Anda di halaman 1dari 7

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Teori Akuntansi


Kode Mata Kuliah : EKSI4415
Jumlah sks : 3 SKS
Nama Pengembang : Dr. Evi Maria
Nama Penelaah : Sakina Nusarifa Tantri., SE., M.Sc
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2023
Edisi Ke- : 1

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Sebutkan 5 (lima) tantangan yang dihadapi IAI selama 20 BMP Teori
satu decade terakhir ini, dalam perannya yang Akuntansi Modul
menginspirasi tumbuhnya berbagai profesi turunannya ! 1, Kegiatan
Belajar 1,
hal.1.36.
2 Identifkasi faktor-faktor pendukung dari munculnya 20 BMP Teori
sistem pencatatan pada peradaban sekitar 3000 SM! Akuntansi Modul
1, Kegiatan
Belajar 1
3 Pendekatan teoretis, seperti deduktif dan induktif dapat 20 BMP Teori
digunakan dalam menciptakan teori akuntansi. Lakukan Akuntansi Modul
analisis pendekatan deduktif dan induktif jika ditinjau 2, Kegiatan
dari penerapannya dalam penelitian akuntansi! Belajar 2
4 Apakah teori positif akuntansi mempengaruhi 20 BMP Teori
perkembangan teori audit? Jika ya, identifikasi Akuntansi Modul
pengaruh dan perkembangannya ! 2, Kegiatan
Belajar 1
5 Setiap usaha pasti memengang prinsip bahwa usahanya 20 BMP Teori
akan langgeng dan terus beroperasi pada periode tidak Akuntansi Modul
terbatas. Dalam akuntansi, prinsip dari pemilik 3, Kegiatan
perusahaan seperti ini dikenal dengan istilah Belajar 2
postulat……
Apakah postulat tersebut dapat dikaitkan dengan teori
manfaat? Lakukan identifikasi dan analisis terkait hal
ini!
* coret yang tidak sesuai
1. Pertama, secara struktur dan peran organisasi, IAI memiliki kelemahan :
- Fungsi IAI yang semula sebagai perkumpulan Akuntan Indonesia perlu melakukan
redefinisimengingat profesi dalam bidang akuntansi telah mengalami pertimbangan, seperti
Amerika danMalaysia yang telah melakukan pemisahan yang tegas antara organisasi profesi
akuntan dandewan penyusun standar akuntan dan dewan penyusun standar akuntansi.
Bahkan, Malaysiamembuat lembaga sertifikasi dan pendidikan profesi berjenjang yang terpisah
dari dua institusitersebut.
- Akuntabilitas IAI terhadap stakeholdernya belum dipresentasikan dalam bentuk laporan
tahunanyang berisi informasi pertanggungjawaban keuangan maupun pengembangan aktifitas
padahalIAI merupakan organisasi profesi yang fokus pada pentingnya akuntabilitas dan
transparansi.

Kedua, IAI dihadapkan pada kenyataan bahwa RUU Pelaporan Keuangan dan RUU Akuntan Publik
yangmasih belum final pembahasannya. Padahal kedua RUU tersebut sangat vital bagi
pengembangan duniaakuntansi dan profesi akuntan di Indonesia mengingat RUU Pelaporan
Keuangan akan memperjelastanggung jawab perusahaan atau emiten di pasar modal
untuk melaporkan kondisi keuangannya.Sedangkan RUU Akuntan Publik akan menjadi dasar
bagi eksistensi dan perlindungan profesi akuntanpublik. RUU Pelaporan Keuangan saat ini dalam
tahap perencanaan naskah akademik di DepartemenKeuangan RI, sedangkan RUU Akuntan
Publik masih perlu diperbaiki khususnya berkaitan denganperlindungan profesi Akuntan
Publik lokal dan eksistensi IAPI.

Ketiga, IAI perlu mengawal implementasi konvergensi IFRS yang dimulai awal 2012 mendatang
yangprosesnya sudah mulai bergulir beberapa tahun terakhir ini. Hal ini merupakan kerja besar
bagi IAIkarena akan mempengaruhi pola pertukaran informasi keuangan dalam prosen inventasi.
Dalam hal iniIAI dituntut untuk jeli dan dalam melakukan adopsi yang tidak sekedar melakukan
standarisasi 100% dengan mengganti semua PSAK. Misalnya eksistensi PSAK Syariah yang baru saja
diluncurkan sebagai SAK yang khas dimiliki oleh dunia akuntansi Indonesia perlu tetap
dipertahankan atau paling tidakdilakukan harmonisasi.

Keempat, jumlah Akuntan Publik yang masih sedikit sedangkan kebutuhan akuntan yang
semakinmeningkat serta persaingan dengan akuntan asing. Data IAPI menunjukkan bahwa jumlah
Akuntan publikdi Indonesia saat ini hanya 920 orang yang bergabung di 501 KAP.
Jumlah ini sangat kurang jikadibandingkan dengan kondisi di negara-negara lain seperti
Singapura dan Filipina dengan masing-masing15.000 Akuntan Publik, serta Thailand dan Malaysia
yang masing-masing memiliki 6.000 dan 25.000Akuntan Publik. Bukan tidak mungkin di masa yang
akan datang, jika RUU Akuntan Publik terlalu liberal,maka posisi Akuntan Publik lokal akan diambil
oleh negara-negara lain yang surplus akuntan.

Kelima, korupsi yang menjadi musuh nomor satu di Indonesia menunjukkan lemahnya
pengawasanpengelolaan keuangan serta rendahnya etika para pejabat publik. Hal ini juga
merupakan tantangan bagiIAI mengingat korupsi tidak lepas dari peran para pengelola keuangan
yang notabene adalah "seorangakuntan", apakah oknum itu adalah akuntan sektor publik, akuntan
manajemen, atau bahkan akuntanpublik yang turut bermain. Lahirnya Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tentangAkuntan Publik memberikan dampak langsung baik
terhadap profesi akuntan publik dan pendidikan akuntansi di Indonesia. Dalam UU Akuntan
Publik pada Pasal 6 mengenai perizinan untuk menjadiakuntan publik pada ayat 1
menyatakan bahwa untuk mendapatkan izin menjadi akuntan publiksebagaimana dimaksud
dalam pasal 5 ayat 1 seseorang diantaranya harus memenuhi memiliki sertifikattanda lulus ujian
profesi akuntan publik yang sah. Lebih lanjut dalam penjelasan UU Akuntan Publik yangdimaksud
dengan sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah adalah surat tanda lulusujian
yang diterbitkan oleh:

- Asosiasi Profesi Akuntan Publik,


- Perguruan tinggi terakreditasi oleh Asosiasi Profesi Akuntan Publik untuk
menyelenggarakanpendidikan Profesi Akuntan Publik.

2. Sampai saat ini para akuntan masih diselimuti keyakinan bahwa akuntansi yang dipelajarinya berasal
dari Italia pada abad ke-15. Keyakinan tersebut disebabkan karena sistem pembukuan berpasangan
dianggapditemukan atau setidak-tidaknya disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia dari
negara tersebut.Penyebaran tersebut dimulai sejak Luca Pacioli menerbitkan bukunya pada tahun
1494. Hal ini dikuatkanpula dengan diterbitkannya buku lain yang juga dari Italia oleh Bennedeto
Cotrugli pada Tahun 1458 yang sebenarnya ditulis sebelum Luca Pacioli. Keyakinan tersebut mungkin
akan berubah atau perludiluruskan.Hasil penelitian akhir-akhir ini menunjukkan tanda-tanda bahwa
sumber akuntansi bukan dari Italia danada yang berpendapat dari zaman kejayaan Islam. Hal
tersebut berdasarkan hasil studi yangdilaksanakan Hamid et.al. Studi tersebut menjelaskan
bahwa ternyata pada abad kesepuluh,kantor pemerintahan muslim telah menerapkan
pembukuan dengan sistem pembukuan berpasangan.Penjelasan tersebut sejalan dengan penelitian
Montgomery Watt yang mempelajari penyebaran ilmu-ilmu pengetahuan lain ke benua Eropa yang
dikembangkan Islam.Penelitian terhadap sejarah akuntansi sudah semakin banyak dan publikasi
mengenai hasil penelitian inisudah banyak disajikan dalam jurnal terkemuka yang merambah ke
berbagai penjuru dunia, termasuk keIndonesia. The Accounting Historian Journal adalah jurnal yang
khusus mempublikasikan karya ilmiahdari The Academy of Accounting Historian. Ada berbagai
skenario yang dihasilkan oleh usaha-usahadalam mengungkap fakta sejarah akuntansi dengan
berbagai pendapat yang bervariasi.
Sebagian besar skenario sejarah akuntansi mengakui bahwa sistem pencatatan telahada
dalam berbagai dekade peradaban yang dimulai sejak kurang lebih tahun3000 SM. Fakta-
fakta sejarah menunjukkan bahwa:
- Pada zaman peradaban Kaldea-Babilonia, Asiria, dan Samaria yang
merupakanpembentuk sistem pemerintahan pertama di dunia, pembentuk sistem bahasa
tulisan tertua,dan pembuat catatan usaha tertua.
- Peradaban Mesir, di mana para penulis membentuk poros tempat berputarnya seluruh
mesinkeuangan dan departemen.
- Peradaban Cina, dengan akuntansi pemerintahan yang memainkan peran kunci dan
canggihselama Dinasti Chao (1122-256 SM).
- Peradaban Yunani, di mana Zenon manajer Estat Appolonius memperkenalkan sistem
akuntansipertanggungjawaban yang luas pada Teori Akuntansi tahun 256 SM.
- Peradaban Roma, dengan hukum yang menentukan bahwa pembayar pajak harus
membuatlaporan posisi keuangan, dan dengan hak sipil yang tergantung pada tingkat
kekayaan yangdinyatakan warga negara.
Adanya bentuk-bentuk pembukuan pada zaman kuno tersebut berkaitan dengan berbagai faktor.
Faktor-faktor itu di antaranya penemuan sistem penulisan, pengenalan angka Arab dan
sistem desimal,penyebaran pengetahuan aljabar, adanya bahan-bahan penulisan yang
murah, meningkatnya literasi (kemelekhurufan), dan adanya medium pertukaran yang baku.

Littleton (1966) menyebutkan tujuh prakondisi bagi timbulnya pembukuan yang sistematik, yaitu:1.
Seni menulis karena pembukuan pertama-tama adalah suatu pencatatan;2. Aritmetika karena
aspek-aspek mekanis pembukuan terdiri dari serangkaian komputasisederhana;3. Kekayaan
pribadi karena pembukuan hanya berkaitan dengan pencatatan fakta tentang kekayaandan hak
atas kekayaan;4. Uang (yaitu perantara dalam perekonomian) karena pembukuan tidak
diperlukan kecualitransaksi dalam kekayaan dan hak atas kekayaan dapat direduksi ke dalam
denominator umumini;5. Kredit (yaitu transaksi yang belum selesai) karena dorongan untuk
membuat catatan tidak begitukuat jika semua transaksi pertukaran telah selesai pada saat
kejadian;6. Perniagaan karena pertukaran yang hanya bersifat lokal tidak cukup memberi tekanan
(volumeusaha) untuk mendorong orang mengkoordinasikan gagasan yang berbeda-beda
ke dalamsuatu sistem;7. Modal karena tanpa modal perniagaan akan tidak berarti dan kredit akan
tidak mungkin.Jarang orang memikirkan secara serius asal mula sistem double entry book keeping
(DEB). Kebanyakanorang menganggap apa adanya, sehingga tidak peduli terhadap siapa
sebenarnya pencetus, penemunyaatau dari mana asal usulnya (Tjiptohadi Sawarjuwono, 1997).
Teknik yang kelihatannya sederhana itu,yiatu berupa debet dan kredit sebenarnya mengandung
teknologi matematis canggih. Teknologi yangditemukan lebih dari enam abad yang lalu sampai
sekarang tidak mengalami perubahan yang mendasar.Sejak ditemukannya, akuntansi sudah
mengandung keajaiban. “It is a beautiful system, a science infact” menurut Childs (1901). Hal
ini dikarenakan akuntansi dirancang benar-benar berdasarkan prinsip-prinsip matematika. Dapat
dibayangkan sebagaimana yang diilustrasikan oleh Childs bahwa semuakomponen
akuntansi saling berkaitan sedemikian rupa sehingga bila terjadi ketidakberesan
(derangement) pada salah satu akun, orang dapat menelusuri dampaknya kepada akun-akun yang
lain, suatu sistem yang sempurna dan selalu seimbang yang berupa saling cek (checks andcounter
checks), setiap rincian selalu disesuaikan enak (nicety) dan tepat yang akhirnya membuahkanhasil
yang penuh kebenaran perhitungan (correctness), sempurna dan lengkap (Mann, 1994).

Teknologi akuntansi memang handal. Padahal, akuntansi ditemukan atau dikenal lebih dari enam
abadyang lalu. Kemudian bila kita mau merenungkan tentunya akan timbul pertanyaan, siapakah
orang yangsudah sedemikian hebat yang hidup pada saat itu? Tidakkah terpikir oleh kita siapa
kalau demikianpencetusnya? Namun, ternyata jarang orang yang menaruh perhatian terhadap
pencetus sistem yangdemikian sempurna itu. Apakah betul Bennedito Cotrugli (1458) atau Luca
Pacioli (1494), atau adakah orang lain? Mencermati pertanyaan tersebut, ada yang
berpendapat bahwa ada kemungkinan lainadanya pencetus akuntansi selain yang telah
disinggung di atas. Dasar pemikirannya adalah ketika kitamengenang masa kejayaan islam pada
abad pertengahan, dimana para Muslimmenyebarkan ilmu pengetahuan ke benua Eropa,
misalnya ilmu kedokteran, aritmatikamatematika,alkimia (kimia-alchermy), astronomi, logika
dan metafisika (Watt, 1972). Berdasarkan sejarah tersebutbahwa kalau sebagian besar ilmu
pengetahuan berasal dari masa kejayaan islam tersebut, apakah tidakmungkin kalau tata buku
berpasangan juga berasal dan dikembangkan pula oleh ahli-ahli muslimin padamasa
tersebut?.Kemudian pertanyaan tersebut dikaitkan dengan hasil studi oleh Hamid dan
kawan-kawan (1995).Mereka bertiga melakukan studi dan berusaha meneliti lebih lanjut
mengenai peran Islam di dalammemajukan akuntansi di benua Eropa. Hasil studinya
menyatakan adanya temuan baru, yaitubahwa pemerintah Islam pada abad kesepuluh
sudah menggunakan pembukuan berpasangan.Mempertimbangkan kesesuaian studi antara
Watt (1972) dan Hamid et al. (1995), studi ini menengaraibahwa kemungkinan besar sistem DEB
juga berasal dari masa kejayaan Islam.

Sistem tata buku berpasangan secara bertahap mulai muncul selama abad ke-13 dan ke-14 di
beberapapusat perniagaan di Italia bagian utara. Catatan pertama mengenai suatu sistem tata buku
berpasanganyang lengkap ditemukan dalam catatan kota Genoa, Italia pada tahun 1340 (Raymond
de Roover, 1956).Bagian-bagian sebelumnya ditemukan dalam catatan Giovani Farolfi & Company,
sebuah perusahaandagang di Florence pada tahun 1299-1300, kemudian dalam catatan
Rinieri Fini & Brothers yangberdagang pada beberapa pekan raya terkenal pada masa itu di
Champagne Perancis.Orang pertama yang mengkodifikasi akuntansi adalah seorang Rahib
Fransisca bernama Bruder LucaPacioli yang menghabiskan sebagian besar hidupnya sebagai guru
dan pelajar di beberapa universitas diPerugia, Florence, Pisa, dan Bologna. Ia mengakhiri
karirnya yang terkenal itu dengan mengajarMatematika di Universitas Roma, suatu
kedudukan yang bergengsi sampai ia dipanggil Paus Leo X. Diantara teman-temannya adalah
beberapa Paus, ahli matematika dan arsitek Leon Battista Alberti, danyang terdekat adalah
Leonardo da Vinci. Saat itu adalah masa Renaisans dan Pacioli adalah salah satuproduknya yang
sejati.Apabila kita akan menelusuri asal mula sejarah sains (akuntansi) yang penting ini, secara
alamiah kitaakan menganggap bahwa penemuan pertama akuntansi adalah oleh para pedagang
dan tidak ada orangyang memiliki klaim yang lebih utama daripada Bangsa Arabia. Bangsa Mesir
yang selama beberapa abadmenguasai perdagangan dunia, menurunkan gagasan pertama
tentang perdagangan dari hubunganmereka dengan orang-orang yang jujur ini dan
konsekuensinya mereka harus menerima bentuk pertamadari perakuntanan yang dalam cara
perdagangan yang alamiah dikomunikasikan kepada semua kotaMediterania. Ketika kekaisaran
barat diserang oleh bangsa Barbar dan semua negara yang telahdisusunnya, mengambil
kesempatan untuk menyatakan kemerdekaan, perniagaan segera hilang setelahkemerdekaan, dan
segera Italia yang pernah menjadi pusat dunia menjadi pusat perdagangan yangmerupakan
puing-puing kekaisaran timur oleh Turki yang tidak pernah dimasuki oleh orang-orang yangberbakat
atau aturan-aturan seni perniagaan bukan merupakan penyumbang kecil. Bisnis
pertukaranyang oleh Lombard dikaitkan dengan semua kota-kota perdagangan Eropa,
memperkenalkan metodepencatatan akun dengan cara berpasangan yang saat sekarang
memperoleh nama pembukuan Italia.

Sumber:

https://www.dictio.id/t/bagaimana-sejarah-perkembangan-ilmu-akuntansi/122800

3. Pendekatan deduktif
Pendekatan ini dalam penyusunan teori akuntansi akan dimulai dengan adanya asumsi-asumsi dasar
danhasil penarikan konklusi yang bersifat logis tentang suatu subjek dengan sejumlah pertimbangan.
Dalampencapaiannya di bidang akuntansi, pendekatan deduktif dimulai dengan asumsi atau
dalil dasarakuntansi dan konklusi logis yang diperoleh dari sejumlah prinsip akuntansi untuk
menyajikan petunjukdan dasar bagi pengembangan teknik-teknik akuntansi selanjutnya. Pendekatan
ini bergerak dari kondisiyang bersifat umum (asumsi dasar tentang lingkungan akuntansi) ke kondisi
spesifik (pertama, prinsip-prinsip akuntansi, dan kedua teknik-teknik akuntansi). Apabila pada kondisi
ini, kondisi dasar tentanglingkungan akuntansi terdiri dari sejumlah tujuan maupun dalil, tahap-
tahap yang digunakan untukmenjalankan pendekatan deduktif terdiri dari:
- Penetapan tujuan-tujuan pelaporan keuangan
- Pemilihan dalil-dalil akuntansi
- Penentuan prinsip-prinsip akuntansi
- Pengembangan teknik-teknik akuntansi.

Pendekatan induktif
Pendekatan induktif dalam penyusunan teori dimulai dengan serangkaian pengamatan,
kemudianpengukuran serta selanjutnya aktivitas untuk memperoleh suatu konklusi. Apabila
diterapkan dalambidang akuntansi, pendekatan ini dimulai dengan serangkaian pengamatan
terhadap informasi keuangandari bisnis perusahaan dan selanjutnya akan diperoleh rumusan
gagasan serta prinsip-prinsip akuntansidari pengamatan tersebut dengan menggunakan dasar
hubungan yang terjadi secara berulang. Argumentasi induktif dikatakan membawa keterangan-
keterangan yang bersifat khusus (informasiakuntansi yang menggambarkan hubungan berulang-
ulang) ke suatu bentuk yang bersifat umum (dalil-dalil dan prinsip-prinsip akuntansi). Pendekatan
induktif dalam penyusunan teori mencakup empat tahapberikut:
- Pencatatan seluruh pengamatan.
- Penganalisisan dan pengelompokan pengamatan untuk mendeteksi adanya hubungan
Yangberulang (kesamaan atau kemiripan).
- Penginduksian asal mula konklusi-konklusi dan prinsip-prinsip akuntansi dari
pengamatan-pengamatan yang menggambarkan hubungan secara berulang.
- Pengujian konklusi-konklusi yang dibuat.

Sumber: BMP Teori Akuntansi EKSI4415

4. Teori positif akuntansi memang memiliki pengaruh pada perkembangan teori audit. Berikut adalah
beberapa pengaruh dan perkembangan yang terjadi:
a. Perubahan fokus dari pencarian kebenaran absolut menjadi pencarian penilaian risiko: Sebelum
adopsi teori positif akuntansi, audit terfokus pada pencarian kebenaran absolut dalam laporan
keuangan. Namun, setelah adopsi teori positif akuntansi, audit mulai memperhitungkan risiko
material dan kesalahan yang lebih kecil dalam laporan keuangan. Hal ini karena teori positif
akuntansi menganggap bahwa laporan keuangan bukanlah kebenaran absolut, melainkan
merupakan hasil dari proses akuntansi yang melibatkan banyak pilihan dan pengukuran.
b. Pengembangan model audit: Teori positif akuntansi juga mempengaruhi pengembangan model
audit. Model audit sebelumnya mengasumsikan bahwa laporan keuangan adalah kebenaran
absolut, dan auditor hanya perlu memeriksa kebenaran tersebut. Namun, dengan adopsi teori
positif akuntansi, model audit berubah menjadi lebih kompleks dan mempertimbangkan risiko
dan estimasi dalam laporan keuangan.
c. Peningkatan peran audit dalam pengawasan manajemen: Teori positif akuntansi juga
mempengaruhi peran audit dalam pengawasan manajemen. Sebelum adopsi teori positif
akuntansi, audit hanya bertanggung jawab untuk memeriksa kebenaran laporan keuangan.
Namun, dengan adopsi teori positif akuntansi, audit memiliki peran yang lebih luas dalam
pengawasan manajemen dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan kebijakan
organisasi.
d. Peningkatan penggunaan teknologi dalam audit: Teori positif akuntansi juga mempengaruhi
penggunaan teknologi dalam audit. Dalam teori positif akuntansi, laporan keuangan dihasilkan
melalui proses akuntansi yang melibatkan banyak pilihan dan pengukuran. Oleh karena itu, audit
juga membutuhkan teknologi untuk membantu memeriksa kebenaran dan keandalan data yang
dihasilkan dari proses akuntansi tersebut.
e. Dalam keseluruhan, teori positif akuntansi mempengaruhi perkembangan teori audit dengan
mengubah fokus dari pencarian kebenaran absolut menjadi pencarian penilaian risiko,
mengembangkan model audit yang lebih kompleks, meningkatkan peran audit dalam
pengawasan manajemen, dan meningkatkan penggunaan teknologi dalam audit.

5. Postulat bahwa suatu usaha beroperasi pada periode yang tidak terbatas atau tanpa batas waktu
dapat dikaitkan dengan teori manfaat dalam akuntansi. Teori manfaat adalah konsep dasar dalam
akuntansi yang menyatakan bahwa informasi keuangan harus memberikan manfaat bagi pengguna
informasi dalam mengambil keputusan ekonomi. Dalam hal ini, postulat tersebut dapat dikaitkan
dengan teori manfaat dalam beberapa cara:
a. Memberikan informasi yang relevan dan berguna: Postulat bahwa usaha beroperasi pada
periode yang tidak terbatas atau tanpa batas waktu menunjukkan bahwa informasi
keuangan harus menyediakan informasi yang relevan dan berguna untuk jangka panjang.
Informasi keuangan yang disajikan harus memberikan manfaat bagi pengguna informasi
dalam mengambil keputusan ekonomi jangka panjang, seperti investasi jangka panjang atau
pengambilan keputusan strategis.
b. Memastikan keberlangsungan usaha: Postulat tersebut juga mengimplikasikan bahwa
informasi keuangan harus membantu memastikan keberlangsungan usaha. Dalam jangka
panjang, informasi keuangan harus memberikan gambaran yang akurat tentang kesehatan
keuangan suatu perusahaan dan apakah perusahaan tersebut dapat bertahan dalam jangka
panjang.
c. Menunjukkan stabilitas perusahaan: Postulat tersebut juga menunjukkan bahwa informasi
keuangan harus memberikan gambaran yang akurat tentang stabilitas perusahaan.
Informasi keuangan harus menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk
menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang dan memiliki kekuatan finansial yang
cukup untuk bertahan dalam waktu yang lama.
d. Dalam keseluruhan, postulat bahwa usaha beroperasi pada periode yang tidak terbatas atau
tanpa batas waktu dapat dikaitkan dengan teori manfaat dalam akuntansi karena
menunjukkan bahwa informasi keuangan harus memberikan manfaat bagi pengguna
informasi dalam jangka panjang, membantu memastikan keberlangsungan usaha, dan
menunjukkan stabilitas perusahaan dalam jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai