Anda di halaman 1dari 31

PENGANTAR ETIKA BISNIS

DAN KECURANGAN, SKEMA


KECURANGAN DAN DETEKSI
KECURANGAN

LIM HENDRA, S.E., Ak., M.Si, BKP, CPSAK, CA, CPA


ETIKA (Ethics)
Etika berasal dari norma – norma masyarakat, Standar ajar
an agama, dan keyakinan pribadi yang sangat mendalam
mengenai hal yang salah dan benar yang tidak dapat disep
akati secara universal.

Etika (Ethics) berkaitan dengan prinsip – prinsip perilaku ya


ng digunakan orang dalam membuat pilihan dan yang men
garahkan perilakunya dalam membuat konsep benar atau
salah dalam sebuah situasi.
ETIKA BISNIS (Business Ethics)
Etika Bisnis mencakup Konsep :

1. Bagaimana manajer memutuskan apa yang benar dan s


alah dalam menjalankan bisnisnya ?
2. Bagaimana langkah manajemen mencapai apa yang dia
nggap benar ?
ETIKA BISNIS (Business Ethics)

Empat area permasalahan etika bisnis, adalah :


1. Kesetaraan
2. Hak
3. Kejujuran
4. Penerapan Kekuasaan Perusahaan
ETIKA BISNIS (Business Ethics)
Perilaku etis seharusnya bagus untuk bisnis dan merupaka
n hal penting, namun bukan satu – satunya kondisi yang bi
sa menjadikan bisnis sukses. Perilaku tidak etis juga bisa
membuat binis sukses secara tidak benar, sehingga perus
ahaan yang tidak etis harus dihukum.

Teori tahapan keperilakuan menyatakan bahwa semua ora


ng akan melalui beberapa tahapan evolusi moral sebelum
sampai pada tingkat pemikiran etika.
ETIKA BISNIS (Business Ethics)
Teori Tahapan Keperilakuan

TAHAPAN EVOLUSI MORAL PERILAKU YANG DITUNJUKKAN


Tahap 1 : Berorientasi Pada Menaati peraturan untuk menghindari hukuman.
Hukuman
Tahap 2 : Berorientasi Pada Menaati Peraturan untuk mendapat penghargaan
Penghargaan
Tahap 3 : Berorientasi sebagai Menaati standar perilaku yang diterima untuk mendapat
Orang yang Baik dukungan dari orang lain.
Tahap 4 : Berorientasi pada Menaati peraturan untuk menghindari kecaman dari pihak yang
Wewenang berwenang karena tidak “melaksanakan kewajibannya”
Tahap 5 : Berorientasi Pada Menaati peraturan untuk mendapat rasa hormat dari teman
Kontrak Sosial sebaya dan untuk menjaga kehormatan
Tahap 6 : Berorientasi pada Bertindak berdasarkan prinsip etika yang dipilih sendiri dan yang
Prinsip Etis mendorong harga diri.
ETIKA BISNIS (Business Ethics)
Setiap keputusan etis memiliki resiko dan manfaat.
Tanggung jawab etis manajer adalah mencari keseimbangan antara resiko
dan manfaat bersikap etis.

Prinsip yang menjadi petunjuk melaksanakan tanggung jawab etis :


1. Proposionalitas (manfaat keputusan > resiko dan harus ada alternativ
e keputusan lain yang sama baiknya)
2. Keadilan (manfaat keputusan harus dibagi adil bagi setiap pihak yang
menanggung resiko)
3. Resiko minimal (keputusan harus dijalankan dengan meminimumkan
semua resiko)
ETIKA KOMPUTER (Computer Ethics)
Etika Komputer adalah analisis sifat dan dampak sosial teknologi computer serta pembent
ukan dan justifikasi kebijakan terkait atas penggunaan teknologi tersebut secara etis. (Ini
meliputi) perhatian terhadap peranti lunak dan peranti keras serta perhatian terhadap jari
ngan yang menghubungkan berbagai computer serta computer itu sendiri.

Bynum membagi etika computer menjadi tiga tingkat :


1. Etika Komputer Pop (eksposur dari media popular terkait baik/buruknya teknologi co
mputer)
2. Etika Komputer Para (perhatian sesungguhnya tentang kasus etika computer, level in
i harus dipahami ahli sistem dan mahasiswa SIA)
3. Etika Komputer Teoretis (penelitian multidisiplin ke ilmu computer untuk membawa p
emahaman baru)
ETIKA KOMPUTER (Computer Ethics)
Masalah Etika Komputer terkait :
1. Privasi
2. Keamanan (Akurasi & Kerahasiaan)
3. Kepemilikan Properti
4. Ras
5. Kesetaraan Akses
6. Masalah lingkungan
7. Kecerdasan Buatan
8. Pengangguran dan Penggantian
9. Tanggung Jawab Pengendalian Internal
KECURANGAN (Fraud)
Kesalahan penyajian suatu fakta material dan dilakukan suatu pihak terhadap pihak lain
dengan tujuan menipu (membuat korban merasa aman untuk bergantung pada fakta pal
su yang sebenarnya merugikan).

Lima syarat dinyatakan melakukan fraud :


1. Kesalahan penyajian. Adanya pernyataan palsu atau tidak diungkapkannya suatu h
al.
2. Fakta yang material. Fakta harus merupakan factor yang substansial untuk mendor
ong seseorang agar bertindak
3. Niat. Ada niat untuk menipu atau mengetahui bahwa pernyataan pihak tertentu adala
h salah
4. Ketergantungan yang dapat dijustifikasi. Kesalahan penyajian tersebut merupakan
factor yang substansial dimana pihak yang dirugikan bergantung padanya.
5. Kerusakan atau kerugian. Penipuan tersebut menyebabkan kerusakan atau kerugi
an bagi korban kecurangan
KECURANGAN (Fraud)
Contoh Kecurangan di lingkungan bisnis :
Penipuan disengaja, penyalahgunaan asset perusahaan atau manipulasi data
keuangan demi keuntungan pelaku.

Dua tingkat kecurangan yang biasa dideteksi auditor :


1. Kejahatan Karyawan
Dilakukan non – manajemen dan terdiri dari tiga tahap proses kecurangan :
• Mencuri Aset
• Mengoversi Aset (Contoh : Menjadi uang)
• Menutupi kejahatan & menghindari deteksi sistem pengendalian
KECURANGAN (Fraud)
2. Kecurangan Pihak Manajemen
• Sering lolos deteksi karena jarang terlihat nyata
• Tidak melibatkan pencurian asset langsung
• Biasanya untuk mendapat nilai saham lebih tinggi = kecurangan kinerja.
Caranya menggelembungkan pendapatan atau menunda pengakuan
kebangkrutan.
• Tiga karakteristik khsusus kecurangan manajemen :
a. Dilakukan tingkat manajemen atas yang berkuasa atas struktur
pengendalian internal
b. Melibatkan laporan keuangan dengan membuat ilusi (palsu)
c. Kecurangan yang menyalahgunakan asset akan bekerja sama dengan
pihak ketiga
KECURANGAN (Fraud)
Donald Cressey mengklasifikasi tiga kategori umum motivasi kecurangan (segitiga kecuranga
n) :
1. Tekanan Situasional
2. Peluang
3. Karakteristik Pribadi

Faktor peluang yang menimbulkan kerugian atas fraud :


4. Gender (umumnya laki – laki menduduki jabatan penting dan banyak akses ke asset)
5. Posisi (semakin tinggi jabatan, banyak akses ke asset)
6. Usia (Umumnya yang senior jabatannya tinggi dan banyak akses ke asset)
7. Pendidikan (umumnya yang jenjang pendidikannya lebih tinggi, jabatannya lebih tinggi da
n banyak akses ke asset )
8. Kolusi (kerja sama manajer dengan karyawan bawahannya sulit dideteksi dan bisa melak
ukan hal yang mungkin tak bisa mereka lakukan sendiri, kerugian kolusi lebih besar darip
ada kerugian pelaku individu)
KECURANGAN (Fraud)

Masalah mendasari akar kekhawatiran peraturan keamana


n federan dan pelaporan akuntansi :
• Auditor kurang independen
• Komisaris kurang independen
• Skema kompensasi eksekutif meragukan
• Praktek akuntansi tidak wajar
KECURANGAN (Fraud)
Undang - undang Sarbanes - Oxley (Juli 2002) berguna untuk menangan
i turunnya kepercayaan investor perorangan maupun lembaga karena kega
galan bisnis dan penyajian akuntansi (kasus Enron, dll).
Prinsip yang direformasi dalam UU Sarbanes - Oxley:
1. Dewan Pengawas Akuntansi
2. Independensi Auditor
3. Tata Kelola dan Tanggung Jawab Perusahaan
4. Pengungkapan Perusahaan dan Pihak Manajemen
5. Hukuman Kecurangan dan Tindak Kriminal
SKEMA KECURANGAN
Kategori Skema Kecurangan, yaitu :
1. Kecurangan dalam laporan keuangan (Kecurangan oleh
pihak manajemen)
2. Korupsi
3. Dan penyalahgunaan asset (Kecurangan oleh karyawa
n)
SKEMA KECURANGAN
KECURANGAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
Kecurangan dalam laporan keuangan dikaitkan dengan kecurangan o
leh pihak manajemen.Walaupun semua kecurangan melibatkan suatu
bentuk kesalahan penyajian keuangan, untuk dapat digolongkan seb
agai skema kecurangan jenis ini, laporan itu sendiri harus memberika
n manfaat keuangan langsung atau tidak langsung bagi pelakunya
SKEMA KECURANGAN
KORUPSI
Korupsi (corruption) meliputi penyuapan, konflik kepentingan, pemberi
an tanda terima kasih yang tidak sah, dan pemerasan secara ekonomi.
Korupsi adalah tindakan seorang pejabat atau petugas yang secara tid
ak sah dan tidak dapat dibenarkan memanfaatkan pekerjaannya atau
karakternya untuk mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri atau
untuk orang lain, dengan melanggar kewajiban dan hak orang lain. Ber
dasarkan Association of Certified Fraud Examiners (ACFE), korupsi m
erupakan 10% dari seluruh kasus kecurangan di tempat kerja. Hampir
90% kerugian akibat korupsi ditimbulkan dari skema penyuapan.
SKEMA KECURANGAN
PENYALAHGUNAAN ASET

1. Pembebanan ke Akun Beban

Pencurian asset menciptakan ketidakseimbangan dalam persamaan d


asar akuntansi (Aset = Ekuitas) yang harus disesuaikan oleh si pelaku
kejahatan jika ingin pencurian tersebut tetap tidak terdeteksi. Cara yan
g paling umum untuk menyembunyikan ketidakseimbangan adalah me
mbebankan aset ke akun beban dan mengurangi ekuitas dalam jumlah
yang sama .
SKEMA KECURANGAN
PENYALAHGUNAAN ASET

2. Gali Lubang Tutup Lubang


Gali lubang tutup lubang (lapping) melibatkan penggunaan cek dari pelanggan, men
erima pembayaran rekening mereka, untuk menutupi kas yang sebelumnya dicuri ole
h seorang karyawan.
Contoh :
Karyawan pertama – tama akan mencuri dan mencairkan cek senilai $500 yang dikiri
m oleh Pelanggan A. Untuk menutupi ketidakseimbangan akuntansi yang disebabka
n oleh hilangnya aset, maka rekening Pelanggan A tidak akan dikredit. Selanjutnya
(dalam periode tagihan selanjutnya), karyawan tersebut menggunakan cek bernilai
$500 yang diterima dari pelanggan B dan memasukkan pembayaran ini ke rekening
Pelanggan A. Dana yang diterima pada periode selanjutnya dari pelanggan C kemud
ian akan masuk ke dalam rekening pelanggan B, dan setarusnya.
SKEMA KECURANGAN
PENYALAHGUNAAN ASET

3. Kecurangan Transaksi
Melibatkan penghapusan, pengubahan, atau penambahan transaksi p
alsu untuk mengarahkan aset ke pelaku kecurangan. Teknik ini dapat d
igunakan untuk mengirim persediaan ke pelaku kecurangan, sebagai a
kibat dari adanya transaksi penjualan palsu atau pengeluaran kas untu
k membayar kewajiban palsu. Salah satu kecurangan transaksi yang u
mum dilakukan melibatkan distribusi cek gaji yang tidak benar untuk k
aryawan yang tidak ada.
SKEMA KECURANGAN
PENYALAHGUNAAN ASET

4. Skema Kecurangan dengan Komputer


Kecurangan Komputer mencakup hal – hal dibawah ini :
 Pencurian, kesalahan atau penyalahgunaan aset dengan cara men
gubah berbagai record dan file yang dapat dibaca computer.
 Pencurian, kesalahan, atau penyalahgunaan aset dengan cara men
gubah logika peranti lunak computer
 Pencurian atau penggunaan secara tidak sah informasi yang dapat
dibaca computer.
 Pencurian, kesalahan, atau penyalahgunaan peranti keras compute
r.
TANGGUNG JAWAB AUDITOR UNTUK MENDETEKSI KECURANGAN

Keluarnya UU Sarbanes – Oxley tahun 2002 (S-OX) memiliki dampak yang sangat besar pada akuntan p
ublic dan tanggung jawab auditor eksternal, untuk mendeteksi kecurangan selama melakukan audit keuang
an. Petunjuk yang berlaku saat ini untuk deteksi kecurangan disajikan dalam SAS No. 99, Consideration o
f Fraud in a Financial Statement Audit (pertimbangan kecurangan dalam aduit laporan keuangan). SAS
No. 99 berkaitan dengan area audit keuangan berikut ini :
1. Deskripsi dan karakteristik kecurangan
2. Skeptisisme Profesional
3. Diskusi dengan personel
4. Pemerolehan bukti audit dan informasi
5. Identifikasi risiko
6. Penilaian risiko yang diidentifikasi
7. Respons terhadap penilaian tersebut
8. Evaluasi bukti audit dan informasi
9. Komunikasi kemungkinan kecurangan
10. Dokumentasi pertimbangan atas kecurangan
TANGGUNG JAWAB AUDITOR UNTUK MENDETEKSI KECURANGAN

Tujuan SAS 99 adalah untuk secara tidak langsung menggabungkan pertimbanga


n auditor mengenai kecurangan ke dalam proses audit sampai selesai.

SAS 99 mensyaratkan auditor untuk melakukan beberapa langkah baru, seperti bra
instorming selama perencanaan auditor berdasarkan potensi risiko berbagai skema
kecurangan. Auditor diharuskan menilai risiko kesalahan saji material dalam lapora
n keuangan, karena adanya kecurangan dan harus memasukkan penilaian risiko (ri
sk assessment) ke dalam desain prosedur audit. Penilaian tersebut harus meliputi
berbagai factor risiko yang berkaitan dengan Kecurangan dalam laporan keuangan
(fraud in financial reporting) dan penyalahgunaan aset (misappropriation of assets).
TANGGUNG JAWAB AUDITOR UNTUK MENDETEKSI KECURANGAN

KECURANGAN DALAM LAPORAN KEUANGAN


Faktor risiko yang berkaitan dengan kecurangan dalam laporan keuangan
dikelompokkan berdasarkan klasifikasi berikut ini :
• Karakteristik dan pengaruh pihak manajemen terhadap lingkungan pengend
alian. Faktor ini berkaitan dengan sikap pihak manajemen puncak terhad
ap pengendalian internal, gaya manajemen, tekanan situasional, dan pro
ses pelaporan keuangan.
• Kondisi Industri. Klasifikasi ini meliputi lingkungan ekonomi dan lingkung
an yang berkaitan dengan peraturan dimana entitas terkait operasi.
• Karakteristik operasional dan stabilitas keuangan. Klasifikasi ini berkaitan d
engan sifat entitas terkait dan kompleksitas transaksinya.
TANGGUNG JAWAB AUDITOR UNTUK MENDETEKSI KECURANGAN

PENYALAHGUNAAN ASET
Faktor Risiko yang berkaitan dengan penyalah gunaan aset, yaitu :
1. Kerentanan penyalahgunaan aset. Berkaitan dengan sifat dan tingkatan sejauh mana aset terkai
t dapat dicuri.
2. Pengendalian. Melibatkan kurangnya pengendalian yang didesain untuk mencegah atau mendet
eksi penyalahgunaan aset.
Contoh skema kecurangan umum yang berkaitan dengan pencurian oleh karyawan (penyalahgunaan
aset) meliputi hal – hal berikut ini :

• Pembelian pribadi
• Karyawan fiktif
• Beban fiktif
• Pembayaran yang diubah
• Pemasok yang tidak benar
• Pencurian kas (atau persediaan)
• Gali lubang tutup lubang
RESPONS AUDITOR TERHADAP PENILAIAN RISIKO

Penilaian auditor terhadap risiko terjadinya kesalahan penyajian secara materi


al karena adanya kecurangan, dapat memengaruhi audit dalam hal berikut ini :

• Pengaturan staf pelaksana dan keluasan supervisi


• Skeptisisme Profesional
• Sifat, waktu, dan keluasan prosedur yang dilaksanakan
RESPONS TERHADAP KESALAHAN SAJI AKIBAT KECURANGAN YANG TERDETEKSI

Ketika auditor telah menetapkan bahwa ada kecurangan tetapi tidak memiliki pengaruh yang
material pada laporan keuangan, auditor terkait harus :
• Merujuk masalah tersebut ketingkat manajemen yang tepat, yaitu paling tidak satu tingkat
di atas mereka yang terlibat di dalam kecurangan tersebut.
• Memastikan bahwa implikasinya terhadap aspek audit lainnya telah cukup dipertimbangka
n.

Ketika kecurangan tersebut memiliki pengaruh yang material atas laporan keuangan, atau au
ditor tidak dapat mengevaluasi tingkat materialitasnya, maka auditor tersebut harus :
• Mempertimbangkan implikasinya terhadap aspek audit lainnya
• Membahas masalah tersebut dengan pihak manajemen senior dan dengan komite audit d
ewan komisaris.
• Mencoba untuk menentukan apakah kecurangan tersebut material
• Menyarankan klien untuk mengonsultasikan hal tersebut dengan pengacara perusahaan, ji
ka memungkinkan.
TEKNIK MENDETEKSI KECURANGAN
1. Pembayaran ke Pemasok Fiktif
Nomor Faktur berurutan
Pemasok dengan Po Box
Pemasok dengan Alamat Milik Karyawan
Beberapa Perusahaan dengan Alamat yang Sama
Nilai faktur sedikit di bawah batas minimal yang akan dikaji

2. Kecurangan Penggajian
Pengujian Jam Kerja yang Berlebihan
Pengujian Duplikasi Pembayaran
Pengujian Karyawan yang Tidak Ada
TEKNIK MENDETEKSI KECURANGAN
3. Gali Lubang Tutup Lubang Dalam Piutang Usaha
Metode Pemindahan Saldo ke Periode Berikutnya (Balance Forward Method)
Lebih sering digunakan untuk rekening pelanggan. Total penjualan ke para pelanggan unt
uk periode terkait akan didaftar dan ditagih pada akhir periode. Para pelanggan hanya di
minta untuk membayar jumlah minimum dari saldo rekeningnya. Sisa saldonya ditambah
bunga, akan dipindahkan ke periode berikutnya.

Metode Faktur Terbuka (Open Invoice Methode)


Sering digunakan untuk mengelola piutang usaha dagang (penjualan ke perusahaan lainn
ya). Tiap faktur akan dicatat sebagai bagian yang terpisah dalam file faktur. Cek yang dite
rima dari pelanggan biasanya dipakai untuk membayar tiap faktur terkait. Oleh karena hu
bungan kredit yang baik antara pelanggan dengan pemasok adalah hal yang sangat penti
ng, maka pembayaran akan cenderung tepat waktu dan penuh. Pembayaran secara cicila
n akan mengakibatkan pemindahan saldo yang berada diluar normal sesungguhnya.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai