Anda di halaman 1dari 7

1.

Sebutkan 5 (lima) tantangan yang dihadapi IAI selama satu decade terakhir ini, dalam
perannya yang menginspirasi tumbuhnya berbagai profesi turunannya !

Jawaban :
a. IAI masih memiliki kelemahan diantaranya :
- Fungsi IAI yang semula sebagai perkumpulan akuntan Indonesia perlu melakukan
redefinisi mengingat profesi dalam bidang akuntansi mengalami pertimbangan
seperti Amerika dan Malaysia yang melakukan pemisahan yang tegas antara
organisasi profesi akuntan dan dewan penyusun standar akuntan.
- Akuntabilitas IAI terhadap stakeholder-nya belum direpresentasikan dalam
bentuk laporan tahunan (annual report) yang berisi informasi pertanggungjawaban
keuangan maupun perkembangan aktifitas padahal IAI merupakan organisasi
profesi yang berfokus pada pentingnya akuntabilitas dan transpatansi.
b. IAI dihadapkan pada kenyataan bahwa RUU Pelaporan Keuangan dan RUU Akuntan
Publik yang masih belum final pembahasannya.
c. IAI perlu mengawal implementasi konvergensi IFRS yang dimulai awal 2012
mendatang yang prosesnya sudah mulai bergulir beberapa tahun terakhir. Hal ini
merupakan kerja besar bagi IAI karena akan mempengaruhi pola pertukaran
informasi keuangan dalam prosen inventasi. Dalam hal ini IAI dituntut jeli dan dalam
melakukan adopsi yang tidak sekedar melakukan standarisasi 100% dengan
mengganti semua PSAK.
d. Jumlah Akuntan Publik yang sedikit sedangkan kebutuhan akuntan semakin
meningkat serta persaingan dengan akuntan asing,
e. Korupsi menjadi musuh nomor satu di Indonesia menunjukkan kelemahan
pengawasan pengelolaan keuangan serta rendahnya etika para pejabat publik. Hal ini
merupakan tantangan bagi IAI mengingat korupsi tidak lepas dari peran para
pengelola keuangan yang notabene adalah “seorang akuntan”, apakah oknum ittu
adalah akuntan sektor publik, akuntan manajemen, atau bahkan akuntan publik yang
turut bermain.
Sumber : BMP Teori Akuntansi. Edisi 3. Modul 1. Hal 1.31-1.33

2. Identifkasi faktor-faktor pendukung dari munculnya sistem pencatatan pada peradaban


sekitar 3000 SM!

3. Identifkasi faktor-faktor
pendukung dari munculnya
sistem pencatatan pada
peradaban sekitar
4. 3000 SM
5. - Pada zaman
peradaban Kalde-
Babilonia,Asiria, dan
Samaria yang merupakan
pembentuk
6. system pemerintahan di
dunia, pembentuk system
Bahasa terua. Dan pembuat
catatan usaha
7. tertua.
8. - Peradaban Mesir,
dimana para penulis
membentuk poros tempat
berputarnya seluruh mesin
9. keuangan dan depatemen
10. - Peradaban Cina,
dengan akuntansi
pemerinyahan yang
memainka peran kunci dan
canggih
11. selama Dinasti Chao
( 1122-256 SM).
12. - Peradaban Yunani
dimana Zenon manajer estat
Appolonius memperkenalkan
system akuntansi
13. pertanggungjawaban yang
luas pada teori akuntansi
tahun 256 SM
14. - Peradaban Roma,
dengan hukum yang
menentukan bahwa pembayar
pajak harus membuat
15. laporan posisi keuangan,
dan dengan haks sipil yang
tergantung pada tingkat
kekayaan yang
16. dinyatakan warga negara.
- Zaman peradaban Kaldea-Babilonia, Asiria, dan Samaria yang merupakan pembentuk sistem
pemerintahan pertama di dunia, pembentuk sistem bahasa tertua, dan pembuat catatan usaha
tertua
- Peradaban Mesir, di mana para penulis membentuk poros tempat berputarnya seluruh mesin
keuangan dan departemen
- Peradaban Cina, dengan akuntansi pemerintahan yang memainkan peran kunci dan canggih
selama Dinasti Chao (122-256 sM)
- Peradaban Yunani di mana Zenon manajer Estat Appolonius memperkenalkan sistem
akuntansi pertanggungjawaban yang luas pada Teori Akuntansi tahun 256 sM
- Peradaban Roma, dengan hukum yang menentukan bahwa pembayar pajak harus membuat
laporan posisi keuangan dan dengan hak sipil yang tergantung pada tingkat kekayaan yang
dinyatakan warga negara.
Sumber : BMP Teori Akuntansi. Edisi 3. Modul 1. Hal 1.4

3. Pendekatan teoretis, seperti deduktif dan induktif dapat digunakan dalam menciptakan
teori akuntansi. Lakukan analisis pendekatan deduktif dan induktif jika ditinjau dari
penerapannya dalam penelitian akuntansi!

Jawaban :
Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif (deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk
menarik satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang diberikan.
Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari satu kesimpulan.Metode
deduktif sering digambarkan sebagai pengambilan kesimpulan dari sesuatu yang umum kesesuatu
yang khusus (going from the general to the specific). Dari asumsi atau dalil dasar akuntansi dan
konklusi logis yang diperoleh dan sejumlah prinsip akuntansi untuk menyajikan petunjuk.
Tahap-tahap pendekatan deduktif :

- Penetapan-penetapan tujuan pelaporan keuangan


- Pemilihan dalil-dalil akuntansi
- Penentuan prinsip-prinsip akuntansi
- Pengembangan teknik-teknik akuntansi.

Contoh 1 :Keyakinan bahwa penilaian aset atas dasar kos sekarang lebih relevan dari pada kos
historis atau keyakinan bahwa istilah biaya lebih tepat dari pada beban sebagai padan kata
expense.
Contoh 2 :Jika meneliti konsumsi rumah tangga untuk minyak, maka sebelum turun ke lapangan
yang dipersiapkan adalah teori konsumsi, permintaan dan penawaran barang, dll. pertanyaan yang
akan diajukan sudah jelas dan hampir baku, sampelnya jelas, dll. artinya sudah disiapkan semua
tinggal cari data.

Pendekatan Induktif

Pendekatan induktif dalam penyusunan teori dimulai dengan serangkaian pengamatan, kemudian
pengukuran serta selanjutnya aktivitas untuk memperoleh suatu konklusi, Apabila ditetapkan dalam
bidang akuntansi, pendekatan ini dimulai dengan serangkaian pengamatan terhadap informasi
keuangan dari bisnis perusahaan dan selanjutnya akan diperoleh rumusan gagasan serta prinsip-
prinsip akuntansi dari pengamatan tersebut menggunakan dasar hubungan yang terjadi secara
berulang.
Pendekatan induktif dalam penyusunan teori mencakup empat tahap berikut
- Pencatatan seluruh pengamatan
- Penganalisaan dan pengelompokan pengamatan untuk mendeteksi adanya hubungan yang
berulang (kesamaan atau kemiripan)
- Penginduksian asal mula konklusi-konklusi dan prinsip-prinsip akuntansi dari pengamatan-
pengamatan yang menggambarkan hubungan secara berulang.
- Pengujian konklusi-konklusi yang dibuat.

Sumber : BMP Teori Akuntansi. Edisi 3. Modul 2. Hal 2.27

4. Apakah teori positif akuntansi mempengaruhi perkembangan teori audit? Jika ya,
identifikasi pengaruh dan perkembangannya !

Jawaban :

Menurut saya teori positif benar mempengaruhi teori audit. Perkembangan teori positif
akuntansi (Positive Accounting Theory/PAT) pada era 1970an di ikuti dengan arah
perubahan dalam teori audit. Dua aliran riset berkembang, dimana keduanya bertumpu
pada dara empiris dan di desain dengan kerangka positif atau saintifik. Para peneliti
berfokus pada pemahaman atas pengujian audit atau proses pertimbangan di level mikro.
Penelitian ini berupaya menjelaskan bagaimana auditor membuat pertimbangan dan
keputusan sehingga perilaku auditor ini dapat diprediksi ketika mereka ditempatkan dalam
berbagai situasi. DeAngelo berpendapat bahwa kualitas audit secara positif berhubungan
dengan ukuran perusahaan audit karena perusahaan auditor besar mengalami lebih banyak
kehilangan dengan tidak melaporkan pelanggaran yang ditemukan dalam catatan klien
mereka. Oleh karenanya, perusahaan audit besar berpotensi kehilangan lebih banyak klien
dibandingkan perusahaan audit kecil karena mengorbankan independensi audit demi
menyenangkan klien,

Sumber : BMP Teori Akuntansi. Edisi 3. Modul 2. Hal 2.18

5. Setiap usaha pasti memengang prinsip bahwa usahanya akan langgeng dan terus
beroperasi pada periode tidak terbatas. Dalam akuntansi, prinsip dari pemilik perusahaan
seperti ini dikenal dengan istilah postulat……
Apakah postulat tersebut dapat dikaitkan dengan teori manfaat? Lakukan identifikasi dan
analisis terkait hal ini!

Jawaban :
Prinsip yang dikeluarkan oleh pemilik usaha tersebut dikenal dengan ponlulat kelangsungan usaha
postulat kontinuitas, yang menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi untuk
melaksanakan proyek, komitmen, dan aktivitas yang sedang berjalan. Postulat kelangsungan usaha
menjustifikasi penilaian aset dengan dasar nonlikuidsi dan menyediakan dasar untuk akuntansi
depresiasi.Postulat kelangsungan usaha juga diterapkan untuk mendukung teori manfaat.
Misalnya, Aset tetap dan aset tidak berwujud diamortisasi selama umur manfaat dan bukan selama
periode yang lebih pendek dalam ekspektasi likuidasi. Harapan tentang manfaat mendatang
mendorong manajer untuk melihat kedepan dan memotivasi investor untuk menanamkan
modalnya ke perusahaan. Kelangsungan usaha adalah penting untuk justifikasi teori manfaat.

Sumber : BMP Teori Akuntansi. Edisi 3. Modul 3. Hal 3.28

Anda mungkin juga menyukai