Anda di halaman 1dari 10

Elemen Elemen Temuan Audit

Fakta-fakta yang ditemukan auditor internal haruslah meyakinkan, kriterianya harus dapat diterima, dan
logika yang digunakan juga harus meyakinkan. Kebanyakan temuan audit harus mencakup elemen-
elemen tertentu, termasuk latar belakang, kriteria, kondisi, penyebab, dampak, kesimpulan, dan
rekomendasi. Setiap temuan audit yang mencakup elemen-elemen ini baik eksplisit maupun implisit
akan menjadi argumen yang kuat untuk dilakukannya tindak perbaikan.

1. Latar belakang (background): Identifikasi orang-orang yang berperan, hubungan organisasi, dan
memperhatikan tujuan serta sasaran. Hal tersebut harus bisa menjelaskan secara umum lingkungan yang
melingkupi operasi dan gravitasi situasi yang menyebabkan auditor melaporkan temuan tersebut.

2. Kriteria (criteria) : tujuan & sasaran, dimana harus bisa mencakup standar-standar operasi, yang
mencerminkan apa yang diinginkan manajemen untuk dicapai oleh operasi yang di audit. Serta kualitas
pencapaian. Dimana auditor internal harus dengan jelas melihat dan memahami gambaran keseluruhan,
dan juga bagian-bagiannya.Untuk menentukan seberapa layak, efisien, ekonomis, dan efektifnya suatu
operasi , audit internal harus memiliki tolak ukur-standar pengukuran secara valid.

3. Kondisi (condition) : merupakan jantungnya temuan. Kondisi mengacu pada fakta-fakta yang
dikumpulkan melalui observasi, pengajuan, pertanyaan, analisis, verifikasi, dan investigasi yang dilakukan
auditor internal dan informasiharus memadai, kompeten dan relevan.

Pembahasan Temuan

- Saat auditor internal menyusun temuan audit dan merenungkan rekomendasi, mereka harus
mewaspadai kekeliruan mereka sendiri. Mereka mungjun salah menginterpretasi atau mereka mungkin
tidak membaca prosedur dengan layak. untuk mengecek pemahaman atas hal-hal yang mereka temukan
maka auditor internal harus berbica dengan org yang paling layak yaitu karyawan dan manajer
perusahaan

Pencatatan Temuan Audit

-Auditor Internal yang ingin memastikan bahwa mereka telah sepenuhnya mempertimbangkan
elemen2 temuan audit bisa mengandalkan pada suatu bentuk laporan.

-Laporan tersebutsesuai dengan tujuan yang telah dijelaskan dan memberi ruang untuk:
1.Mengidentifikasi organisasi yang bertanggungjawab

2.Memberi nomor identifikasi utnuk temuan tertentu dan suatu rujukan untuk kertas kerja
pendukung

3.Memberi pernyataan singkat mengenai kondisi

4.Mengidentifikasi kriteria standar yang diterapkan untuk menilai kondisi

5. Menunjukkan apakah temuan tersebut merupakan pengulangan dari sesuatu ditemukan


padaaudit sebelumnya

6.Menyatakan arah, prosedur, atau instruksi kerja yang berkaitan dengan temuan tersebu

7.Meringkas pengujian audit dan jumlah kelemahan yang ditemukan

8.Menunjukkan penyebab--mengapa terjadi penyimpangan

9.Menjelaskan dampak, aktual maupun potensial, dari kondisi tersebut

10.Menyatakan tindakan perbaikan yang diusulkan dan/atau yang diambil

11.Mencatat pembahasan dengan karyawan klien dan mencatat tanggapan-tanggapan


mereka(setuju, tidak setuju), dan sifat tindakan, jika ada, yang mereka usulkan untuk diambil

- Laporan tersebut berfungsi sebagai pedoman untuk mengingatkan auditor semua yang
diperlukan untuk memperoleh informasi untuk temuan yang dibuat secara mendalam.

- Beberapa organisasi telah memperluas penggunaan RAF (Record of Audit Findings

-kesimpulannya adalah : 1. memberikan acuan untuk pembahasan

2. digunakan untuk mrngkomunikasikan temuan dengan klien dan untuk mendapatkan tanggapan
tertulis

3. keahlian komunikasu sangat penting bagi auditor internal terutama dalam presentasi hasil
audit

Keahlian Komunikasi

-Laporan ringkas sekalipun seperti yang tampak pada RAF harus ditulis dengan baik dan
masalah-masalah harus diidentifikasikan dengan jelas menggunakan istilah-istilah singkat, padat,
dan tepat.

-Harus diekspresikan dalam nada yang positif, dan istilah-istilah yangmendorong reaksi
emosional atau defensif harus dihindari.
-Auditor harus terlibat dalam masalah sensitif dan negatif.

Penelaahan Pengawasan

-Seharusnya setiap temuan audit yang dilaporkan telah melalui penelahan


pengawasan(supervisory review) yang ketat

-Tujuannya untuk mempertahankan kredibilitas aktivitas audit internal

-Penyelia (supervisor) audit harus melakukan review secara rutin/periodik untuk


menjagamutu/kualitas audit.

Penyebab

Penyebab(cause) menjelaskan alasan terjadinya deviasin dari kriteria yang ada, Tujuan tidak
tercapai, dan Tujuan tidak terpenuhi. Identifikasi penyebab merupakan hal yang penting untuk
memperbaikinya. Setiap temuan audit bisaditelusuri penyimpangannya dari apa yang
diharapkan. Masalah bisa diatasihanya jika penyimpangan ini didentifikasi dan
menyebabkannya diketahui.

Menentukan sebab merupakan latihan pemecahan masalah, dan prosesnya mengikuti langkah-
langkah klasik berikut:
-Kumpulkan Fakta-Fakta
-Identifkasikan masalah, cari penyimpangan yang terjadi.
-Jelaskan hal-hal utama dari masalah. Apa yang dimaksud dengan penyimpangan? Di mana
penyimpangan tersebut terjadi? Kapan melewati? Seberapa signifikan? Apakah disebabkan
oleh beberapa tindakan atau karena tidak dilakukan tindakan sama sekali?

-Uji sebab-sebab yang mungkin adalah hal-hal yang sepenuh yang menjelaskan penyimpangan,
setiap kali semua penyebab penyimpangan, dan menjawab sebagian besar penyimpangan. Cari
penyebab mendasar, tidak hanya yang kelihatan di permukaan.
-Tetapkan tujuan-tujuan potensi tindakan perbaikan.
-Bandingkan tindakan-tindakan alternative dengan tujuan-tujuan dan tentative pilih yang terbaik
telah dipilih
-Pikirkan keadaan-keadaan buruk yang dipicuolehtindakanperbaikan yangtelahdipilih
-Pertimbanganmbangan "bagaimanaseandainya." Misalnya, pikirkanapa yang
akantimbuljikapenyeliaharuskeluaruntukmelihatapakahpengawastetapbekerjaataswaktukerjabera
khir.
-Apakah Ada Kondisi-Kondisimitigasi?
-Recomendasikan control untukmemastikanbahwatindakanterbaikbenar-benartelahdilakukan
Dampak
Dampak (efek) menjawab pertanyaan "lalukenapa." Anggaplah semua fakta telah disajikan,
lalumengapa? Siapaatauapa yang dirugikan,danseberapaburuk? Apakonsekuensi-
konsekuensinya? Akibat-akibat yang merugikanharuslahsignifikan-
bukanhanyapenyimpangandariprosedur. Dampak merupakan elemen yang diperlukan untuk
klien dan manajemen pada tingkat yang lebih tinggi bahwa kondisi yang tidak diinginkan, jika
dibiarkan terus terjadi, akan berakibat lebih buruk dan memakan biaya yang lebih besardari yang
dibutuhkan untuk memperbaiki masalah tersebut. Untuk temuan
-temuan keekonomian dan efisiensi, dampak biasanya diukur dalam dolar atau rupiah. Dalam
temuan-temuan efektifitas, dampak biasanya merupakan ketidak mampuan untuk menyelesaikan
hasil akhir yang di inginkanatau di wajibkan. Dampak adalah hal yang membuat yakin dan
sangat diperlukan untuk suatu temuan audit. Jika tidak disajikan kemanajemen dengan memadai
maka kecil kemungkinan diambil tindakan perbaikan.

Kesimpulan
Kesimpulan (kesimpulan) harusditunjangolehFakta-Fakta;
Namunharusmerupakanpertimbanrofesional, bukanberisirincian yang tidakperlu.
Dalammembuatkesimpulan, auditor internal
jelasmemilikipeluanguntukmemberikankontribusikepadaorganisasi. Jika auditor internal
berkontribusisecarakonsistenmenyajikankesimpulan yang bisamenghasilkankinerja yang
barudantingkatankinerja yang lebihtinggi, mengurangibiayadanmeningkatkankualitasproduksi,
menghilangkanpekerjaan yang tidakdibutuhkan, mendayagunakankekuatanteknologi,
meningkatkankepuasanpelanggan,
meningkatkanjasa,danmeningkatkanposisikompetitiforganisasi, maka audit internal
jelasbernilai. Kesimpulandapatmenekankanpemahaman auditor
atasusahaorganisasidanhubunganfungsi yang
diauditterhadapperusahaansecarakeseluruhan. Kesimpulandapatdanseharusnyamenyajikantindak
anpotensialdanmenunjukkanbahwamanfatmemperbaikikesalahanakanmelebihibiayanya.
Besarnyakerugian yang
ditunjukkanpadabagiandampakmerupakandasardibutuhkannyatindakanperbaikan.

Rekomendasi
Rekomendasi (rekomendasi) mempertimbangkantindakan yang mungkin dipertimbangkan
manajemen untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang salah, dan untuk memperkuat kelemahan
dalam system kontrol. Rekomendasi haruslah positif dan bersifat spesifik. Rekomendasi juga
harus mengidentifikasi siapa yang akan bertindak. Akan tetapi rekomendasi audit membawa
bibit-bibitbahaya. Jika manajemen diberitahu mengetahui tindakan yang direkomendasikan
auditor, maka tindakan tersebut bias berbalik merugikan auditor. Mengidentifikasi kondisi yang
tidak memuaskan adalah tanggung jawab audit. Memperbaikinya merupakan tanggung jawab
manajemen. Lebih disukai bila auditor internal mengusulkan ‘metode tindakan perbaikan untuk
pertimbangan manajemen. Rekomendasi audit seharusnya tidak dilakukan secara membabi buta,
tetapi dipertimbangkan bersama-sama dengan tindakan-tindakan lain yang mungkin di lakukan.
Auditor internal tidak mendikte manajemen dan pada akhirnya manajemenlah, bukun auditor
internal yang harus melakukan tindakan perbaikan.

Saran yang paling memuaskan untuk menyelesaikan temuan audit adalah membahasnya dengan
manajemen oerasional sebelum laporan audit tertulis diterbitkan. Pada saat itu harus dicapai
kesepakatan mengenai fakta-faktadan beberapa tindakan perbaikan untuk memperbaiki
kekurangan. Kemudian, laporan formal bias berisi pernyataan ini: "Kami membahas temuan-
temuan kami dengan manajemen; dan sebagai hasilnya, tindakan telahdiambil yang kami yakin
telah diperhitungkan untuk memperbaiki kondisi yang dijelaskan sebelumnya (atau tindakan
yang diambil untuk memperbaiki kondisi yang telahdijelaskan)." Peringkat ini tidak mengambil
apa pun dari auditor, dan membangun kemitraan dalam pemecahan masalah antara auditor dan
klien.

Kami yakin bahwa bentuk laporan ini lebihdisukai untuk seperangkat recomendasi audit yang
kelihatannya menekankan kalalaian klien dan menempatkan auditor sebagai atasan, makhluk
maha tahu yang mengeluarkan pernyataan yang di pahat di batugranit.

MELAPORKAN TEMUAN AUDIT


RAF, dan abstraksi telah digunakan lebih dari sekadar sebagai pencatatan temuan atau
pengkomunikasian ke klien. Laporan tersebut telah diakumulasikan berurutan secara logis
berdasarkan pengelompokan menurut subjek, lokasi, atau unit yang diaudit dan kemudian
diserahkan manajemen melalui ringkasan eksekutif satu halaman. Ringkasan ini menjelaskan
lingkup audit, menyajikan opini audit secara keseluruhan, dan menyajikan penilaian auditor atas
operasi yang diaudit.

Format pelaporan ini menekankan pada kelemahan-kelemahan. Pelaporan ini menawarkan dari
pelaporan segera setelah pekerjaan lapangan diselesaikan, tetapi apa yang diperoleh clan yang
cepat bisa jadi sia-sia bila hubungan auditor-klien tidak menguntungkan. Auditor bisa posisi
memberikan kritik atau celaan, bukan sebagai pengamat objektif yang memerha maupun sisi
buruk. Dampak yang tidak menguntungkan ini dapat diseimbangkan oleh tanggapan yang
objektif pada ringkasan eksekutif. Hal tersebut juga dapat dinetralkan pembahasan interim
mengenai RAFdengan klien.

TINDAK LANJUT

Belum ada kesepakatan mengenai tanggung jawab auditor sehubungan dengan tindak lanjut.
Beberapa nulis dan praktisi berpendapat bahwa auditor internal mengidentifikasi kondisi-kondisi
kelemahan dan terserah pada manajemen untuk mengambil tindakan perbaikan, menentukan dan
mengawasi efektivitasnya. Namun, pandangan ini tidak konsisten dengan deskripsi yang lebih
luas mengenai tanggung jawab audit internal sebagaimana dinyatakan dalam pembukaan
Standar.
Audit internal merupakan aktivitas pemberian keyakinan yang independen, objektif dan
aktivitas konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi
organisasi

Terkandung secara implisit dalam pernyataan tersebut tanggung jawab untuk mengidentifikasi
dan melaporkan baik risiko aktual maupun potensial terhadap perusahaan. Auditor internal yang
menyadari kelemahan dan risiko diminta melaporkannya ke tingkat manajemen yang tepat.

Standar terbaru 2500.A1 menyatakan bahwa:

1. Kepala bagian audit harus menetapkan proses tindak lanjut untuk mengawasi dan
memastikan bahwa tindakan manajemen telah diimplementasikan secara efektif atau
bahwa manajemen senior telah menerima risiko untuk tidak mengambil tindakan.
2. Tindak lanjut oleh auditor internal didefinisikan sebagai sebuah proses untuk menentukan
kecukupan, efektivitas, dan ketepatan waktu atas tindakan yang diambil oleh manajemen
atas pengamatan dan rekomendasi penugasan yang dilaporkan. Pengamatan dan
rekomendasi sepeřti ini juga mencakup yang dilakukan oleh auditor eksternal dan yang
lainnya. (Sumber: Red Book 440.01.1)
3. Tanggung jawab untuk melakukan tindak lanjut harus didefinisikan dalam piagam tertulis
aktivitas audit internal. Sifat, waktu, dan luas tindak lanjut harus ditentukan oleh kepala
bagian audit. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan prosedur
tindak lanjut yang tepat adalah:
 Signifikansi pengamatan atau observasi yang dilaporkan.
 Tingkat upaya dan biaya yang dibutuhkan untuk memperbaiki kondisi yang
dilaporkan.
 Risiko-risiko,yang mungkin terjadi bila tindakan perbaikan gagal dilakukan.
 Kompleksitas tindakan perbaikan.
 Periode waktu yang terlibat.

Kelemahan yang dilaporkan, yang dianggap valid oleh manajemen, jelas telah menggambarkan
risiko risiko tersebut hingga dilkoreksi, atau hingga manajemen senior atau dewan telah
menyatakan bahwa bagi perusahaan. Kondisi ini tetap menjadi risiko hingga selesai diperbaiki.
Kegagalan untuk mengawasi mereka akan menanggung risiko tersebut, harus dianggap sebagai
tanggung jawab audit yang tidak dilaksanakan.

Argumen lain yang menyatakan bahwa auditor tidak harus melakukan tindak lanjut atas tindakan
perbaikan adalah bahwa mereka adalah staf dan bukan lini. Pernyataan ini sudah jelas, auditor
internal memang seharusnya tidak melakukan fungsi lini. Namun menindaklanjuti tindakan
perbaikan bukanlah fungsi lini. Justru hal ini merupakan fungsi staf yang dirancang untuk
menilai tindakan fungsi Auditor internal melaksanakan tanggung jawab mereka dengan menilai
kinerja fungsi lini dalam mengurangi risiko bagi perusahaan.

KECUKUPAN TINDAKAN PERBAIKAN


Temuan-temuan audit dan tindakan yang diperlukan untuk mengimplementasikannya memiliki
banyak variasi bentuk dan ukuran sehingga tidak ada aturan kaku bagi kelayakan tindakan
perbaikan yang bisa diterapkan di segala situasi. Secara umum, tindakan perbaikan seharusnya :
 Responsif terhadap kelemahan yang dilaporkan. ,
 Lengkap dalam memperbaiki semua aspek material dari kelemahan yang ada
 Berkelanjutan efektivitasnya
 Diawasi untuk mencegah terulang kembali.

Pada contoh berikut ini, tindakan perbaikan tidak memenuhi empat kriteria ini;

Sebuah organisasi menggunakan berbagai macam bahan peledak dalam operasinya. Penanganan
bahan peledak tersebut, seperti yang kita perkirakan, membutuhkan kehati- hatian dan
pengalaman yang cukup. Hal ini semakin disadari saat seorang pekerja yang lalai dan kurang
terlatih secara tak sengaja meledakkan tangannya dan menyebabkan seorang pekerja lainnya
menjadi buta.
Setelah kejadian itu dibuat kebijakan organisasi yaitu untuk semua karyawan yang menangani
bahan peledak harus menyelesaikan pelatihan, memiliki sertifikasi dalam penanganan bahan
peledak, dan membawa kartu yang membuktikan sertifikasi mereka. Karyawan tersebut harus
memperoleh sertifikasi ulang setiap tahun setelah diuji pengetahuan dan kemampuan mereka
dalam menangani bahan peledak.

Auditor internal memeriksa prosedur sertifikasi dan status sertifikasi sejumlah karyawan.
Mereka menemukan bahwa tidak ada sistem yang menginformasikan karyąwan atau penyelia
mereka bahwa mereka harus mengikuti ujian tahunam. Mereka juga menanyakan 30 dari 100
karyawan dan menemukan bahwa dua orang tidak memiliki sertifikasi sama sekali dan sertifikasi
untuk tiga karyawan telah habis masa berlakunya. Kelima karyawan tersebut terlibat penanganan
bahan peledak sehari-hari.

Auditor internal dengan segera melaporkan temuan mereka. Sebagai tanggapannya, manajer
produksi meminta kelima orang tersebut diuji dan diberi sertifikasi. la kemudian melaporkan
informasi tersebut ke auditor internal, dengan menyatakan bahwa ia telah memperbaiki kondisi
kelemahan yang ada.

Tindakan perbaikan tidak memadai sama sekali dan ditolak oleh auditor internal karena alasan-
alasan berikut ini: .
 Tindakan tersebut tidak responsif. Tindakan perbaikan tidak berhubungan dengan kontrol
atas sertifikasi
 Tindakan tersebut tidak lengkap. Hanya karyawan yang diperiksa auditor yang diambil
tindakan.
 Tindakan tersebut tidak berkelanjutan. Tidak ada sistem yang diterapkan untuk
memastikan bahwa para karyawan dan penyelia mereka diinformasikan mengenai
penangguhan masa berlaku sertifikat mereka.
 Tindakan tersebut tidak diawasi. Tidak ada ketentuan, kecuali oleh audit internal
periodik, untuk memastikan bahwa orang yang menangani bahan peledak telah dilatih
dan diberi sertifikasi.

Auditor menjelaskan kelemahan dalam tindakan perbaikan tersebut ke manajemen


operasional. Hasilnya, langkah-langkah tambahan berikut ini diambil:

 Catatan kartu berisi nama-nama dan tanggal masa berlaku sertifikasi untuk setiap
karyawan dibuat dalam "dokumen pengingat di departemen personalia, yang bertanggung
jawab untuk pelatihan dan sertifikasi. Kartu tersebut kemudian ditempatkan dalam
dokumen "tunggu" dan dihapuskan hanya setelah diterima bukti adanya sertifikasi ulang.
 Semua 100 karyawan dicek untuk mengetahui keabsahan dan pembaruan kartu
sertifikasi.
 Satu bulan sebelum masa berlaku sertifikasi habis, manajer setiap karyawan akan diberi
tahu bahwa sertifikasi ulang sudah harus dilakukan. Mereka juga akan diberi tahu jika
ada sertifikasi karyawan yang diizinkan habis meskipun pemberitahuan tanggal sertifikasi
ulang telah diberikan.
 Kepala bagian keamanan menginstruksikan para insinyur, yang berkeliling pabrik
mencari pelanggaran keamanan, untuk memverifikasi apakah setiap orang yang terlihat
menangani bahan peledak memiliki kartu bukti sertifikasi terbaru

KEWENANGAN DAN STATUS AUDIT

Tanggung jawab tidak bisa dilaksanakan tanpa kewenangan. Tanggung jawab audit untuk
menilai kecukupan dan efektivitas tindakan perbaikan tidak akan ada artinya jika auditor
tidak diberi kewenangar untuk melakukan hal tersebut. Manajer operasi yang sibuk
cenderung menanggapi keberatan auditor dengan mengatakan: "Saya yang menangani
operasi. Saya yang mengambil tindakan jika saya rasa perlu. Iu sudah cukup memuaskan
saya. Memangnya Anda siapa sehingga bisa mengatakan sebaliknya?"

Tetapi, yang lebih diinginkan adalah memberikan keyakinan, bukan memberitahu. Dan proses
memberikan keyakinan tersebut harus dimulai dari awal. Pada pertemuan pendahuluan, auditor
harus meyakinkan klien bahwa: (1) mereka akan diberitahu segera mengenai setiap temuan yang
ditemukan auditor; (2) baik temuan maupun dukungan atasnya akan dibahas secara mendalam;
(3) setiap pertanyaan menyangkut fakta-fakta akan diselesaikan sebelum masalah dilaporkan; (4)
klien akan diperbolehkan untuk berada pada posisi yang berlawanan dengan temuari; dan (5)
klien akan diberikan setiap peluang untuk memulai tindakan perbaikan.

Pada laporan audit final, pemberitahuan yang jelas harus diberikan untuk setiap tindakan perbaikan yang
sudah dimulai atau diselesaikan. Tidak ada temuan audit yang harus diberikan bobot atau penekanan
tambahan dari yang seharusnya. Temuan yang tidak signifikan seharusnya tidak dilaporkan secara
formal, sepanjang temuan tersebut telah diperbaiki dengan layak
Kesimpulan
Kesimpulan (kesimpulan) harusditunjangolehFakta-Fakta;
Namunharusmerupakanpertimbanrofesional, bukanberisirincian yang tidakperlu.
Dalammembuatkesimpulan, auditor internal
jelasmemilikipeluanguntukmemberikankontribusikepadaorganisasi. Jika auditor internal
berkontribusisecarakonsistenmenyajikankesimpulan yang bisamenghasilkankinerja yang
barudantingkatankinerja yang lebihtinggi, mengurangibiayadanmeningkatkankualitasproduksi,
menghilangkanpekerjaan yang tidakdibutuhkan, mendayagunakankekuatanteknologi,
meningkatkankepuasanpelanggan,
meningkatkanjasa,danmeningkatkanposisikompetitiforganisasi, maka audit internal
jelasbernilai. Kesimpulandapatmenekankanpemahaman auditor
atasusahaorganisasidanhubunganfungsi yang
diauditterhadapperusahaansecarakeseluruhan. Kesimpulandapatdanseharusnyamenyajikantindak
anpotensialdanmenunjukkanbahwamanfatmemperbaikikesalahanakanmelebihibiayanya.
Besarnyakerugian yang
ditunjukkanpadabagiandampakmerupakandasardibutuhkannyatindakanperbaikan.

Rekomendasi
Rekomendasi (rekomendasi) mempertimbangkantindakan yang
mungkindipertimbangkanmanajemenuntukmemperbaikikondisi-kondisi yang salah,
danuntukmemperkuatkelemahandalamsistemkontrol.
Rekomendasiharuslahpositifdanbersifatspesifik. Rekomendasijugaharusmengidentifikasisiapa
yang akanbertindak. Akan tetapirekomendasi audit membawabibit-bibitbahaya.
Jikamanajemendiberitahumengetahuitindakan yang direkomendasikan auditor,
makatindakantersebut bias berbalikmerugikan auditor.Mengidentifikasikondisi yang
tidakmemuaskanadalahtanggungjawab audit.
Memperbaikinyamerupakantanggungjawabmanajemen.
Lebihdisukaibila auditor internal
mengusulkanmetodetindakanperbaikanuntukpertimbanganmanajemen. Rekomendasi
auditseharusnyatidakdilakukansecaramembabibuta, tetapidipertimbangkanbersama-
samadengantindakan-tindakan lain yang mungkin di lakukan. Auditor internal
tidakmendiktemanajemendanpadaakhirnyamanajemenlah, bukun auditor internal yang
harusmelakukantindakanperbaikan.

Saran yang paling memuaskanuntukmenyelesaikantemuan audit


adalahmembahasnyadenganmanajemenoperasionalsebelumlaporan audittertulisditerbitkan.
Padasaatituharusdicapaikesepakatanmengenaifakta-
faktadanbeberapatindakanperbaikanuntukmemperbaikikekurangan. Kemudian, laporan formal
bias berisipernyataanini: "Kami membahastemuan-temuan kami denganmanajemen;
dansebagaihasilnya, tindakantelahdiambil yang kami
yakintelahdiperhitungkanuntukmemperbaikikondisi yang dijelaskansebelumnya (atautindakan
yang diambiluntukmemperbaikikondisi yang telahdijelaskan)." Peringkatinitidakmengambilapa
pun dari auditor, danmembangunkemitraandalampemecahanmasalahantara auditor danklien.

Kami yakinbahwabentuklaporaninilebihdisukaiuntukseperangkatrecomendasi audit yang


kelihatannyamenekankankalalaiankliendanmenempatkan auditor sebagaiatasan,
makhlukmahatahu yang mengeluarkanpernyataan yang di pahat di batugranit.

Anda mungkin juga menyukai