Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN DAN METODOLOGI AKUNTANSI

RESUME

disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi

oleh kelompok 3 :

Aghnia Nurfauza (1402164319)


Eva Veronica (1402162065)
Saskia Almarita (1402162270)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TELKOM

BANDUNG

2019
Pendahuluan dan Metodologi Akuntansi

Tinjauan Umum

 Pendekatan terhadap Teori Akuntansi


Para akuntan telah mencoba banyak pendekatan untuk memecahkan
pertanyaan-pertanyaan seperti pertanyaan mengenai pengakuan
pendapatan.
 Mengklasifikasi Teori Akuntansi
Teori akuntansi itu sendiri dapat diklasifikasi dengan berbagai cara
menurut tingkatannya (sintaktis, semantis, dan pragmatis); menurut dasar
pemikirannya (deduktif, induktif); atau menurut sikap pendiriannya
(normatif, positif).
 Verifikasi Teori
Setiap pendekatan terhadap pendefinisian teori akuntansi memerlukan
metode verifikasi yang berbeda.
 Kesimpulan
Setiap pendekatan yang diuraikan dalam bab ini mempunyai tempat
tersendiri dalam teori akuntansi dan akan digunakan dalam menyelidiki
sifat akuntansi, serta dalam membentuk suatu kerangka dasar untuk
mengevaluasi, mengembangkan, menjelaskan, dan meramalkan praktik.

Alleghany Beverages Corporation (ABC), sebuah perusahaan


pembotolan minuman ringan yang bermarkas di Maryland, pada tahun 1970-
an mereka terlibat dalam perdebatan yang sengit dengan para auditornya
mengenai pelaporan akuntansinya. Perusahaan telat membentuk anak
perusahaan, Valu Vend, yang seluruh sahamnya dimiliki ABC, untuk
memasang mesin-mesin penjual minuman ringan (vending machine).
Perusahaan mencatat penjualan mesin ini begitu mesin itu dikirimkan kepada
klien-klien Valu Vend.
Pendekatan Terhadap Teori Akuntansi

Alinea-alinea berikut ini menguraikan sebagian dari pendekatan-


pendekatan yang lebih umum: pajak, legal, etika, ekonomi, perilaku dan
struktural.

Pendekatan Pajak

Pendekatan yang disukai oleh banyak pendatang baru dalam bidang


akuntansi ini menanyakan apa yang akan dikatakan oleh Internal Revenue
Service (IRS) mengenai suatu masalah.

Dilema yang pertama dan paling jelas dalam pendekatan ini adalah
bahwa pendekatan ini mempersoalkan bagaimana IRS sampai pada
kesimpulan nya. Bila kita mengkaji asal mula teoretis akuntansi pajak, kita
akan segera menemukan bahwa tujuan-tujuan akuntansi sangat berbeda
dengan tujuan-tujuan pelaporan keuangan. IRS tidak begitu tertarik pada
pengukuran penghasilan suatu perusahaan dibandingkan dengan penetapan
suatu dasar untuk keperluan pajak.

Sayangnya, aturan-aturan pajak penghasilan mempunyai pengaruh yang


merugikan pada teori dan prinsip akuntansi dalam banyak bidang. Berikut ini
adalah contoh-contohnya:

1. Setiap metode penyusutan yang dapat diterima untuk keperluan pajak juga
dapat diterima untuk keperluan akuntansi, tanpa memerhatikan apakah
metode itu mengikuti atau tidak mengikuti teori akuntansi yang baik dalam
situasi yang bersangkutan.
2. LIFO harus digunakan untuk keperluan pelaporan keuangan jika metode
itu digunakan dalam laporan pajak.
3. Pos-pos yang seharusnya dikapitalisasi dalam laporan keuangan jadi
dibebankan pada beban sesuai dengan perlakuan dalam laporan pajak
karena perusahaan mencoba mendapatkan pengurangan pajak sedini
mungkin.
4. Karena undang-undang pajak tidak mengizinkan, biasanya tidak dibuat
penyisihan dalam laporan keuangan untuk “mengetahui” beban-beban
perbaikan dan pemeliharaan kecuali yang dilakukan secara tidak langsung
dan secara tidak beraturan melalui penyusutan yang dipercepat.

Pendekatan Legal

Pendekatan kedua terhadap akuntansi yang banyak dipakai para


pendatang baru untuk menganalisis situasi-situasi seperti kasus ABC adalah
dengan menyarankan untuk memperoleh pendapat hukum (legal). Tentu saja,
seperti yang diketahui, suatu penjualan harus diakui bila milik legal
berpindah.

Banyak kasus hukum yang menyangkut sifat penghasilan. Misalnya,


kasus Eisner v. Macomber yang disidangkan di Mahkamah Agung A.S tahun
1920, kemudian kasus yang membangkitkan minat adalah James v. United
States. Kasus ini melibatkan seseorang yang menggelapkan $738.000 dari
majikannya selama tahun 1951-1954.

FASB, dalam menetapkan suatu Kerangka Dasar Konseptual untuk


akuntansi, menyelidiki penggunaan hukum untuk menentukan prinsip-prinsip
akuntansi. Jadi ringkasnya, walaupun undang-undang tentu saja memberikan
banyak contoh yang dapat merangsang pemikiran mengenai masalah-masalah
dlam teori akuntansi, undang-undang jarang menjadi faktor yang
menentukan.

Pendekatan Etika

Pendekatan etika terhadap teori akuntansi menekankan konsep-konsep


keadilan, kebenaran, dan kewajaran (justice, truth, fairness) yang menarik,
setiap konsep ini menemukan jalannya sendiri untuk sampai pada Kerangka
Dasar Konseptual yang diciptakan olehb FASB. Pertimbangan seperti tidak
adanya kesengajaan untuk memihak (bias) dan kejujuran penyajian
(representational faith-fulness) dianggap sebagai karakteristik yang perlu
dalam sistem akuntansi yang andal. Netralistas, yang berarti bahwa informasi
tidak boleh dipoles agar mempengaruhi perilaku ke arah tertentu, adalah sifat
yang sangat penting dalam penetapan standat. Pertimbangan etika, dengan
kata lain, mempunyai pengaruh yang meresap di seluruh aspek akuntansi.
Pendekatan Ekonomi

Dalam pendekatan ekonomi memiliki bagian bagian yang berlainan dalam


mengambil pendekatan ekonomi terhadap akuntansi

1. Makroekonomi. Pendekatan makroekonomi menjelaskan pengaruh


prosedur pelaporan alternatif pada pengukuran ekonomi dan aktivitas
ekonomi pada tingkatan yang lebih luas dari perusahaan.
2. Mikroekonomi. Pendekatan mikroekonomi menjelaskan pengaruh
prosedur pelaporan alternatif pada pengukuran ekonomi dan aktivitas
ekonomi pada tingkatan perushaan.
3. Akuntansi Sosial Korporasi. Pendekatan yang menjelaskan masalah-
masalah sosial yang biasanya tidak dilaporkan oleh perusahaan.

Pendekatan Perilaku

Fokus pada pendekatan ini adalah pada relevansi informasi yang


dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan perilaku berbagai
individu atau kelompok sebagai akibat dari disajikannya informasi akuntansi.

Pendekatan Struktural

Pendekatan ini mencoba untuk memperlakukan hal-hal yang serupa


dengan cara yang serupa. Pertimbangan mengenai titik mana yang palling
tepat untuk mengakui peristiwa tertentu biasanya didasarkan pada saat yang
dipilih untuk mencatat peristiwa-peristiwa lain.

KLASIFIKASI TEORI-TEORI AKUNTANSI

Teori sebagai Bahasa

Hampir semua riset akuntansi bersifat pragmatik, semantik dan sintaksis.


Pragmatik adalahl ilmu tentang pengaruh bahasa; semantik adalah ilmu
tentang makna bahasa dan sintaksis adalah ilmu tentang logika atau tata
bahasa. Pragmatik, semantic dan sintaksis sangat penting dalam teori
akuntansi.

Teori sebagai Pemikiran


Dalam akuntansi, hasil dari generalisasi pemeikiran-pemikiran disebut
postulat. Dari postulat-postulat ini, para akuntan berharap dapat
menyimpulkan prinsip-prinsip akuntansi yang akan jadi penerapan yang
konkrit atau praktis. Dengan metode deduktif, penerapan dan aturan-aturan
praktis disumpulkan dari postulat dan bukan dari mengamati praktik. Dengan
metode induktif, prinsip-prinsip disimpulkan dari praktik terbaik yang sedang
berlaku.

Pemikiran Deduktif. Tujuan merupakan bagian yang penting dalam


proses deduktif, karena tujuan yang berbeda memerlukan struktur yang sama
sekali berbeda dan menghasilkan prinsip yang berbeda.

Pemikiran Induktif. Proses induktif terdiri atas penarikan kesimpulan


umum dan hal-hal spesifik.

Teori sebagai Panduan (Script)

Baik teori induktif maupun deduktif dapat bersifat deskriptif atau


prespektif (normative). Teori deskriptif mengemukakan dan menjelaskan
informassi keuangan apa yang disajikan dan dikomunikasikan kepada para
pemakasi data akuntansi serta bagaimana penyajian dan
pengkomunikasikannya. Teori yang normative mencoba menentukan data apa
yang harus dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan; berarti,
teori itu mencoba menjelaskan apa yang seharusnya dan bukan apa yang
sebenarnya disajikan. Teori induktif, menurut sifatnya, biasanya bersifat
positif, tetapi ini tidak berarti bahwa teori deduktif karenanya bersifat
normative.

Verifikasi Teori

Verifikasi dapat didefinisikan sebagai penetapan akseptabilitas, atau


kebenaran sutau teori. Toeri-teori normative, termasuk teori verifikasi yang
dinilai dari kewajaran asumsi-asumsi yang jelas.

Teori-teori deskriptif dievaluasi dengan dua cara yang berbeda,


tergantung pada apakah teori itu memiliki kandungan empiris atau tidak. Teori
sintakis merupakan teori deskriptif tanpa kandungan empiris, teori tersebut
dikonfirmasikan hanya dengan logika. Teori semantic merupakan teori
deskriptif yang mempunyai kandungan empiris. Karena teori-teori itu
dimaksudkan untuk menyatakan tentang suatu dunia nyata, kebenarannya
tergantung pada pengamatan.teori pragmatic merupakan teori deskriptif dengan
kandungan empiris, yang menekankan kegunaan akuntansi bagi para investor
dan pihak-pihak lainnya. Verifikasi teori-teori itu tidak terlalu bergantung pada
kebenarannya melainkan pada nilai teori-teori itu bagi pemakai.

Pengujian teori-teori deskriptif seringkali dilakukan dalam bentuk


ramalan atau prediksi. Namun, kemampuan meramal ini tidak bisa menjadi
satu-satunya pertimbangan dalam pengembangan teori-teori dalam akuntansi.

Konfirmasi-konfirmasi teori-teori akuntansi terjadi pada beberapa


tingkatan:

1. Asumsi-asumsi yang menyangkut dunia nyata harus diuji untuk menilai


kesesuaian antara pernyataan itu dan fenomena yang dapat diamati.
2. Saling hubungan pernyataan-pernyataan dalam teori harus diuji untuk
menilai konsistensi logisnya.
3. Jika ada premis yang didasarkan pada pertimbangan nilai, premis itu harus
diterima atau ditolak berdasarkan kesesuaiannya dengan pertimbangan
nilai orang itu sendiri.
4. Jika ada verifikasi empiris yang tidak konsklusif, kesimpulan teori atau
hipotesanya harus menjalani verifikasi empiris yang independen.

DAFTAR PUSTAKA

Eldon S. Hendriksen, M. F. (2008). Teori Akunting. Tangerang: Interaksara.

Anda mungkin juga menyukai