Anda di halaman 1dari 14

“STANDAR AKUTANSI”

DOSEN PENGAMPU :
Meirani Betriana,,SE,M.SI

KELOMPOK 4 :

• ADETIYA SYARDA RAMADHAN (2021120007)


• MIRA SARI (2021120014)
• NURHOLITA (2021120010)
• VINA RENADIKA (2021120030)
 PEMBAHASAN

• Pengertian Standar Akuntansi


• Arti Penting Standar Akuntansi
• Pihak-pihak yang terlibat dalam penetapan standar akuntansi
• Standar Akuntasi yang berlaku di Indonesia
• Hubungan Standar Akuntansi dengan Perangkat Peraturan Lainnya
• Pendekatan Penentuan Standar Akuntansi
• Masalah Bertindih (OVERLOAD) Standar Akuntansi
• Proses Penyusunan standar Akuntansi Di Indonesia 
 PENGERTIAN STANDAR AKUNTANSI

• Standar akuntansi dapat dikatakan sebagai pedoman umum


penyusunan laporan keuangan yang merupakan pernyataan resmi tentang
masalah akuntansi tertentu, yang dikeluarkan oleh badan berwenang dan
berlaku dalam lingkungan tertentu. Standar akuntansi biasanya berisi
tentang definisi, pengukuran/penilaian, pengakuan dan pengungkapan
elemen laporan keuangan. Standar akuntansi merupakan bagian dari prinsip
akuntansi berterima umum. Standar akuntans memberikan aturan-aturan
umum yang bersifat praktis untuk membantu pekerjaan akuntan.
• Menurut Financial Accounting Standard Board (FASB) medefinisikan
Standar Akuntansi sebagai berikut:
• “Standar Akuntansi adalah metode yang seragam untuk menyajikan
informasi, sehinggalaporan keuangan dari berbagai perusahaan yang
berbeda dapat dibandingkan dengan lebih mudah kumpulan konsep,
standar, prosedur, metode, konvensi, kebiasaan dan praktik yang dipilih dan
dianggap berterima umum. Standar akuntansi biasanya terdiri atas 3
bagian (Baxter, 1979)
 ARTI PENTING STANDAR AKUNTANSI

• Belkaoui (1985) mengemukakan alasan pentingnya standar akuntansi yang


relevan sebagai berikut:
• a) Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, prestasi, dan
kegiatan perusahaan. Informasi yang disusun berdasarkan standar akuntansi
yang lazim diharapkan mempunyai sifat jelas, konsisten, terpercaya, dan
dapat diperbandingkan.
• b) Memberi pedoman dan peraturan bekerja bagi akuntan publik agar mereka
dapat melaksanakan tugas dengan hati-hati, independen, dan dapat
mengabdikan keahliannya dan kejujurannya melalui penyusunan laporan
akuntan setelah melalui pemeriksaan akuntan.
• c) Memberikan data base kepada regulator tentang berbagai informasi yang
dianggap penting dalam perhitungan pajak, peraturan tentang perusahaan,
perencanaan dan pengaturan ekonomi, dan peningkatan efesiensi ekonomi,
dan peningkatan efesiensi ekonomi, dan tujuan- tujuan makro lainnya.
• d) Dapat menarik perhatian para ahli dan praktisi di bidang teori dan standar
akuntansi.
PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM STANDAR AKUNTANSI

• Terdapat empat organisasi yang berperan besar dalam pengembangan


standar akuntansi keuangan (GAAP) di A.S. adalah sebagai berikut:
• Securities and Exchange Commision (SEC)
• Dibentuknya Securities and Exchange Commision (SEC) untuk
membantu mengembangkan dan menstandardisasi informasi
keuangan yang disajikan kepada pemegang saham. SEC menjalankan
Securities Exchange Act tahun 1934 dan beberapa undang-undang
lainnya.
• American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
• American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) yaitu
organisasi profesi nasional dari Certified Public Accountant (CPA),
memiliki peran penting dalam pengembangan GAAP.
 STANDAR AKUNTANSI YANG
BERLAKU DI INDONESIA
• STANDAR AKUNTANSI YANG BERLAKU DI INDONESIA
• 1. PSAK-IFRS
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar praktik akuntansi yang
digunakan di Indonesia, yang disusun dan diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
yang dibentuk oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar ini adalah aturan baku yang mengatur
pencatatan, penyusunan, perlakuan, dan penyajian laporan keuangan dan digunakan untuk entitas
atau perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik yaitu entitas terdaftar atau dalam proses
pendaftaran di pasar modal atau entitas fidusia contohnya seperti perusahaan publik, asuransi,
perbankan, BUMN.
• 2. SAK-ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
dimaksudkan untuk digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP), yaitu entitas
yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan menerbitkan laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna
eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan
lembaga pemeringkat kredit.
• 3. Standar Akuntansi Syariah (SAS)
Standar Akuntansi Syariah (SAS) adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Syariah yang ditujukan untuk entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas
lembaga syariah maupun lembaga non syariah. Pengembangan SAS dilakukan dengan
mengikuti model SAK umum namun berbasis syariah dengan mengacu kepada fatwa MUI.
SAS ini mencakup kerangka konseptual; penyajian laporan keuangan syariah; akuntansi
murabahah; musyarakah; mudharabah; salam; istishna.
• 4. SAK EMKM
Exposure Draft Standar Akuntabilitas Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah atau
ED SAK EMKM disusun untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan entitas mikro,
kecil, dan menengah. Undang-Undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah dapat digunakan sebagai acuan dalam mendefinisikan dan memberikan rentang
kuantitatif EMKM.

• 5. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)


Standar Akuntansi Pemerintah atau SAP adalah aturan baku yang dibuat oleh Komite
Standar Akuntansi Pemerintahan atau KSAP. Aturan ini adalah prinsip-prinsip akuntansi  
yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Pemerintah yang
terdiri atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan
Permerintah Daerah (LKPD).
 HUBUNGAN STANDAR AKUNTANSI DENGAN PERANGKAT
PERATURAN LAINNYA

• Profesi Akuntansi mempunyai kaitan erat dengan FASB atau SFAS karena diatur dalam kode etik
maupun GAAP. Dalam kode etik AICPA disebutkan sebagai berikut:
• Rule 203
• ”Setiap akuntan tidak dibenarkan mengeluarkan pendapat bahwa laporan keuangan adalah wajar
sesuai dengan GAAP jika laporan tersebut tidak sesuai dengan FASB Statement & Interpretation,
atau APB Opinion, atau ARS Bulletin, kecuali jika akuntan yang bersangkutan dapat menunjukkan
bahwa dengan menggunakannya dapat menimbulkan salah pengertian.”
• Rule 204
• ”Akuntan harus menjelaskan alasan untuk tidak menggunakan pedoman FASB yang berkaitan
dengan pengungkapan informasi di luar laporan keuangan yang dipublisir seperti seperti data
tambahan untuk menyesuaikan pengaruh inflasi dalam laporan keuangan.”
• Hubungan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dengan Norma Pemeriksaan Akuntansi
(Pernyataan Standar Auditing) disebutkan dalam norma pelaporan yang pertama dengan bunyi
sebagai berikut:
• ”Laporan akuntan harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar
Prinsip Akuntansi Keuangan Indonesia.
 PENDEKATAN DALAM PENENTUAN STANDAR
AKUNTANSI
 
• Pendekatan Pasar Bebas.
Pendekatan pasar bebas dilandasi asumsi dasar bahwa informasi akuntansi
merupakan komoditas ekonomi serupa dengan barang atau jasa yang lain. Atas
dasar asumsi tersebut, jumlah informasi akuntansi yang disajikan akan
dipengaruhi oleh kekuatan permintaan dan penawaran.
• Pendekatan Regulasi.
Pendukung pendekatan regulasi berpendapat bahwa kegagalan pasar atau
asimetri informasi berkaitan dengan penyajian informasi keuangan bagi pihak
berkepentingan, dapat menurunkan kepercayaan investor. Masalah ini
kemungkinan dapat diatasi melalui regulasi.
• Teori Regulasi.
Atas dasar kelemahan yang melekat pada pendekatan pasar bebas (teori agensi)
tersebut maka fokus perhatian dalam penentuan standar akuntansi diarahkan
pada alternatif lain. Adanya berbagai krisis dalam penentuan standar mendorong
munculnya kebijakan regulasi akuntansi.
 MASALAH BERTINDIH (OVERLOAD) STANDAR
AKUNTANSI
• Standar akuntansi pada dasarnya merupakan standar yang mengatur penyajian informasi, pengukuran
transaksi dalam laporan keuangan dan pengungkapan laporan keuangan. Perkembangan dunia usaha
sangat berpengaruh terhadap perkembangan standar akuntansi. Semakin komplek kegiatan usaha
menjadikan standar akuntansi yang dikeluarkan menjadi lebih kompleks, yang mencerminkan
kompleksitas transaksi dan peristiwa yang berkaitan dengan akuntansi. Akibatnya timbul keluhan
bahwa standar akuntansi mendorong bertambahnya beban dalam penyajian laporan keuangan, terutama
bagi perusahaan kecil. Kondisi inilah yang mendorong munculnya overload standar akuntansi. Kondisi
yang mencerminkan adanya overload standar akuntansi menurut Belkaoui, (1993), adalah:
• Telalu banyak standar.
• Standar yang terlalu rinci.
• Tidak ada standar yang berjenjang (rigid) sehingga pilihan sulit dilakukan.
• Standar akuntansi bertujuan umum gagal membedakan kebutuhan penyusunan, pemakai dan akuntan
publik (pemeriksa).
• Standar akuntansi berterima umum gagal membedakan antara:
• entitas publik dan non publik;
• laporan keuangan tahunan dan interim;
• perusahaan besar dan kecil; dan
• laporan keuangan auditan dan non auditan.
• Pengungkapan yang berlebihan, pengukuran yang rumit atau keduanya.
 
 PROSES PENYUSUNAN STANDAR AKUNTANSI DI
INDONESIA
• Penyusunan standar akuntansi keuangan di Indonesia dapat dikategorikan ke dalam dua periode ,
yaitu periode sebelum kongres VIII IAI (September 1998) dan periode sesudah kongres
diputuskan perubahan mendasar dalam proses penyusunan standar akuntansi sebagai berikut .
• Periode Sebelum Kongres VIII IAI
• Organisasi dan Dana
Anggota Komite Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdiri dari 17 orang yang dipimpin oleh Ketua,
Wakil Ketua dan Sekretaris. Komite SAK bertanggungjawab kepada pengurus pusat IAI. Dalam
proses penyusunan SAK diperoleh masukan dari berbagai sumber dan proses, meliputi sumbangan,
kerjasama dengan instansi pemrintahan, perusahaan, dan proyek bantuan luar negeri ( Wolrd Bank),
maupun proyek dari Departemen Keuangan. Sebagian besar dana digunakan untuk akomodasi, tempat
rapat dan biaya pertemuan, seminar, lokakarya, serta public hearing dalam upaya sosilisasi draft
standar akuntansi yang telah dibuat.
• Due Procedures Process
Penyusunan SAK dimulai dari penyusunan agenda dan topik bahasan SAK. Beberapa topik berasal
dari usaha anggota, biasanya berkaitan dengan kebutuhan pelaporan keuangan karena transaksi
tertentu. Namun secara lebih luas topik yang didiskusikan bisa juga berasal dari hasil kerjasama atau
masukan dari organisasi atau instansi pemerintahan (Depertemen Keuangan) maupun pihak sponsor
(misalnya bank dunia). Selanjutnya topik yang telah disepakati dimasukkan ke dalam agenda dan
dibahas untuk menjadi exposure draft. Dalam pembahasan ini akan melibatkan para pakar yang
berasal dari luar komite (dari perguruan tinggi, organisasi profesi, pemerintahan terkait).
• Kemudian “ED” yang telah disetujui oleh qorum anggota diperbanyak untuk
disebarkan ke-masyarakat minimal sebulan sebelum diadakannya public
hearing. Public hearing diselenggarakan dengan maksud untuk memperoleh
masukan atau tanggapan baik secara lisan maupun tertulis, untuk
penyempurnaan “ED” tersebut. Setelah itu diadakan beberapa kali
pembahasan dan penyempurnaan. Dalam pembahasan kadang-kadang
melakukan limited hearing untuk mendengarkan pendapat atau konstituen
tertentu. Draft yang sudah disempurnakan dan dilakukan finalisasi maka
dikirim ke IAI pusat untuk disahkan. Pengurus IAI pusat kemudian
mengadakan rapat pengesahan SAK. Hasil komite SAK periode 1994-1998
adalah dengan diterbitkannya 22 PSAK baru, 3 PSAK revisi, dan 4
interpretasi PSAK dan melakukan reviu terhadap 35 SAK dalam Bahasa
Inggris.
• Periode Sesudah Kongres VIII
• Organisasi dan Dana
• Hasil kongres lainnya adalah dibentuknya Cosultative Body atau Advisory Council
yang mewakili konstituen dengan anggota sebanyak 25-30 orang. Adviosry Council
merupakan perwakilan konstituan yang mempunyai fungsi untuk memberikan arahan
dan prioritas penyusunan standar. Fungsi lain adalah memberikan pendapat pada
posisi yang diambil oleh komite untuk masalah penting dalam standar akuntansi.
Dewan ini juga mempunyai fungsi membantu pengurus pusat IAI dalam pendanaan.
Selanjutnya Komite SAK tidak lagi dipilih atau diganti setiap kali kongres, tetapi
sesuai dengan masa jabatan yang telah ditetapkan (4 tahun).
• Ketua dan anggota Komite SAK harus dibebaskan dari mencari dan penyusunan
standar akuntansi keuangan. Oleh karena itulah, tim teknislah yang membuat anggaran
biaya komite setiap tahun. Pengurus pusat dibantu oleh Dewan Pensehat (Adviosry
Council) secara bersama telah menetapkan anggaran dan menyediakan dana
berdasarkan kesepakatan antara pengurus pusat, dewan penasehat dan komite /dewan
SAK.
• Di samping itu, juga dibentuk tim teknis yang bekerja penuh waktu dengan
kompensasi memadai, dipimpin oleh direktur penelitian dengan jumlah tim yang
disesuaikan dengan jumlah alokasi dana yang tersedia dari IAI. Kompensasi anggota
harus mencerminkan konstituen, yaitu pembuat laporan, auditor, pemakai laporan,
pemerintah dan akademisi. Untuk dapat menjadi anggota Komite/Dewan SAK maka
harus memenuhi kriteria sebagai berikut.
• Pengetahuan memadai mengenai akuntansi dan pelaporan
• Tingkat intelektual, integritas dan disiplin yang tinggi.
• Temperamen judisial.
• Kemampuan untuk bekerjsama dalam suasana kolegial (keakraban).
• Kemampuan komunikasi yang baik.
• Pemahaman lingkungan bisnis dan pelaporan keuangan.
• Komitmen pada Komite SAK Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
• Komitmen untuk mencurahkan waktu pada pekerjaan Komite SAK secara sukarela
(voluntary).

• Due Procedures Process


Meskipun dipilh dan bertanggungjawab kepada pengurus Pusat IAI . Komite SAK merupakan lembaga otonomi yang
mempunyai kewenangan tertinggi dalam menentukan standar akuntansi keuangan. Akhir-akhir ini , ada beberapa
perubahan yang telah dilakukan IAI, seperti SAK dikembangkan dan disahkan oleh komite dan perlunya perbaikan
dalam due procedures process . Masa komentar terhadap “ED” diperpanjang dari minimal satu bulan menjadi paling
tidak enam (6) bulan. Publik harus diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk memb erikan tanggapan atau
komentar secara tertulis.

Anda mungkin juga menyukai