Anda di halaman 1dari 11

Klausul 5 pada ISO 9001:2015 mensyaratkan manajemen puncak menunjukkan bahwa

pihaknya secara aktif terlibat dalam dan melakukan kegiatan kunci pada sistem
manajemen mutu. Tidak cukup lagi bagi manajemen puncak hanya sekadar
memastikan bahwa kegiatan QMS terlaksana. Manajemen puncak harus terlibat aktif
dalam pengoperasian QMS. Dan prinsip mutu harus tertanam dalam operasi bisnis
rutin, bukan dalam kegiatan yang terpisah dan diskrit. Pendekatan ini diperkuat oleh
“matinya” peran perwakilan manajemen dalam standar atau yang sering dikenal
dengan sebutan Management Representative (MR).

Jadi, kepada siapa kita mengacu ketika kita menggunakan istilah


‘manajemen puncak’ ? Lampiran SL memberi kita definisi berikut:

“Orang atau sekelompok orang yang mengarahkan dan mengendalikan organisasi pada
tingkat tertinggi.”

Kalimat ini tidak mengacu pada perwakilan manajemen (MR) dan tidak mengacu pada
manajer mutu. Penjelasan ini berarti orang yang berada di tingkat tertinggi di
organisasi. Perlu dicatat bahwa jika ruang lingkup QMS hanya mencakup sebagian dari
organisasi, maka ‘manajemen puncak’ mengacu pada bagian tertinggi dari bagian itu
saja.

Sebagai contoh perusahaan dengan kantor pusat di Manchester dan pabrik manufaktur
di Cumbria, Lancashire, dan Yorkshire. Jika ruang lingkup QMS mencakup seluruh
perusahaan (kantor pusat, manufaktur dan lain-lain) maka ‘manajemen puncak’
mengacu pada CEO perusahaan itu.

Jika ruang lingkup QMS hanya mencakup fungsi manufaktur, maka ‘manajemen
puncak’ merujuk pada siapa saja yang berada pada level tertinggi dari manufaktur di
organisasi itu, misalnya direktur manufaktur atau yang serupa.

Jika QMS hanya mencakup pabrik Yorkshire maka ‘manajemen puncak’ adalah direktur
pengelola situs tersebut (Yorkshire). Standar yang direvisi mengidentifikasi aspek-
aspek spesifik dari SMM di mana manajemen puncak diharapkan untuk menunjukkan
kepemimpinan dan komitmen. Ini termasuk sejumlah aktivitas yang harus
dipastikan terlaksana oleh manajemen puncak, seperti:

 Pembentukan kebijakan mutu dan sasaran mutu yang kompatibel dengan


konteks dan arah strategis organisasi
 Integrasi QMS ke dalam proses bisnis organisasi
 Ketersediaan sumber daya yang dibutuhkan untuk SMM dan bahwa QMS
mencapai apa yang dimaksud untuk dicapai.
Ini semua adalah kegiatan yang harus dipastikan oleh manajemen puncak, tetapi
mereka tidak harus melakukannya sendiri. Kegiatan berikut lebih penting lagi,
manajemen puncak tidak dapat mendelegasikan atau menugaskannya pada orang lain,
tetapi harus melakukannya sendiri:

 Mengambil akuntabilitas untuk QMS


 Mempromosikan penggunaan pendekatan proses dan pemikiran berbasis risiko
 Mengkomunikasikan pentingnya QMS yang efektif dan sesuai dengan
persyaratan SMM
 Melibatkan, mengarahkan dan mendukung orang untuk berkontribusi pada
efektivitas SMM
 Mempromosikan perbaikan
 Mendukung peran manajemen lainnya dalam menunjukkan kepemimpinan
mereka.
Para pemimpin bisnis akan menghadapi pengawasan

Tidak hanya manajemen puncak harus melakukan kegiatan ini, mereka akan diaudit
dan harus memberikan bukti bahwa mereka telah melakukannya. Para pemimpin bisnis
akan menghadapi pengawasan dari dalam organisasinya sendiri melalui audit internal,
serta dari auditor pihak kedua dan ketiga.

Untuk beberapa organisasi dan budaya perusahaan, hal ini akan membutuhkan
perubahan pola pikir yang signifikan. Bagi auditor internal, prospek untuk memeriksa
komitmen ‘manajemen puncak’ mereka terhadap QMS bisa menjadi tugas yang
menakutkan. Auditor harus melakukan pendekatan  dengan kebijaksanaan dan
diplomasi. Lebih penting lagi, auditor harus “berbicara bisnis”. Mereka harus
mendeskripsikan aktivitas dan niat mereka dalam hal yang akan dimengerti oleh bos
mereka.Mengadopsi QMS selalu menjadi keputusan strategis, banyak pemimpin bisnis
tidak akan terbiasa dengan bahasa dan teori ISO 9001.

Beberapa mungkin mengutuk bahwa CEO tidak akan pernah tunduk pada proses
audit dan bahwa mereka tidak punya waktu untuk terlibat dalam operasi sehari-hari
QMS. Tapi jika mereka ingin mempertahankan sertifikasi, maka itulah yang mereka
harus lakukan.

Tantangannya sangat jelas. Tapi begitu juga peluangnya. Para profesional yang
berkualitas memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mendapatkan
dukungan manajemen puncak. Walaupun semua peran perwakilan
manajemen (MR) tidak lagi merupakan persyaratan standar, tapi karena MR adalah
fungsi yang berguna untuk organisasi maka peran ini sebaiknya dipertahankan. Bahkan
dapat dikatakan bahwa perwakilan manajemen memiliki peran dan tanggung jawab
yang lebih besar sekarang dalam mempersiapkan organisasi dan manajemen puncak
untuk transisi sambil mempertahankan integritas QMS yang ada.

Kepemimpinan dan Komitmen


Manajemen Puncak dalam Sistem
Manajemen Kepatuhan
Artikel, Compliance, GRC
Berdasarkan ISO 19600:2014 – Dalam mencapai tujuan untuk memastikan kesuksesan &
keberlangsungan usaha organisasi dalam jangka panjang, ISO 19600:2014 mensyaratkan dewan
pengarah & manajemen puncak terlibat secara aktif dalam dan melakukan kegiatan kunci pada
sistem manajemen kepatuhan. Dewan pengarah & manajemen puncak perlu menunjukkan
Kepemimpinan dan komitmen terhadap sistem manajemen kepatuhan dengan:

1. Menyiapkan dan menjunjung nilai inti organisasi;


2. Memastikan kebijakan kepatuhan dan sasaran kepatuhan disiapkan dan selaras dengan
nilai, sasaran, dan arahan strategis organisasi (lihat 6.2); RSNI ISO 19600:2018;
3. Memastikan kebijakan, prosedur, dan proses untuk mencapai sasaran kepatuhan
dikembangkan dan diterapkan untuk mencapai sasaran kepatuhan;
4. Memastikan sumber daya yang diperlukan untuk sistem manajemen kepatuhan tersedia,
dialokasikan, dan ditugaskan;
5. Memastikan integrasi persyaratan sistem manajemen kepatuhan dengan proses bisnis
organisasi;
6. Mengomunikasikan pentingnya sistem manajemen kepatuhan yang efektif dan
pentingnya kepatuhan terhadap persyaratan sistem manajemen kepatuhan;
7. Mengarahkan dan mendukung orang-orang untuk berkontribusi terhadap efektivitas
sistem manajemen kepatuhan;
8. Mendukung peran manajemen lain untuk menunjukkan kepemimpinan pada area
tanggung jawab kepatuhan mereka;
9. Memastikan keselarasan antara sasaran operasional dengan kewajiban kepatuhan;
10. Menyiapkan dan memelihara mekanisme akuntabilitas, termasuk pelaporan tepat waktu
terhadap masalah kepatuhan, termasuk ketidakpatuhan;
11. Memastikan sistem manajemen kepatuhan mencapai hasil yang diharapkan;
12. Mendorong peningkatan berkelanjutan.

Kepatuhan efektif memerlukan komitmen aktif dari dewan pengarah dan manajemen puncak
yang menyebar ke seluruh organisasi. Tingkat komitmen tersebut diindikasikan oleh:

 Dewan pengarah dan semua tingkat manajemen secara aktif menunjukkan komitmen
untuk menyiapkan, mengembangkan, menerapkan, mengevaluasi, memelihara, dan
memperbaiki sistem manajemen kepatuhan yang efektif dan responsif melalui tindakan
dan keputusan;
 Kebijakan kepatuhan disetujui secara formal oleh dewan pengarah;
 Manajemen puncak mengambil tanggung jawab untuk memastikan komitmen kepatuhan
organisasi diwujudkan secara penuh;
 Semua tingkat manajemen secara konsisten menyampaikan pesan yang jelas (ditunjukkan
dengan kata dan tindakan) kepada karyawan bahwa organisasi akan memenuhi kewajiban
kepatuhan;
 Komitmen kepatuhan dikomunikasikan secara luas dengan pernyataan yang jelas dan
meyakinkan, yang didukung dengan tindakan;
 Fungsi kepatuhan diberikan tingkat kewenangan yang mencerminkan pentingnya
kepatuhan efektif dan memiliki akses langsung kepada dewan pengarah;
 Sumber daya dialokasikan untuk menyiapkan, mengembangkan, menerapkan,
mengevaluasi, memelihara, dan memperbaiki budaya kepatuhan yang baik melalui
aktivitas dan pelatihan yang menumbuhkan kesadaran;
 Kebijakan, prosedur, dan proses mencerminkan bukan hanya persyaratan hukum,
melainkan juga kode sukarela dan nilai inti organisasi;
 Organisasi menugaskan dan meminta akuntabilitas kepatuhan kepada manajemen di
seluruh tingkat organisasi;
 Tinjauan berkala sistem manajemen kepatuhan diperlukan;
 Kinerja kepatuhan organisasi diperbaiki terus-menerus;
 Tindakan korektif dilakukan.

Keterlibatan aktif dan supervisi dewan pengarah dan manajemen puncak merupakan bagian
integral sistem manajemen kepatuhan. Hal ini membantu memastikan bahwa karyawan RSNI
ISO 19600:2018 memahami penuh kebijakan dan prosedur operasional organisasi dan
bagaimana kedua hal itu diterapkan dalam pekerjaan mereka, serta bahwa mereka melaksanakan
kewajiban kepatuhan mereka dengan efektif.

Kepemimpinan dan Komitmen Dalam ISO 9001 : 2015


 JUL 27, 2017

Sering kali banyak pertanyaan mengenai peranan Top Management atau pimpinan puncak
dalam ISO 9001 versi terbaru. Apa perbedaan dan apa yang harus dilakukan oleh pimpinan
puncak.

ISO 9001 versi 2008 hanya meminta pimpinan puncak untuk memberikan bukti atas
komitmennya dalam pengembangan dan penerapan sistem manajemen mutu dan secara
berkelanjutan meningkatkan keefektifannya. ISO 9001 versi 2015 pimpinan puncak harus
mampu mendemontrasikan kepemimpinan dan komitmentnya dalam system manajemen
mutu.

Ada perbedaan sangat jelas, yang awalnya hanya memberikan bukti vs mampu
mendemontrasikannya.

5.1 Kepemimpinan dan komitmen

5.1.1 Umum

Maksud dari sub ayat ini adalah untuk memastikan bahwa manajemen puncak menunjukkan
kepemimpinan dan komitmen dengan mengambil peran aktif dalam melibatkan,
mempromosikan, dan memastikan, mengkomunikasikan dan memantau kinerja dan efektivitas
sistem manajemen mutu.  Kinerja menjadi salah satu prioritas organisasi saat ini yang juga
menjadi prioritas dalam persyaratan ISO 9001:2015

Untuk sebuah organisasi, “manajemen puncak” dapat mencakup, misalnya, chief executive
officer, managing director, general manager, chairman, dewan direksi, direktur eksekutif,
managing partner, pemilik tunggal, dan eksekutif senior. Manajer Manajemen puncak memiliki
wewenang untuk mendelegasikan wewenang dan menyediakan sumber daya dalam organisasi.
Jadi dalam hal ini pimpinan puncak bisa terdiri dari satu orang, atau kumpulan beberapa orang
sekaligus. Selama mereka memiliki wewenang untuk pengarahkan dan mengendalikan
organisasi.

Penting bagi manajemen puncak untuk memastikan bahwa proses sistem manajemen mutu
organisasi terintegrasi dengan proses bisnisnya. Pelaksanaan ISO 9001 tidak terpisah dari
aktifitas sehari-hari organisasi.

Beberapa hal yang harus dilakukan Pimpinan Puncak :

a. Memahami dan bertanggung jawab atas efektivitas sistem manajemen mutu. Bertanggung
jawab atas aktivitasnya dan dapat menjelaskan hasil yang dicapai. Kinerja suatu organisasi
tentunya mencerminkan kinerja dari Pimpinan Puncak. MR sudah tidak wajib lagi dalam ISO
9001 versi 2015 ini.

b. Memastikan bahwa kebijakan mutu dan sasaran mutu selaras dengan konteks strategis
organisasi; Implementasi yang paling mudah dilihat adalah bahwa Kebijakan dan sasaran mutu
selalu dikaji dan direview dalam rapat rutin manajemen puncak, seperti perencanaan strategis
atau tinjauan manajemen;

c. Memastikan bahwa sistem manajemen mutu organisasi terintegrasi dan dikelola dalam
keseluruhan proses bisnisnya, dan tidak diperlakukan sebagai kegiatan tambahan. ISO 9001
bukanlah beban tambahan dalam organsisasi, karena sebenarnya semua akfitas harian
organisasi sudah dilaksanakan dengan menggunakan tools ISO.
d. Mempromosikan pendekatan proses dan pemikiran berbasis risiko, misalnya, dengan
memastikan interaksi efektif antara proses, dengan pendekatan sistematis yang dirancang
untuk mencapai arus input dan output yang efektif dan kerjasama dalam menangani risiko dan
peluang;

e. Selalu memantau beban dan jadwal kerja saat ini. Ini dilakukan untuk memastikan sumber
daya yang memadai (orang, alat, peralatan, dll.)

f. Nilai dan manfaat sistem manajemen mutu dan kepatuhan terhadap persyaratannya di
komunikasikan, melalui rapat internal, email, diskusi pribadi, intranet organisasi, dll.

g. Memastikan bahwa sistem manajemen mutu mencapai hasil yang diinginkan dengan
memantau hasilnya; Termasuk dalam proses perbaikannya.

h. Melibatkan, mengarahkan dan mendukung orang-orang dalam organisasi untuk


berkontribusi terhadap efektivitas sistem manajemen mutu dengan melakukan berkomunikasi
dengan mereka.

i. Mempromosikan perbaikan sambil memastikan bahwa informasi dan rekomendasi dari


audit, evaluasi dan ulasan manajemen lainnya dikomunikasikan.

j. Memberikan dukungan dan bimbingan kepada orang-orang dalam peran manajerial lain
untuk membantu mereka menunjukkan kepemimpinan. Seorang pemimpin yang baik harus
mampu menciptakan pemimpin-peminpin lain disekitarnya. Ini bisa termasuk mentoring dan
mendukung dalam membuat keputusan spesifik yang membantu organisasi menyesuaikan diri
dengan persyaratan, atau untuk mendorong perbaikan bila diperlukan.

 5.1.2 Fokus pelanggan

Maksud dari subclause ini adalah memastikan bahwa manajemen puncak tampak
menunjukkan kepemimpinan dan komitmen dalam mempertahankan fokus organisasi dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.

Pelanggan pada umumnya adalah orang atau organisasi yang membeli produk dan layanan
organisasi; Namun, itu juga bisa berarti individu atau organisasi seperti warga negara, klien,
pasien, siswa, dan lain-lain yang menjadi penerima produk dan layanan organisasi.
Manajemen puncak perlu memastikan bahwa proses yang efektif dilakukan untuk menentukan
persyaratan pelanggan dan persyaratan undang-undang dan peraturan yang terkait dengan
produk dan layanan organisasi, dan persyaratan ini dipahami.

Manajemen puncak perlu memastikan bahwa tindakan yang tepat diterapkan untuk mengatasi
risiko dan peluang, sehingga hasil yang diharapkan tercapai secara konsisten; pendekatan Plan-
Do-Check Act (PDCA) dapat diikuti untuk memastikan bahwa menerapkan perbaikan lebih
lanjut, sampai kebutuhan dan harapan pelanggan tercapai.

Manajemen puncak dapat fokus pada peningkatan kepuasan pelanggan dengan menggunakan
hasil analisis dan evaluasi data kepuasan pelanggan.

 A. KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN


Kepemimpinan berkaitan dengan komitmen manajemen yang diperlukan untuk
sistem manajemen mutu yang efektif. Komitmen dan dukungan aktif dari manajemen
puncak termasuk menyediakan sumberdaya yang memadai sangat penting untuk
keberhasilan sistem manajemen mutu. Kepemimpinan bertanggungjawab untuk
memastikan bahwa budaya memenuhi persyaratan pelanggan dipertahankan di seluruh
organisasi. Kepemimpinan juga harus memastikan bahwa focus dalam pertemuan
pelanggan dan persyaratan peraturan dan hukum harus dipertahankan. Manajemen
puncak harus menunjukkan kepemimpinan dan komitmen terhadap sistem manajemen
mutu dengan:
a. Mengandalkan akuntabilitas untuk efektifitas sistem manajemen mutu
b. Memastikan bahwa kebijakan mutu dan sasaran mutu yang ditetapkan untuk
sistem manajemen mutu dan sesuai dengan konteks dan arah strategis
organisasi
c. Memastikan integrasi persyaratan sistem manajemen mutu dalam proses bisnis
organisasi
d. Memastikan penggunaan berdasarkan pendekatan proses dan pemikiran berbasis
risiko
e. Memastikan bahwa sumberdaya yang dibutuhkan untuk sistem manajemen mutu
tersedia
f. Mengkomunikasikan pentingnya manajemen mutu yang efektif dan sesuai
dengan persyaratan sistem manajemen mutu
g. Memastikan bahwa sistem manajemen mutu mencapai hasil yang diinginkan
h. Terlibat, mengarahkan dan mendukung orang untuk berkontribusi pada
keefektifan sistem manajemen mutu
i. Meningkatkan perbaikan
j. Mendukung peran manajemen terkait lainnya untuk menunjukkan kepemimpinan
mereka yang berlaku dibidang tanggungjawab mereka
Manajemen puncak harus menunjukkan kepemimpinan dan komitmen terhadap
focus pelanggan dengan memastikan bahwa:
a. Pelanggan dan hukum yang berlaku dan persyaratan peraturan yang
ditentukan, dipahami, dan konsisten dipenuhi
b. Risiko dan peluang yang dapat mempengaruhi kesesuaian produk dan jasa
dan kemampuan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan ditetapkan dan
ditangani
c. Fokus pada peningkatan kepuasan pelanggan dipertahankan/dijaga

Pemimpin di semua departement menetapkan kesatuan tujuan dan arah, dan menciptakan
kondisi di mana orang terlibat dalam mencapai sasaran mutu organisasi.
Alasan
Penciptaan kesatuan tujuan, arah dan keterlibatan memungkinkan organisasi untuk
menyelaraskan strategi, kebijakan, proses dan sumber daya untuk mencapai tujuannya.
Manfaat

1. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam memenuhi sasaran mutu organisasi;


2. Memberikan koordinasi yang lebih baik dari proses organisasi;
3. Meningkatan komunikasi antara tingkatan dan fungsi organisasi;
4. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan organisasi dan orang-orangnya untuk
memberikan hasil yang diinginkan.

Tindakan yang memungkinkan


Beberapa tindakan yang mungkin bahwa organisasi dapat lakukan meliputi :

1. Melakukan komunikasi mengenai misi, visi, strategi, kebijakan dan proses organisasi di
seluruh organisasi;
2. Menciptakan dan mempertahankan nilai-nilai bersama, keadilan dan model etis untuk
perilaku di semua tingkat organisasi;
3. Membangun budaya kepercayaan dan integritas;
4. Mendorong komitmen organisasi-lebar untuk kualitas;
5. Memastikan bahwa para pemimpin di semua tingkatan adalah contoh positif kepada
orang-orang dalam organisasi;
6. Memberikan orang dengan sumber daya yang diperlukan, pelatihan dan wewenang
untuk bertindak dengan akuntabilitas;
7. Menginspirasi, mendorong dan mengakui kontribusi orang.

Penjelasan
Ini adalah poin kedua dari 7 Prinsip Manajemen Mutu dan tidak ada perubahan dalam prinsip
ini. 8 prinsip sebelumnya menyatakan :

“Pemimpin menetapkan kesatuan tujuan dan arah organisasi. Mereka harus menciptakan dan
memelihara lingkungan internal di mana orang dapat terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan
organisasi.”

Dalam 7 Prinsip Manajemen Mutu dinyatakan :


“Para pemimpin di semua tingkatan menetapkan kesatuan tujuan dan arah dan menciptakan
kondisi di mana orang terlibat dalam mencapai kualitas tujuan organisasi. “

Kepemimpinan berarti memberikan teladan yang konsisten dengan nilai-nilai organisasi yang
akan memberikan tujuan organisasi. Lingkungan internal meliputi budaya dan iklim, model
manajemen, kebersamaan, kepercayaan, motivasi dan dukungan. Kepemimpinan harus
mempertimbangkan kebutuhan semua pihak yang berkepentingan termasuk pelanggan,
pemilik, karyawan, pemasok, pemodal, masyarakat setempat dan masyarakat secara
keseluruhan. kepemimpinan harus menetapkan visi yang jelas tentang masa depan organisasi,
menetapkan tujuan dan target yang menantang, menciptakan dan mempertahankan nilai-nilai
bersama, keadilan dan etika pada semua tingkat organisasi, membangun kepercayaan dan
menghilangkan rasa takut, memberikan orang dengan pelatihan sumber daya yang diperlukan
dan kebebasan untuk bertindak dengan tanggung jawab dan akuntabilitas serta menginspirasi,
mendorong dan mengakui kontribusi orang.

PERAN KEPEMIMPINAN
DALAM
MANAJEMEN MUTU
 Laila Nurrahma  Uncategorized  Juli 25, 2018 2 Minutes

A. Pendahuluan

          Kepemimpinan merupakan salah satu komponen terpenting atau


inti (Marquardt, 1996). Menurut Maxwell (1998) ada beberapa
perbedaan di antara manajemen dan kepemimpinan, yaitu (a)
manajemen berbeda dengan kepemimpinan. Kepemimpinan adalah
kegiatan memengaruhi orang lain untuk ikut, sedangkan manajemen
terfokus pada pemeliharaan sistem dan proses. (b) Wirausahawan tidak
memerlukan kepemimpinan meskipun wirausahawan memiliki
kemampuan persuasif, namun acapkali bebas dan kurang memengaruhi
orang lain seperti pemimpin. (c) Pemimpin biasanya bukan orang yang
paling banyak tahu dalam organisasi. (d) Kepemimpinan harus dipahami
sebagai bukan posisi atau jabatan yang dipegang, melainkan sebagai
kemampuan memengaruhi orang lain.
Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang
menekankan kepada upaya menciptakan mutu yang konstan melalui
setiap aspek dalam kegiatan organisasi (Ismail, 2001). Gaspersz (2006)
mendefinisikan sistem manajemen mutu sebagai sekumpulan prosedur
terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem
yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk
terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah


suatu komponen inti dalam sebuah organisasi. Kemudian dalam
organisasi akan menciptakan mutu yang konstan dalam setiap aspek,
dalam menciptakan mutu yang konstan dalam setiap aspek maka
dibutuhkan penekanan dalam manajemen mutu.

B. Pembahasan

Peran pemimpin dalam suatu organisasi merupakan inti dari


keberhasilan kinerja organisasi, maka pemimpin harus memiliki
keahlian serta visi misi dan profesional dalam meciptakan manajemen
sistem kinerja yang mampu memotivasi para pekerja lainnya untuk
membangkitkan semangat kerja.

Adapun karakteristik yang dimiliki pemimpin dalam menjalankan


tugasnya. Secara umum seorang pemimpin yang baik harus memiliki
beberapa karakteristik seperti :
1. Tanggung jawab seimbang, keseimbangan disini adalah antara
tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung
jawab terhadap orang yang melaksanakan pekerjaan tersebut;
2. Model peranan yang positif, peranan disini adalah tanggung jawab,
perilaku, atau prestasi yang diharapkan dari seseorang yang
memiliki posisi khusus tertentu;
3. Memiliki keterampilan komunikasi yang baik, pemimpin yang baik
harus bisa menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta
dengan cara yang tepat;
4. Memiliki pengaruh positif, pemimpin yang baik memiliki pengaruh
terhadap karyawannya dan menggunakan pengaruh tersebut untuk
hal-hal yang positif;
5. Mempunyai kemampuan untuk meyakinkan orang lain, pemimpin
yang sukses adalah pemimpin yang dapat menggunakan
keterampilan komunikasi dan pengaruhnya untuk meyakinkan orang
lain terhadap sudut pandangnya serta mengarahkan mereka pada
tanggung jawab total terhadap sudut pandang tersebut (Pulungan,
2001).

Manajemen mutu atau manajemen kualitas (quality management)


merupakan cara dalam meningkatkan kinerja secara berkelanjutan atau
(continuous performance improvement pada semua tingkatan operasi
atau proses dalam setiap area fungsional dari organisasi dengan
menggunakan semua sumber daya khususnya sumber daya manusia dan
modal yang ada. Capaian mutu yang diharapkan memerlukan komitmen
seta partisipasi semua anggota organisasi, sedangkan tanggung jawab
manajemen mutu ada pada pimpinan puncak.

C. Kesimpulan

Suatu organisasi akan menciptakan mutu yang baik dan konstan dalam
berbagi aspek jika dilengkapi oleh sistem manajemen mutu yang baik.
Untuk mendapatkan sistem manajemen mutu yang baik, maka
dibutuhkan peran kepemimpinan di dalam manajemen mutu tersebut.

Dari tulisan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran kepemimpinan


dalam manajemen mutu sangat berpengaruh dalam menghasilkan mutu
yang konstan dalam berbagai aspek.

Anda mungkin juga menyukai