Nim : 041330517
Tugas 2 Auditing II
Sebelum auditor melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo hutang usaha yang
dicantumkan dalam neraca, ia harus memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan
keandalan catatan yang mendukung informasi utang usaha yang disajikan dalam
neraca. Untuk itu auditor melakukan rekonsiliasi antara saldo hutang usaha yang
dicantumkan dalam neraca dengan akun Hutang Usaha dalam buku besar dan
selanjutnya ke register bukti kas keluar dan register cek.
Hutang usaha harus disajikan di neraca pada fakta pada tanggal neraca atau dengan
kata lain sebesar jumlah yang menjadi kewajiban klien kepada kreditur pada tanggal
neraca. Dengan demikian tujuan pembuktian asersi penilaian tidak berlaku terhadap
saldo hutang usaha pada tanggal neraca.
Hutang usaha yang ada pada tanggal neraca merupakan kewajiban klien kepada
kreditur pada tanggal tersebut.
Utang usaha biasanya merupakan saldo terbesar dalam utang lancar di neraca
dan faktor yang penting dalam mengevaluasi solvabilitas jangka pendek.
Dibandingkan dengan audit saldo aset, audit utang usaha relatif lebih menekankan
pada asersi kelengkapan daripada asersi keberadaan dan keterjadian. Alasannya
adalah jika manajemen termotivasi untuk melakukan salah saji utang, biasanya
dengan kurang saji untuk melaporkan posisi keuangan yang lebih baik. Disamping itu,
terdapat risiko bawaan bahwa faktur pemasok dapat tidak diperiksa dengan tepat
waktu dan utang dicatat pada periode setelah penerimaan barang dan jasa.
Utang usaha dipengaruhi baik oleh transaksi pembelian yang menambah saldo
maupun oleh transaksi pengeluaran kas yang menurunkan saldo tersebut. Jadi, risiko
pengujian rincianuntuk asersi hutang usaha dipengaruhi oleh risiko inheren, risiko
prosedur analitis, dan faktor-faktor risiko pengendalian yang berkaitan dengan kedua
kelompok transaksi tersebut. Auditor menggunakan metodologi untuk
menghubungkan penilaian risko pengendalian yang tepat atas asersi kelompok
transaksi guna mencapai penilaian risiko pengendalian untuk asersi-asersi saldo akun
utang usaha.
Contoh matriks risiko untuk siklus pembelian dan asersi utang usaha disajikan pada
tabel berikut.
Asersi keberadaan dan keterjadian untuk pembelian dan utang usaha mewakili risiko
bawaan yang signifikan karena memungkinkan kecurangan oleh karyawan dan
penggelapan aset. Akibatnya risiko bawaan ditaksir tinggi
b. Kelengkapan
Auditor dapat menaksir risiko bawaan untuk asersi kelengkapan sebagai maksimum
karena risiko utang yang tidak tercatat.
Asersi hak dan kewajiban membahas isu apakah utang usaha merupakan kewajiban
entitas pada tanggal neraca.
Penaksiran risiko bawaan untuk asersi penilaian dan alokasi sering ditetapkan tinggi
hanya karena tingginya volume transaksi utang usaha.
e. Penyajian dan pengungkapan
Risiko terbesar terkait penyajian dan pengungkapan adalah risiko salah klasifikasi
biaya dengan modal aset. Kesalahan ini merupakan kesalahan kedua tersering setelah
masalah pengakuan pendapatan. Akibatnya, risiko bawaan sering ditetapkan
maksimum untuk asersi ini.
Level risiko deteksi yang dapat diterima untuk tiap asersi laporan keuangan dicapai
dengan mengumpulkan bukti dari uji substantif yang dirancang dengan baik. Daftar
uji substantif untuk utang usaha dapat dilakukan disajikan pada tabel berikut.
a. Prosedur awal
Prosedur awal lainnya untuk pengujian substantif atas hutang usaha adalah menelusuri
saldo awal kertas kerja tahun sebelumnya, dan menggunakan perangkat lunak audit
tergeneralisasi dalam memeriksa akun buku besar untuk melihat setiap ayat jurnal
yang tidak biasa, serta untuk mengembangkan daftar jumlah yang terutang pada
tanggal neraca.
b. Prosedur analitis
Pada tahap awal pengujian substantive terhadap utang usaha, pengujian analitis
dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan menemukan
yang memerlukan audit lebih intensif. Selain itu, tujuan auditor menerapkan prosedur
analitis adalah untuk mengembangkan ekspektasi atas saldo akun hutang dan
hubungan antar hutang dengan akun-akun kunci seperti pembelian atau persediaan.
Dua pengujian yang termasuk dalam kategori ini adalah (1) konfirmasi hutang usaha,
dan (2) rekonsiliasi hutang yang belum dikonfirmasi dengan laporan bulanan yang
diterima oleh klien dari penjual atau pemasok.
Sumber :
https://www.academia.edu/24005739/PENGUJIAN_SUBSTANTIF_ATAS_SALDO
_HUTANG_USAHA