Anda di halaman 1dari 15

BAB 1 KONSEP DASAR AUDIT MANAJEMEN

Dalam memastikan jalannya operasional yang sesuai dengan rencana, diperlukan pengawasan
dan pengendalian manajemen yang memadai. Maka dari itu, ada empat tujuan penting yang ingin
dicapai melalui pengendalian internal yang dilakukan perusahaan, yaitu:
1.
2.
3.
4.

Dapat dipercaya data-data akuntansi yang disajikan perusahaan


Terjaganya keamanan asset yang dimiliki perusahaan
Berjalannya operasi secara efisien
Ditaatinya semua ketentuan, peraturan, dan kebijakan yang ditetapkan perusahaan

Ada tiga pihak yang terlibat di dalamnya yaitu:


1. Pihak pertama: auditor (auditor)
2. Pihak kedua: entitas yang diaudit (auditee), biasanya diwakili oleh manajemen atau
karyawan di entitas tersebut
3. Pihak ketiga: entitas yang memerlukan pertanggungjawaban dari entitas yang diaudit
(pemegang saham)
Auditor sebagai pihak pertama melakukan audit terhadap pertanggungjawaban pihak kedua
kepada pihak ketiga dan memberikan pengesahan hasil auditnya untuk kepentingan pihak ketiga.
Pihak ketiga memerlukan pertanggungjawaban dari pihak kedua, menerima laporan
pertanggungjawaban pihak kedua yang telah disahkan oleh pihak pertama.
KONSEP DAN DEFINISI

Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian terhadaap efisiensi dan efektivitas
operasi perusahaan berupa suatu rancangan sistematis untuk mengaudit aktivitas, program yang
diselenggarakan keseluruhan atau sebagian dari entitas untuk menilai dan melaporkan apakah
sumber daya dan dana telah digunakan secara efisien dan apakah tujuan dari program dan
aktivitas yang telah direncanakan telah dicapai dan tidak melanggar ketentuan dan kebijakan
yang ditetapkan perusahaan.
Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang
harus dipertanggungjawabkan kepada berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih
tinggi.
Dari berbagai audit yang dilakukan kecuali audit keuangan , keseluruhan audit memiliki tujuan
yang hampir sama yaitu menilai bagaimana manajemen mengoperasikan perusahaan, mengelola
sumber daya yang dimiliki, meningkatkan efisiensi proses dalam mencapai tujuan perusahaan
secara taat asas.

TUJUAN AUDIT MANAJEMEN


Audit manajemen bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan aktivitas yang masih
memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang diberikan nantinya dapat dicapai
perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan aktivitas pada perusahaan tersebut.

RUANG LINGKUP DAN TUJUAN AUDIT


Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang lingkup ini
dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian tertentu dari
program/aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga bervariasi, bisa untuk jangka waktu satu
minggu, beberapa bulan, satu tahun bahkan untuk beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai.
Ada tiga elemen pokok dalam tujuan audit :
1. Kriteria (criteria)
Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/kelompok di dalam
perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.
2. Penyebab (cause)
Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap individu/kelompok di
dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif atau sebaliknya bersifat negatif,
3. Akibat (effect)
Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang berhubungan dengan
penyebab tersebut.

Sebagai Contoh:
a) Kriteria efektifitas, efisiensinya yang digunakan sebagai asersi suatu standar sehingga
standar- standar dapat diberlakukan guna mengurangi risiko yang ada. Keefektifitasan dan
efisiennya suatu perusahaan hendaknya juga melihat dari keamanan para pekerja,
bagaimana perusahaan itu juga memperhatikan pekerjanya guna meningkatkan efektifitas
dan efisiensi.
b) Causes sebagai asersi suatu tindakan, hal yang menjadi tindakan yang serius pada kasus
tersebut, perusahaan kurang memperhatikan keselamatan para pegawai sehingga
diperlukan inspeksi dengan mendeteksi risiko dengan cara mengawasi para buruh ditempat
kerja.
c) Effect sebagai asersi atas hasil suatu tindakan, dengan memberlakukan standar dapat
mengurangi kecelakaan bagi para pekerja serta memperbaiki risiko, masalah pelanggaran.
Dari hasil kesimpulan tujuan Criteria, Causes, dan Effect dapat memberi masukan untuk
mengurangi kecelakaan pekerja dan mendeteksi masalah, yang juga memberlakukan standar.

PRINSIP DASAR AUDIT


Ada tujuh prinsip dasar yang harus diperhatikan auditor agar audit manajemen dapat mencapai
tujuan dengan baik, yang meliputi :
a) Audit dititik beratkan pada objek audit yang berpeluang dapat diperbaiki.
Prinsip ini mengarahkan audit pada berbagai kelemahan manajemen baik dalam bentuk
operasional yang berjalan tidak efisien dan pencapaian tujuan yang tidak efektif maupun
kegagalan perusahaan dalam menerapkan berbagai ketentuan dan peraturan serta
kebijakan yang ditetapkan
b) Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit
Audit merupakan prasyarat yang harus dilakukan sebelum penilaian dilakukan.
c) Pengungkapan dalam laporan mengenai temuan-temuan yang bersifat positif
Memberikan penilaian objektif terhadap objek yang diaudit.
d) Identifikasi individu-individu yang bertanggung jawab atas kekurangan-kekurangan yang
terjadi.
Hal ini penting karena dengan mengetahui individu-individu tersebut, akan lebih dalam
dapat digali permasalahannya dan penyebab terjadinya kelemahan tersebut, sehingga
tindakan koreksi yang akan dilakukan akan menjadi lebih cepat dan tepat.

e) Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggungjawab.


Walaupun auditor tidak berkewenangan memberi sanksi, tetapi auditor dapat memberikan
pertimbangan sanksi yang tepat yang akan diberikan pada pihak yang bertanggung jawab.
f) Pelanggaran hukum.
Walaupun bukan tugas utama seorang auditor melakukan penyelidikan terhadap
pelanggaran hukum, auditor harus segera melaporkan temuan pelangaran.
g) Penyelidikan atau pencegahan kecurangan.
Apabila terjadi kecurangan atau (fraud), maka auditor harus memberi perhatian khusus
dan penyelidikan yang lebih dalam terhadap hal tersebut, sehingga diharapkan
kecurangan tidak terjadi lagi.
PERBEDAAN AUDIT MANAJEMEN DAN AUDIT KEUANGAN
Audit manajemen dirancang untuk menemukan penyebab dari kelemahan-kelemahan yang
terjadi pada pengelolaan program/aktivitas perusahaan, menganalisis akibat yang ditimbulkan
oleh kelemahan tersebut dan menentukan tindakan perbaikan (rekomendasi) yang berkaitan
dengan kelemahan tersebut agar dicapai perbaikan pengelolaan di masa yang akan datang.
Berbeda dengan audit keuangan yang menekankan auditnya pada data-data transaksi, proses
pencatatan, dan laporan akuntansi yang dibuat perusahaan, audit manajemen dilakukan dengan
lingkup yang lebih luas yaitu keseluruhan aspek manajemen dari objek yang diaudit.
Perbedaan audit keuangan dengan audit manajemen.
Karakteristi

Audit Keuangan

Audit manajemen

k
Tujuan

Dilakukan untuk mendapatkan keyakinan bahwa

Ditujukan untuk mencapai

laporan keuangan disajikan oleh perusahaan telah

perbaikan atas beberapa

disusun melaui proses akuntansi yang berlaku secara

program/aktivitas dalam

umum dan menyajikan dengan sebenarnya kondisi

pengelolaan perusahaan yang

keuangan perusahaan pada tanggal pelaporan dan

memerlukan perbaikan

Ruang

kinerja manajemen pada periode tersebut.


Menekankan audit pada data-data akuntansi

Ruang lingkup audit manajemen

Lingkup

perusahaan dan proses penyajian laporan yang

meliputi keseluruhan fungsi

disajikan manajemen.

manajemen dan fungsi-fungsi


terkait.

Dasar

Mengharuskan penyajian laporan keuangan

Audit manajemen bukan suatu

Yuridis
Pelaksanaan

Dilakukan dalam rangka mendapatkan pengesahan

keharusan.
Dalam rangka menemukan

Audit

secara independen atas kewajaran laporan keuangan

berbagai kekurangan/kelemahan

Frekuensi

Kebutuhan audit berhubungan langsung dengan

pengelolaan perusahaan.
Tidak ada ketentuan mengikat

audit

penerbitan laporan keuangan,

yang harus untuk melakukan

Orientasi

Dilakukan terhadap data-data keuangan yang bersifat

audit setiap periode tertentu.


Menekankan untuk kepentingan

hasil audit

historis.

perbaikan-perbaikan yang akan


dilakukan pada masa akan

Bentuk

Telah memiliki standar.

laporan

datang
Bentuk laporan bersifat
komprehensif.

audit
Pengguna

Berbagai kelompok pengguna yang berada diluar

Ditujukan kepada pihak intern

laporan

perusahaan.

perusahaan.

TAHAP-TAHAP AUDIT
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis besar dapat
dikelompokka menjadi lima, yaitu :
1. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap
objek yang di audit, dari informasi latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuan
audit sementara (tentative audit objective). Dalam audit ini juga dilakukan analisis dan
penelaahan informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi potensi kelemahan
pada perusahaan yang di audit.
2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
Pada tahapan ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian
manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektifitas pengendalian manajemen
dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian ini, auditor dapat
lebih memahami bagaimana pengendalian manajemen yang ada pada klien sehingga akan

lebih mudah mengetahui potensi potensi kelemahan yang ada pada aktivitas bisnis
perusahaan.
3. Audit Terinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk
mendukung tujuan audit yang telah ditentukan, selain itu juga dilakukan pengembangan
temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan yang lainnya dalam rangka
menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit.
4. Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang
diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Laporan disajikan dalam bentuk
yang komprehensif dan dengan bahasa yang operasional serta menarik untuk
ditindaklanjuti.
5. Tindak Lanjut.
Tahap akhir dari audit manajemen adalah tindak lanjut, hal ini bertujuan untuk
mendorong pihak pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbaikan)
sesuai dengan rekomendasi yang diberikan, namun auditor tidak memiliki wewenang
untuk mengharuskan manajemen untuk melaksanakan tindak lanjut sesuai dengan
rekomendasi yang diberikan. oleh karena itu rekomendasi yang disajikan merupakan
hasil diskusi dengan berbagai pihak yang memiliki kepentingan dalam tindakan
perbaikan tersebut.

MEMAHAMI PERMASALAHAN SECARA DINI


Penurunan kinerja perusahaan yang ditunjukkan dengan menurunnya pencapaian laba
perusahaan, tingginya keluhan pelanggan, perputaran karyawan yang tinggi, dan sebagainya,
merupakan beberapa indikasi bahwa pengelolaan perusahaan masih perlu diperbaiki. Salah satu
penyebab turunnya laba perusahaan adalah operasi yang kurang efisien. Hal ini ditunjukkan
dengan semakin kecilnya rasio antara output dan input (jumlah output dibagi dengan jumlah
input hasilnya tidak cukup tinggi). Perputaran karyawan yang tinggi menunjukkan kepuasan
kerja (job satisfaction) yang rendah bagi karyawan. Selain itu ada beberapa faktor lain yang
membuat tingginya perputaran karyawan, misalnya memang karena karyawan tersebut tidak
memiliki motivasi untuk berprestasi atau kemampuannya tidak sesuai bidang kerjanya. Oleh
karena itu penerimaan karyawan seharusnya dilakukan secara selektif dan adil untuk

mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kualifikasi perusahaan. Tindakan antisipasi yang
tepat terhadap berbagai kemungkinan terburuk yang bisa terjadi, diperlukan penilaian yang tepat
terhadap pengelolaan yang telah berjalan untuk mengetahui kekurangan atau kelemahan pada
suatu aktivitas bisnis dalam pengelolaan tersebut. Audit manajemen, melalui tahapan-tahapan
auditnya, melakukan penilaian secara tepat terhadap proses (pengelolaan) yang telah terjadi,
mengidentifikasi kelemahan dan memberikan rekomendasi perbaikan atas kekurangan tersebut.

EKONOMISASI, EFISIENSI, DAN EFEKTIVITAS


Perusahaan sebagai penyedia barang dan jasa harus sadar bahwa sebenarnya penghasilan yang
diperoleh merupakan akibat dari kemampuannya untuk memberikan kepuasan kepada para
pelanggannya. Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) sangat ditentukan oleh bagaimana
perusahaan tersebut memaksimalkan nilai pelanggannya (customer value). Nilai pelanggan
merupakan selisih antara manfaat yang dapat dinikmati pelanggan (customer realization) dengan
apa yang dikorbankannya (customer sacrifice) untuk memperoleh manfaat tersebut. Jadi dengan
demikian perusahaan yang mampu bersaing (memenangkan persaingan) adalah perusahaan yang
mampu memaksimalkan manfaat yang diperoleh dan pengorbanan yang dilakukan oleh
pelanggan. Dua hal penting yang bisa dilakukan perusahaan untuk memaksimalkan nilai
pelanggan adalah melalui:
- Meningkatkan manfaat yang dapat dinikmati dengan pengorbanan yang sama dan/atau
memperkecil pengorbanan pelanggan untuk memperoleh manfaat yang minimal sama.
- Kedua-duanya sekaligus, yaitu meningkatkan manfaat yang diperoleh dengan menurunkan
pengorbanannya.
Ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna),dan efektifitas (hasil guna) merupakan tiga hal
penting yang tidak dapat dipisahkan yang harus dicapai perusahaan dalam meningkatkan
kemampuan bersaingnya. Produk yang dihasilkan dengan harga yang lebih rendah dapat
meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan nilai pelanggan melalui biaya
atau pengorbanan yang lebih kecil, karena dalam hal ini perusahaan dapat menjual produknya
dengan harga yang relatif lebih murah dibandingkan para pesaingnya tanpa mengganggu
keuntungan yang diharapkan.

a. Ekonomisasi
Ekonomisasi berhubungan dengan bagaimana perusahaan dalam mendapatkan sumber
daya yang akan digunakan dalam setiap aktivitas. Ekonomisasi merupakan ukuran input
yang digunakan dalam berbagai program yang dikelola, jika perusahaan mampu
memperoleh sumber daya yang akan digunakan dalam operasi dengan pengorbanan yang
paling kecil, ini berarti perusahaan telah mampu mendapatkan sumber daya tersebut
secara ekonomis.
b. Efisiensi
Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasinya, sehingga
dicapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dimiliki. Efisiensi berhubungan
dengan metode kerja (operasi). Dalam hubungannya dengan konsep input proses
output, efisiensi adalah rasio antara output dan input, seberapa besar output yang
dihasilkan dengan menggunakan sejumlah tertentu input yang dimiliki perusahaan. Jadi,
efisiensi meruapakan ukuran proses yang menghubungkan antara input dan output dalam
operasional perusahaan.
c. Efektifitas
Secara singkat pengertian efektifitas dapat dipahami sebagai tindakan keberhasilan suatu
perusahaan untuk mencapai tujuaannya. Apakah pelaksanaan suatu program atau aktivitas
telah mencapai tujuannya atau tidak, dan efektifitas merupakan ukuran dari suatu output
yang dihasilkan ketika tujuan perusahaan dianggap sudah tercapai.
Berikut ini merupakan hubungan ekonomisasi, efisiensi, dan efektifitas berdasarkan
konsep input proses output :

EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS


Sebagian orang menganggap bahwa untuk mencapai efisiensi sering kali harus mengorbankan
efektifitas. Misalnya, suatu produk dengan kualitas yang tinggi harus dicapai dengan biaya tinggi
pula sehingga dianggap wajar jika produk dengan kualitas tinggi harganya mahal. Sistem biaya
kualitas menunjukkan bahwa kualitas ternyata dapat menjadi salah satu sumber penghematan.
Jika perusahaan menghasilkan produk dengan kualitas yang rendah amak berbagai aktivitas
tambahan harus dilakukan untuk memperbaiki kualitas produk tersebut. Oleh karena aktivitas
tambahan ini, juga diperlukan tambahan sumber daya dalam aktivitasnya yang akan
menyebabkan naiknya biaya dan secara langsung menyebabkan harga pokok penjualan produk
tersebut menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya.

RUANG LINGKUP AUDIT MANAJEMEN


Audit manajemen dilaksanakan unuk meningkatkan ekonomisasi, efisiensi pengelolaan
sumberdaya, serta efektivitas pencapaian perusahaan. Audit manajemen di arahkan untuk menilai
secara keseluruhan pengelolaan operasional objek audit, baik fungsi manajerial maupun fungsi
bisnis.

Audit Manajemen pada Fungsi Pemasaran


Bertujuan untuk menilai bagaimana setiap program pemasaran yang dilakukan mencapai
tujuanya melalui pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien. Selain itu audit juga
dilakukan terhadap bagaimana strategi perusahaan di tetapkan. Beberapa ruang lingkup audit
manajemen pemasaran :
1. Lingkungan pemasaran
Menekankan audit pada analisis terhadap ekonomi makro yang bersifat baik atau buruk
bagi aktivitas pemasaran perusahaan.
2. Strategi pemasaran
Menekankan kepada penelaah terhadap tujuan dan strategi pemasaran.
3. Organisasi pemasaran
Menekan kan pada penilain kemampuan sturtur organisasi pemasaran dalam penerapan
strategi.

4. Produksi pemasaran
Menekankan pada pengujian berbagai program pemasaran dan pengeluaran biaya dalam
pemasaran
5. Fungsi pemasaran
Menekankan pada audit penilaian terhadap berbagai unsur baruanpemasaran(marketing
mix)
Audit Manajemen pada Fungsi Produksi dan Operasi
Audit manejemen pada fungsi ini bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap ketaatan
perusahaan dalam menerapkan berbagai aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan dalam
operasi perusahaan. Di samping itu, audit pada fungsi ini juga ditujukan untuk menilai
ekonomisasi dan efisiensi pengelolaan sumber daya dan efektivitas pencapaian tujuan
perusahaan. Ruang lingkup audit ini meliputi:
1. Perencanaan produksi
2. Pengendalian kualitas (quality control)
3. Produktivitas dan efisiensi
4. Metode standar kerja
5. Pemeliharaan peralatan
6. Organisasi manajemen produksi dan operasi
7. Plant dan layout
Audit Manajemen pada Fungsi Sumber Daya Manusia
Audit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai apakah kebutuhan SDM suatu
perusahaan sudah terpenuhi dengan cara yang hemat, efisiensi dan efektif. Ruang lingkup pada
audit ini mencakup keseluruhan dari proses SDM yang meliputi:
1. Perencanaan tenaga kerja

2. Penerimaan (rekrutmen) karyawan

3. Seleksi

8. Sistem imbalan dan kompensasi

4. Orientasi dan penempatan

9. Perlindungan karyawan

5. Pelatihan dan pengembangan

10. Hubungan karyawan

6. Penilaian kerja

11. Pemutusan hubungan kerja (PHK)

7. Pengembangan karier

12.
13. Audit Manajemen pada Fungsi Sistem Informasi
14. Audit manajemen pada fungsi sistem informasi menekankan pada penilaian terhadap
keandalan sistem informasi yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan berbagai
informasi yang diperlukan secara akurat dan tepat waktu. Sistem informasi
mencerminkan sistem pengendalian yang diterapkan perusahaan. Oleh karena itu,
keandalan suatu sistem informasi berhubungan erat dengan keandalan sistem
pengendalian yang diterapkan perusahaan. Ruang lingkup audit ini meliputi:
1. Dukungan satuan pengelola data
2. Perencanaan pengelolaan data
3. Organisasi pengelolaan data
4. Pengendalian pengelolaan data
15. AUDIT MANAJEMEN LINGKUNGAN
16. Tujuan utama audit manajemen pada fungsi ini adalah untuk menilai sejauh mana
perusahaan telah melaksanakan tanggung jawab lingkungannya. Mengapa hal ini menjadi
perlu? Banyak kasus pengelolaan tanggung jawab lingkungan yang kurang baik, yang
merupakan pemborosan sumber daya bagi perusahaan. Tujuan audit pada fungsi ini
mencakup

baik

tanggung

jawab

perusahaan

terhadap

lingkungan

internalnya

(keselamatan dan kesehatan kerja) maupun tanggung jawab lingkungan eksternal


(pencemaran limbah).
17. Audit Sistem Manajemen Kualitas
18. Kualitas pada saat ini banyak digunakan sebagai strategi dalam memenangkan
persaingan. Menawarkan produk dengan kualitas yang relatif lebih tinggi dan harga yang
relatif sama dari pesaing dapat menjadi modal bagi perusahaan untuk memperluas pangsa

pasarnya. Tetapi kualitas juga bisa menjadi pemborosan bagi perusahaan. Audit sistem
kepastian kualitas bertujuan untuk menilai apakah sistem kepastian kualitas yang
diterapkan perusahaan telah mampu memandu proses operasi perusahaan untuk dapat
mencapai kualitas produk sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Produk yang
memenuhi standar kualitas pada dasarnya adalah produk yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan.
19. Audit Manajemen Bidang Perpajakan
20. Fungsi perpajakan pada perusahaan sebenarnya bukan hanya pada bagaimana
perusahaan melaksanakan kewajiban perpajakannya secara benar sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, tetapi yang tidak kalah pentingnya
adalah bagaimana perusahaan mengelola fungsi ini untuk meminimalkan kewajiban
perpajakannya. Melalui perencanaan perpajakan yang matang. Perusahaan dapat
mengelola berbagai transaksi yang terjadi dengan memaksimalkan jumlah beban yang
bisa dikurangkan terhadap penghasilan yang diperoleh perusahaan, sehingga dapat
memperkecil penghasilan kena pajak (yang merupakan dasar pengenaan pajak bagi
perusahaan).
21. Audit perpajakan (tax review) dapat membantu Wajib Pajak dengan melakukan penilaian
terhadap pengelolaan fungsi perpajakan untuk menentukan:
1. Apakah setiap transaksi yang mengandung unsur perpajakan telah dikelola dengan baik
sehingga dapat meminimalkan kewajiban perpajakan perusahaan (memaksimalkan
deductable expense).
2. Apakah pengelolaan fungsi perpajakan telah dilakukan dengan baik dan tidak melanggar
aturan serta ketentuan perpajakan yang telah berlaku.
3. Apakah penyelesaian kewajiban perpajakan perusahaan (pembayaran dan pelaporan)
telah dilakukan dengan tepat waktu.

22.

23.
24.

Anda mungkin juga menyukai