dan
risiko
yang
telah
dinilai.
Lingkungan
pengendalian
mereka,
dapat
mempengaruhi
tingkat
dari
kesadaran
dan harus
dalam
suatu
perusahaan.
Kerangka
pengendalian
internal
COSO
internal
adalah
suatu
proses,
dan
kegiatan
5. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan telah lama menjadi peran internal auditor, yang melakukan
tinjauan untuk menilai kepatuhan dengan prosedur yang ditetapkan;
Namun, COSO sekarang mengambil pandangan yang lebih luas terhadap
pemantauan. Pengendalian internal COSO yang mengakui bahwa prosedur
pengendalian dan sistem lain berubah dari waktu ke waktu. Apa yang
tampaknya menjadi efektif ketika pertama kali diinstal mungkin tidak efektif
dalam masa depan.
Sebuah proses pemantauan harus ada untuk menilai efektivitas didirikan
komponen pengendalian internal dan untuk mengambil tindakan korektif jika
diperlukan. Proses pemantauan ini menunjuk pada peran penting dari audit
internal, komponen pengendalian internal tidak dapat ditujukan hanya untuk
internal auditor ketika manajemen tetap menyadari masalah pengendalian
lainnya yang potensial. Suatu perusahaan perlu membangun berbagai kegiatan
pemantauan untuk mengukur efektivitas pengendalian internal. Hal ini dapat
dilakukan melalui evaluasi terpisah serta dengan kegiatan terus menerus untuk
memantau kinerja dan mengambil tindakan korektif bila diperlukan .
b.
c.
d.
e.
Dokumentasi dan catatan yang memadai serta prosedur pencatatan yang layak
untuk mencegah transaksi yang tidak semestinya
f.
detektif
adalah
pengendalian
yang
dirancang
untuk
menemukan hasil- hasil yang tidak diharapkan pada saat terjadinya. Pengendalian
ini biasanya lebih mahal dibandingkan pengendalian preventif, tetapi pengendalian
ini tetap saja diperlukan, karena pengendalian detektif ini dapat mengukur
efektivitas pengendalian preventif, selanjutnya dengan adanya pengendalian
detektif ini beberapa kekeliruan tidak bisa secara efektif dikendalikan oleh sistem
pencegahan, dimana kekeliruan tersebut harus dideteksi saat terjadi. Contoh
pengendalian detektif antara lain :
a.
b.
c.
d.
dan telah dideteksi. Semua pengendalian detektif tidak ada gunanya bila kelemahan
yang telah diidentifikasi tidak diperbaiki atau masalahnya terulang kembali. Oleh
karena itu, manajemen harus mengembangkan sistem yang tetap menyoroti kondisikondisi yang tidak diinginkan sampai diperbaiki, dan jika layak, harus menetapkan
prosedur- prosedur untuk mencegah terulangnya kondisi tersebut. Sehingga
pengendalian korektif menutup lingkaran yang dimulai dari pencegahan kemudian
deteksi hingga koreksi.
D. KARAKTERISTIK-KARAKTERISTIK PENGENDALIAN
Auditor
internal
dapat
mengevaluasi
sistem
pengendalian
dengan
Tepat waktu
Pengendalian seharusnya mendeteksi penyimpangan aktual atau potensial sejak
awal
untuk
menghindari
tindakan
perbaikan
yang memakan
biaya.
Ekonomis
Pengendalian harus memberikan keyakinan yang wajar dalam mencapai hasil
yang diinginkan dengan biaya minimum dan dengan efek samping yang paling
rendah.
3.
Akuntabilitas
Pengendalian harus membantu karyawan mempertanggungjawabkan tugas
yang diberikan.
4.
Penerapan
Pengendalian harus diterapkan pada saat yang paling efektif, yaitu :
a.
b.
c.
Saat satu tahap operasi berakhir dan tahap yang lain dimulai
5.
d.
e.
f.
g.
h.
Fleksibilitas
Keadaan bisa berubah sewaktu-waktu. Rencana dan prosedur hampir pasti
berubah seiring berjalannya waktu. Kontrol yang akan mengakomodasi
perubahan seperti ini tanpa harus berubah lebih disukai untuk menghindari
kebutuhan akan adanya perubahan.
6.
Menentukan penyebab
Tindakan korektif yang diambil segera bisa dilakukan bila pengendalian tidak
hanya mengidentifikasi masalah tetapi juga penyebabnya.
7.
Kelayakan
Pengendalian yang paling efisien dan bermanfaat adalah kontrol berbasis
pengecualian, yaitu hanya merespons penyimpangan- penyimpangan yang
signifikan.
8.
Organisasi
Sebagai sarana pengendalian, merupakan struktur peran yang disetujui untuk
orang-orang di dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai
tujuananya secara efisien dan ekonomis, meliputi :
a.
Tanggung jawab harus dipisahkan sehingga tidak ada satu orang yang
mengendalikan semua tahap transaksi
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
2.
Kebijakan
adalah pernyataan prinsip yang membutuhkan, menjadi pedoman, atau
membatasi tindakan. Kebijakan harus membatasi prinsip prinsip tertentu :
a.
b.
c.
Kebijakan haruslah sesuai dengan hukum dan aturan yang berlaku dan
harus konsisten dengan tujuan dan kebijakan umum yang ditetapkan di
tingkat yang lebih tinggi
d.
e.
Kebijakan harus ditelaah secara periodik, dan harus direvisi jika kondisi
berubah
10
3.
Prosedur
adalah sarana yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan. Prinsip yang diterapkan pada kebijakan juga
bisa diterapkan untuk prosedur, tambahannya :
a.
b.
Untuk
meningkatkan
efisiensi
dan
keekonomian
sampai
tingkat
Prosedur- prosedur yang ada tidak boleh tumpang tindih, bertentangan satu
sama lain, atau bersifat duplikatif
d.
4.
Personalia
Orang-orang yang dipekerjakan atau ditugaskan harus memiliki kualifikasi
untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Bentuk kontrol terbaik disamping
kinerja masing- masing individu adalah supervisi. Praktik- praktik berikut ini
bisa membantu meningkatkan kontrol :
a.
b.
c.
d.
11
5.
Akuntansi
merupakan sarana yang sangat penting untuk kontrol keuangan pada aktivitas
dan sumber daya. Akuntansi membentuk kerangka kerja yang bisa disesuaikan
dengan pemberian tanggung jawab. Berikut ini beberapa prinsip- prinsip dasar
untuk sistem akuntansi :
a.
b.
c.
Laporan keuangan dari hasil- hasil operasi harus sejajar dengan unit
organisasi yang bertanggung jawab dalam operasional organisasi
d.
6.
Penganggaran (budget)
adalah sebuah pernyataan hasil- hasil yang diharapkan, yang dinyatakan dalam
bentuk numerik. Sebagai sebuah kontrol, anggaran menetapkan standar
masukan sumber daya dan hal- hal yang harus dicapai sebagai keluaran dan
hasil. Berikut pengendalian dalam penganggaran :
a.
b.
c.
d.
7.
Pelaporan
Laporan haruslah tepat waktu, akurat, bermakna, dan ekonomis. Berikut ini
prinsip untuk menetapkan sistem pelaporan internal yang memuaskan :
a.
b.
Individu- individu atau unit- unit harus diminta melaporkan hal- hal yang
menjadi tanggung jawabnya
12
c.
d.
e.
f.
F. SISTEM PENGENDALIAN
Sarana pengendalian meliputi orang, peraturan, anggaran, jadwal, dan
analisis komponen- komponen lainnya. Bila digabungkan, elemen- elemen ini
membentuk sistem pengendalian. Sistem- sistem tersebut bisa memiliki subsistemsubsistem, dan bisa menjadi sistem yang lebih besar. Merancang sistem
pengendalian untuk memastikan bahwa tugas diselesaikan dan tujuan dicapai
merupakan tanggung jawab managemen. Manager bertanggung jawab untuk
menetapkan pengendalian, mempertahankannya, memodifikasi apa yang harus
diubah, dan memerhatikan informasi yang diberikan oleh sistem pengendalian.
Standar- standar operasi bisa jadi merupakan elemen- elemen kunci dalam proses
pengendalian, Standar menentukan jenis kinerja yang diharapkan. Standar berperan
dalam 2 hal :
1. Menentukan tujuan yang akan dicapai
2. Menjadi dasar pengukuran
Selain standar operasi yang merupakan bagian dari sistem pengendalian,
terdapat kerangka standar yang harus diikuti sistem pengendalian itu sendiri, antara
lain :
1. Standar- Standar Umum
a. Keyakinan yang wajar
b. Perilaku yang mendukung
c. Integritas dan Kompetensi
d. Tujuan Kontrol
e. Pengawasan kontrol
2. Standar- Standar Rinci
13
a. Dokumentasi
b. Pencatatan transaksi
c. Otorisasi dan pelaksanaan transaksi dan kejadian
d. Pembagian tugas
e. Pengawasan
f. Akses dan akuntabilitas ke sumber daya
H. AUDIT PENGENDALIAN
Tujuan audit kontrol adalah untuk menentukan bahwa;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
b.
14
c.
d.
e.
f.
g.
h.
I.
15
manajemen
dan
personel
lainnya
dapat
melakukan
Gangguan
Kemacetan dalam melaksanakan pengendalian dapat terjadi karena adanya
gangguan ketika personel salah memahami instruksi atau membuta kekeliruan
akibat kecerobohan, kebingungan, atau kelelahan. Perubahan sementara atau
permanen dalam personel atau dalam sistem atau prosedur juga dapat
berkontribusi pada teradinya kemacetan.
3.
Kolusi
Individu yang bertindak bersama, seperti karyawan yang melaksanakan suatu
pengendalian penting bertindak bersama dengan karyawan lain, konsumen atau
pemasok, dapat melakukan sekaligus menutupi kecurangan sehingga tidak
dapat dideteksi oleh pengendalian internal
4.
5.
16
J.
akan
lebih
cenderung
meminta
auditor
internal
untuk,
17
2.
3.
18
Keterangan :
Dalam gambar di atas dapat dilihat mengenai posisi atau kedudukan intern auditing.
1. Internal Auditing berada di bawah Dewan Komisaris
2. Internal Auditing berada di bawah Direktur Utama
3. Internal Auditing berada di bawah Kepala Bagian Keuangan
Apabila salah satu sistem tersebut dipakai maka bentuk yang lain tidak ada.
Menurut Valery G. Kumaat (2011), sebagai sebuah tim yang independen jelas
internal audit tidak tepat bila ditempatkan dalam jalur struktural (sejajar atau
dibawah posisi head of division/department, seperti sejajar atau digabungkan
dengan accounting department).
Dalam praktek, biasanya internal audit ditempatkan di bawah CEO/BOD
sebuah Business Unit. Sejalan dengan pertumbuhan korporasi, selanjutnya Internal
Audit dimasukkan ke dalam bagian dari Holding Company (langsung dibawah
CEO atau sebagai bagian dari struktur, bila Holding Co. tidak termasuk objek
pengawasan).
Bila
mengikuti
pertumbuhan
business
unit
terutama
19
BUSINESS UNIT,
HEAD OFFICE (CEO)
INTERNAL AUDIT
BUSINESS UNIT
(Departements)
BUSINESS UNIT,
REGION OFFICE (Head of REGION)
INTERNAL AUDIT
REGION OFFICE
(Departements)
20
Struktur Dan Kedudukan Internal Audit Di PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk
21
22
23
24
KESIMPULAN
1.
2.
3.
25
DAFTAR PUSTAKA
Elder, Randal J, dkk. 2011. Jasa Audit dan Assurance. Pendekatan Terpadu
(Adaptasi Indonesia). Jakarta. Salemba Empat.
Kumaat, Valery G, Ir, 2011, Internal Audit, Penerbit Erlangga, PT. Gelora Aksara
Pratama, Jakarta.
Lawrence B. Sawyer, dkk. 2005. Audit Internal Sawyer, Edisi 5, Jakarta. Salemba
Empat.
Moeller, Robert R. 2009. Brinks Modern Internal Auditing. John Wiley & Sons, Inc,
Hoboken, New Jersey.
Nasution, Manahan, Drs, Ak, 2003. Sekilas tentang internal auditor, Fak. Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Sumatera Utara
Pedoman Tata Kelola Adira Finance, 2012. http://www.adira.co.id/pagesfile/PraktikTata-Kelola-Perusahaan.pdf
Tuanakotta, Theodorus M. 2012. Audit Berbasis ISA. Jakarta. Salemba Empat.
http://pratamafahri.blogspot.com/2013/11/pengendalian-internal-audit.html
26