikan
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat) dokumentasi akan memberikan peningkatan
maupun nonakademik (administrasi dan proses pelayanan kepada users.
manajemen). Selanjutnya pihak midlle Tujuan ketiga yang hendak dicapai oleh
management akan mengin-terpretasikan STIAMI adalah referensi, dikarenakan adanya
kebijakan-kebijakan yang telah diputuskan oleh harapan semua unit yang berada dalam
top management. Setelah kebijakan manajemen STIAMI mengimplementasi SMM
diinterpretasikan oleh middle management, ISO 9001:2008.
pihak low management akan melaksanakan Hasil pengolahan pada level lima (alternatif
kebijakan yang diputuskan sesuai ketentuan tindakan) menunjukkan bahwa secara berurutan
yang telah disahkan. alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk
Hasil pengolahan pada level empat (tujuan) membuat implementas SMM ISO 9001:2008
menunjukkan bahwa secara berurutan tujuan berjalan efektif adalah Pendidikan dan
yang ingin dicapai melalui implementasi ISO Pelatihan (38,8 %), Monitoring dan Evaluasi
9001:2008 adalah peningkatan mutu pelayanan (33,4 %) dan teamwork (27,8 %) seperti yang
(59,7 %), perbaikan administrasi (31,2 %) dan terlihat pada Tabel 7.
referensi (9,1 %) seperti yang terlihat pada
Tabel 6.

135
Dony Hendartho, Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 pada . . .

Tabel 7 Susunan prioritas alternatif tindakan

Alternatif Tindakan Bobot Prioritas

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) 38,8% 1

Monitoring dan Evaluasi (Monev) 33,4% 2

Teamwork (kerjasama) 27,8% 3


Sumber: Hasil analisis AHP

Prioritas pertama dalam alternatif yang diklat dengan tujuan memperbaiki tingkat
dilakukan oleh STIAMI adalah diklat. pemahaman karyawan terhadap SMM yang
Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan dilakukan organisasi. Bentuk dari tindakan
pemahaman kepada karyawan mengenai SMM. tersebut adalah dilakukannya pelatihan ISO
Kurangnya sosialisasi menyebabkan rendahnya 9001:2008 minimal satu kali setahun kepada
pemahaman karyawan terhadap sistem mutu karyawan. Dengan diklat tersebut diharapkan
yang berdampak pada kurangnya keinginan dapat meningkatkan pemahaman mengenai
untuk mendukung implementasi sistem mutu SMM, sehingga dapat memicu karyawan untuk
yang ada. Selain itu, kegiatan diklat dapat berkerja dengan mindset ISO; (2) Prioritas yang
dilakukan secara berkala untuk meningkatkan kedua dengan nilai bobot 33,4 % adalah monev
pola pikir karyawan, agar mampu bekerja dengan tujuan: (a) Melaksanakan pemantauan
dengan mengedepankan mutu untuk dan evaluasi terhadap kinerja STIAMI dan
mendukung implementasi SMM ISO semua program studi dan memberikan umpan
9001:2008. balik, (b) Merumuskan mekanisme monitoring
Prioritas kedua yang harus dilakukan dan evaluasi internal pada seluruh institusi:
adalah monev. Monitoring untuk melihat prodi, pengelola dan lembaga, (c)
kemajuan kinerja implementasi SMM ISO Melaksanakan monitoring dan evaluasi
9001:2008 secara periodik untuk tindakan akademik secara berkala, (d) Upaya
korektif dan evaluasi untuk menilai hasil peningkatan mutu (penyelesaian permasalahan)
implementasi SMM ISO 9001:2008 untuk berdasarkan evaluasi diri, (e) Memantau
perbaikan program selanjutnya. capaian sasaran mutu dan proses
Prioritas ketiga yang harus dilakukan adalah pencapaiannya, (f) Mengevaluasi hasil
teamwork (kerja sama). Dengan adanya kerja pencapaian yang ada dan tindak lanjutnya; (3)
sama antar pihak yang berkaitan dengan Prioritas yang ketiga dengan nilai bobot 27,8 %
implementasi SMM ISO 9001:2008, maka akan adalah teamwork (kerja sama) dengan tujuan
terjadi implementasi SMM yang baik sehingga untuk membantu kelompok fungsional menjadi
target atau tujuan yang telah ditentukan akan lebih efektif. Karena rasa individualisme dan
tercapai. persaingan antarpribadi relatif tajam dalam
organisasi, secara spesifik, membangun sebuah
IMPLIKASI MANAJERIAL tim artinya harus mengembangkan semangat,
saling percaya, kedekatan, komunikasi, dan
Hasil penelitian ini dapat memberikan produktivitas.
informasi yang berguna bagi pihak STIAMI Implementasi SMM ISO 9001:2008 pada
Jakarta dalam upaya memelihara implementasi STIAMI merupakan bentuk upaya peningkatan
SMM ISO 9001:2008, yakni didapatkan tiga mutu berkelanjutan dalam mutu pendidikan
alternatif tindakan, yaitu: (1). Prioritas yang tinggi, sehingga tercapainya tujuan pendidikan
pertama dengan nilai bobot 38,8 % adalah yang telah ditetapkan. Dengan implementasi

136
TRANSPARANSI Volume VI, Nomor 02, September 2014
Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi
ISSN 2085-1162

ISO 9001:2008 yang efektif pada STIAMI, mutu; (3) Hingga saat ini hanya STIAMI Pusat
maka kegiatan penyelenggaraan program dan yang telah mengimplementasikan ISO
kegiatan lembaga baik dalam bidang akademik 9001:2008. Unit utama yang berada dibawah
(pendidikan, penelitian dan pengabdian pada manajemen STIAMI seperti Pascasarjana dan
masyarakat) maupun nonakademik Diploma sebaiknya juga ikut serta dalam
(administrasi dan manajemen) dapat berjalan mengimplementasikan ISO 9001:2008.
sesuai dengan standar mutu yang telah
ditetapkan. Dan untuk unit-unit di bawah DAFTAR PUSTAKA
manajemen STIAMI terutama diploma dan
Atmadi, S. 2010. Panduan Membangun Gugus
pascasarjana dapat tersertifikasi ISO Mutu. TANGERANG SELATAN: PT
9001:2008. BERNAM CIPTA PERKASA.
Simpulan Gaspersz, V. 2003. ISO 9001:200 And
Berdasarkan hasisl penelitian yang telah Continual Quality Improvement. Jakarta:
dilakukan, maka dapat diberi kesimpulan PT. Gramedia Pustaka Utama.
sebagai berikut: (1) Implementasi SMM ISO Haberer dan Webb. 2010. Total Quality
9001:2008 pada STIAMI telah berjalan sejak Management (Terjemahan). Jakarta: PT.
tahun 2011, institusi telah Indeks.
mengimplementasikan sistem manajemen mutu Heizer, J. and B. Render. 1993. Production and
dengan mengikuti aturan-aturan dasar, yang Operations Management: Strategies and
meliputi sistem dokumentasi, pemeliharaan, Tactics. New Jersey: Prentice Hall.
dan pengembangan sistem manajemen mutu. Hermawan, A. 2006. Penelitian Bisnis
STIAMI mendokumentasikan sistem Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Grasindo.
manajemen mutu yang terdiri dari empat Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi
tingkat hierarki dokumentasi; (2) Tanggung Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk.
jawab manajemen dalam mengembangkan dan Jakarta: Grasindo.
menjalankan sistem manajemen mutu, serta Patterson, J.G. 2010. ISO 9000 Standar
meningkatkan efektivitas implementasinya Kualitas Seluruh Dunia (Terjemahan).
secara kontinu telah dipenuhi dan dijalankan Jakarta: PT. Indeks.
oleh organisasi. Purwoto, A. 2007. Panduan Lab Statistik
Inferensial. Jakarta: Grasindo.
Saran-Saran Saaty, T. L. 1991. Pengambilan Keputusan :
Berikut ini beberapa saran yang penulis Bagi Para Pemimpin (Terjemahan). Jakarta:
untuk arah pengembangan selanjutnya. Saran- PT. Pusaka Binaman Pressindo.
saran berikutnya hanya merupakan ide secara
garis besar: (1) Melakukan diklat secara Saaty, T.L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi
intensif minimal 6 bulan sekali untuk Para Pemimpin (Terjemahan). Jakarta: PT.
menambah pemahaman karyawan mengenai Pustaka Binaman Pressindo.
SMM ISO 9001: 2008, sehingga dapat memicu Sallis, E. 2010. Total Quality Management in
karyawan untuk berkerja dengan mindset ISO. Education. Yogjakarta: IRCiSoD.
Dengan hal tersebut, maka kegiatan penjaminan
mutu dapat berjalan dengan baik; (2) STIAMI Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis.
perlu melaksanakan monitoring dan evaluasi Bandung: Alfabeta
secara berkala pada setiap program kerja yang Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif
ada dalam sasaran mutu dan melaksanakannya Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
dengan sungguh-sungguh agar dapat memantau
Sulistyo,Basuki. 1996. Pengantar Kearsipan.
status implementasi SMM ISO 9001:2008
Jakarta: Universitas Terbuka.
secara menyeluruh dalam upaya peningkatan

137
Dony Hendartho, Analisis Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2008 pada . . .

Syukur, A. 2010. 5R ISO 9001:2008 dan Poke Siti Nuraini. 2011. Kajian permasalahan Sistem
Yoke Strategi Jitu Manajemen Mutu Manajemen Mutu ISO 9001:2000 pada
Perusahaan. Yogyakarta: Kata Buku. SMP Negeri 1 Kota Bogor. Skripsi pada
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Uma Sekaran dalam bukunya Research
Pertanian Bogor, Bogor.
Methode for Business (1994, dalam
Sugiyono, 2003) Wangtry. 2009. Standar Mutu.
http://wangtry.wordpress.com mutu/. [11
Widodo, 2011. Manajemen Mutu Pendidikan.
Februari 2011]
Jakarta: PT. Ardadizya Jaya.
http://bonoes.blogspot.com/langkah-langkah-
Sumber lain: penerapan-iso.html, 5 Juli 2013
Arief Maulana. 2011. “Analisis Penerapan http://joko1234.wordpress.com/penelitian-
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 kualitatif-naturalistik, 2 September 2013
pada Kantor Manajemen Mutu Institut
Pertanian Bogor”. Skripsi pada Fakultas http://www.menulisproposalpenelitian.com/201
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian 1/01/keabsahan-data-penelitian-
Bogor, Bogor. kualitatif.html, 1 Juni 2013
Fahmy, Bassam. 2009. Pengantar Kearsipan http://www.min-consulting, 15 Juli 2013
dan Dokumentasi. Diunduh dari http://www.scm.aurino.com, 12 Juli 2013.
http://arsipdandok.blogspot.com/pengantar-
kearsipan-dan-dokumentasi.html. 17 Mei
2013.

138

Anda mungkin juga menyukai