Kelompok 8
- - Anggita Wahyuningrum ( B1031181110 )
- - Desy Kurniati ( B1031181112 )
- - Reni Oskaurina ( B1031181113 )
- - Shalsabila Qathrunada Reynova ( B1031181114 )
Pendahuluan
Audit sampling adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100%
item-item yang berkaitan dengan saldo akun atau kelas transaksi sedemikian
rupa sehingga semua item tersebut (unit sampling) memiliki kesempatan untuk
dipilih. Dengan menggunakan audit sampling, auditor dapat mengumpulkan dan
mengevaluasi bukti audit tentang karakteristik dari populasi di mana sampel
tersebut diambil. Audit sampling dapat menggunakan pendekatan statistik dan
pendekatan nonstatistik.
Auditor diminta untuk memberikan opini tentang kebenaran dan kewajaran dari
laporan keuangan. Auditor tidak disyaratkan untuk mendapatkan keyakinan
pasti atau mengetahui jumlah dalam laporan keuangan benar secara absolut.
Karena itu tugas auditor dapat dilakukan dengan menguji sampel dari bukti
audit tanpa harus menguji seluruh bukti audit tersebut.
Walaupun menawarkan kemudahan-kemudahan seperti yang telah dijelaskan di atas, auditor tetap harus
memperhatikan hal-hal penting sebagai dampak penggunaan audit sampling. Teknik audit sampling juga
memiliki risiko yang disebut risiko sampling (sampling risk). Risiko sampling adalah risiko karena kesimpulan
yang diambil berdasarkan sampel, berbeda dengan kesimpulan yang diambil berdasarkan keseluruhan populasi
bila atas sampel dan populasi tersebut diterapkan prosedur audit yang sama. Dengan kata lain, risiko sampling
adalah risiko di mana auditor mengambil kesimpulan yang salah tentang populasi karena sampel yang diperiksa
tidak mewakili populasi tersebut.
Terdapat 2 (dua) jenis risiko sampling dan setiap jenis memiliki dampak yang berlawanan terhadap
pemeriksaan. Kedua jenis risiko ini yaitu:
a). Risiko di mana auditor menyimpulkan dalam pengujian pengendalian bahwa risiko pengendalian lebih
rendah dari yang sebenarnya, atau dalam pengujian substantif di mana auditor menyimpulkan bahwa tidak ada
kesalahan yang material sementara yang sebenarnya adalah terdapat kesalahan yang material. Risiko jenis ini
mempengaruhi efektivitas audit dan cenderung untuk membawa auditor pada opini yang keliru.
b). Risiko di mana auditor menyimpulkan dalam pengujian pengendalian bahwa risiko pengendalian lebih tinggi
dari yang sebenarnya, atau dalam pengujian substantif di mana auditor menyimpulkan bahwa terdapat kesalahan
yang material sementara yang sebenarnya adalah tidak ada kesalahan yang material. Risiko jenis ini
mempengaruhi efisiensi audit dan biasanya menyebabkan auditor untuk melakukan pekerjaan tambahan untuk
menguji kembali kesimpulan awal.
Risiko sampling tidak dapat dihindari jika menggunakan prosedur sampling. Risiko sampling dapat dikurangi
dengan menambah jumlah sampel dan memilih unit sampel secara acak (random). Sebagai tambahan, risiko
sampling dapat dikuantifikasi dan dikendalikan melalui penggunaan teknik sampling statistik.
Istilah Dasar yang Berkaitan dengan Sampling
a). Populasi: Istilah ini mengacu pada semua item dalam suatu saldo akun atau kelas
transaksi yang memiliki karakteristik khusus yang mana hendak disimpulkan oleh auditor.
b). Kerangka (frame): Ini adalah wakil populasi secara fisik. Contohnya jika auditor
tertarik atas tanda tangan dari otorisator dalam surat perintah pembayaran sebagai bukti
ketaatan atas prosedur otorisasi, maka surat perintah pembayaran adalah kerangkanya
(frame).
c). Unit sampel: Sebuah unit sampel adalah satu item yang dipilih dari populasi, di mana
unit sampel ini termasuk dalam sampel yang akan diperiksa.
d). Characteristics of interest: Istilah ini mengacu pada karakteristik yang ingin diuji dan
disimpulkan oleh auditor. Terdapat 2 (dua) basic characteristics of interest yaitu attribute
dan variable.
● attribute adalah karakteristik dari populasi yang menunjukkan apakah karakteristik
tersebut ada maupun tidak ada dalam setiap item populasi. Attributes sampling
mengukur seberapa sering karakteristik itu ada atau tidak ada.
● variabel adalah sebuah pengukuran yang dimiliki oleh setiap item dari populasi yang
dapat berupa sebuah nilai dalam suatu rentang nilai.
e). Stratification: Istilah ini mengacu pada pembagian suatu populasi menjadi
sub-populasi sebagai yang memiliki karakteristik yang sama. Pembagian ini
dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi audit.
f). Precision limits: Istilah ini mengacu pada seberapa dekat hasil yang
diperoleh dari pemeriksaan atas item-item yang disampel dengan hasil
yang akan didapatkan apabila keseluruhan populasi tersebut diuji.
g). Tingkat keyakinan (Confidence level/level of sampling risk): Istilah
ini mengacu pada seberapa yakin auditor atas unit sampel yang
diperiksa akan memiliki tingkat precision yang diharapkan.
Teknik Sampling Statistik
dan Nonstatistik
Statistical Sampling
Judgmental Sampling (Non Statistical Sampling)
Judgmental sampling mengacu pada penggunaan teknik samping dalam keadaan
di mana auditor mengandalkan pada penilaiannya sendiri dalam menentukan:
a). Berapa besar sampel yang harus diambil;
b). Item-item yang mana dari populasi yang harus dipilih;
c). Apakah diterima atau tidak keandalan populasi berdasarkan hasil yang
diperoleh dari pemeriksaan unit sampel.
Metode sampling ini memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan statistical
sampling yaitu lebih cepat dan lebih murah dalam aplikasinya. Dan juga metode
ini memungkinkan auditor untuk memasukkan ke dalam prosedur sampling
penyisihan/cadangan untuk faktor-faktor dari hasil tahapan audit sebelumnya,
contohnya hasil dari pemahaman atas pengendalian intern auditan.
Statistical Sampling
Statistical sampling mengacu pada penggunaan teknik sampling yang menggunakan teori
probabilitas untuk membantu dalam menentukan:
a). Berapa besar sampel yang seharusnya;
b). Apakah menerima atau tidak keandalan populasi berdasarkan dari hasil yang diperoleh
dari pemeriksaan unit sampel.
Harus dicatat bahwa ketika menggunakan statistical sampling, unit sampel harus dipilih
secara acak.
Metode sampling ini memiliki 3 (tiga) keuntungan penting daripada judgmental sampling
yaitu:
a). Tidak bias;
b). Unsur-unsur dari sampling dapat dipertanggungjawabkan dan
c). Dapat dipertahankan apabila dipermasalahkan.
Metode ini dapat menghasilkan risiko sampling dalam angka. Sebagai contoh, apabila
sebuah sampel dipilih dalam tingkat keyakinan 95%, maka terdapat risiko sampling
sebesar 5% yaitu risiko bahwa sampel tersebut tidak mewakili populasinya dan hasilnya
adalah kesimpulan yang diambil tentang populasinya adalah tidak tepat.
Merancang dan Memilih Sampel
Dalam merancang sebuah sampel auditor harus mempertimbangkan:
a. Tujuan-tujuan audit yang harus dipenuhi dengan menguji item sampel, dan;
Tujuan audit menentukan prosedur audit apa yang akan dilakukan. Dalam melakukan prosedur audit,
auditor perlu mendefinisikan sampai sejauh mana adanya salah saji dapat mempengaruhi populasi
yang akan digunakan dalam sampling.
Jumlah unit sampel dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu:
risiko sampling, jumlah kesalahan yang dapat diterima dalam
suatu populasi, dan seberapa sering auditor mengharapkan
akan menemukan kesalahan.
02 Systematic selection
Dalam pemilihan sistematis (systematic selection), interval sampling ditentukan
terlebih dahulu dengan membagi populasi yang akan diperiksa dengan jumlah
sampel yang akan diambil.
Metode pemilihan sampel ini adalah sangat sederhana dan cepat tetapi memiliki
kekurangan yaitu bias yang tidak disengaja dapat terjadi dalam pemilihan sampel.
Item-item tertentu dalam populasi cenderung memiliki kesempatan yang lebih
besar untuk dipilih dibanding dengan yang lainnya.
Judgmental Sample Selection
Apabila menggunakan judgmental selection, auditor berusaha semaksimal mungkin
supaya dapat memilih sampel yang dapat mewakili populasi atau mengikutsertakan item-
item yang perlu mendapat perhatian khusus.
Apabila auditor ingin memilih sampel yang memiliki Keuntungan utama dari judgmental
risiko tinggi maka auditor akan memasukkan: sample selection adalah auditor dapat
● Proporsi yang besar untuk transaksi-transaksi atau menyesuaikan sampel yang akan dipilih
saldo-saldo akun yang memiliki kemungkinan sesuai dengan keadaan auditan.
Kelemahannya, apabila metode
lebih besar terjadi salah saji yang material.
pemilihan sampel ini digugat, misalnya
● Item-item yang mewakili periode dimana prosedur di depan pengadilan, maka menjadi lebih
pengendalian intern auditan tidak berfungsi sukar untuk mempertahankannya bila
sebagaimana mestinya. dibandingkan dengan menggunakan
metode pemilihan secara acak.
Judgmental Sampling dan Prosedur Audit
Sampling digunakan untuk membantu pelaksanaan prosedur pengujian pengendalian intern
dan prosedur pengujian substantif di mana prosedur audit tidak diterapkan atas populasi
melainkan hanya diterapkan pada item sampel. Hasil yang diperoleh dari penerapan prosedur
audit atas item sampel kemudian digunakan untuk menarik kesimpulan mengenai populasi
secara keseluruhan.
Apabila judgmental sampling digunakan, proses sampling bersandar pada penilaian auditor.
Langkah-langkah dalam proses ini adalah:
a). ukuran/jumlah sampel ditentukan berdasarkan penilaian
b). sampel dipilih dengan menggunakan metode pemilihan acak atau pemilihan tidak acak.
c). sampel diperiksa atas karakteristik yang ingin diuji yaitu ketaatan terhadap prosedur
spesifik pengendalian intern, atau validitas, kelengkapan, ketepatan jumlah moneter dari suatu
kelas transaksi atau saldo akun.
Hasil sampel digunakan untuk menarik kesimpulan mengenai populasi dan berdasarkan hasil
ini populasi dianggap dapat diterima atau tidak. Populasi diterima atau tidak yaitu berdasarkan
penilaian auditor menyimpulkan bahwa pengendalian yang diuji telah ditaati atau tidak, atau
kelas transaksi dalam saldo akun bebas atau tidak dari salah saji material.
Statistical Sampling
Statistical sampling dilakukan dengan menggunakan metode sampling yang secara
umum terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu attributes sampling plan dan variables
sampling plan.
Banks (1979) menyediakan penjelasan yang jelas atas perbedaan kedua metode ini.
Dari pandangan praktis audit, proses pengambilan kesimpulan atas hasil sampel
untuk sampai pada kesimpulan atas populasi terbagi atas 2 (dua) teknik yaitu (a)
sampling for attributes (how many) (b) sampling for Variables (how much).
Dalam attribute sampling, jenis kesimpulan yang dapat diambil dapat dituliskan
sebagai berikut: Saya merasa yakin 95%, berdasarkan hasil dari sampel yang
dipilih secara tidak bias, tingkat kesalahan dalam populasi tidak melebihi 5%
berkaitan dengan atribut yang diuji. Sedangkan dalam variable sampling jenis
kesimpulan yang dapat diambil dapat dituliskan sebagai berikut: Saya merasa yakin
95%, berdasarkan hasil dari sampel tidak bias yang dipilih bahwa nilai total
moneter dari keseluruhan populasi adalah berada dalam rentang nilai antara Rp
2.930.789.000 dan Rp 3.163.230.000.
Attributes Sampling Plan
Attributes sampling adalah tentang meyakinkan ada tidaknya suatu
karakteristik. Karena bukti dari ketaatan atas prosedur pengendalian
intern secara umum adalah ada atau tidak (misalnya, tanda tangan dalam
surat perintah pembayaran oleh otorisator ada atau tidak) maka
attributes sampling dapat digunakan dalam prosedur pengujian
pengendalian intern. Dua macam attributes sampling yang sering
digunakan dalam proses audit adalah acceptance sampling dan
discovery sampling.
Acceptance Sampling
Sebagai syarat penggunaan acceptance sampling auditor perlu untuk menetapkan:
a). tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi (tolerable error rate) yaitu
tingkat kesalahan dalam populasi yang dapat diterima auditor sehingga tetap
menyimpulkan bahwa pengendalian intern auditan dapat diandalkan.
b). tingkat kesalahan yang diharapkan dalam populasi (expected error rate) yaitu
tingkat kesalahan yang diharapkan auditor dalam populasi yang berdasarkan
perkiraan awal risiko bawaan dan penilaian awal sistem pengendalian intern
auditan
c). tingkat keyakinan yang diinginkan (desired level of confidence) yaitu tingkat
keyakinan yang ingin dicapai auditor bahwa kesimpulan yang diambil
berdasarkan item sampel adalah valid. (Atau sebaliknya tingkat risiko yang dapat
diterima auditor bahwa kesimpulan yang diambil berdasarkan hasil sampel adalah
tidak valid).
Dengan menggunakan informasi-informasi di atas auditor dapat menggunakan
tabel sampling statistik untuk menentukan ukuran sampel yang memadai untuk
item-item yang akan diuji.
Discovery Sampling