Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Teori Akuntansi


Kode Mata Kuliah : EKSI4415
Jumlah sks : 3 SKS
Nama Pengembang : Dr. Evi Maria
Nama Penelaah : Sakina Nusarifa Tantri., SE., M.Sc
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2023
Edisi Ke- : 1

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Sebutkan 5 (lima) tantangan yang dihadapi IAI selama 20 BMP Teori
satu decade terakhir ini, dalam perannya yang Akuntansi Modul
menginspirasi tumbuhnya berbagai profesi turunannya ! 1, Kegiatan
Belajar 1,
hal.1.36.
2 Identifkasi faktor-faktor pendukung dari munculnya 20 BMP Teori
sistem pencatatan pada peradaban sekitar 3000 SM! Akuntansi Modul
1, Kegiatan
Belajar 1
3 Pendekatan teoretis, seperti deduktif dan induktif dapat 20 BMP Teori
digunakan dalam menciptakan teori akuntansi. Lakukan Akuntansi Modul
analisis pendekatan deduktif dan induktif jika ditinjau 2, Kegiatan
dari penerapannya dalam penelitian akuntansi! Belajar 2
4 Apakah teori positif akuntansi mempengaruhi 20 BMP Teori
perkembangan teori audit? Jika ya, identifikasi Akuntansi Modul
pengaruh dan perkembangannya ! 2, Kegiatan
Belajar 1
5 Setiap usaha pasti memengang prinsip bahwa usahanya 20 BMP Teori
akan langgeng dan terus beroperasi pada periode tidak Akuntansi Modul
terbatas. Dalam akuntansi, prinsip dari pemilik 3, Kegiatan
perusahaan seperti ini dikenal dengan istilah Belajar 2
postulat……
Apakah postulat tersebut dapat dikaitkan dengan teori
manfaat? Lakukan identifikasi dan analisis terkait hal ini!
* coret yang tidak sesuai
Jawaban :
1. Sebutkan 5 (lima) tantangan yang dihadapi IAI selama satu decade terakhir ini, dalam
perannya yang menginspirasi tumbuhnya berbagai profesi turunannya
a. Pertama, secara struktur dan peran organisasi, IAI memiliki kelmahan seperti :
• Fungsi IAI yang semula sebagai perkumpulan Akuntan Indonesia perlu melakukan
redefinisi mengingat profesi dalam bidang akuntansi telah mengalami
pertimbangan seperti Amerika dan Malaysia yang telah melakukan pemisahan yang
tegas antara organisasi profesi akunt dan dewan penyusun standar akuntan dan
dewan penyusun standar akuntansi. Bahkan, Malaysia membuat Lembaga
sertifikasi dan Pendidikan profesi berjenjang yang terpisah dari dua institusi
tersebut. Walaupun IAI telah mempelopori juga penidirian IAPI, namun dalam IAI
sendiri masih dan menyelenggarakan sertifikasi dan training yang tidak lazim ada
di negara-negara lain
• Akuntabilitas IAI terhadap stakeholder-nya belum representasikan dalam bentuk
laporan tahunan ( annual repott) yang berisi informasi pertanggungjawaban
keuangan maupun perkembangan aktivitas padahal IAI merupakan organisasi
profesi yang focus pada pentingnya akuntabilitas dan transparasi.
b. Kedua, IAI dihadapkan pada kenyataan bahwa RUU Pelaporan Keuangan dan RUU
Akuntan Publik yang maish belum final pembahasannya. Padahal kedua RUU tersebut
sangat vital bagi pengembangan duniaakuntansi dan profesi akuntan di Indonesia
mengingat RUU Pelaporan Keuangan akan memperjelastanggung jawab
perusahaan atau emiten di pasar modal untuk melaporkan kondisi
keuangannya.Sedangkan RUU Akuntan Publik akan menjadi dasar bagi eksistensi dan
perlindungan profesi akuntanpublik. RUU Pelaporan Keuangan saat ini dalam tahap
perencanaan naskah akademik di DepartemenKeuangan RI, sedangkan RUU
Akuntan Publik masih perlu diperbaiki khususnya berkaitan
denganperlindungan profesi Akuntan Publik lokal dan eksistensi IAPI
c. Ketiga, IAI perlu mengawal implementasi konvergensi IFRS yang dimulai awal 2012
mendatang yang prosesnya sudah mulai bergulir beberapa tahun terahkir ini. Hal ini
merupakan kerja besae bagi IAI karena akan mempengarui pola pertukaran informasi
keuangan dalam proses inventasi. Dalam hal ini IAI dituntut jeli dan dalam melakukan
adopsi yang tidak sekedar melakukan standarisasi 100% dengan mengganti semuai
PSAK.
d. Keempat, jumlah Akuntan Publik yang masih sedikit sedangkan kebutuhan akuntan
yang semakin meningkat serta persaingan dengan akuntan asing. Data IAPI
menunjukkan bahwa jumlah Akuntan public di Indonesia saat ini hanya 920
orang yang bergabung di 501 KAP. Jumlah ini sangat kurang jika
dibandingkan dengan kondisi di negara-negara lain seperti Singapura dan Filipina
dengan masing-masing 15.000 Akuntan Publik, serta Thailand dan Malaysia yang
masing-masing memiliki 6.000 dan 25.000 Akuntan Publik. Bukan tidak mungkin
dimasa yang akan dating, jika UU Akuntan Publik terlalu liberal, maka posisi Akuntan
Publik local akan diambil oleh negara-negara lain yang surplus akuntan.
e. Kelima, korupsi yang menjadi musuh nomor 1 di Indonesia menunjukan lemahnya
pengawasan pengelolaan keuangan serta rendahnya etika para pejabat public. Hal ini
merupakan tantangan bagi IAI mengingat korupsi tidak lepas dari peran para pengelola
keuangan yang notabene adalah seorang akuntan, apakah oknum itu adalah akuntan
sector public, akuntan manajemen atau bahkan akuntan public yang turut bermain.
Lahirnya Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentangAkuntan
Publik memberikan dampak langsung baik terhadap profesi akuntan publik dan
Pendidikan akuntansi di Indonesia. Dalam UU Akuntan Publik pada Pasal 6
mengenai perizinan untuk menjadiakuntan publik pada ayat 1 menyatakan
bahwa untuk mendapatkan izin menjadi akuntan publiksebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 ayat 1 seseorang diantaranya harus memenuhi memiliki sertifikattanda
lulus ujian profesi akuntan publik yang sah. Lebih lanjut dalam penjelasan UU Akuntan
Publik yangdimaksud dengan sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang
sah adalah surat tanda lulusujian yang diterbitkan oleh:
a. Asosiasi Profesi Akuntan Publik,
b. Perguruan tinggi terakreditasi oleh Asosiasi Profesi Akuntan Publik untuk
menyelenggarakanpendidikan Profesi Akuntan Publik
Sumber : BMP EKSI4415 MODUL 1 KB 1 HAL 1.32-1.33

2. Identifkasi faktor-faktor pendukung dari munculnya sistem pencatatan pada peradaban


sekitar 3000 SM!
Sampai saat ini para akuntan masih diselimuti keyakinan bahwa akuntansi yang
dipelajarinya berasal dariItalia pada abad ke-15. Keyakinan tersebut disebabkan karena
sistem pembukuan berpasangan dianggap ditemukan atau setidak-tidaknya
disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia dari negara tersebut. Penyebaran tersebut
dimulai sejak Luca Pacioli menerbitkan bukunya pada tahun 1494. Hal ini dikuatkanpula
dengan diterbitkannya buku lain yang juga dari Italia oleh Bennedeto Cotrugli pada Tahun
1458yang sebenarnya ditulis sebelum Luca Pacioli. Keyakinan tersebut mungkin akan
berubah atau perludiluruskan.Hasil penelitian akhir-akhir ini menunjukkan tanda-tanda
bahwa sumber akuntansi bukan dari Italia danada yang berpendapat dari zaman
kejayaan Islam. Hal tersebut berdasarkan hasil studi yang dilaksanakan Hamid
et.al. Studi tersebut menjelaskan bahwa ternyata pada abad kesepuluh,kantor
pemerintahan muslim telah menerapkan pembukuan dengan sistem pembukuan
berpasangan. Penjelasan tersebut sejalan dengan penelitian Montgomery Watt yang
mempelajari penyebaran ilmu-ilmu pengetahuan lain ke benua Eropa yang dikembangkan
Islam. Penelitian terhadap sejarah akuntansi sudah semakin banyak dan publikasi
mengenai hasil penelitian inisudah banyak disajikan dalam jurnal terkemuka yang
merambah ke berbagai penjuru dunia, termasuk keIndonesia. The Accounting Historian
Journal adalah jurnal yang khusus mempublikasikan karya ilmiah dari The Academy of
Accounting Historian. Ada berbagai skenario yang dihasilkan oleh usaha-usahadalam
mengungkap fakta sejarah akuntansi dengan berbagai pendapat yang bervariasi.Sebagian
besar skenario sejarah akuntansi mengakui bahwa sistem pencatatan telahada dalam
berbagai dekade peradaban yang dimulai sejak kurang lebih tahun 3000 SM.
Fakta-fakta sejarah menunjukkan bahwa:
1. Pada zaman peradaban Kaldea-Babilonia, Asiria, dan Samaria yang
merupakanpembentuk sistem pemerintahan pertama di dunia, pembentuk sistem bahasa
tulisan tertua,dan pembuat catatan usaha tertua.
2. Peradaban Mesir, di mana para penulis membentuk poros tempat berputarnya seluruh
mesinkeuangan dan departemen.
3. Peradaban Cina, dengan akuntansi pemerintahan yang memainkan peran kunci dan
canggihselama Dinasti Chao (1122-256 SM).
4. Peradaban Yunani, di mana Zenon manajer Estat Appolonius memperkenalkan sistem
akuntansipertanggungjawaban yang luas pada Teori Akuntansi tahun 256 SM.
5. Peradaban Roma, dengan hukum yang menentukan bahwa pembayar pajak harus
membuatlaporan posisi keuangan, dan dengan hak sipil yang tergantung pada tingkat
kekayaan yang dinyatakan warga negara.
Adanya bentuk-bentuk pembukuan pada zaman kuno tersebut berkaitan dengan berbagai faktor.
Faktor-faktor itu di antaranya penemuan sistem penulisan, pengenalan angka Arab dan
sistem desimal, penyebaran pengetahuan aljabar, adanya bahan-bahan penulisan yang
murah, meningkatnya literasi (kemelekhurufan), dan adanya medium pertukaran yang baku
.Littleton (1966) menyebutkan tujuh prakondisi bagi timbulnya pembukuan yang sistematik, yaitu:
1. Seni menulis karena pembukuan pertama-tama adalah suatu pencatatan;
2. Aritmetika karena aspek-aspek mekanis pembukuan terdiri dari serangkaian
komputasi sederhana
3. Kekayaan pribadi karena pembukuan hanya berkaitan dengan pencatatan fakta tentang
kekayaandan hak atas kekayaan
4. Uang (yaitu perantara dalam perekonomian) karena pembukuan tidak diperlukan
kecuali transaksi dalam kekayaan dan hak atas kekayaan dapat direduksi ke dalam
denominator umum ini
5. Kredit (yaitu transaksi yang belum selesai) karena dorongan untuk membuat catatan tidak
begitukuat jika semua transaksi pertukaran telah selesai pada saat kejadian;
6. Perniagaan karena pertukaran yang hanya bersifat lokal tidak cukup memberi tekanan
(volumeusaha) untuk mendorong orang mengkoordinasikan gagasan yang berbeda-
beda ke dalamsuatu system
7. Modal karena tanpa modal perniagaan akan tidak berarti dan kredit akan tidak mungkin.
Jarang orang memikirkan secara serius asal mula sistem double entry book keeping (DEB).
Kebanyakan orang menganggap apa adanya, sehingga tidak peduli terhadap siapa sebenarnya
pencetus, penemunyaatau dari mana asal usulnya (Tjiptohadi Sawarjuwono, 1997). Teknik yang
kelihatannya sederhana itu,yiatu berupa debet dan kredit sebenarnya mengandung teknologi
matematis canggih. Teknologi yangditemukan lebih dari enam abad yang lalu sampai sekarang
tidak mengalami perubahan yang mendasar.Sejak ditemukannya, akuntansi sudah mengandung
keajaiban. “It is a beautiful system, a science infact” menurut Childs (1901). Hal ini
dikarenakan akuntansi dirancang benar-benar berdasarkan prinsip-prinsip matematika. Dapat
dibayangkan sebagaimana yang diilustrasikan oleh Childs bahwa semua komponen
akuntansi saling berkaitan sedemikian rupa sehingga bila terjadi ketidak beresan
(derangement) pada salah satu akun, orang dapat menelusuri dampaknya kepada akun-akun yang
lain, suatu sistem yang sempurna dan selalu seimbang yang berupa saling cek (checks andcounter
checks), setiap rincian selalu disesuaikan enak (nicety) dan tepat yang akhirnya membuahkan hasil
yang penuh kebenaran perhitungan (correctness), sempurna dan lengkap (Mann, 1994). Teknologi
akuntansi memang handal. Padahal, akuntansi ditemukan atau dikenal lebih dari enam abadyang
lalu. Kemudian bila kita mau merenungkan tentunya akan timbul pertanyaan, siapakah orang
yangsudah sedemikian hebat yang hidup pada saat itu? Tidakkah terpikir oleh kita siapa kalau
demikianpencetusnya? Namun, ternyata jarang orang yang menaruh perhatian terhadap
pencetus sistem yangdemikian sempurna itu. Apakah betul Bennedito Cotrugli (1458) atau Luca
Pacioli (1494), atau adakah orang lain? Mencermati pertanyaan tersebut, ada yang
berpendapat bahwa ada kemungkinan lainadanya pencetus akuntansi selain yang telah
disinggung di atas. Dasar pemikirannya adalah ketika kitamengenang masa kejayaan islam pada
abad pertengahan, dimana para Muslim menyebarkan ilmu pengetahuan ke benua Eropa,
misalnya ilmu kedokteran, aritmatika matematika, alkimia (kimia-alchermy), astronomi, logika
dan metafisika (Watt, 1972). Berdasarkan sejarah tersebutbahwa kalau sebagian besar ilmu
pengetahuan berasal dari masa kejayaan islam tersebut, apakah tidakmungkin kalau tata buku
berpasangan juga berasal dan dikembangkan pula oleh ahli-ahli muslimin padamasa
tersebut?.Kemudian pertanyaan tersebut dikaitkan dengan hasil studi oleh Hamid dan
kawan-kawan (1995).Mereka bertiga melakukan studi dan berusaha meneliti lebih lanjut
mengenai peran Islam di dalam memajukan akuntansi di benua Eropa. Hasil studinya
menyatakan adanya temuan baru, yaitu bahwa pemerintah Islam pada abad kesepuluh
sudah menggunakan pembukuan berpasangan. Mempertimbangkan kesesuaian studi antara
Watt (1972) dan Hamid et al. (1995), studi ini menengaraibahwa kemungkinan besar sistem DEB
juga berasal dari masa kejayaan Islam. Sistem tata buku berpasangan secara bertahap mulai
muncul selama abad ke-13 dan ke-14 di beberapa pusat perniagaan di Italia bagian utara. Catatan
pertama mengenai suatu sistem tata buku berpasangan yang lengkap ditemukan dalam catatan kota
Genoa, Italia pada tahun 1340 (Raymond de Roover, 1956). Bagian-bagian sebelumnya ditemukan
dalam catatan Giovani Farolfi & Company, sebuah perusahaandagang di Florence pada tahun
1299-1300, kemudian dalam catatan Rinieri Fini & Brothers yang berdagang pada
beberapa pekan raya terkenal pada masa itu di Champagne Perancis.Orang pertama yang
mengkodifikasi akuntansi adalah seorang Rahib Fransisca bernama Bruder Luca Pacioli yang
menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai guru dan pelajar di beberapa universitas diPerugia,
Florence, Pisa, dan Bologna. Ia mengakhiri karirnya yang terkenal itu dengan mengajar
Matematika di Universitas Roma, suatu kedudukan yang bergengsi sampai ia dipanggil Paus Leo
X. Diantara teman-temannya adalah beberapa Paus, ahli matematika dan arsitek Leon Battista
Alberti, danyang terdekat adalah Leonardo da Vinci. Saat itu adalah masa Renaisans dan Pacioli
adalah salah satu produknya yang sejati. Apabila kita akan menelusuri asal mula sejarah sains
(akuntansi) yang penting ini, secara alamiah kita akan menganggap bahwa penemuan pertama
akuntansi adalah oleh para pedagang dan tidak ada orangyang memiliki klaim yang lebih utama
daripada Bangsa Arabia. Bangsa Mesir yang selama beberapa abad menguasai perdagangan
dunia, menurunkan gagasan pertama tentang perdagangan dari hubungan mereka dengan
orang-orang yang jujur ini dan konsekuensinya mereka harus menerima bentuk pertamadari
perakuntanan yang dalam cara perdagangan yang alamiah dikomunikasikan kepada semua kota
Mediterania. Ketika kekaisaran barat diserang oleh bangsa Barbar dan semua negara
yang telah disusunnya, mengambil kesempatan untuk menyatakan kemerdekaan, perniagaan
segera hilang setelah kemerdekaan, dan segera Italia yang pernah menjadi pusat dunia menjadi
pusat perdagangan yangmerupakan puing-puing kekaisaran timur oleh Turki yang tidak pernah
dimasuki oleh orang-orang yang berbakat atau aturan-aturan seni perniagaan bukan merupakan
penyumbang kecil. Bisnis pertukaranyang oleh Lombard dikaitkan dengan semua kota-kota
perdagangan Eropa, memperkenalkan metode pencatatan akun dengan cara berpasangan yang saat
sekarang memperoleh nama pembukuan Italia.
Sumber: https://www.dictio.id/t/bagaimana-sejarah-perkembangan-ilmu-akuntansi/122800
3. Pendekatan teoretis, seperti deduktif dan induktif dapat digunakan dalam menciptakan teori
akuntansi. Lakukan analisis pendekatan deduktif dan induktif jika ditinjau dari penerapannya
dalam penelitian akuntansi
Pendekatan deduktif
Pendekatan ini dalam penyusunan teori akuntansi akan dimulai dengan adanya asumsi-asumsi
dasar dan hasil penarikan konklusi yang bersifat logis tentang suatu subjek dengan sejumlah
pertimbangan. Dalam pencapaiannya di bidang akuntansi, pendekatan deduktif dimulai
dengan asumsi atau dalil dasar akuntansi dan konklusi logis yang diperoleh dari sejumlah
prinsip akuntansi untuk menyajikan petunjukdan dasar bagi pengembangan teknik-teknik
akuntansi selanjutnya. Pendekatan ini bergerak dari kondisi yang bersifat umum (asumsi dasar
tentang lingkungan akuntansi) ke kondisi spesifik (pertama, prinsip-prinsip akuntansi, dan kedua
teknik-teknik akuntansi). Apabila pada kondisi ini, kondisi dasar tentang lingkungan akuntansi
terdiri dari sejumlah tujuan maupun dalil, tahap-tahap yang digunakan untuk menjalankan
pendekatan deduktif terdiri dari:
1. Penetapan tujuan-tujuan pelaporan keuangan
2. Pemilihan dalil-dalil akuntansi
3. Penentuan prinsip-prinsip akuntansi
4. Pengembangan teknik-teknik akuntansi
Pendekatan induktif
Pendekatan induktif dalam penyusunan teori dimulai dengan serangkaian pengamatan,
kemudian pengukuran serta selanjutnya aktivitas untuk memperoleh suatu konklusi. Apabila
diterapkan dalam bidang akuntansi, pendekatan ini dimulai dengan serangkaian pengamatan
terhadap informasi keuangandari bisnis perusahaan dan selanjutnya akan diperoleh rumusan
gagasan serta prinsip-prinsip akuntansi dari pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar
hubungan yang terjadi secara berulang. Argumentasi induktif dikatakan membawa keterangan-
keterangan yang bersifat khusus (informasi akuntansi yang menggambarkan hubungan
berulang-ulang) ke suatu bentuk yang bersifat umum (dalil-dalil dan prinsip-prinsip akuntansi).
Pendekatan induktif dalam penyusunan teori mencakup empat tahap berikut:
1) Pencatatan seluruh pengamatan.
2) Penganalisisan dan pengelompokan pengamatan untuk mendeteksi adanya
hubungan yang berulang (kesamaan atau kemiripan).
3) Penginduksian asal mula konklusi-konklusi dan prinsip-prinsip akuntansi dari
pengamatan-pengamatan yang menggambarkan hubungan secara berulang.
4) Pengujian konklusi-konklusi yang dibuat.
Sumber: BMP EKSI4415 MODUL 2 KB 2 HAL 2.27
4. Apakah teori positif akuntansi mempengaruhi perkembangan teori audit? Jika ya, identifikasi
pengaruh dan perkembangannya !

Ketidakpuasan dengan teori normatif dikombinasikan dengan meningkatnya akses terhadap data
empiris dan pengakuan meningkatnya argumen ekonomi dalam literatur akuntansi menyebabkan
pergeseran ke bentuk baru dari empirisme yang beroperasi di bawah label luas teori positif.
Tujuan teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi.
Sebuah contoh dari teori akuntansi positif akan menjadi teori yang mengarah ke apa yang dikenal
sebagai hipotesis rencana bonus. Teori tersebut bergantung pada manajer untuk memaksimalkan
kekayaan yang lebih, bahkan dengan mengorbankan para pemegang saham. Jika manajer dibayar
sebagian dengan bonus berdasarkan laba akuntansi yang dilaporkan maka manajer memiliki
insentif untuk menggunakan kebijakan akuntansi yang memaksimalkan pendapatan. Teori
tersebut juga mengarah pada prediksi bahwa manajer yang dibayar melalui rencana bonus
menggunakan metode akuntansi income-increasing lebih dari manajer yang tidak dibayar melalui
rencanabonus. Teori tersebut penting karena mereka menjelaskan efek ekonomi atau kekayaan,
akuntansi dan alasan akuntansi penting bagi berbagai pihak seperti pemegang saham, kreditur dan
manajer. Dengan menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi, Watts dan Zimmerman
menganggap bahwa teori positif telah memberikan kebingungan yang jelas terkait dengan pilihan
teknik akuntansi. Mereka berpendapat bahwa teori akuntansi positif membantu dalam
memprediksi reaksi dari pemain di pasar seperti pemegang saham terhadap tindakan manajemen
dan informasi akuntansi yang dilaporkan. Salah satu manfaat dari penelitian tersebut adalah
bahwa hal itu memungkinkan regulator untuk menilai konsekuensi ekonomi dari berbagai praktik
akuntansi yang mereka anggap. Literatur positif melibatkan hipotesis yang berkembang tentang
realitas yang kemudian diuji dengan mengamati realitas. Pendekatan tersebut telah menarik kritik
yang sebagian besar didasarkan pada mode tampaknya bias di mana teori positif mengabaikan
sudut pandang alternatif. Hal ini mengakibatkan kebangkitan terutama di tahun 1980-an dalam
penelitian perilaku. Penelitian Perilaku terutama berkaitan dengan implikasi sosiologis yang lebih
luas dari angka akuntansi dan tindakan terkait pemeran utama seperti manajer, pemegang saham,
kreditur, dan pemerintah karena mereka bereaksi terhadap informasi akuntansi. Teori akuntansi
Perilaku cenderung berfokus pada pengaruh psikologis dan sosiologis pada individu dalam
penggunaan dan penyusunan akuntansi. Sementara penelitian perilaku telah tumbuh dalam
penerimaan, teori akuntansi positif masih saat ini mendominasi literatur penelitian akuntansi.
Kecenderungan dalam teori akuntansi yang telah dijelaskan sejauh ini berkaitan dengan
keduanya:

• Akademis, penelitian yang dilakukan dan ditekankan oleh peneliti akademis

• Profesional, penelitian yang telah ditekankan dan baik disponsori atau dilakukan oleh
mereka dalam praktek, yang mencari teori untuk menjelaskan atau meresepkan praktik
akuntansi

Berdasarkan observasi tidak ada penilaian logis atas apa yang dilakukan akuntan. Tidak
memungkinkan perubahan akibat tidak berujung dan cenderung lebih memusatkan pada perilaku
akuntan dibandingkan dengan pengukuran atribut perusahaan.

Sumber : https://www.jurnal.id/id/blog/teori-akuntansi/

5. Setiap usaha pasti memengang prinsip bahwa usahanya akan langgeng dan terus beroperasi pada
periode tidak terbatas. Dalam akuntansi, prinsip dari pemilik perusahaan seperti ini dikenal dengan
istilah postulat Kelangsungan Usaha atau postulat kontinuitas
Apakah postulat tersebut dapat dikaitkan dengan teori manfaat? Lakukan identifikasi dan analisis
terkait hal ini!
Postulat Kelangsungan Usaha atau postulat kontinuitas menyatakan bahwa entitas akuntansi akan
terus berorientasi untuk melaksanakan projek, komitmen, dan aktivitas yang sedang berjalan.
Postulat mengasumsikan bahwa perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa
mendatang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa entitas akan terus beroperasi untuk
periode waktu yang tidak terbatas.
Postulat kelangsungan usaha juga diterapkan untuk mendukung teori manfaat. Harapan tentang
manfaat di masa mendatang mendorong manajer untuk melihat ke depan dan memotivasi
investor untukmenanamkan modalnya ke perusahaan. Kelangsungan usaha (yaitu, kontinuitas
entitas akuntansi yang tidak terbatas) adalah penting untuk justifikasi teori manfaat. Storey dan
Sterling secara terpisah berpendapat bahwa postulat kelangsungan usaha tidak memberikan
justifikasi untuk penilaian sediaan dengan cosh. Storey berpendapat bahwa “hal tersebut
merupakan konvensi realisasi dan bukan konvensi kelangsungan usaha yang mensyaratkan
penilaian sediaan dengankos”. Sterling berpendapat, anggapan bahwa entitas akuntansi memiliki
kehidupan yang tidak terbatas tidak menjustifikasi nilai likuidasi, tetapi juga bahwa asumsi
ini bukan alasan yang memadai untuk menggunakan kos historis ketika terdapat alternatif
penilaian lain yang lebih relevan. Selanjutnya, jika postulat kelangsungan usaha dipertahankan,
hal tersebut diyakini sebagai prediksi.Fremgen menawarkan suatu definisi yang konsisten dengan
pandangan bahwa postulat kelangsungan usaha merupakan kesimpulan atau pertimbangan dan
bukan asumsi, ketika dia menyatakan bahwa“entitas dipandang sebagai tetap berada
dalam operasi secara tidak terbatas” dengan mempertimbangkan bukti-bukti yang
mendukungnya bukan “karena tidak ada bukti yang menyatakan sebaliknya”.
Sumber:
https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/11/postulate-prinsip-dan-konsep-dalam-teori-
akuntansi/

Anda mungkin juga menyukai