Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Teori Akuntansi


Kode Mata Kuliah : EKSI4415
Jumlah sks : 3 SKS
Nama Pengembang : Dr. Evi Maria
Nama Penelaah : Sakina Nusarifa Tantri., SE., M.Sc
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2023
Edisi Ke- : 1

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Sebutkan 5 (lima) tantangan yang dihadapi IAI selama 20 BMP Teori
satu decade terakhir ini, dalam perannya yang Akuntansi Modul
menginspirasi tumbuhnya berbagai profesi turunannya ! 1, Kegiatan
Belajar 1,
hal.1.36.
2 Identifkasi faktor-faktor pendukung dari munculnya 20 BMP Teori
sistem pencatatan pada peradaban sekitar 3000 SM! Akuntansi Modul
1, Kegiatan
Belajar 1
3 Pendekatan teoretis, seperti deduktif dan induktif dapat 20 BMP Teori
digunakan dalam menciptakan teori akuntansi. Lakukan Akuntansi Modul
analisis pendekatan deduktif dan induktif jika ditinjau 2, Kegiatan
dari penerapannya dalam penelitian akuntansi! Belajar 2

4 Apakah teori positif akuntansi mempengaruhi 20 BMP Teori


perkembangan teori audit? Jika ya, identifikasi Akuntansi Modul
pengaruh dan perkembangannya ! 2, Kegiatan
Belajar 1
5 Setiap usaha pasti memengang prinsip bahwa usahanya 20 BMP Teori
akan langgeng dan terus beroperasi pada periode tidak Akuntansi Modul
terbatas. Dalam akuntansi, prinsip dari pemilik 3, Kegiatan
perusahaan seperti ini dikenal dengan istilah Belajar 2
postulat……
Apakah postulat tersebut dapat dikaitkan dengan teori
manfaat? Lakukan identifikasi dan analisis terkait hal ini!

Jawaban :
1. Satu dekade terakhir ini, IAI dihadapkan pada beberapa tantangan baik yang berupa kelemahan
internal organisasi, perkembangan perekonomian nasional dan persaingan global yang
membuat organisasi ini perlu melakukan evaluasi sebagai bahan transformasi organisasi ke arah
yang lebih professional dan modern. Beberapa tantangan yang dihadapi IAI antara lain :
a. Pertama, secara struktur dan peran organisasi, IAI memiliki kelemahan seperti :
• Fungsi IAI yang semula sebagai perkumpulan Akuntan Indonesia perlu melakukan
redefinisi mengingat profesi dalam bidang akuntansi telah mengalami pertimbangan
seperti Amerika dan Malaysia yang telah melakukan pemisahan yang tegas antara
organisasi profesi akuntan dengan dewan penyusun standar akuntan dan dewan penyusun
standar akuntansi.
• Akuntabilitas IAI terhadap stakeholder-nya belum direpresentasikan dalam bentuk
laporan tahunan (annual report) yang berisi informasi pertanggungjawaban keuangan
maupun perkembangan aktifitas padahal IAI merupakan organisasi profesi yang fokus
pada pentingnya akuntabilitas dan transparasi.
b. Kedua, IAI dihadapkan pada kenyataan bahwa RUU Pelaporan Keuangan dan RUU Akuntan
Publik yang masih belum final pembahasannya, padahal kedua RUU tersebut sangat vital
bagi pengembangan dunia akuntansi dan profesi akuntan di Indonesia.
c. Ketiga, IAI perlu mengawal implementasi konvergensi IFRS yang dimulai awal 2012
mendatang yang prosesnya sudah mulai bergulir beberapa tahun terakhir ini. Hal ini
merupakan kerja besar bagi IAI karena akan mempengaruhi pola pertukaran informasi
keuangan dalam proses investasi.
d. Keempat, jumlah Akuntan Publik yang masih sedikit sedangkan kebutuhan akuntan yang
semakin meningkat serta persaingan dengan akuntan asing.
e. Kelima, korupsi yang menjadi musuh nomor satu di Indonesia menunjukkan lemahnya
pengawasan pengelolaan keuangan serta rendahnya etika para pejabat publik. Hal ini
merupakan tantangan bagi IAI mengingat korupsi tidak lepas dari peran para pengelola
keuangan yang notabene seorang akuntan, baik oknum tersebut merupakan akuntan sektor
publik, akuntan manajemen, atau bahkan akuntan publik yang turut dalam tindakan korupsi
tersebut.

Referensi : BMP EKSI4415 Teori Akuntansi Edisi 3, Modul 1, Hal. 1.32


2. Sistem pencatatan dikatakan telah ada dalam berbagai dekade peradaban yang diperkirakan
mulai sejak kurang lebih tahun 3000 SM. Adapun fakta-fakta sejarah yang menunjukkan
keberadaan sistem pencatatan pada masa itu, antara lain :
a. Pada zaman peradaban Kaldea-Babilonia, Asiria, dan Samaria yang merupakan pembentuk
sistem pemerintahan pertama di dunia, pembentuk sistem bahasa tulisan tertua, dan
pembuat catatan usaha tertua.
b. Peradaban Mesir, di mana para penulis membentuk poros tempat berputarnya seluruh
mesin keuangan dan departemen.
c. Peradaban Cina, dengan akuntansi pemerintahan yang memainkan peran kunci dan
canggih selama Dinasti Chao (1122-256 SM).
d. Peradaban Yunani, di mana Zenon manajer Estat Appolonius memperkenalkan sistem
akuntansi pertanggungjawaban yang luas pada Teori Akuntansi tahun 256 SM.
e. Peradaban Roma, dengan hukum yang menentukan bahwa pembayar pajak harus membuat
laporan posisi keuangan, dan dengan hak sipil yang tergantung pada tingkat kekayaan yang
dinyatakan warga negara.

Adanya bentuk-bentuk pembukuan pada zaman kuno tersebut berkaitan dengan berbagai
faktor. Faktor-faktor itu di antaranya penemuan sistem penulisan, pengenalan angka Arab dan
sistem desimal, penyebaran pengetahuan aljabar, adanya bahan-bahan penulisan yang murah,
meningkatnya literasi (kemelekhurufan), dan adanya medium pertukaran yang baku.

Referensi : BMP EKSI4415 Teori Akuntansi Edisi 3, Modul 1, Hal. 1.4

3. Makna pendekatan deduktif dalam penerapannya pada penelitian akuntansi yaitu pendekatan
deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik
satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan.
Metode deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang
umum ke sesuatu yang khusus (going from the general to the specific). Dalam penerapannya
di bidang akuntansi, pendekatan deduktif dimulai dengan penetapan tujuan pelaporan
keuangan, kemudian pemilihan asumsi atau dalil dasar akuntansi dan konklusi logis yang
diperoleh dari sejumlah prinsip akuntansi untuk menyajikan petunjuk dan dasar bagi
pengembangan teknik-teknik akuntansi selanjutnya. Contoh : Saat ingin meneliti konsumsi
gula pada rumah tangga, maka sebelum turun ke lapangan yang dipersiapkan adalah teori
konsumsi, permintaan dan penawaran barang, dan lainnya. Pertanyaan yang akan diajukan
sudah jelas, sampelnya jelas, semua sudah disiapkan tinggal mencari data.
Sedangkan pendekatan induktif dalam penerapan di bidang akuntansi dimulai dengan
serangkaian pengamatan terhadap informasi keuangan dari bisnis perusahaan dan selanjutnya
akan diperoleh rumusan gagasan serta prinsip-prinsip akuntansi dari pengamatan tersebut
dengan menggunakan dasar hubungan yang terjadi secara berulang. Pendekatan Induktif
menekankan pada pengamatan dahulu, lalu menarik kesimpulan berdasarkan pengamatan
tersebut. Metode ini sering disebut sebagai sebuah pendekatan pengambilan kesimpulan dari
khusus menjadi umum (going from specific to the general). Contoh : Dalam melakukan
penelitian akuntansi di sebuah perusahaan, peneliti langsung ke lapangan untuk wawancara
secara mengalir, artinya tidak perlu pakai kuesioner tapi tetapi menggunakan interview guide
dan biasanya jenis pertanyaan terbuka sesuai keadaaan di lapangan.

Referensi :
• BMP EKSI4415 Teori Akuntansi Edisi 3, Modul 2, Hal. 2.27
• Baro, Linto. Pendekatan Deduktif, Induktif, Teori Akuntansi. Diakses dari
http://akuntanshit.blogspot.com/2014/11/pendekatan-deduktif-induktif-teori.html.

4. Apakah teori positif akuntansi mempengaruhi perkembangan teori audit?


Jawabannya adalah iya berpengaruh. Secara umum, kontruksi teori audit mengikuti
perkembangan teori akuntansi. Selama periode 1970an teori akuntansi kembali pada
metodologi empiris yang mengacu pada metologi positif. Positivisme atau empirisme berarti
bahwa menguji atau menghubungankan hipotesa atau teori akuntansi kembali pada
pengalaman dan fakta-fakta dari dunia nyata.
Perkembangan teori positif akuntansi pada era 1970an juga diikuti dengan arah perubahan
dalam teori audit. Dua aliran riset berkembang dimana keduanya bertumpu pada data empiris
dan didesain dalam kerangka positif atau ilmiah. Selama periode tersebut, penerapan teori
akuntansi positif pada penelitian pertama kali berfokus pada pengujian empiris dari asumsi-
asumsi yang dibuat oleh para ahli beraliran normatif. Misalnya dengan menggunakan
kuesioner dan teknik survey lainnya, perilaku atas kebermanfaatan teknik akuntansi yang
berbeda ditentukan. Pendekatan yang sering digunakan adalah survey dalam menjaring opini
para analis keuangan, pegawai bank, dan akuntan mengenai kebermanfaatan metode akuntansi
yang berbeda yang digunakan untuk pengambilan keputusan, seperti memprediksi pailit, atau
menentukan membeli atau menjual saham.
Sedangkan pada era tersebut, teori audit yang diterapkan dimana para peneliti berfokus pada
pemahaman atas pengujian audit atau proses pertimbangan di level mikro. Penelitian ini
berupaya menjelaskan bagaimana para auditor membuat pertimbangan dan keputusan
sehingga perilaku auditor ini dapat diprediksi ketika mereka ditempatkan dalam berbagai
situasi. Salah satu penelitian audit empiris yang berkembang pada masa ini menguji
pertanyaan-pertanyaan yang dipilih auditor dan faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya honor yang diterima oleh auditor.

Referensi : BMP EKSI4415 Teori Akuntansi Edisi 3, Modul 2, Hal. 2.11 – 2.18

5. Setiap usaha pasti memegang prinsip bahwa usahanya akan langgeng dan terus beroperasi pada
periode tidak terbatas. Dalam akuntansi, prinsip dari pemilik perusahaan seperti ini dikenal
dengan istilah postulat kelangsungan usaha (kontinuitas). Postulat ini mengasumsikan
bahwa perusahaan diharapkan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak terbatas. Jadi
laporan keuangan menyediakan pandangan sementara atas situasi keuangan perusahaan dan
hanya merupakan bagian dari seri laporan yang akan terus berkelanjutan. Postulat
kelangsungan usaha juga diterapkan untuk mendukung teori manfaat. Harapan tentang manfaat
di masa mendatang mendorong manajer untuk melihat ke depan dan memotivasi investor untuk
menanamkan modalnya pada perusahaan. Maka dapat dikatakan postulat kelangsungan usaha
adalah penting untuk justifikasi teori manfaat.

Referensi : BMP EKSI4415 Teori Akuntansi Edisi 3, Modul 3, Hal. 3.28

Anda mungkin juga menyukai