Anda di halaman 1dari 5

RESUME MATERI

“ PENDEKATAN REGULATORIS UNTUK PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI ”


MATA KULIAH TEORI AKUNTANSI

Dosen Pembimbing :

Rendra Arif Hidayat, Spd.d., M.sc.

Disusun oleh :
1. Firda Iffatus Suroyya (22080694188)
2. Anastasia Aritha (22080694197)
3. Favian Ahmad Risaldi (22080694198)
4. Muhammad Ali Anshori (22080694213)
5. Tia Apriliana (22080694221)
6. Rita Ayu Rahmawati (22080694223)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2023
1. DEFINISI STANDAR AKUNTANSI

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur


pembuatan laporan keuangan agar terjadi keseragaman dalam penyajian laporan
keuangan.

SAK juga berfungsi untuk mempermudah auditor serta mempermudah pembaca


laporan keuangan untuk memahami dan membandingkan laporan keuangan entitas
yang berbeda beda.

Berikut ini adalah penjelasan 4 pilar dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di
Indonesia:
1. PSAK-IFRS (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial
Report Standard)
2. SAK-ETAP (Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik)
3. PSAK-Syariah (Pernyataan Standar Akuntasi Syariah)
4. SAP (Standar Akuntasi Pemerintah) Seperti Apa Yang Berlaku Di Indonesia
2. HAKIKAT STANDAR AKUNTANSI
Standar memberikan aturan-aturan praktis dan bermanfaat bagi pekerjaan seorang akuntan.
Standar secara umum dapat diterima sebagai akuntan baku, yang didukung oleh sanksi-sanksi
untuk setiap ketidakpatuhan standar akuntansi terdiri dari 3 bagian :
1. Deskripsi masalah yang harus diepecahkan
2. Diskusi dengan pertimbangan yang sehat
3. Selanjutnya sejalan dengan keputusan atau teori yang ada, solusi yang disarankan

Tujuan penetapan standar


Pendekatan standar mungkin memberikan keuntungan dan kerugian bagi
beberapa pihak ada 2 pendekatan yang dilakukan.

1. Pendekatan ketepatan penyajian, pendekatan yang mendukung pelaporan secara


netral dan pencariannya melalui proses penepatan standar akuntansi dibandingkan
dengan pembuatan peta keuangan, dimana peta-peta harus dibuat dengan urut dan
tepat.
2. Pendekatan konsekuensi ekonomi, pendekatan yang mendukung pengapdosian
standar yang akan memberikan konsekuensi ekonomi yang baik daripada
konsekuensi ekonomi yang buruk dan standar yang berlakukan adalah standar
yang memiliki dampak positif bagi kesejahteraan sosial.
3. Pendekatan kritikal-interpretatif, Pendekatan bahwa laporan keuangan hendaknya
digunakan sebagai suatu intrumen perubahan sosial dan bahkan suatu perubahan
sosial yang radikal.
Perbedaan antara ketiga pendekatan tersebut timbul dari komitmen-komitmen
normative terhadap sasaran keuangan yang saling bertentangan.

3. YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM PENERAPAN STANDAR


AKUNTANSI
4. TUJUAN PENETAPAN STANDAR AKUNTANSI
5. ENTITAS-ENTITAS YANG BERKEPENTINGAN TERHADAP STANDAR
AKUNTANSI
Entitas yang dimaksud di sini, merupakan unit atau badan yang memiliki kepentingan
menggunakan dan menciptakan standar akuntansi Berikut merupakan entitas-entitas
yang berkepentingan terhadap standar akuntansi :

a. Individual dan kantor akuntan public


 yaitu, karyawan-karyawan yang memiliki sertifikasi dan profesi untuk
menjalankan tugas akuntansi public di kantor atau perusahaan.
b. American Institute of Certified Public Accounting (AICPA)
 yaitu, uatu organisasi profesional dalam bidang akuntansi publik yang
keanggotaannya hanya bagi akuntan publik terdaftar ( certified public
accountants) saja.
c. American Accounting Association
 yaitu, organisasi yang mendukung pendidikan, penelitian, dan praktik
akuntansi. American Accounting Association adalah asosiasi profesional utama
untuk akademisi akuntansi di Amerika Serikat.
d. Financial Accounting Standard Board (FASB)
 yaitu, badan standar akuntansi di Amerika Serikat. Jika IASB mempromosikan
standar akuntansi yang dapat diterapkan di seluruh dunia, sedangkan FASB
mempromosikan standar akuntansi yang lebih tepat untuk lingkungan bisnis di
Amerika Serikat.
e. Securities and Exchange Commission (SEC)
 yaitu, suatu badan independen dari pemerintah Amerika yang memiliki
tanggung jawab utama untuk mengawasi pelaksanaan dari peraturan-peraturan
dibidang perdagangan efek dan mengatur pasar perdagangan pada bursa efek.
f. Dan organisasi professional lainnya.

6. SIAPA YANG BERWENANG MENETAPKAN STANDAR?


7. STANDAR AKUNTANSI YANG BERLEBIHAN

Accounting Standard Overload umumnya berhubungan dengan standar akuntansi.


Situasi berikut ini diidentifikasikan sebagai Accounting Standards Overload:

1. Standar yang terlalu banyak.


2. Standar yang terlalu rumit.
3. Tidak ada standar yang kaku, membuat pemilihan aplikasi menjadi sulit.
4. Standar bertujuan umum (general-purpose standards) yang gagal menyajikan
perbedaan diantaranya:
1. Entitas publik dan non publik.
2. Laporan keuangan tahunan dan interim.
3. Perusahaan besar dan kecil.
4. Laporan keuangan auditan dan non-auditan.
5. Standar bertujuan umum yang gagal menyajikan perbedaan kebutuhan di antara
para penyaji, pengguna dan CPA.
6. Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang terlalu kompleks atau kedua-
duanya.

A. Dampak dari standar akuntansi yang berlebihan

Standar akuntansi yang jumlahnya banyak, terlalu sempit, dan kaku dapat
berpengaruh serius dala pekerjaan akuntan, nilai informasi yang disajikan untuk para
pengguna, dan keputusan yang dibuat oleh manajer.Akuntan dapat kehilangan
orientasiya terhadap tugas yang sesungguhnya akibat bayaknya data yang diperlukan
saat memenuhi ketentuan suatu standar. Audit dapat menemui kegagalan , karena
akuntan dapat kehilangan fokus audit dan meninggalkan beberapa prosedur audit yang
penting.

B. Solusi bagi masalah akuntansi yang berlebihan

Komite khusus AICPA tentang standar akuntansi mengevaluasi berbagai


kemungkinan pendekatan berikut ini yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
tersebut:

1. Tidak ada perubahan, mempertahankan apa yang sudah ada (status quo).
2. Perubahan dari konsep yang ada sekarang yang berupa PABU tunggal dan seragam
untuk seluruh bisnis menjadi dua kelompok PABU, sehingga ada PABU tersendiri
untuk entitas tertentu, seperti untuk perusahaan kecil nonpublik.
3. Perubahan dalam PABU untuk mempermudah penerapannya dalam setiap usaha
bisnis.
4. Menentukan alternative pengungkapan dan pengukukuran yang berbeda.
5. Perubahan dla standar pelaporan CPA atas laporan keuangan.
6. Alternative terhadap PABU sebagai dasar yang sifatna pilihan dalam peyajian
laporan keuangan.
8. STRATEGI PENETAPAN STANDAR BAGI NEGARA-NEGARA
BERKEMBANG
9. Strategi penetapan standar bagi megara-negara berkembang
10. Ada 4 jenis strategi yaitu pendekatan evolusioner, pendekatan tranfer
teknologi,penggunaan standar akutansi internasional dan strategi situasional.
11. Pendekatan evolusioner
12. Diasumsikan para mitra asing akan menyesuaikan aturan-aturanya sendi mereka ingin
tetap terus membina perdagangan dengan negara tersebut dan/atau mempertahankan
operasinya.
13. Pendekatan tranfer teknologi
14. Pengembangan melalui tranfer teknologi berasal dari operasi dan aktivitas kantor
akuntan internasional , Perusahaan multinasional dan para akademisi yang berpraktik
di negara berkembang, atau berbagai perjanjian internasional dan kesepakatan kerja
sama yang meminta dilakukannya pertukaran informasi dan teknologi
15. Strategi situsional
16. Pengembangan standar akuntansi dengan didasarkan atas analisis dari prinsip-prinsip
dan praktik-praktik akuntansi di negara-negara maju terhadap latar belakang
lingkungan yang mendasarinya. Faktor-faktor tersebut adalah linguistic kultural,
politik dan hak-hak sipil, ekonomi, dan karakteristik demografis, serta lingkungan
hukum dan perpajakan negara yang bersangkutan.

17. PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI DI INDONESIA


18. PENGGUNAAN STANDAR AKUNTANSI DI NEGARA AUSTRALIA DAN DI
INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai