Anda di halaman 1dari 8

NAMA : DESSI RAMADANI

NIM : 041674435
S1 AKUNTANSI UPBJJ BOGOR

Tugas 1
TEORI AKUNTANSI
Jawab:
1. Perbandingan akuntansi dizaman penjajahan dan dekade
tahun 2000 sampai sekarang yaitu:
- Dekade Zaman Penjajahan
Pada dekade ini praktik akuntansi di Indonesia dimulai sejak
zaman VOC (1642). Pada saat itu Akuntan-akuntan Belanda
mendominasi praktik akuntansi di Indonesia yang dimulai
pada abad ke-17 hingga ke-19. Akuntansi yang berkembang
saat itu sangat dipengaruhi oleh perkembangan perdagangan
yang bercorak single voyage venture.
Pendidikan pada zaman penjajahan umumnya sangat sulit.
Dan Pendidikan akuntansi pada waktu itu terbatas dalam
bentuk pendidikan tata buku secara formal di sekolah
menengah atas dan sekolah menengah dagang. Secara
nonformal pendidikan akuntansi diberikan di kursus-kursus
untuk memperoleh ijazah Bond A dan Bond B.
- Dekade 2000 sampai sekarang.
Perkembangan pendidikan akuntansi pada dekade 2000
sampai dengan sekarang adalah Pendidikan Profesi Akuntansi
(PPA) dapat diselenggarakan oleh PTS dengan syarat-syarat
tertentu. Dengan demikian PPA dapat diselenggarakan oleh
perguruan tinggi mana saja asalkan memenuhi syarat.
Untuk mendukung hal ini dikeluarkan Surat Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 180/P/2001 tentang
"Pengangkatan Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah
Akuntan". Selain itu berdasarkan SK Mendiknas No.
179/U/2001, bagi Perguruan Tinggi yang menghasilkan
akuntan dibatasi sampai dengan tanggal 31 Agustus 2004.

2. Terdapat berbagai skenario yang dihasilkan oleh usaha


dalam mengungkap fakta sejarah akuntansi dengan berbagai
pendapat yang bervariasi.
Sebagian besar skenario tersebut mengakui bahwa sistem
pencatatan telah ada dalam berbagai dekade peradaban yang
dimulai sejak kurang lebih tahun 3000 SM.
Fakta-fakta sejarah menunjukkan bahwa:
- Pada zaman peradaban Kaldea-Babilonia, Asiria, dan
Samaria yang merupakan pembentuk sistem pemerintahan
pertama di dunia, pembentuk sistem bahasa tulisan tertua, dan
pembuat catatan usaha tertua (2),
- Pada peradaban Mesir, di mana para penulis membentuk
poros tempat berputarnya seluruh mesin keuangan dan
departemen 3,
- Pada peradaban Cina, akuntansi pemerintahan yang
memainkan peran kunci dan canggih selama Dinasti Chao
(1122-256 SM),
- Pada peradaban Yunani, di mana Zenon manajer Estat
Appolonius memperkenalkan sistem akuntansi
pertanggungjawaban yang luas pada Teori Akuntansi tahun
256 SM 4,
- Pada peradaban Roma, dengan hukum yang menentukan
bahwa pembayar pajak harus membuat laporan posisi
keuangan, dan dengan hak sipil yang tergantung pada tingkat
kekayaan yang dinyatakan warga negara.
Adanya bentuk-bentuk pembukuan pada zaman kuno tersebut
berkaitan dengan berbagai faktor-faktor yaitu
- Penemuan sistem penulisan,
- Pengenalan angka Arab dan sistem desimal,
- Penyebaran pengetahuan aljabar,
- Adanya bahan-bahan penulisan yang murah,
- Meningkatnya literasi (kemelekhurufan), dan
- adanya medium pertukaran yang baku.

3. a. Pendekatan Deduktif
Dalam pendekatan ini penyusunan teori akuntansi akan
dimulai dengan adanya asumsi-asumsi dasar dan hasil
penarikan konklusi yang bersifat logis tentang suatu subjek
dengan sejumlah pertimbangan. Dalam penerapannya di
bidang akuntansi, pendekatan deduktif akan dimulai dengan
asumsi atau dalil dasar akuntansi dan konklusi logis yang
diperoleh dari sejumlah prinsip akuntansi untuk menyajikan
petunjuk dan dasar bagi pengembangan teknik- teknik
akuntansi selanjutnya.
Pendekatan ini bergerak dari kondisi yang bersifat umum
(asumsi dasar tentang lingkungan akuntansi) ke kondisi
spesifik (prinsip-prinsip akuntansi, dan teknik-teknik
akuntansi).
Terdapat tahap-tahap yang digunakan untuk menjalankan
pendekatan deduktif yaitu:
- Penetapan tujuan-tujuan pelaporan keuangan,
- Pemilihan dalil-dalil akuntansi,
- Penentuan prinsip-prinsip akuntansi, dan
- Pengembangan teknik-teknik akuntansi.
b. Pendekatan Induktif
Dalam pendekatan induktif penyusunan teori dimulai dengan
serangkaian pengamatan, kemudian pengukuran serta
selanjutnya aktivitas untuk memperoleh suatu konklusi.
Apabila diterapkan dalam bidang akuntansi, maka pendekatan
ini akan dimulai dengan serangkaian pengamatan terhadap
informasi keuangan dari bisnis perusahaan dan selanjutnya
akan diperoleh rumusan gagasan serta prinsip-prinsip
akuntansi dari pengamatan tersebut dengan menggunakan
dasar hubungan yang terjadi secara berulang.
Argumentasi induktif dikatakan membawa keterangan-
keterangan yang bersifat khusus (informasi akuntansi yang
menggambarkan hubungan berulang-ulang) ke suatu bentuk
yang bersifat umum (dalil-dalil dan prinsip prinsip akuntansi).
Pendekatan induktif dalam penyusunan teori terdiri dari
beberapa tahap yaitu:
- Pencatatan seluruh pengamatan.
-Penganalisisan dan pengelompokan pengamatan untuk
mendeteksi adanya hubungan yang berulang (kesamaan atau
kemiripan).
- Penginduksian asal mula konklusi-konklusi dan prinsip-
prinsip akuntansi dari pengamatan-pengamatan yang
menggambarkan hubungan secara berulang.
- Pengujian konklusi-konklusi yang dibuat.

4.Ya menurut saya teori positif akuntansi dapat


mempengaruhi perkembangan teori audit. Karena setiap akhir
periode pelaporan keuangan perusahaan akan di sibukkan
dengan menyiapkan laporan keuangan yang siap di audit oleh
auditor independen. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan
oleh perusahaan tersebut maka akan terlihat peranan teori
akuntansi dalam memahami aktivitas yang dilakukan oleh
pelaku bisnis.
Positivisme atau empirisme berarti bahwa menguji atau
menghubungkan hipotesa atau teori akuntansi kembali pada
pengalaman dan fakta-fakta dari dunia nyata.
Penelitian akuntansi aliran positif pertama kali berfokus pada
pengujian empiris dari asumsi-asumsi yang dibuat oleh para
ahli beraliran normatif, seperti dengan menggunakan
kuesioner dan teknik survey lainnya, perilaku atas
kebermanfaatan teknik akuntansi yang berbeda ditentukan.
Pendekatan yang sering digunakan yaitu survey dalam
menjaring opini para analis keuangan, pegawai bank dan
akuntan mengenai kebermanfaatan metode akuntansi yang
berbeda yang digunakan untuk pengambilan keputusan,
seperti memprediksi pailit, atau menentukan membeli dan
menjual saham).
Pendekatan lain adalah untuk menguji pentingnya output yang
dihasilkan oleh akuntansi di pasar. Pengujian dimaksudkan
yaitu apakah peningkatan akuntansi meningkatkan efisiensi
informasi di pasar modal, apakah laba merupakan determinan
penting dalam penilaian harga saham, apakah biaya untuk
memperoleh data akuntansi sesuai dengan keuntungan yang
diperoleh, apakah penggunaan teknik akuntansi yang berbeda
berakibat pada nilai yanag berbeda.

Saat ini kebanyakan teori positif menekankan pada penjelasan


alasan atas praktik-praktik akuntansi saat ini dan memprediksi
peran akuntansi dan informasi yang berhubungan dalam
keputusan ekonomi para individual, perusahaan dan pihak-
pihak lain yang berkontribusi pada jalnnya pasar dan
ekonomi.

Terdapat beberapa perbedaan utama pendekatan normatif dan


positif dalam akuntansi yaitu pendekatan normatif bersifat
preskriptif sedangkan pendekatan positif bersifat deskriptif.
Pendekatan normatif, seperti dokter yang memberi resep,
menyarankan bagaimana para akuntan harus berperilaku
untuk mencapai hasil yang diyakini baik dan benar secara
moral. Sementara pendekatan positif tidak memberi resep
namun lebih menjelaskan bagaimana perilaku orang-orang
(biasanya pembuat dan pengguna informasi keuangan) atau
memprediksi perilaku mereka terlepas dari benar atau salah.
Kedua pendekatan ini dapat saling melengkapi, PAT dapat
membantu memberikan pemahaman tentang peran teori
akuntansi, dimana pada akhirnya dapat membentuk basis
pengembangan teori normatif dalam rangka mengembangkan
praktik-praktik akuntansi.

5. Setiap usaha pasti memengang prinsip bahwa usahanya


akan langgeng dan terus beroperasi pada periode tidak
terbatas. Dalam akuntansi, prinsip dari pemilik perusahaan
seperti ini dikenal dengan istilah postulat kelngsungan usaha.
Postulat kelangsungan usaha atau postulat kontinuitas
menyatakan bahwa entitas akuntansi akan terus beroperasi
untuk melaksanakan projek, komitmen dan aktivitas yang
sedang berjalan. Postulat juga mengasumsikan bahwa
perusahaan tidak diharapkan untuk dilikuidasi dalam masa
mendatang yang dapat diketahui dari sekarang atau bahwa
entitas akan terus beroperasi untuk periode waktu yang tidak
terbatas.
Jadi, laporan keuangan menyediakan pandangan sementara
atas situasi keuangan perusahaan dan hanya merupakan
bagian dari seri laporan yang berkelanjutan. Kecuali untuk
kasus likuidasi, pemakai akan menginterpretasikan informasi
yang dihitung dengan dasar asumsi kontinuitas perusahaan.
Dengan demikian, entitas memiliki kehidupan yang terbatas
maka laporan yang sesuai akan menspesifikasi data terminal
dan sifat likuidasi.
Postulat kelangsungan usaha menjustifikasi penilaian aset
dengan dasar nonlikuidasi dan menyediakan dasar untuk
akuntansi depresiasi.
1. baik nilai sekarang maupun nilai likuidasi tidak memadai
untuk penilaian aset, postulat kelangsungan usaha meminta
penggunaan kos historis untuk penilaian aset.
2. Aset tetap dan aset tidak berwujud diamortisasi selama
umur manfaatnya dan bukan selama periode yang lebih
pendek dalam ekspektasi likuidasi.
Postulat kelangsungan usaha juga diterapkan untuk
mendukung teori manfaat. Harapan tentang manfaat di masa
mendatang mendorong manajer untuk melihat ke depan dan
memotivasi investor untuk menanamkan modalnya ke
perusahaan. Kelangsungan usaha yaitu kontinuitas entitas
akuntansi yang tidak terbatas adalah penting untuk justifikasi
teori manfaat.

SUMBER:BMP.EKSI4415

Anda mungkin juga menyukai