Kelas: Pengauditan 1 C8
Oleh : Kelompok 4
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
Pembahasan
Proses bisnis menghasilkan transaksi yang dicatat, diolah, dan dilaporkan oleh
sistem informasi. Pemerolehan suatu pemahaman tentang proses bisnis entitas
membantu auditor dalam memperoleh suatu pemahaman tentang sistem informasi
entitas yang relevan terhadap pelaporan keuangan dengan cara yang tepat sesuai
dengan kondisi entitas.
Komunikasi oleh entitas tentang peran dan tanggungjawab pelaporan keuangan
dan hal-hal signifikan yang berkaitan dengan pelaporan keuangan mencakup
penyediaan pemahaman peran dan tanggung jawab individu terkait dengan
pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Komunikasi dapat berupa manual
kebijakan, manual akuntansi dan pelaporan keuangan, serta memorandum.
Komunikasi juga dapat dilakukan secara elektronis, lisan, dan melalui tindakan
manajemen.
4) Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu dalam
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan dilakukan untuk menghadapi risiko
guna tercapainya tujuan entitas. Pada umumnya, aktivitas pengendalian yang relevan
dengan suatu audit dapat dikategorikan sebagai kebijakan dan prosedur yang
berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:
• Penelaahan kinerja. Mencakup penelaahan dan analisis kinerja aktual
dibandingkan dengan anggaran, perkiraan, dan kinerja periode lalu;
menghubungkan serangkaian data yang berbeda (data operasi dan data
keuangan) satu sama lainnya, membandingkan data internal dengan sumber
informasi eksternal; serta menelaah kinerja fungsional atau kinerja aktivitas.
• Pengolahan informasi. Dua pengelompokan besar atas aktivitas pengendalian
sistem informasi adalah: (i) pengendalian aplikasi, yaitu pengendalian yang
diterapkan atas pengolahan aplikasi individu, dan (ii) pengendalian teknologi
informasi umum, yaitu pengendalian berupa kebijakan dan prosedur yang
berhubungan dengan banyak aplikasi yang mendukung berfungsinya
pengendalian aplikasi secara efektif dengan membantu untuk menjamin
beroperasinya sistem informasi secara tepat dan berkelanjutan.
• Pengendalian fisik. Pengendalian ini mencakup:
(i) Pengamanan yang memadai atas fisik aset, seperti fasilitas yang aman
atas akses terhadap aset dan catatan.
(ii) Otorisasi atas akses terhadap program komputer dan file data.
(iii) Penghitungan dan pembandingan dengan jumlah yang tercantum dan
catatan pengendali secara periodik (Contoh, pembandingan antara hasil
penghitungan kas, surat berharga, dan persediaan dengan catatan
akuntansi).
Luas pengendalian fisik yang ditujukan untuk mencegah pencurian aset
relevan dengan keandalan penyusunan laporan keuangan.
• Pemisahan tugas. Pemberian tanggungjawab kepada individu yang berbeda
dalam pengotorisasian dan pencatatan transaksi, serta penyimpanan aset.
Pemisahan tugas dimaksudkan untuk mengurangi peluang kemungkinan
individu berada dalam suatu posisi untuk melakukan dan menyembunyikan
kesalahan atau kecurangan dalam tugas nomalnya.
5) Pemantauan Terhadap Pengendalian
Pemantauan pengendalian adalah suatu proses untuk menilai efektivitas
pelaksanaan pengendalian internal. Kegiatan ini melibatkan penilaian efektivitas
pengendalian secara berkala dan tepat waktu, serta melakukan tindakan perbaikan
yang diperlukan. Manajemen melakukan pemantauan pengendalian melalui aktivitas
yang sedang berlangsung, pengevaluasian secara terpisah, atau kombinasi dari
keduanya.
Tanggungjawab paling penting manajemen adalah menetapkan dan memelihara
pengendalian internal secara berkelanjutan. Pemantauan pengendalian oleh
manajemen mencakup pertimbangan apakah pengendalian tersebut beroperasi
sebagaimana yang dimaksudkan. Pemantauan dilakukan untuk menjamin bahwa
pengendalian beroperasi secara efektif secara berkelanjutan sepanjang waktu.
Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi yang berasal dari
komunikasi dengan pihak eksternal yang dapat mengindikasikan masalah atau area
yang menjadi perhatian yang memerlukan perbaikan. Validitas data penagihan
didukung secara implisit oleh pelanggan melalui pembayaran atau komplain atas
faktur tagihan yang dibebankan kepada mereka.
10.3 Hubungan Struktur Pengendalian Intern dengan Prosedur Audit Lainnya
Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua
hal yang material, posisi keuangan dan hasil keuangan, dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Untuk mencapai tujuan ini, auditor perlu menghimpun bukti
kompeten yang cukup. Untuk menghimpun bukti yang kompeten, auditor perlu
mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun
(perkiraan) laporan keuangan. Untuk menjaga mutu hasil audit atas laporan keuangan suatu
perusahaan dalam menjalankan tugas profesionalnya, auditor harus membuat perencanaan
audit dan dilaksanakan sebaik mungkin. Hal ini tercantum dalam standar profesional
akuntan publik pada standar pekerjaan lapangan yang pertama, yaitu pemeriksaan harus
direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten, harus dipimpin dan diawasi
dengan semestinya.
Pada prosedur audit ini, auditor harus memusatkan perhatian pada rancangan dan
operasi dari aspek-aspek struktur pengendalian internal sampai seluas yang diperlukan
untuk dapat merencanakan audit dengan efektif. Audit laporan keuangan dan audit
pengendalian internal atas pelaporan keuangan merupakan satu kesatuan sehingga auditor
harus memperhitungkan hasil prosedur audit yang dilakukan untuk mengeluarkan laporan
audit mengenai pengendalian internal. Dalam melakukan perencanaan, struktur
pengendalian internal digunakan sebagai pedoman perusahaan karena menyediakan
informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan.
10.4 Cara Melakukan Pengujian Pengendalian Intern
A. Perancangan dan Pelaksanaan Pengujian Pengendalian
Dalam banyak hal auditor tidak akan mendapatkan bukti yang cukup untuk
menurunkan penilaian risiko pengendalian ke tingkat yang cukup rendah. Sehingga
auditor harus mencari bukti tambahan mengenai efektivitas pengendalian sepanjang
periode yang diaudit melalui pengujian internal.
Menurut SA 330. 4(b), Pengujian internal adalah suatu proses audit yang
dirancang untuk mengevaluasi efektivitas operasi pengendalian dalam mencegah, atau
mendeteksi dan mengoreksi kesalahan penyajian material pada tingkat asersi. Auditor
harus merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian guna memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat terhadap efektivitas operasi pengendalian yang relevan jika:
a) Penilaian auditor terhadap risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi
mencakup suatu harapan bahwa pengendalian beroperasi secara efektif (contoh:
auditor bermaksud untuk mengandalkan efektivitas operasi pengendalian dalam
penentuan sifat, saat, dan luas prosedur substantif).
b) Prosedur substantif tidak dapat memberikan bukti audit yang cukup dan tepat pada
tingkat asersi.
Beberapa prosedur penilaian risiko audit mungkin tidak dirancang secara spesifik
sebagai pengujian pengendalian, namun hal tersebut dapat memberikan bukti audit
tentang efektivitas operasi pengendalian tersebut, sehingga akibatnya berfungsi sebagai
pengujian pengendalian. Sebagai contoh, prosedur penilaian risiko oleh auditor
mencakup:
• Permintaan keterangan tentang penggunaan anggaran oleh manajemen
• Mengamati perbandingan anggaran beban bulanan dengan realisasinya yang
dilakukan manajemen
• Memeriksa laporan yang berkaitan dengan investigasi atas jumlah penyimpangan
antara anggaran dengan realisasinya
Secara umum, makin tinggi risiko kesalahan penyajian material, atau makin
besar kepercayaan yang diandalkan pada pengendalian, maka makin pendek jeda
waktu untuk pengujian kembali. Faktor yang dapat mengurangi periode pengujian
kembali pengendalian:
▪ Suatu defisiensi dalam lingkungan pengendalian
▪ Defisiensi dalam pemantauan pengendalian
▪ Adanya unsur proses manual yang signifikan dalam pengendalian relevan
tersebut
▪ Pergantian karyawan yang berdampak signifikan terhadap aplikasi
pengendalian
▪ Perubahan kondisi yang menunjukkan perlunya perubahan dalam
pengendalian
▪ Defisiensi dalam pengendalian umum teknologi informasi
➢ Pengendalian atas Risiko Signifikan
Jika auditor berencana untuk mengandalkan pengendalian terhadap suatu
risiko yang auditor telah tentukan sebagai risiko signifikan, auditor harus menguji
pengendalian tersebut dalam periode sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2018). Pemahaman dan Pengujian SPI. Retrieved Oktober 31, 2022, from
refanhdy.blogspot.com: http://refanhdy.blogspot.com/2018/06/pemahaman-dan-
pengujian-spi.html?m=1
Jusuf, A. H. (2014). Auditing Pengauditan Berbasis ISA (2 ed.). Yogyakarta: STIE YKPN.
Muchtar, H. (2017). Struktur Pengendalian Internal. Retrieved Oktober 31, 2022, from
hardiwinoto.com: https://hardiwinoto.com/struktur-pengendalian-internal/