Anda di halaman 1dari 5

1.) 1.

Langkah-langkah perencanaan audit


a. Menentukan Tujuan Audit
b. Memahami Tujuan dan Strategi Bisnis PT Cahaya Abadi
c. Mengidentifikasi Risiko
d. Pengumpulan Data dan Evaluasi Laporan Keuangan
e. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal
f. Wawancara dengan Manajemen dan Karyawan
g. Mengidentifikasi Temuan dan Menentukan Rekomendasi
h. Menyusun Laporan Audit

2.Penjelasan langkah-langkah perencanaan audit diatas menurut saya :

a. Menentukan Tujuan Audit


Menetapkan tujuan audit yang spesifik untuk menilai keekonomian, efisiensi, dan efektivitas
operasional perusahaan. Tujuan audit dapat meliputi evaluasi tingkat penggunaan sumber daya,
analisis profitabilitas, penilaian efektivitas departemen, audit yang direncanakan dan pemahanan atas
linkungan risiko.

b. Memahami Tujuan dan Strategi Bisnis


Mengetahui tujuan jangka pendek dan jangka panjang serta strategi yang diterapkan PT. Cahaya
Abadi untuk mencapainya.

c. Mengidentifikasi Risiko
Mengidentifikasi risiko yang mungkin mempengaruhi keekonomian, efisiensi, dan efektivitas
operasional PT. Cahaya Abadi

d. Pengumpulan Data dan Evaluasi Laporan Keuangan


Mengumpulkan data terkait pendapatan penjualan, biaya produksi, dan jumlah karyawan dari tahun 1
dan tahun 2 seperti yang telah disebutkan. Selain itu, data lain yang relevan seperti biaya overhead,
anggaran departemen, dan indikator kinerja operasional juga perlu dikumpulkan. Periksa laporan
keuangan PT Cahaya Abadi untuk tahun 1 dan tahun 2, termasuk pendapatan penjualan, biaya
produksi, dan margin keuntungan. Analisis ini akan membantu Anda dalam menilai keekonomian
perusahaan, seperti pertumbuhan pendapatan dan perubahan biaya produksi dari tahun ke tahun.

e. Evaluasi Sistem Pengendalian Internal


Menilai kebijakan dan prosedur internal PT Cahaya Abadi dalam mencapai tujuan organisasi. Hal ini
meliputi penilaian terhadap prosedur keuangan, pengelolaan pendapatan dan biaya produksi produksi,
dan manajemen kinerja dan jumlah karyawan.

f. Wawancara dengan Manajemen dan Karyawan


Melakukan wawancara dengan manajemen PT. Cahaya Abadi, termasuk departemen produksi, dan
keuangan terkait kinerja dan hasil terkait peningkatan pendpatan penjualan, biaya produksi, dan
jumlah karyawan.

g. Mengidentifikasi Temuan dan Menentukan Rekomendasi


Mengidentifikasi temuan dari analisis data dan evaluasi sistem pengendalian internal atas peningkatan
pendapatan penjualan, biaya produksi, dan jumlah karyawan. Berdasarkan temuan tersebut, kemudian
dapat merumuskan rekomendasi perbaikan atau tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja
perusahaan.

h. Menyusun Laporan Audit


Menyusun laporan audit yang berisi hasil temuan, rekomendasi, dan kesimpulan mengenai
keekonomian, efisiensi, dan efektivitas operasional PT Cahaya Abadi. Laporan ini dapat disampaikan
kepada manajemen perusahaan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dan perbaikan dalam
operasional perusahaan. Laporan audit harus disusun secara jelas, akurat, dan fakta yang terjadi di
lapangan.

2.) 1. Program Audit untuk Fungsi Keuangan dalam Pengelolaan Kas Perusahaan:
a. Tinjauan atas Prosedur Pengelolaan Kas: Menganalisis dan mengevaluasi prosedur pengelolaan kas
perusahaan, termasuk penerimaan dan pengeluaran kas, pembayaran, serta proses pelaporan kas
harian dan bulanan. Memeriksa kebijakan dan prosedur yang ada untuk memastikan konsistensi,
keakuratan, dan kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku serta kebijakan internal
perusahaan.
b. Pengujian Otorisasi dan Kepatuhan: Mengkaji dan memeriksa tingkat otorisasi yang ada dalam
pengeluaran kas, termasuk otorisasi yang diberikan oleh penanggungjawab operasional. Melakukan
pengujian untuk memverifikasi apakah pengeluaran kas dilakukan sesuai dengan otorisasi yang telah
ditetapkan dan apakah ada pengeluaran yang dilakukan tanpa otorisasi yang sesuai. Memeriksa
kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur pengelolaan kas yang telah ditetapkan, termasuk apakah
bendahara operasional mematuhi prosedur dan melaporkan secara akurat setiap transaksi kas.

c. Evaluasi Kontrol Internal: Mengevaluasi kontrol internal yang terkait dengan pengelolaan kas,
seperti pemisahan tugas dan pemeriksaan silang, untuk memastikan ada pengendalian yang memadai
dalam proses pengelolaan kas. Menguji efektivitas kontrol internal yang ada untuk memastikan bahwa
mereka berfungsi dengan baik dan dapat mencegah atau mendeteksi adanya kesalahan atau
penyalahgunaan.

d. Rekonsiliasi dan Pemantauan Kas : Memeriksa dan mengevaluasi proses rekonsiliasi kas secara
berkala, termasuk perbandingan antara saldo fisik kas dan catatan kas perusahaan.Memantau dan
menganalisis secara rutin laporan transaksi kas, termasuk memeriksa apakah ada perbedaan atau
ketidaksesuaian yang tidak dapat dijelaskan. Memastikan adanya pemantauan yang tepat terhadap
pengeluaran kas dan melaporkan secara berkala kepada manajemen mengenai hasil pemantauan
tersebut.

2. Temuan dari Kasus pengelolaan kas PT. Mandiri Abadi :

a. Bendahara operasional melakukan belanja operasional tanpa sepengetahuan atasan untuk


mempercepat realisasi kegiatan.

b. Otorisasi pengeluaran kas kecil hanya cukup sampai penanggungjawab operasional, sehingga
memberikan celah bagi bendahara operasional untuk melakukan pengeluaran tanpa otorisasi yang
sesuai. Temuan ini menunjukkan adanya kelemahan dalam pengendalian internal terkait pengelolaan
kas perusahaan. Dalam hal ini, otorisasi pengeluaran kas yang hanya sampai pada penanggungjawab
operasional memberikan ruang bagi bendahara operasional untuk melakukan pengeluaran tanpa
persetujuan yang diperlukan. Tindakan bendahara operasional yang melakukan belanja tanpa
sepengetahuan atasan juga menunjukkan adanya risiko penyalahgunaan wewenang. Temuan tersebut
mengindikasikan adanya potensi kerugian keuangan, risiko kehilangan aset, serta kurangnya
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan kas perusahaan. Hal ini dapat mengganggu efisiensi
operasional, meningkatkan risiko kecurangan, dan merusak kepercayaan pemangku kepentingan
terhadap perusahaan.

3. Rekomendasi atas hasil audit manajemen PT. Mandiri Sejahtera.

a. Perkuat Otorisasi Pengeluaran: Perluasan jenjang otorisasi pengeluaran kas kecil, melibatkan atasan
langsung dari bendahara operasional selain penanggungjawab operasional. Hal ini akan membantu
meminimalkan risiko penyalahgunaan wewenang.
b. Implementasikan Sistem Pemantauan yang Lebih Ketat: Etablirkan sistem pemantauan yang lebih
ketat terhadap pengeluaran kas, baik secara rutin maupun secara acak. Melakukan pemeriksaan
berkala dan pemeriksaan tak terduga terhadap transaksi kas untuk memverifikasi kepatuhan terhadap
prosedur dan mendeteksi adanya penyimpangan.

c. Tingkatkan Kebijakan dan Prosedur Pengelolaan Kas: Perbarui dan perkuat kebijakan dan prosedur
yang terkait dengan pengelolaan kas, termasuk prosedur pengajuan, otorisasi, dan pelaporan
pengeluaran kas. Pastikan kebijakan dan prosedur tersebut disosialisasikan kepada semua pihak
terkait, termasuk bendahara operasional dan atasan.

d. Lakukan Pelatihan Konseling akan Kesadaran: Memberikan pelatihan yang terkait dengan
kebijakan dan prosedur pengelolaan kas kepada bendahara operasional dan tim keuangan.
Meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya kepatuhan terhadap prosedur dan konsekuensi dari
pelanggaran prosedur.

e. Menerapkan Sanksi Disiplin: Jika ditemukan adanya pelanggaran atau penyalahgunaan wewenang,
perlu dilakukan tindakan disipliner yang sesuai terhadap bendahara operasional. Tindakan tersebut
dapat berupa peringatan tertulis, sanksi, atau tindakan lain yang sesuai dengan kebijakan internal
perusahaan.

f. Tingkatkan Pemisahan Tugas: Memastikan adanya pemisahan tugas yang memadai dalam
pengelolaan kas, sehingga tidak hanya satu individu yang memiliki kendali penuh terhadap seluruh
proses pengelolaan kas.

g. Lakukan Audit Internal Secara Rutin: Melakukan audit internal secara berkala untuk memastikan
kepatuhan terhadap prosedur dan kebijakan yang telah ditetapkan serta untuk mendeteksi dini adanya
potensi penyimpangan atau pelanggaran.

3.) A. Pendahuluan
PT. Sentosa Jaya adalah sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam produksi dan
distribusi produk elektronik. Sebagai bagian dari praktikum Audit Manajemen, audit dilakukan
terhadap sistem pengendalian persediaan perusahaan. Tujuan dari audit ini adalah untuk mengevaluasi
efektivitas dan kehandalan pengendalian persediaan yang ada di perusahaan, serta untuk
mengidentifikasi temuan dan masalah yang mungkin ada dalam sistem pengendalian tersebut.

B. Temuan Audit

Setelah melakukan audit terhadap sistem pengendalian persediaan PT. Sentosa Jaya, ditemukan
beberapa temuan sebagai berikut: Tidak adanya prosedur tertulis yang jelas mengenai pengendalian
persediaan, termasuk penerimaan barang, pengiriman barang, dan pencatatan persediaan. Temuan ini
menunjukkan bahwa perusahaan tidak memiliki pedoman atau panduan yang jelas mengenai langkah-
langkah yang harus diikuti dalam mengendalikan persediaan.
Dalam audit ini, ditemukan bahwa perusahaan tidak melakukan rekonsiliasi secara teratur
antara persediaan fisik yang ada di gudang dan catatan persediaan yang ada dalam sistem. Hal ini
dapat mengakibatkan perbedaan antara persediaan yang sebenarnya dan persediaan yang dicatat
dalam sistem, serta mengganggu keakuratan informasi persediaan yang tersedia.
Kurangnya pemisahan tugas antara staf gudang yang bertanggung jawab atas penerimaan dan
pengeluaran persediaan. Ditemukan bahwa tugas penerimaan dan pengeluaran persediaan dijalankan
oleh staf gudang yang sama. Kurangnya pemisahan tugas ini dapat meningkatkan risiko
penyalahgunaan atau manipulasi persediaan yang tidak terdeteksi, sehingga mengurangi keandalan
sistem pengendalian persediaan.
Penggunaan sistem barcode yang kurang efektif dalam mengidentifikasi dan melacak
persediaan secara akurat. Sistem barcode yang digunakan perusahaan tidak efektif dalam
mengidentifikasi dan melacak persediaan dengan akurat. Hal ini bisa disebabkan oleh ketidakcocokan
antara barcode dan data yang ada dalam sistem, atau karena kurangnya pemeliharaan dan pembaruan
sistem barcode. Ketidakefektifan ini dapat menyebabkan kesalahan dalam pencatatan persediaan dan
kesulitan dalam melacak persediaan secara akurat.

C. Rekomendasi

Rekomedasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengendalian persediaan di PT. Sentosa Jaya:

1. Menyusun prosedur tertulis yang jelas mengenai pengendalian persediaan, termasuk penerimaan
barang, pengiriman barang, dan pencatatan persediaan. Prosedur ini harus mencakup langkah-langkah
yang harus diikuti secara sistematis dan menjaga konsistensi dalam pelaksanaan pengendalian
persediaan.

2. Memperbaiki sistem pencatatan persediaan agar mencerminkan jumlah persediaan yang akurat. Hal
ini dapat dilakukan melalui pelatihan staf yang bertanggung jawab atas pencatatan persediaan, serta
penerapan kontrol internal yang memastikan keakuratan data yang diinput ke dalam sistem.

3. Melakukan rekonsiliasi reguler antara catatan persediaan fisik dan catatan persediaan sistem.
Rekonsiliasi ini harus dilakukan secara berkala dan ketidaksesuaian antara persediaan fisik dan
persediaan dalam sistem harus ditindaklanjuti dan diperbaiki.

4. Memisahkan tugas antara staf gudang yang bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran
persediaan. Hal ini dapat dilakukan untuk mencegah adanya potensi penyalahgunaan atau manipulasi
persediaan yang tidak terdeteksi. Pemisahan tugas harus dilakukan dengan jelas dan staf yang berbeda
harus ditugaskan untuk melakukan penerimaan dan pengeluaran persediaan.

5. Meningkatkan efektivitas penggunaan sistem barcode dengan memastikan kesesuaian antara


barcode dan data yang ada dalam sistem. Selain itu, perusahaan harus melakukan pemeliharaan dan
pembaruan teratur pada sistem barcode agar tetap berfungsi dengan baik dalam mengidentifikasi dan
melacak persediaan secara akurat.

4.) Berikut adalah langkah-langkah perencanaan investigasi kecurangan dalam organisasi


berdasarkan informasi yang diberikan PT. Citra Sukses:

a. Mengidentifikasi Tujuan Investigasi:

1) Menentukan tujuan investigasi dengan jelas, misalnya mengungkap kecurangan yang dilakukan
oleh karyawan di departemen pengadaan.

2) Menetapkan hasil yang diharapkan dari investigasi, seperti mengumpulkan bukti yang cukup
untuk menindaklanjuti pelanggaran dan mengambil tindakan hukuman yang sesuai.

b. Membentuk Tim Investigasi:

Menunjuk tim investigasi yang terdiri dari anggota yang kompeten dan berpengalaman dalam bidang
audit, hukum, dan pengadaan. Memilih seorang pemimpin tim yang bertanggung jawab atas
koordinasi investigasi dan pelaporan hasilnya.

c. Mengumpulkan Informasi Awal:

Memperoleh informasi terkait kecurangan yang dilaporkan, seperti transaksi meragukan yang
dilakukan oleh karyawan di departemen pengadaan. Menganalisis data dan dokumen terkait, termasuk
catatan transaksi, laporan keuangan, dan kontrak dengan supplier.
d. Mengidentifikasi Potensi Kekurangan Sistem Internal

Meninjau kebijakan, prosedur, dan kontrol internal perusahaan terkait pengadaan barang.
Mengidentifikasi celah atau kelemahan dalam sistem yang dapat memungkinkan terjadinya
kecurangan, seperti kurangnya pemisahan tugas atau pengawasan yang lemah.

e. Merancang dan Melaksanakan Prosedur Investigasi:

Merancang prosedur investigasi yang tepat untuk mengumpulkan bukti yang diperlukan, seperti
melakukan wawancara dengan karyawan terkait, memeriksa dokumen, dan melacak aliran uang.
Melaksanakan prosedur investigasi dengan hati-hati, menjaga kerahasiaan dan objektivitas dalam
mengumpulkan dan menganalisis bukti.

f. Menganalisis dan Menilai Bukti:

Menganalisis bukti yang dikumpulkan untuk menentukan kebenaran kecurangan yang dilaporkan.
Menilai dampak kecurangan terhadap perusahaan, termasuk kerugian finansial dan reputasi
perusahaan.

g. Melakukan Tindakan Perbaikan dan Pencegahan:

Menyusun rekomendasi untuk memperbaiki sistem internal dan mencegah kecurangan di masa depan.
Menerapkan tindakan perbaikan yang sesuai, seperti meningkatkan pengawasan, memperkuat kontrol
internal, atau mengganti kebijakan dan prosedur yang rentan terhadap kecurangan.

h. Membuat Laporan Investigasi:

Menyusun laporan investigasi yang mencakup temuan, analisis, rekomendasi, dan tindakan yang telah
dilakukan. Melaporkan hasil investigasi kepada pihak yang berwenang di perusahaan, seperti
manajemen senior atau tim hukum.

i. Menindaklanjuti Hasil Investigasi:

Mengkoordinasikan dengan pihak yang berwenang dalam mengambil tindakan disipliner atau
hukuman terhadap karyawan yang terlibat dalam kecurangan. Memastikan implementasi tindakan
perbaikan yang direkomendasikan dan memonitor efektivitasnya secara berkala.

Anda mungkin juga menyukai