Anda di halaman 1dari 4

JAWABAN TUGAS 3

EKSI4413 – MANAJEMEN AUDIT

NAMA : APEP BURHANUDIN


NIM : 030711794

1. Prosedur Audit Pengeluaran Kas untuk Pengadaan Barang di Pemerintahan


- Membandingkan faktur-faktur pembelian dengan bukti cek/kas yang dikeluarkan.
- Melakukan perhitungan kembali apabila terdapat diskon yang diberikan
- Melakukan perhitungan kembali apabila terdapat pajak yang dikenakan
- Membandingkan tanggal-tanggal transaksi dengan catatan pengeluaran kas
- Melakukan pengecekan atas buku pencatatan pengeluaran kas dengan faktur-
faktur pembelian untuk pengadaan barang
2. Ispektorat sebelum melakukan penugasannya perlu membuat program audit karena
dalam IPPF No 2240.A1 dinyatakan bahwa “Program kerja harus mencakup prosedur
untuk mengidentifikasi, menganalisa, mengevaluasi, dan mendokumentasi informasi
selama penugasan. Yang mana program kerja ini harus memperoleh persetujuan
sebelum dilaksanakan dan apabila terjadi perubahan harus segera dimintai
persetujuan. Oleh sebab itu sebelum melakukan penugasannya perlu membuat
program audit yang mana telah memperoleh persetujuan.
Tanpa adanya program audit yang disusun, auditor tidak akan memiliki landasan
dalam pelaksanaan auditnya sehingga program audit yang baik perlu dikembangkan
untuk pencapaian hasi audit yang baik pula.
3. Manfaat penggunaan aplikasi teknologi smart auditing diantaranya sebagai berikut :
- Meningkatkan penggunaan metode audit terbatas
- Meningkatkan upaya audit
- Memperbanyak audit yang efektif
- Identifikasi masalah tepat waktu
- Meningkatkan deteksi kecurangan dan perencanaan audit tahunan.
4. Penyajian Temuan Audit Dengan Contoh Kasus
Data di bawah ini dikumpulkan oleh auditor internal selama field work pada fungsi
Piutang (Receivale) khususnya yang berkenaan dengan meningkatnya jumlah Beban
Piutang Tidak Tertagih (Bad Debt Expenses). Guna penyusunan laporan atas temuan
audit, data di bawah ini menggambarkan temuan audit yang meliputi kondisi, kriteria,
penyebab dan akibat, yaitu :
Order Penjualan (yang dilakukan secara kredit) yang nilainya besar harus memperoleh
persetujuan kredit dari Manajer Kredit.
Hasil pengujian audit menunjukkan bahwa Bag. Penjualan mengabaikan pedoman
kredit pada saat melakukan transaksi dengan Pelanggan.
Laporan Bulanan mengenai penghapus-bukuan piutang tidak tertagih (write-off)
selalu disiapkan tetapi hanya didistribusikan kepada Bag. Akuntansi saja.
Laporan Kredit hanya digunakan bila ada transaksi penjualan kredit yang baru.
Bag. Akuntansi mencatat bahwa piutang yang tidak tertagih meningkat sampai 7%
untuk tahun berjalan. Kerugian dari tidak tertagihnya piutang meningkat menjadi
Rp ,- selama tahun fiskal yang diaudit. Meskipun terdapat perbaikan pada prosedur
dan kriteria untuk mengurangi/menekan jumlah putang tak tertagih yang dihapus-
bukukan, tetapi komisi penjualan yang diterima oleh beberapa petugas Bag. Penjualan
justru meningkat, padahal sumber tagihan yang dihapusbukukan berasal dari petugas-
petugas yang dimaksud. Bag. Kredit menggunakan kebijakan Manajemen untuk
melakukan review atas referensi kredit untuk semua tagihan yang ada. Catatan
mengenai pembayaran pada periode berjalan direview sebelum memberikan tambahan
kredit kepada pelanggan dengan status open-account (pelanggan ybs masih memiliki
utang kepada perusahaan atas transaksi sebelumnya). Untuk mengurangi biaya,
penggunaan laporan kredit dari pihak luar (sebagai alat penelusuran mengenai track
record dan kemampuan bayar calon pelanggan) dihentikan/ditiadakan. Sejak
dilakukannya pengurangan jumlah staf di Bag. Kredit (dengan alasan untuk
mengurangi belanja pegawai), tagihan-tagihan yang baru hanya direview secara
selintas (tidak rinci). Manajer Kredit yang baru berpandangan bahwa kebijakan
pemberian kredit tidak perlu ketat sebab akan menghambat kinerja penjualan.
Item data tersebut di atas kita klasifikasikan ke dalam unsur-unsur Temuan Audit
yang terdiri atas : Kondisi (3 item) ; Kriteria (3 item) ; Penyebab (3 item), dan ;
Akibat (3 item)
Kondisi :
Laporan Bulanan mengenai penghapus-bukuan piutang tidak tertagih (write-off)
selalu disiapkan tetapi hanya didistribusikan kepada Bag. Akuntansi saja.
Laporan Kredit hanya digunakan bila ada transaksi penjualan kredit yang baru.
Manajer Kredit yang baru berpandangan bahwa kebijakan pemberian kredit tidak
perlu ketat sebab akan menghambat kinerja penjualan.
Kriteria :
Order Penjualan (yang dilakukan secara kredit) yang nilainya besar harus memperoleh
persetujuan kredit dari Manajer Kredit.
Bag. Kredit menggunakan kebijakan Manajemen untuk melakukan review atas
referensi kredit untuk semua tagihan yang ada.
Catatan mengenai pembayaran pada periode berjalan direview sebelum memberikan
tambahan kredit kepada pelanggan dengan status open-account (pelanggan ybs masih
memiliki utang kepada perusahaan atas transaksi sebelumnya).
Penyebab :
Hasil pengujian audit menunjukkan bahwa Bag. Penjualan mengabaikan pedoman
kredit pada saat melakukan transaksi dengan Pelanggan.
Untuk mengurangi biaya, penggunaan laporan kredit dari pihak luar (sebagai alat
penelusuran mengenai track record dan kemampuan bayar calon pelanggan)
dihentikan/ditiadakan.
Sejak dilakukannya pengurangan jumlah staf di Bag. Kredit (dengan alasan untuk
mengurangi belanja pegawai), tagihan-tagihan yang baru hanya direview secara
selintas (tidak rinci).
Akibat :
Bag. Akuntansi mencatat bahwa piutang yang tidak tertagih meningkat sampai 7%
untuk tahun berjalan.
Kerugian dari tidak tertagihnya piutang meningkat menjadi Rp ,- selama tahun fiskal
yang diaudit.
Meskipun terdapat perbaikan pada prosedur dan kriteria untuk mengurangi/menekan
jumlah putang tak tertagih yang dihapus-bukukan, tetapi komisi penjualan yang
diterima oleh beberapa petugas Bag. Penjualan justru meningkat, padahal sumber
tagihan yang dihapusbukukan berasal dari petugas-petugas yang dimaksud.
Rekomendasi :
Tingkatkan supervisi terhadap proses transaksi untuk mendorong dipatuhinya
kebijakan dan prosedur penjualan kredit.
Sejalan dengan kebijakan pengurangan jumlah staf pegawai di Bag. Kredit,
Manajemen sebaiknya memberikan tangungjawab tambahan kepada Staf di Bag.
Kredit untuk melakukan analisis umur piutang/kredit setiap pelanggan/debitur dengan
status open-account (sebagai Pengendalian Pengganti dari mekanisme review atas
catatan pembayaran debitur/pelanggan pada periode berjalan)
5. Menurut Tugiman (2011) Tidak lanjut adalah sebagai suatu proses yang dilakukan
untuk menentukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari tindakan-
tindakan yang dilakukan oleh manajemen atas temuan pemeriksaan yang dilaporkan.
Pelaksanaan tindak lanjut audit terhadap rekomendasi-rekomendasi yang telah auditor
berikan atas temua-temuan yang ada merupakan salah satu wujud komitmen dari
auditee dalam memperbaiki kekurangan dan kelemahan yang masih ada untuk
peningkatan kinerja organisasi.

Anda mungkin juga menyukai