Anda di halaman 1dari 3

1. Jelaskan mengenai perkembangan akuntansi yang ada di Indonesia secara singkat!

JAWABAN :
Perkembangan akuntansi di Indonesia tidak lepas dari sejarah Indonesia baik secara politik
maupun perkembangan perdagangan yang terjadi di Indonesia. Pada dekade zaman
penjajahan sampai 1955 cara untuk memperoleh gelar akuntan melalui pendidikan formal
dan non formal pada dekade 1955 sampai dengan 1979 gelar akuntan mulai diberikan.
Berdasarkan UU No 34 tahun 1954, diawali dengan pembukuan jurusan akuntansi di UI
tahun 1955 lulusan akuntansi pertama pada tahun 1957 0 akan tetapi, UU tersebut ternyata
mengandung kontroversi kontroversi. Baru pada akhirnya dekade 2001 sampai dengan
sekarang lahirlah mekanisme baru seiring dengan terbitnya SK Mendikbud 0056/U/1999.
Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642, akan tetapi bukti yang jelas
terdapat pada pembukuan Amphioen Societeit yang berdiri di Jakarta sejak 1747.
Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanah paksa dihapuskan pada
tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para pengusaha swasta Belanda yang
menanamkan modalnya di Indonesia.

Praktik Akuntansi di Indonesia dapat ditelusuri pada era Penjajahan Belanda sekitar abad 17
atau sekitar tahun 1642 (Soemarso, 1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan praktik
akuntansi di Indonesia dapat di temui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang
dilaksanakan Amphioen Sociteyt yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso, 1995). Pada era
ini Belanda mengenalkan sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping)
sebagaimana yang dikembangkan oleh luca pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda yang
merupakan organisasi komersial utama selama masa penjajahan memainkan peranan
penting dalam praktik bisnis di Indonesia selama era ini (Diga dan Yunus, 1997)

Berikut ini adalah perkembangan standar akuntansi Indonesia mulai dari awal sampai
dengan saat ini yang menuju konvergensi dengan IFRS (sumber: Ikatan Akuntansi Indonesia,
2008) :
 Pada masa penjajahan Belanda di Indonesia : Indonesia memakai standar akuntansi
Belanda (Sound Business Practices).
 Tahun 1955 : Indonesia belum mempunyai undang-undang resmi/ peraturan
tentang standar keuangan.
 Tahun 1974 : Indonesia mengikuti standar akuntansi Amerika yang dibuat oleh IAI
yang disebut dengan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI).
 Tahun 1984 : PAI ditetapkan menjadi standar akuntansi Indonesia .
 Akhir tahun 1984 : PAI mengikuti standar yang bersumber dari IASC (International
Accounting Standart Committee).
 Tahun 1994 : PAI sudah Committed mengikuti IASC/IFRS
 Tahun 2008 : SAK mengacu kepada IFRS
 Tahun 2012 : IFRS mulai diresmikan dan diterapkan

Awal sejarah adanya standar akuntansi keuangan di Indonesia adalah ketika menjelang
diadakan pasar modal aktif di Indonesia tahun 1973. Pada tahun 1973 terbentuk panitia
penghimpunan bahan-bahan dan struktur GAAP dan GAAS. Pada tahun tersebut juga
dibentuk komite prinsip akuntansi Indonesia (komite PAI) yang bertugas menyusun standar
keuangan. Ini merupakan masa awal IAI menerapkan sistem standar akuntansi di Indonesia
yang dituangkan di dalam buku berjudul “Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)”. Komite PAI
telah bertugas selama empat periode kepengurusan IAI sejak tahun 1974 hingga 1994
dengan susunan personel yang selalu di perbarui. Selanjutnya pada periode kepengurusan
IAI tahun 1994 – 1998 nama komite PAI diubah menjadi komite standar akuntansi keuangan
(komite SAK), kemudian pada kongres VIII, tanggal 23 – 24 September 1998 di Jakarta,
komite SAK diubah menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan untuk masa bakti 1998 –
2000 dan diberikan otonomi untuk menyusundan mengesahkan PSAK.

Pada tahun 1984, komite PAI membuat sebuah revisi standar akuntansi dengan cara lebih
mendasar jika dibandingkan PAI 1973 dan mengkondisikan ke dalam sebuah buku berjudul
“Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” Prinsip tersebut memiliki tujuan untuk membuat suatu
kesesuaian terhadap ketentuan akuntansi yang dapat diterapkan di dalam dunia bisnis.

Pada tahun 1994, IAI telah melakukan berbagai langkah harmonisasi menggunakan standar
akuntansi internasional di dalam proses pengembangan standar akuntansi dan melakukan
revisi total pada PAI 1984 dan sejak itu mengeluarkan Standar Keuangan yang diberi nama
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan sejak 1 Oktober 1994. Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) ditetapkan sebagai standar akuntansi yang baku di Indonesia.
Perkembangan standar akuntansi ketiga ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dunia
usaha dan profesi akuntansi dalam rangka mengikuti dan mengantisipasi perkembangan
Internasional. Banyak standar yang dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan standar
akuntansi internasional yang di keluarkan oleh IASC.

2. Jelaskan perbedaan antara auditing dengan jasa assurance !


JAWABAN :
Auditing adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serta mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan
derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Jasa Assurance adalah jasa profesional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi
pengambil keputusan. Pengambil keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan
sebagai basis untuk pengambilan keputusan. Jasa assurance bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas informasi yang akan dijadikan basis pengambilan keputusan. Jasa
assurance dapat disediakan oleh profesi akuntan publik atau berbagai profesi lain. Salah satu
kategori jasa assurance yang diberikan oleh akuntan public adalah jasa atestasi, sedangkan
jasa assurance yang diberikan oleh profesi lain adalah jasa pengujian berbagai produk oleh
organisasi konsumen (non profit organization), jasa pemeringkatan televisi (television
rating), dan lain-lain.
3. Jelaskan mengenai perbedaan utama dari pendekatan normatif dan positif dalam akuntansi !
JAWABAN :
Perbedaan utama pendekatan normatif dan positif dalam akuntansi adalah bahwa
pendekatan normatif bersifat preskriptif sedangkan pendekatan positif bersifat deskriptif.
Pendekatan normatif, seperti dokter yang memberi resep, menyarankan bagaimana para
akuntan harus berperilaku dalam mencapai hasil yang diyakini baik dan benar secara moral.
Sementara pendekatan positif tidak memberi resep namun lebih menjelaskan Bagaimana
perilaku orang-orang( biasanya pembuat dan pengguna informasi keuangan) atau
memprediksi perilaku mereka terlepas dari benar atau salah.
4. Jelaskan alasan mengapa ilmu akuntansi keprilakuan perlu untuk dipelajari !
JAWABAN :
Ilmu akuntansi sendiri merupakan ilmu yang berkembang seiring dengan berkembangan
bisnis. Dalam perkembangannya akuntansi berperan menghasilkan informasi keuangan
maupun non-keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan
keputusan bisnis. Akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta
kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasillkan. Jadi akuntansi bersifat dinamis
dan berkembang sepanjang waktu seiring dengan perkembangan lingkungannya agar dapat
memberikan informasi yang dibutuhkan oleh penggunanya.
Tujuan ilmu keperilakuan adalah untuk memahami, menjelaskan, dan memprediksi perilaku
manusia sampai pada generalisasi perilaku manusia, yang didukung oleh bukti-bukti empiris
yang dikumpulkan melalui prosedur yang terbuka. Hal ini dikaitkan pada riset ilmiah
(scientific research) dan perilaku manusia (human behavior).
Ilmu akuntansi keperilakuan perlu dipelajari untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan
dari suatu proses akuntansi ketika perilaku manusia disatukan dan bagaimana keperilakuan
dapat mempengaruhi perubahan atas cara dan prosedur akuntansi yang digunakan lebih
efektif untuk membantu stakeholders mencapai tujuannya. Akuntansi keperilakuan itu
sendiri diterapkan dengan praktis menggunakan riset ilmu keperilakuan untuk menjelaskan
dan memprediksi perilaku manusia.
5. Jelaskan hubungan antara akuntansi internasional dengan International Financial Standar
Reporting Statement (IFRS) !
JAWABAN :
Akuntansi Internasional muncul dengan semakin meningkatnya arus perdagangan antar
negara ditengah perekonomian dunia yang semakin tidak ada batas. Perbedaan geografi,
sosial, ekonomi, politik, dan hukum antara satu negara dengan negara lainnya menyebabkan
standar akuntansi yang diterapkan antara negara satu dengan negara lainnya berbeda dan
tidak serta merta valid untuk langsung diperbandingkan. Perkembangan akuntansi di dunia
ini berjalan sendiri-sendiri. Masing-masing negara memiliki sistem dan konsep sendiri
tentang standar akuntansinya atau mengikuti kubu tertentu. Misalnya saja AASB (Australia
Accounting Standard Board) di Australia, FASB (Financial Accounting Standard Board) di
Amerika, ASB (Accounting Standard Board) di Inggris dan IAI di Indonesia. Padahal kualitas
dapat diperbandingkan (comparability) merupakan kualitas utama yang harus dimiliki
laporan keuangan.
Kubu standar akuntansi yang paling besar ada dua yaitu Kubu Amerika dan Kubu Eropa.
Eropa mengeluarkan IASB Statement dan FASB Statement. IASB dipakai perusahaan Eropa
dan perusahaan yang terdaftar di pasar modal Eropa sedangkan FASB dipakai perusahaan
Amerika dan perusahaan yang terdaftar di pasar modal Amerika.
Pada tahun 2004 International Accounting Standard Committee (IASC) Foundation
memberikan berbagai rekomendasi agar muncul konvergensi di antara kedua organisasi
besar ini sehingga perusahaan publik yang terdaftar di pasar modal akan mudah dan tidak
banyak mengeluarkan laporan dengan standar yang berbeda.
Diperlukan standar yang berlaku secara internasional dan umum untuk semua negara dalam
melakukan pelaporan keuangan sehingga muncullah International Financial Reporting
Standards atau IFRS. Seiring dengan perkembangan globalisasi, banyak negara saat ini sudah
mengadopsi IFRS daripada mengembangkan standar sendiri pada negaranya. Pada tahun
2005, 65 negara tetap mewajibkan International Financial Reporting Standar (IFRS) untuk
perusahaan yang terdaftar di bursa dan sampai saat ini sudah lebih 800 perusahaan publik
menggunakan standar akuntansi IASC.

Anda mungkin juga menyukai