Jawaban :
1. Satu dekade terakhir ini, IAI dihadapkan pada beberapa tantangan baik yang berupa kelemahan
internal organisasi, perkembangan perekonomian nasional dan persaingan global yang
membuat organisasi ini perlu melakukan evaluasi sebagai bahan transformasi organisasi ke arah
yang lebih professional dan modern. Beberapa tantangan yang dihadapi IAI antara lain :
a. Pertama, secara struktur dan peran organisasi, IAI memiliki kelemahan seperti :
• Fungsi IAI yang semula sebagai perkumpulan Akuntan Indonesia perlu melakukan
redefinisi mengingat profesi dalam bidang akuntansi telah mengalami pertimbangan
seperti Amerika dan Malaysia yang telah melakukan pemisahan yang tegas antara
organisasi profesi akuntan dengan dewan penyusun standar akuntan dan dewan penyusun
standar akuntansi.
• Akuntabilitas IAI terhadap stakeholder-nya belum direpresentasikan dalam bentuk
laporan tahunan (annual report) yang berisi informasi pertanggungjawaban keuangan
maupun perkembangan aktifitas padahal IAI merupakan organisasi profesi yang fokus
pada pentingnya akuntabilitas dan transparasi.
b. Kedua, IAI dihadapkan pada kenyataan bahwa RUU Pelaporan Keuangan dan RUU Akuntan
Publik yang masih belum final pembahasannya, padahal kedua RUU tersebut sangat vital
bagi pengembangan dunia akuntansi dan profesi akuntan di Indonesia.
c. Ketiga, IAI perlu mengawal implementasi konvergensi IFRS yang dimulai awal 2012
mendatang yang prosesnya sudah mulai bergulir beberapa tahun terakhir ini. Hal ini
merupakan kerja besar bagi IAI karena akan mempengaruhi pola pertukaran informasi
keuangan dalam proses investasi.
d. Keempat, jumlah Akuntan Publik yang masih sedikit sedangkan kebutuhan akuntan yang
semakin meningkat serta persaingan dengan akuntan asing.
e. Kelima, korupsi yang menjadi musuh nomor satu di Indonesia menunjukkan lemahnya
pengawasan pengelolaan keuangan serta rendahnya etika para pejabat publik. Hal ini
merupakan tantangan bagi IAI mengingat korupsi tidak lepas dari peran para pengelola
keuangan yang notabene seorang akuntan, baik oknum tersebut merupakan akuntan sektor
publik, akuntan manajemen, atau bahkan akuntan publik yang turut dalam tindakan korupsi
tersebut.
Adanya bentuk-bentuk pembukuan pada zaman kuno tersebut berkaitan dengan berbagai
faktor. Faktor-faktor itu di antaranya penemuan sistem penulisan, pengenalan angka Arab dan
sistem desimal, penyebaran pengetahuan aljabar, adanya bahan-bahan penulisan yang murah,
meningkatnya literasi (kemelekhurufan), dan adanya medium pertukaran yang baku.
3. Makna pendekatan deduktif dalam penerapannya pada penelitian akuntansi yaitu pendekatan
deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik
satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan.
Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang
umum ke sesuatu yang khusus (going from the general to the specific). Dalam penerapannya
di bidang akuntansi, pendekatan deduktif dimulai dengan penetapan tujuan pelaporan
keuangan, kemudian pemilihan asumsi atau dalil dasar akuntansi dan konklusi logis yang
diperoleh dari sejumlah prinsip akuntansi untuk menyajikan petunjuk dan dasar bagi
pengembangan teknik-teknik akuntansi selanjutnya. Contoh : Saat ingin meneliti konsumsi
gula pada rumah tangga, maka sebelum turun ke lapangan yang dipersiapkan adalah teori
konsumsi, permintaan dan penawaran barang, dan lainnya. Pertanyaan yang akan diajukan
sudah jelas, sampelnya jelas, semua sudah disiapkan tinggal mencari data.
Sedangkan pendekatan induktif dalam penerapan di bidang akuntansi dimulai dengan
serangkaian pengamatan terhadap informasi keuangan dari bisnis perusahaan dan selanjutnya
akan diperoleh rumusan gagasan serta prinsip-prinsip akuntansi dari pengamatan tersebut
dengan menggunakan dasar hubungan yang terjadi secara berulang. Pendekatan Induktif
menekankan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan
tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari
khusus menjadi umum (going from specific to the general). Contoh : Dalam melakukan
penelitian akuntansi di sebuah perusahaan, peneliti langsung ke lapangan untuk wawancara
secara mengalir, artinya tidak perlu pakai kuesioner tapi tetapi menggunakan interview guide
dan biasanya jenis pertanyaan terbuka sesuai keadaaan di lapangan.
Referensi :
• BMP EKSI4415 Teori Akuntansi Edisi 3, Modul 2, Hal. 2.27
• Baro, Linto. Pendekatan Deduktif, Induktif, Teori Akuntansi. Diakses dari
http://akuntanshit.blogspot.com/2014/11/pendekatan-deduktif-induktif-teori.html.
Referensi : BMP EKSI4415 Teori Akuntansi Edisi 3, Modul 2, Hal. 2.11 – 2.18
5. Setiap usaha pasti memegang prinsip bahwa usahanya akan langgeng dan terus beroperasi pada
periode tidak terbatas. Dalam akuntansi, prinsip dari pemilik perusahaan seperti ini dikenal
dengan istilah postulat kelangsungan usaha (kontinuitas). Postulat ini mengasumsikan
bahwa perusahaan diharapkan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak terbatas. Jadi
laporan keuangan menyediakan pandangan sementara atas situasi keuangan perusahaan dan
hanya merupakan bagian dari seri laporan yang akan terus berkelanjutan. Postulat
kelangsungan usaha juga diterapkan untuk mendukung teori manfaat. Harapan tentang manfaat
di masa mendatang mendorong manajer untuk melihat ke depan dan memotivasi investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan. Maka dapat dikatakan postulat kelangsungan usaha
adalah penting untuk justifikasi teori manfaat.