Anda di halaman 1dari 10

2.

PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI

Pernyataan standar akuntansi keuangan merupakan aturan dan pedoman


bagi manajemen dalam menyusun laporan keuangan. Dengan adanya Standar
Akuntansi yang baik, laporan keuangan menjadi lebih berguna, dapat
diperbandingkan, tidak menyesatkan dan dapat menciptakan transparansi bagi
perusahaan. Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB)
medefinisikan Standar Akuntansi sebagai berikut:

Standar Akuntansi adalah metode yang seragam untuk menyajikan


informasi, sehingga laporan keuangan dari berbagai perusahaan yang berbeda
dapat dibandingkan dengan lebih mudah kumpulan konsep, standar, prosedur,
metode, konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan dianggap berterima
umum.

Penetapan standar adalah proses perumusan atau formulasi standar


akuntansi. Standar akuntansi merupakan hasil penetapan standar. Tetapi dalam
praktiknya berbeda dari yang ditentukan oleh standar. Ada empat alasan yang
menjelaskan hal tersebut, antara lain:

1. Di kebanyakan negara hukuman atas ketidak patuhan dengan ketentuan


akuntansi cenderung lemah dan tidak efektif.
2. Secara suka rela perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak
daripada yang diharuskan.
3. Beberapa negara memperbolehkan perusahaan untuk mengabaikan standar
akuntansi jika dengan melakukannnya operasi dan posisi keuangan
perusahaan akan tersajikan secara lebih baik hasilnya.
4. Di beberapa negara standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan
keuangan secara tersendiri, dan bukan untuk laporan konsolidasi.

Penetapan standar akuntansi umumnya melibatkan gabungan kelompok


sektor swasta dan publik. Hubungan antara standar akuntansi dan proses
akuntansi sangat rumit dan tidak selalu bergerak dalam satu arah yang sama.
Akuntansi peyajian wajar biasanya berhubungan dengan negara-negara hukum

1
umum, sedangkan akuntansi kepatuhan hukum umumnya ditemukan di negara-
negara hukum kode. Perbedaan ini terlihat dalam proses penetapan standar, di
mana sector swasta lebih berpengaruh di negara-negara hukum dengan penyajian
wajar, sedangkan sektor publik lebih berpengaruh di negara hukum kode dengan
kepatuhan hukum.

Standar akuntansi merupakan masalah penting dalam propesi dan semua


pemakai laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu,
mekanisme penyusunan standar standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan
terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan terus menerus berubah
dan berkembang sesuai perkembangan dan tuntutan masyarakat. Belkaoui ( 1985
) mengemukakan alasan pentingnya standar akuntansi yang baku sebagai berikut:

1. Dapat menyajikan informasi tentang informasi keuangan, prestasi, dan


kegiatan perusahaan. Informasi yang disusun berdasarkan standar
akuntansi yang lazim diharapkan mempunyai sifat yang jelas, konsisten,
terpercaya dan dapat diperbandingkan.
2. Memberi pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan agar mereka dapat
melaksanakan tugas dengan hati hati, independen, dan dapat
mengapdikan keahliannya dan kejujurannya melalui penyusunan laporan
akuntansi setelah melalui pemeriksaan akuntan.
3. Memberikan data base kepada pemerintah tentang berbagai informasi
yang dianggap penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang
perusahaan, perencanaan dan peraturan ekonomi, dan peningkatan
efesiensi ekonomi dan tujuan tujuan makro lainnya.
4. Dapat menarik parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar
akuntansi. Semakin banyak standar yang dikeluarkan, semakin banyak
kontroversi dan semakin bergairah untuk berdebat, berpolemik dan
melakukan penelitian.

Standar akuntansi saat ini umumnya di susun oleh lembaga resmi yang
diakui pemerintah, profesi dan umum. Jika di Indonesia yang berwenang

2
menyusun ini adalah Komite Standar Akuntansi Keuangan yang berada di bawah
naungan IAI ( Ikatan Akuntansi Indonesia ). Komite Standar Akuntansi
menyerahkan hasil kerjanya kepada Komite pensahan Standar Akuntansi
Keuangan Indonesia dan akhirnya akan diteapkan dan disahkan dalam Kongres
IAI. Sedangkan di USA sekarang lembaga yang berwenang mengesahkan standar
akuntansi ( standar boadr boy ) adalah Financial Accounting Standard Board
(FASB ).

2.1 Lembaga-Lembaga Penyusun Standar Akuntansi

2.1.1 IAI Dan Sejarahnya

Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi,
yaitu Prof. Dr. Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan di
negeri Belanda pada tahun 1956. Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan
dalam negeri adalah Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan
Go Tie Siem, mereka lulus pertengahan tahun 1957. Keempat akuntan ini
bersama dengan Prof. Soemardjo mengambil prakarsa mendirikan perkumpulan
akuntan untuk bangsa Indonesia saja. Alasannya, mereka tidak mungkin menjadi
anggota NIVA (Nederlands Institute Van Accountants) atau VAGA (Vereniging
Academisch Gevormde Accountants). Mereka menyadari keindonesiaannya dan
berpendapat tidak mungkin kedua lembaga itu akan memikirkan perkembangan
dan pembinaan akuntan Indonesia.

Hari Kamis, 17 Oktober 1957, kelima akuntan tadi mengadakan


pertemuan di aula Universitas Indonesia (UI) dan bersepakat untuk mendirikan
perkumpulan akuntan Indonesia. Karena pertemuan tersebut tidak dihadiri oleh
semua akuntan yang ada maka diputuskan membentuk Panitia Persiapan
Pendirian Perkumpulan Akuntan Indonesia. Panitia diminta menghubungi
akuntan lainnya untuk menanyakan pendapat mereka. Dalam Panitia itu Prof.
Soemardjo duduk sebagai ketua, Go Tie Siem sebagai penulis, Basuki Siddharta
sebagai bendahara sedangkan Hendra Darmawan dan Tan Tong Djoe sebagai
komisaris. Surat yang dikirimkan Panitia kepada 6 akuntan lainnya memperoleh
jawaban setuju. Perkumpulan yang akhirnya diberi nama Ikatan Akuntan

3
Indonesia (IAI) akhirnya berdiri pada 23 Desember 1957, yaitu pada pertemuan
ketiga yang diadakan di aula UI pada pukul 19.30.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) adalah organisasi profesi akuntan
yang juga merupakan badan yang menyusun standar akuntansi keuangan di
Indonesia. Pengembangan standar akuntansi keuangan sejak berdirinya IAI pada
tahun 1957 hingga kini pengembangan standar akuntansi ini dilakukan secara
terus-menerus, pada tahun 1973 terbentuk Panitia Penghimpun Bahan-bahan dan
Struktur GAAP dan GAAS. Sejak IAI berdiri telah dihasilkan tiga standar
akuntansi keuangan sebagai berikut.
1. Pada tahun 1973 untuk pertama kali IAI menerbitkan suatu
buku Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI). Penerbitan ini dipicu oleh
diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973.
2. Pada tahun 1984 buku PrinsipAkuntansi Indonesia 1984 yang
menggantikan PAI 1973 diterbitkan. Komite PAI melakukan revisi secara
mendasar terhadap PAI 1973.
3. Pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total PAI 1984 dan sejak
itu mengeluarkan serial standar keuangan yang diberi nama Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) yang diterbitkan sejak 1 Oktober 1994.
Pengernbangan standar akuntansi ketiga ini ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan dunia usaha dan profesi akuntansi dalam rangka mengikuti dan
mengantisipasi perkembangan internasional. Banyak standar yang
dikeluarkan itu sesuai atau sama dengan standar akuntansi internasional
yang dikeluarkan oleh IASC.

2.1.2 FASB Dan Sejarahnya


AICPA adalah sebuah organisasi profesi akuntan publik di Amerika yang
didirikan pada tahun 1887 dan menerbitkan jurnal bulanan yang memiliki peran
penting dalam pengembangan dan pembentukan standar akuntansi, termasuk
penyiapan ujian sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan bagi para akuntan
publik. Pada tahun 1959, AICPA mendirikan Accounting Principle Boards ( APB
) yang tugas utamanya adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai
prinsip akuntansi, menentukan praktik akutansi yang tepat, dan mempersempit

4
celah perbedaan - perbedaan yang ada serta ketidak konsistenan yang terjadi
dalam praktik akuntansi saat itu. Namun, APB dianggap kurang produktif dan
gagal bertindak cepat dalam menangani kasus - kasus penyimpangan akuntansi.
APB dibubarkan dan digantikan oleh FASB, AICPA membentuk
Accounting Standars Executive Comitte sebagai komite yang berwenang
berbicara atas nama AICPA di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan.
Berbagai ketetapan yang dihasilkan oleh komite ini adalah Pedoman Audit dan
Akuntansi Industri, Statement of Position ( SOP ), dan Buletin Praktik Pedoman
Audit dan Akuntansi Industri mengikhtisarkan praktik - praktik akuntansi dari
industri tertentu dan menyediakan pedoman ( arahan ) khusus menyangkut
masalah - masalah yang tidak ditangani. SOP menyediakan pedoman atas topik -
topik pelaporan keuangan sampai FASB menetapkan standar - standar topik
tersebut.
FASB adalah organisasi pada sektor swasta yang bertanggung jawab
dalam pembentukkan standar akuntansi di Amerika pada saat ini. Menyadari
kebutuhan untuk reformasi APB, pemimin dalam profesi akuntansi menunjuk
Kelompok Studi Pembentukkan Prinsip Akuntansi untuk membubarkan AB dan
struktur standar pengaturan baru diciptakan. FASB menggantikan APB didirikan
pada tahun 1973, yang anggotanya berasal dari berbagai latar belakang ( audit,
akuntansi korporasi, jasa keuangan, dan akademisi ). Fungsi utamanya adalah
mempelajari masalah akuntansi terkini dan menetapkan standar akuntansi. FSAB
menerbitkan Statement of Financial Accounting Concepts yang memberikan
kerangka kerja konseptua; yang memungkinkan untuk dikembangkannya standar
akuntansi khusus.
Standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh FASB dipandang
sebagai prinsip - prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dalam menetapkan
standar akuntansi keuangan, FASB harus tanggap terhadap kebutuhan dari
seluruh komunitas dan menetapkan secara transparan di depan publik yang
dilakukan dengan memberikan kesempatan yang seluas - luasnya secara adil
kepada semua komunitas terkait untuk mengungkapkan pendapat sebelum standar
yang baru diterbitkan dan diberlakukan. Standar tersebut penting untuk fungsi

5
efisien dari ekonomi karena keputusan tentang alokasi sumber daya sangat
bergantung pada kredibel, ringkas, dan informasi keuangan yang dimengerti.
Sekitar tahun 2008, FASB mengeluarkan Standar Akuntansi FASB
Kodfikasi yang menata ulang ribuan GAAP pernyataan Amerika ke sekitar 90
topik akuntansi.

2.1.3 IASB Dan Sejarahnya


Di kawasan Eropa, badan pembuat standar akuntansi adalah IASB (
International Accounting Standard Board ). Standar yang dibuat sebelum tahun
1990 belum diminati oleh didunia karena perkembangan ekonomi Amerika masih
dijadikan sebagai patokan perkembangan bisnis dunia. IAS adalah produknya
yang kemudian berubah menjadi IFRS ( International Financial Reporting
Standard ).
Standar Akuntansi Internasional IASB telah didahului oleh Dewan Komite
Standar Akuntansi Internasional ( IASC ) yang beroperasi dari tahun 1973 sampai
tahun 2001. IASC didirikan pada bulan Juni 1973 sebagai hasil dari perjanjian
badan akuntansi di Australia, Kanada, Perancis, Jerman, Jepang, Meksiko,
Belanda, Inggris, Irlandia, dan Amerika Serikat.
Pada tahun 1977, kegiatan profesional internasional akuntansi berada
dibawah Federasi Akuntan Internasional ( IFAC ) yang memiliki otonomi enuh
dan lengka dalam menetapkan stadar akuntansi internasional dan dalam
penerbitan dokumen diskusi tentang isu akuntansi internasional.
Pada tahun 2001, IASB dibentuk sebagai pengganti dari IASC untuk
melakukan konvergensi ke Standar Akuntansi Publik dengan kualitas Single Set
dan High Quality, Transparant dan komparabel laporan keuangan, dan berguna
bagi pemain pasar modal. IASB menggantikan IASC dengan mengambil
tanggung jawab per tanggal 1 April 2001. Standar IASB disebut Standar
Pelaporan Keuangan Internasional ( IFRS ).

2.2 Due Process Penetapan Standar Akuntansi


Pada Standar Akuntansi Pemerintahan, proses penyiapan SAP Berbasis
Akrual dilakukan melalui prosedur yang meliputi tahap-tahap kegiatan (due

6
process) yang dilakukan dalam penyusunan Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan (PSAP) oleh KSAP. Due process meliputi tahapan-tahapan sebagai
berikut:
1. Identifikasi Topik untuk Dikembangkan menjadi Standar
Tahap ini merupakan proses pengidentifikasian topik-topik akuntansi
dan pelaporan keuangan yang memerlukan pengaturan dalam bentuk
pernyataan standar akuntansi pemerintahan.
2. Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) di dalam KSAP
KSAP dapat membentuk pokja yang bertugas membahas topik-topik
yang telah disetujui. Keanggotaan Pokja ini berasal dari berbagai instansi
yang kompeten di bidangnya.
3. Riset Terbatas oleh Kelompok Kerja
Untuk pembahasan suatu topik, Pokja melakukan riset terbatas
terhadap literatur-literatur, standar akuntansi yang berlaku di berbagai
negara, praktik-praktik akuntansi yang sehat (best practices), peraturan-
peraturan dan sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan topik yang
akan dibahas.
4. Penulisan Draf SAP oleh Kelompok Kerja
Berdasarkan hasil riset terbatas dan acuan lainnya, Pokja menyusun
draf SAP. Draf yang telah selesai disusun selanjutnya dibahas oleh Pokja.
5. Pembahasan Draf oleh Komite Kerja
Pembahasan diutamakan pada substansi dan implikasi penerapan
standar. Dengan pendekatan ini diharapkan draf tersebut menjadi standar
akuntansi yang berkualitas.
6. Pengambilan Keputusan Draf untuk Dipublikasikan
Komite Kerja berkonsultasi dengan Komite Konsultatif untuk
pengambilan keputusan peluncuran draf publikasian SAP.
7. Peluncuran Draf SAP (Exposure Draft)
KSAP melakukan peluncuran draf SAP dengan mengirimkan draf
SAP kepada stakeholders, antara lain masyarakat, legislatif, lembaga
pemeriksa, dan instansi terkait lainnya untuk memperoleh tanggapan.

7
8. Dengar Pendapat Publik Terbatas (Limited Public Hearing) dan
Dengar Pendapat Publik (Public Hearings)
Dengar pendapat publik terbatas dilakukan dengan mengundang
pihak-pihak dari kalangan akademisi, praktisi, pemerhati akuntansi
pemerintahan, dan masyarakat yang berkepentingan terhadap SAP untuk
memperoleh tanggapan dan masukan dalam rangka penyempurnaan draf
publikasian.
Dengar pendapat publik merupakan proses dengar pendapat dengan
masyarakat yang berkepentingan terhadap SAP. Tahapan ini dimaksudkan
untuk meminta tanggapan masyarakat terhadap draf SAP.
9. Pembahasan Tanggapan dan Masukan terhadap Draf SAP
KSAP melakukan pembahasan atas tanggapan/masukan yang
diperoleh dari dengar pendapat terbatas, dengar pendapat publik dan
masukan lainnya dari berbagai pihak untuk menyempurnakan draf SAP.
10. Finalisasi Standar
Dalam rangka finalisasi draf SAP, KSAP memperhatikan
pertimbangan dari BPK. Disamping itu, tahap ini merupakan tahap akhir
penyempurnaan substansi, konsistensi, koherensi maupun bahasa.
Finalisasi setiap PSAP ditandai dengan penandatanganan draf PSAP oleh
seluruh anggota KSAP.
Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan standar
akuntansi adalah:
1. Pendekatan pasar bebas
Pendekatan ini dilandasi asumsi bahwa informasi akuntansi
merupakan komiditi ekonomi serupa dengan barang atau jasa yang
lain.Sehingga informasi akuntansi akan dipengaruhi kekuatan permintaan
dan penawaran. Pasar dipandang sebagai mekanisme yang ideal untuk
menentukan jenis informasi yang harus diungkapkan dan kelompok
penerima informasi. Dengan demikian standar akuntansi menentukan
informasi yang dihasilkan dan siapa akan menerima informasi.

8
2. Pendekatan regulasi

Pendekatan ini berpendapat bahwa kegagalan pasar atau informasi


yang asismetris dalam kaitannya dengan kuantias dan kualitas.
Pendukung pendekatan ini berkeyakinan bajwa kegagalan pasar dapaat
dilihat pada faktor berikut ini:

a) Teori regulasi

Adanya krisis penentuan standar mendorong munculnya kebijakan


regulasi akuntansi. Oleh karena itu permintaan terhadapat kebijakan atau
standar semacam iatu di dorong oleh krisis yanag muncul, pihak penentu
standar menanggapi dengan cara menyediakan kebijakan tersebut.
Hubungan antara permintaan dan penawaran menarah pada suatu
keseimbangan. Dalam proses regulasi yang dinamis, terdapat proses
penyesuaian yang berlangsung terus menerus terhadap standar sesuai
permintaan dan penawaran. Belkaoui (1985:48) mengatakan bahwa
regulasi umumnya diasumsikan untuk dirancang dan dioperasikan demi
kepentingan industri yang ada. Ada dua teori regulasi dalam industri,
yaitu:

1) Teori kepentingan publik (public interest theory)


2) Teori kepentingan kelompok (interset group therory).

Teori kepentingan publik berpandangan bahwa regulasi diperlukan


sebagai tanggapan atas permintaan publik terhadap perbaikan praktik pasar
yang tidak efisien dan tidak adil. Sedangkan teori kepentingan kelompok
berpandangan bahwa regulasi disediakan sebagai tanggapan atas permintaan
kelompok tertentu untuk memaksimumkan pendapatan mereka. Dalam teori
kepentingan kelompok memiliki dua versi, yaitu (1) teori elit politik dan teori
ekonomi regulasi.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://fathir32.wordpress.com/2011/05/14/perkembangan-standar-akuntansi-
keuanganjurnal-ifrs-indonesia-menuju-international-financial-reporting-standards/
(Di akses tanggal 3 Oktober 2017)

Gede, muhammad. 2005. Teori akuntansi. Jakarta: Almahira.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar akuntansi keuangan. Jakarta: Salemba


empat.

10

Anda mungkin juga menyukai