(Teori Akuntansi)
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, maka standar akuntansi merupakan suatu pedoman yang wajib
ditaati bagi mereka yang melakukan kegiatan di bidang akuntansi, dalam rangka
penyusunan laporan keuangan. Tetapi perlu diingat bahwa Standar Akuntansi
Keuangan sebagai suatu pedoman yang diikuti kebiasaan tentulah bukan
merupakan pedoman yang sifatnya universal dan berlaku mutlak sesuai
keadaan, waktu dan tempat. Standar Akuntansi Keuangan dalam
perkembangannnya tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lain, misalnya
pandangan para ahli di bidang akuntansi, perkembangan politik dan ekonomi,
peraturan pemerintah dan faktor-faktor lainnya.
Dengan demikian, maka yang perlu diketahui dari Standar Akuntansi tersebut
adalah pedoman dan petunjuk apakah yang dapat diberikan oleh Standar
Akuntansi tersebut? Standar Akuntansi dapat memberikan petunjuk tentang
bagaimanakah caranya sumber-sumber ekonomi yang ditimbulkannya dicatat
sebagai harta dan kewajiban. Jika terjadi perubahan atas harta dan
kewajiban itu bagaimanakah cara mencatatnya, kapan perubahan tersebut
dicatat serta bagaimanakah cara mengukurnya, informasi apa saja yang perlu
diungkapkan dan bagaimana cara mengungkapkannya dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan diatas, maka dapat diambil rumusan
permasalahan sebagai berikut :
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut :
BAB II
PEMBAHASAN
STANDAR AKUNTANSI
PABU ini dibentuk oleh 2 pedoman yaitu: pedoman yang ditentukan secara
resmi oleh badan yang berwenang dalam bentuk standar akuntansi atau juga
pedman-pedoman yang baik dan tengah banyak dipraktikkan dapat digunakan
sebagai acuan bila hal tersebut tidak bertentangan dengan rerangka konseptual
atau didukung berlakunya secara autoritatif.
PABU memberi batasan atau definisi berbagai elemen, pos, atau objek statemen
keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan agar tidak
terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan interpretasi oleh
pemakai.
Pengukuran
Pengakuan
Pengakuan ialah suatu jumlah rupiah (kos) kedalam system akuntansi sehingga
jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam laporan
keuangan.
Penyajian
Pengauditan
Perlu diingat bahwa PABU hanyalah satu set standar. Ada banyak ruang di dalam
PABU untuk akuntan yang tidak bermoral untuk mendistorsi angka. Jadi, bahkan
ketika sebuah perusahaan menggunakan PABU, Anda masih perlu untuk meneliti
laporan keuangannya.
Dengan adanya Standar Akuntansi yang baik, laporan keuangan menjadi lebih
berguna, dapat diperbandingkan, tidak menyesatkan dan dapat menciptakan
transparansi bagi perusahaan.
Standar akuntansi ini merupakan masalah penting dalam profesi dan semua
pemakai laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu,
mekanisme penyusunan standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan kepuasan kepada semua pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan terus-
menerus berubah dan berkembang sesuai perkembangan dan tuntutan
masyarakat. Belkaoui(1985) mengemukakan alasan pentingnya standar
akuntansi yang relevan sebagai berikut:
4. Dapat menarik perhatian para ahli dan praktisi di bidang teori dan standar
akuntansi. Semakin banyak standar yang dikeluarkan, semakin banyak
kontroversi dan semakin bergairah untuk berdebat, berpolemik, dan melakukan
penelitian.
Standar akuntansi saat ini umumnya disusun oleh lembaga resmi yang diakui
pemerintah, profesi, dan umum. Kalau di Indonesia yang berwenang menyusun
ini adalah Dewan Standar Akuntansi Keuangan yang berada di bawah naungan
IAI (Ikatan Akuntansi Indonesia). Dewan Standar Akuntansi menyerahkan hasil
kerjanya kepada Komite Pensahan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia dan
akhirnya akan ditetapkan dan disahkan dalam kongres IAI. Sementara itu, di
USA sekarang lembaga yang berwenang mensahkan standar akuntansi(standard
setting body) adalah Financial Accounting Standard Board(FASB) yang bebas
dari pengaruh profesi secara langsung. Namun, pada mulanya standar akuntansi
dilahirkan oleh AICPA. FASB mengeluarkan Statement of Financial Accounting
Standards dan Interpretation bersama dengan Accounting Research Bulletin
yang dikeluarkan oleh AICPA.
Pendekatan Regulasi
Regulator = pemerintah
D. Standar Akuntansi Dan Penentuan Standar
Mengidentifikasi istilah standar akuntansi dan penentuan standar
Standar akuntansi
Penentuan Standar
Atas dasar berbagai komentar yang diterima, maka FASB mengambil langkah
sebagai berikut:
(c) Mengajukan revisi terhadap standar yang diusulkan melalui prosedur due
process.
sejarah, norma, budaya, serta sistem politik dan ekonomi yang berbeda, yang terdapat pada tingkatan
yang beragam dalam perkembangan ekonomi. Pengaruh-pengaruh ini berinteraksi satu sama lain dan
berdampak pada perkembangan dan aplikasi praktek akuntansi keuangan dan pelaporannya.
Perusahaan multinasional yang beroperasi di banyak negara dapat memperoleh lebih dari setengah
pendapatan mereka di luar Amerika Serikat. Karena perbedaan-perbedaan tersebut, standar akuntansi
keuangan yang diaplikasikan terhadap data akuntansi yang dilaporkan oleh perusahaan-perusahaan
multinasional ini bervariasi secara signifikan antara satu negara dengan negara yang lain.
utama mereka. Dahulu, kebanyakan pengguna adalah penduduk dari negara yang sama dengan
negara perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan. Bagaimanapun juga, penyatuan perusahan
dan organisasi multinasional seperti European Union (EU), GATT, dan NAFTA telah membuat pelaporan
menghendaki penggunanya untuk memahami praktek akuntansi yang diterapkan oleh sutu
perusahaan, bahasa negara di mana perusahaan tersebut berkedudukan, dan mata uang yang
digunakan perusahaan untuk menyiapkan laporan keuangannya. Jika investor dan kreditor tidak dapat
meperoleh informasi keuangan yang dapat dimengerti tentang perusahaan yang beroperasi di luar
negeri, mereka tidak akan tertarik untuk berinvestasi atau meminjamkan uang kepada perusahaan
tersebut. Sebagai hasilnya, dilakukan usaha untuk menyelaraskan standar akuntansi di antara negara-
negara tersebut.
Salah satu masalah utama yang saat ini sedang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan Amerika
Serikat adalah kemampuan mereka untuk bersaing dalam perekonomian global dengan pelaporan
keuangan antarnegara. Pada bagian berikutnya, kami menjelaskan beberapa isu yang harus
Paparan pertama perusahaan terhadap akuntansi internasional sering terjadi sebagai hasil dari
pembelian atau penjualan barang dagangan dengan entitas asing. Perdagangan international ini
menimbulkan beberapa masalah yang unik. Pertama, terdapat kemungkinan timbulnya gain atau loss
dari kurs mata uang yang terjadi karena adanya perbedaan waktu pemesanan, penerimaan barang,
dan pelunasan pembayaran. Oleh karena itu, perubahan nilai relatif mata uang memberikan risiko
yang lebih tinggi terhadap timbulnya gain atau loss dari kurs mata uang. Kemudian, sangat sulit untuk
memperoleh informasi kredit internasional dan mengevaluasi likuiditas dan solvensi perusahaan dari
laporan keuangannya terlebih dengan penggunaan bahasa dan/atau prinsip akuntansi yang berbeda.
Meningkatnya perdagangan antar negara, penting bagi perusahaan menciptakan divisi internasional,
dan juga mengembangkan keahlian akuntansi internasional. Pada akhirnya, perusahaan berharap
dapat meningkatkan modal di pasar asing. Sehingga, perusahaan tersebut harus menyiapkan laporan
keuangannya dengan cara yang dapat diterima dan sesuai dengan perdagangan saham asing. Dalam
banyak kasus, laporan yang disiapkan sesuai dengan GAAP AS tidak dapat diterima dalam pendaftaran
dokumen perdagangan internasional, tetapi di lain kasus, seperti di Kanada dan Jepang, prinsip-
Kebudayaan suatu negara memperngaruhi tidak hanya praktek bisnis tetapi juga prosedur
akuntansinya. Hofstede mengemukakan definisi yang diterima luas tentang kebudayaan sebagai
pemrograman pikiran yang kolektif yang membedakan satu kategori orang dengan yang lainnya. Dia
Konfusius, Slavia, Afrika, dan Amerika Latin. Namun, klasifikasi praktek akuntansi berdasarkan
kebudayaan terlalu sederhana karena banyak negara memiliki lebih dari satu suku dan banyak sistem
terdahulu.
Tingkat perkembangan sistem akuntansi sebuah negara juga dipengaruhi oleh dampak lingkungan
seperti tingkat pendidikan secara keseluruhan, jenis sistem politik, jenis sistem hukum, dan ukuran
oleh Revolusi Industri dan kebutuhan untuk memperoleh sumber modal pribadi. Sebagai hasilnya,
informasi akuntansi keuangan dibutuhkan untuk menyediakan informasi profitabilitas dan pelayanan
kepada investor dan kreditor. Di lain pihak, standar akuntansi di Rusia tidak terlalu berkembang.
Aslinya, ekonomi Rusia direncanakan secara terpusat dan sebagai hasilnya, diperlukan standar
akuntansi yang seragam. Sebagai negara dengan ekonomi pasar yang sedang berkembang, Rusia
menemukan bahwa standar-standar akuntansi ini tidak lagi berguna, dan standar baru sedang
dikembangkan.
1. Tingkat Pendidikan
Terdapat kecenderungan adanya korelasi langsung antara tingkat pendidikan yang dimiliki penduduk
suatu negara dengan perkembangan praktek pelaporan akuntansi keuangan di negara tersebut.
Karakteristik faktor-faktor lingkungan ini mencakup (1) tingkat melek huruf di negara tersebut; (2)
persentase populasi yang telah lulus sekolah dasar, sekolah menengah, dan pendidikan; (3) orientasi
sistem pendidikan (persiapan dunia kerja, profesional, dan lain-lain); dan (4) kesesuaian sistem
pendidikan dengan kebutuhan ekonomi dan sosial negara tersebut. Negara-negara dengan
masyarakat yang terdidik dengan lebih baik bisa diasosiasikan dengan sistem akuntansi keuangan
2. Sistem Politik
Jenis sistem politik (sosialis, demokrasi, totaliter, dan lain-lain) dapat mempengaruhi perkembangan
standar dan prosedur akuntansi. Sistem akuntansi di sebuah negara dengan ekonomi terpusat akan
berbeda dengan sistem akuntansi dengan ekonomi berorientasi pasar. Sebagai contohnya,
dampak sosial dan analisis manfaatbiaya di samping informasi tentang profitabilitas dan posisi
keuangan.
3. Sistem Hukum
Ukuran di mana hukum sebuah negara menetapkan praktek akuntansi dapat mempengaruhi kekuatan
profesi akuntansi negara tersebut. Ketika pemerintah memberlakukan prosedur dan praktek
akuntansi, otoritas profesi akuntansi biasanya bersifat lemah. Kebalikannya, penetapan kebijakan
akuntansi nonlegal oleh organisasi profesional adalah karakteristik negara-negara dengan common
law.
4. Perkembangan Ekonomi
Tingkat perkembangan ekonomi suatu negara mempengaruhi baik perkembangan maupun aplikasi
praktek pelaporan keuangan. Negara-negara dengan tingkat perkembangan ekonomi yang rendah
relatif akan memiliki kebutuhan yang lebih rendah untuk sistem akuntansi yang lebih rumit daripada
akuntansi negara berdasarkan dampak perbedaan lingkungan bisnis, adalah sebagai berikut.
3. Jerman/ Jepang
5. Skandinavia
6. Israel/ Meksiko
7. Amerika Selatan
10. Komunis
Kemudian, komite American Accounting Association menyatakan bahwa praktek akuntansi di seluruh
dunia dapat dikelompokkan menurut jangkauan pengaruhnya. Komite ini mengindikasikan bahwa lima
1. Inggris
2. Prancis-Spanyol-Portugis
3. Jerman-Belanda
4. Amerika Serikat
5. Komunis
Perjanjian terkini seperti EU, GATT, NAFTA, dan perubahan sistem ekonomi di Eropa Timur telah
1. Amerika Serikat
Standar akuntansi keuangan untuk kelompok ini sudah berkembang terutama di sektor privat, dan
hasilnya menjadi set standar akuntansi yang relatif bersifat membatasi. Jangkauan pengaruh di
Amerika Serikat meliputi Kanada, Meksiko, Venezuela, dan Amerika Tengah. Perjanjian dalam NAFTA
secara tidak terbantahkan akan menghasilkan standardisasi prinsip akuntansi di antara negara-negara
ini.
2. Inggris/ Belanda
Kelompok ini hampir menyerupai kelompok AS; bagaimanapun juga, kelompok ini disifati oleh standar
akuntansi yang relatif sedikit restriktif. Di samping Inggris dan Belanda, kelompok ini mencakup
Irlandia, Israel, dan koloni lama Inggris di India, Selandia Baru, dan Amerika Selatan.
Perusahaan-perusahaan dalam kelompok ini bergantung pada bank untuk menyuplai kebanyakan
kebutuhan modal mereka; Sebagai hasilnya, praktek akuntansi konservatif sudah berkembang.
Negara-negara dalam kelompok ini adalah kebanyakan negara-negara Eropa Barat dan Jepang.
4. Amerika Selatan
Kecuali Brazil, negara-negara di kawasan ini memiliki bahasa dan warisan budaya yang sama. Sebagai
tambahan, pelaporan akuntansi dalam kelompok ini umumnya memasukkan informasi sebagai
dampak inflasi. Seluruh negara Amerika Selatan kecuali Venezuela, yang mengikuti GAAP AS,
Kelompok negara-negara yang dianggap kecil ini berbagi kebutuhan untuk mengembangkan standar
akuntansi untuk ekonomi yang sedang berkembang. Banyak negara ini yang dahulunya merupakan
jajahan negara-negara Eropa dan sekarang sedang mengembangkan standar akuntansi untuk
memenuhi kebutuhan sitem ekonomi mereka. Negara-negara yang tergolong dalam kelompok ini
adalah kebanyakan negara-negara Afrika (kecuali Afrika Selatan) dan negara-negara Timur Jauh.
Perubahan besar dari politik di Eropa Timur pada tahun 1980-an berdampak pada kebutuhan untuk
mengembangkan standar dan praktek akuntansi yang berbeda untuk memenuhi kebutuhan sistem
ekonomi yang turut berubah. Negara-negara ini mengubah praktek akuntansi mereka dari ekonomi
terpusat menjadi ekonomi pasar. Mereka adalah hampir seluruh negara Eropa Timur yang dulunya
berada di bawah jangkauan pengaruh Uni Soviet sebelum disintegrasi berdasarkan Pakta Warsawa.
7. Komunis
Negara-negara komunis yang masih ada menggunakan sebuah sistem akuntansi yang didesain untuk
berperan dalam perencanaan sentral. Negara-negara dalam kelompok ini adalahChina, Korea Utara
dan Kuba.
Praktek-praktek akuntansi yang spesifik berbeda antarnegara sebagaimana antarkelompok. Tabel 3.2
Sebuah perusahaan yang mengeluarkan laporan keuangan kepada pengguna di luar negeri bisa
1. Laporan keuangan yang sama untuk semua pemakai laporan keuangan (domestik dan
luar negari).
pemakai luar negeri, dalam bahasa yang digunakan di negara pemakai tersebut.
3. Melakukan translasi atas laporan keuangan yang dikirimkan ke pihak pemakai luar
negeri, sesuai dengan mata uang yang digunakan di negara pemakai laporan tersebut.
dunia luas.
Penyusunan laporan keuangan untuk pengguna di negara lain dengan menggunakan lima opsi yang
tersebut di atas semakin giat menyarankan pelaporan keuangan antarnegara. Komite Standar
1973 untuk mengembangkan standar akuntansi yang diterima secara luas di dunia. IASC adalah
badan sektor privat independen, yang tujuannya adalah untuk mencapai keseragaman prinsip
akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan yang diterima masyarakat dunia. Anggota asli
Dewan IASC adalah badan-badan akuntansi dari sembilan negara: Australia, Kanada, Prancis, Jepang,
Meksiko, Belanda, Inggris, Amerika Serikat, dan Jerman Barat. Sejak 1983, angota-anggota IASC
memasukkan seluruh badan akuntansi profesional yang menjadi anggota Federasi Akuntan
Internasional. Badan ini terdiri dari 134 organisasi pendukung di 104 negara. Kebanyakan organisasi
ini adalah asosiasi profesional akuntan publik yang berlisensi; Sebagai hasilnya, keanggotaan IASC
IASC Agreement and Constitution memberikan otoritas untuk menyebarluaskan standar-standar untuk
penyampaian laporan keuangan yang diaudit oleh anggota dari organisasi tersebut. Konstitusi IASC
juga membentuk peraturan untuk menyebarluaskan penerimaan seluruh dunia terhadap standar-
standar IASC. Persyaratan ini muncul karena banyak negara tidak mempunyai program untuk
mengembangkan standar akuntansi dan karena terdapat kebutuhan untuk menyesuaikan perbedaan
di antara standar tiap-tiap negara. Banyak pengamat menetapkan penyesuaian yang diharapkan
karena adanya kebutuhan untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan asing. Pembuatan
keputusan yang telah dikembangkan akan terjadi karena tidak akan terlalu penting lagi untuk
menerjemahkan laporan keuangan asing dan karena perbandingan yang akan dikembangkan.
Walaupun banyak perbedaan praktek pelaporan keuangan dunia bisa dijelaskan oleh perbedaan
lingkungan antarnegara, beberapa perbedaan tidak demikian. IASC berupaya untuk menyesuaikan
perbedaan-perbedaan yang tidak bisa dijelaskan oleh perbedaan lingkungan. Tujuan IASC adalah
penerimaan dan pengamatan yang diterima luas. Anggota IASC setuju untuk mendukung standar-
standar tersebut dan mengeluarkan kemampuan terbaik mereka untuk meyakinkan bahwa laporan
keuangan yang dipublikasikan sesuai dengan standar tersebut, untuk memastikan auditor
menegakkan standar tersebut, dan untuk melakukan pendekatan dengan pemerintah, bursa saham,
Tujuan asli IASC adalah untuk menghindari detail kompleks dan berkonsentrasi pada standar dasar.
Proses penyusunan standar IASC sama dengan yang diikuti oleh FASB dan mencakup enam tahap
berikut:
2. Steering committee mengidentifikasi dan meriview isu akuntansi yang terkait dengan
3. Komentar dewan atas point outline dan direviu kembali oleh Steering Committee
4. Steering Committee mereviu komentar atas draft dan menyiapkan Final Statement of
Principles
5. Steering Committee membuat draft Exposure Draft dan meminta persetujuan dewan
Sangat kontras dengan standar yang dikeluarkan oleh FASB, Standar Akuntansi Internasional (IASs)
kadang-kadang mengizinkan dua perlakuan akuntansi untuk kejadian dan transaksi akuntansi. Dalam
beberapa kasus, perlakuan yang lebih disukai diistilahkan sebagai perlakuan benchmark/standar,
sementara yang lain disebut sebagai perlakuan alternatif. Aslinya, IASC tidak menjelaskan perbedaan
di antara dua jenis perlakuan ini; meskipun demikian, pada Desember 1995 dikeluarkanlah IASC
Dewan telah memutuskan bahwa seharusnya digunakan istilah BENCHMARK (standar) daripada
PREFERRED (lebih disukai) [yang diajukan dalam IAS No 32, p.2] dalam beberapa kasus di mana hal
ini berlanjut pada pembolehan pilihan perlakuan akuntansi untuk kejadian dan transaksi. Istilah
BENCHMARK merefleksikan tujuan Dewan untuk mengidentifikasikan titik referensi ketika membuat
tersedia dalam standar, mengeliminasi perlakuan alternatif akan mengurangi tingkat komparasi
dengan GAAP AS, dalam kasus ini misalnya ketika perlakuan alternatif tersebut lebih mirip dengan
GAAP AS.
Perbedaan tambahan dalam penyusunan standar oleh IASC yaitu tidak diterbitkannya implementasi
atas standar yang mereka susun, dan IASC melarang stafnya memberikan pemaknaan dari standar
tersebut karena keterbatasan sumber daya. IASC telah dikritik atas hal tersebut, dan menyarankan
regulator dan badan profesi untuk membuat prosedur dalam penginterpretasian standar untuk
mempelajari:
2. Sifat dari badan yang membuat interpretasi (apakah badan atau komite)
3. Proses dari penerbitan interpretasi mencakup pertanyaan: apakah atas isu yang beredar
Kemudian dibentuklah Standing Interpretations Committee (SIC) yang terdiri dari 12 anggota dari
beberapa negara, yang sampai saat ini telah menghasilkan lebih dari 20 interpretasi.
Standar akuntansi internasional digunakan dalam berbagai cara. IASC memperhatikan bahwa standar-
standarnya digunakan:
nasionalnya
4. Digunakan oleh pihak yang berwenang untuk mengatur perusahaan domestik dan
perusahaan asing
5. Digunakan oleh perusahaan-perusahaan itu sendiri
menyediakan IAS yang dapat digunakan dalam penawaran sekuritas multinasional. Baru-baru ini,
beberapa bursa saham di beberapa negara mensyaratkan atau memperbolehkan perusahaan yang
mengeluarkan saham untuk menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan IAS.
IASC tidak mempunyai kekuasaan memaksa dan harus berlandaskan pada usaha terbaik dari
pembentukan peraturan akuntansi bervariasi dari negara yang satu ke negara yang lain. Di beberapa
negara, seperti Prancis dan Jerman, kekuatan dan detil hukum perusahaan memberikan ruang bagi
pengaruh badan-badan akuntansi. Di negara lain, seperti Inggris, Kanada, dan Australia, standar
akuntansi diatur oleh badan profesional yang dimiliki IASC. Di AS, dua badan yang secara langsung
berkonsentrasi pada pengaturan standar, yaitu FASB dan SEC, bukanlah anggota IASC.
Perjanjian dan tindakan IASC tidak mengakomodasi perbedaan nasional. Oleh karena itu, setiap
negara memiliki kelompok pengguna informasi keuangan sendiri (pemilik, kreditor, debitor, pegawai,
pemerintah, dan lain-lain), semua yang beroperasi di dalam lingkungan budaya, sosial, hukum, politik,
dan ekonomi. Pengguna-pengguna tersebut juga mungkin memiliki kepentingan yang relatif berbeda
dari negara ke negara, menciptakan variasi peran akuntansi keuangan dari negara ke negara.
IASC mengeluarkan 41 standar dan IASB telah mengeluarkan 8 IFRS yang mencakup isu-isu seperti
pengungkapan kebijakan akuntansi, laporan arus kas, depresiasi, informasi yang harus di ungkapkan,
informasi perubahan posisi keuangan, unsusual item, prior period items dan perubahan kebijakan
akuntansi, penelitian dan pengembangan, pajak atas income, foreign exchange, kombinasi bisnis, dan
Isu Terbaru
Pada pertengahan 1990, IASC berpartner dengan IOSCO untuk bekerjasama dalam mendorong
transaksi saham di seluruh dunia agar menerima laporan keuangan yang disiapkan dengan
menggunakan standar dari IASB.Untuk meraih tujuan ini, IASB diminta untuk menyelesaikan sebuah
program kerja yang komprehensif dalam membuat atau memperbaiki IAS yang dapat diterima oleh
IOSCO. IOSCO mengindikasikan bahwa kesuksesan IASC dalam menyelesaikan program tersebut
dapat menyebabkan penyebarluasan suatu set inti standar yang komprehensif untuk pendaftaran
saham lintas batas. Hal itu juga dapat memungkinkan IOSCO untuk mempertimbangkan penggunaan
Standar Akuntansi Internasional untuk tujuan pendaftaran saham di semua pasar modal global.
IOSCO telah meresmikan penggunaan pernyataan IASC mengenai arus kas dan mengindikasikan
bahwa standar standar IASC yang lain sudah memadai, hal ini membuktikan standar inti yang lain
telah diselesaikan dengan sukses. Beberapa isu yang dibahas dalam program kerja adalah instrumen
keuangan, pajak penghasilan, aset tidak berwujud, laporan per segmen, laba per lembar saham
(earning per share), biaya keuntungan pegawai (employee benefit cost), laporan interim, operasi yang
tidak dilanjutkan (disontinued operation), hal yang mungkin terjadi (contingency), dan lease. Awalnya
program ini di targetkan selesai pada Desember 1999, namun pada tahun 1996 direksi IASC
Pada saat penyelesaian proyek, IOSC menelaah standar yang telah direvisi untuk menentukan apakah
akan merekomendasikan penggunaannya pada para anggota IOSC untuk tujuan pencarian modal
secara lintas batas. IOSCO mengidentifikasi beberapa standar yang masih berpotensial untuk
dikembangkan; sebagai hasilnya, IASC mengadakan Proyek Pengembangan untuk mengurangi atau
menghilangkan alternatif, peraturan yang berlebihan (redundancy), dan konflik dengan standar yang
telah ada dan untuk melakukan pengembangan lain pada standar. Penyelesaian yang cepat dari
proyek ini terlihat krusial ketika negara anggota Uni Eropa (EU) mengadopsi standar internasional
Pada tanggal 17 Desember 2003, IASB mempublikasikan 13 Standar Akuntansi Internasional (IAS)
yang telah direvisi, menerbitkan 2 standar baru, mengumumkan pemberitahuan mengenai penarikan
standarnya pada akuntansi level-harga (price-level accounting). Revisi dan standar baru yang
diterbitkan menandakan bahwa Proyek Pengembangan yang dilakukan oleh IASB tersebut hampir
selesai.Proyek tersebut membahas kecemasan, pertanyaan, dan kritik yang berasal dari otoritas
pengatur sekuritas dan pihak lain yang tertarik dengan IAS yang telah ada.
Proyek Pengembangan merupakan elemen utama dari strategi IASB untuk meningkatkan kualitas dan
konsistensi dari laporan keuangan secara umum dan IAS yang telah ada. Minat atas pelaporan yang
lebih baik melalui konvergensi membuat proyek tersebut menarik praktik terbaik dari seluruh dunia.
Proyek tersebut telah menghilangkan beberapa pilihan yang ada dalam IAS yang keberadaannya
menyebabkan ketidakpastian dan penurunan tingkat komparabilitas. Proyek ini diuntungkan dari
masukan yang berasal dari pelaku pasar secara luas, termasuk pembuat peraturan melalui Organisasi
Internasional untuk Komisi Sekuritas, pembuat standar nasional, Dewan Penasihat Standar IASB, dan
pihak lain. IASB juga menerbitkan 5 IFRS. Standar baru ini dan amandemen terhadap berbagai IAS
akan didiskusikan pada bab yang berhubungan dengan masing-masing isu. Kemudian, pada tahun
2005, Komite Tekhnik IASCO menegaskan kembali dukungannya terhadap pengembangan dan
penggunaan IFRS sebagai standar internasional berkualitas dalam pendaftaran dan penawaran lintas
(multinational issuers) menggunakan IFRS dalam penawaran dan pendaftaran lintas batas,
sebagaimana ditambahkan dalam rekonsiliasi, pengungkapan, dan intepretasi bila dipandang perlu
untuk membahas isu dasar yang luar biasa pada tingkat nasional atau regional.
Sesuai keputusan yang dibuat oleh berbagai negara dan organisasi untuk mengadopsi IFRS, lebih dari
19 negara akan mengharuskan atau mengijinkan penggunaan penggunaan IFRS dalam beberapa
tahun mendatang. Sebagai contoh, seperti dibahas diatas, sejak Januari 2005, semua perusahaan EU
yang terdaftar dalam pasar EU diharuskan menggunakan IFRS sebagai dasar penyusunan pelaporan
keuangannya. Sebagai tambahan, banyak negara yang bukan anggota EU, seperti Australia, Cina,
Israel, dan Selandia Baru, mengkonvergensi standar nasionalnya baik sebagian maupun seluruhnya
dengan IFRS. Pada Januari 2006, Dewan Standar Akuntansi Kanada meratifikasi rencana selama 5
tahun untuk mengkonvergensi PABU Kanada dengan IFRS, dan Cina juga mengumumkan rencana
konvergensi, banyak perusahaan di seluruh dunia akan mengadakan peralihan dalam laporan
keuangan dengan mengubah praktik akuntansi nasional menuju penggunaan standar akuntansi yang
Untuk membantu proses implementasi, pada tahun 2006 IASB mengumumkan bahwa IASB tidak
mewajibkan penerapan IFRS yang sedang dikembangkan atau yang sebagian besarnya sedang
diamandemen ke dalam IFRS yang telah berlaku sebelum tanggal 1 Januari 2009. Penundaan standar
baru hingga 2009 akan memberikan waktu selama 4 tahun untuk stablitas bagi perusahaan yang
mengadopsi IFRS di tahun 2005. Sebagai tambahan, penetapan tanggal 1 Januari 2009 sebagai
standar baru akan memberikan target yang jelas bagi negara yang akan mengadopsi IFRS. Pada
tahun 2009 juga diharapkan usaha bersama antara FASB dan IASB akan meniadakan keharusan
rekonsiliasi bagi perusahaan non-AS yang menggunakan IFRS dan terdaftar di AS.
Untuk membantu perusahaan merubah standarnya ke IFRS, dan supaya pengguna laporan keuangan
perusahaan mengerti efek dari penerapan standar yang baru, IASB mengeluarkan IFRS No. 1 Adopsi
Standar Pelaporan Keuangan Internasional untuk yang Pertama Kalinya (didiskusikan lebih lanjut di
bab ini) yang menjelaskan apa yang harus dilakukan sebuah entitas dalam masa transisi ketika
RESTRUKTURASI IASC
Pada tahun 1998 IASC mengarahkan upaya baru yang bertujuan untuk menempatkan standar. Pada
akhirnya, IASC Board membuat Strategy Working Party untuk mempertimbangkan apa seharusnya
strategi dan struktur IASC untuk menghadapi tantangan yang baru. Pada bulan Desember 1998,
kelompok ini menerbitkan Discussion Paper yang berjudul Shaping the IASB for the Future, yang
merupakan proposal untuk perubahan struktur IASC. Selama awal 1999, tanggapan terhadap proposal
diterima dan laporan final diterbitkan. Pada Maret 2000, IASB Board menyetujui konstitusi baru untuk
merestrukturisasi IASB. Berikut ini adalah rangkuman dari poin-poin yang ditulis dalam dokumen
tersebut.
Beberapa faktor yang telah memberi kontribusi pada kebutuhan terhadap pendekatan baru dalam
dalam pendataan dan investasi lintas batas. Isu ini telah mengarahkan kepada usaha-usaha
sekuritas lintas batas dan untuk mencapai komparabilitas yang lebih besar dalam pelaporan
keuangan.
2. Upaya organisasi global (seperti WTO) dan badan regional (seperti EU, NAFTA,
MERCOSUR [ pasar bagi negara Argentina, Brazil, Paraguay, dan Uruguay], dan APEC)
akuntansi nasional.
6. Peningkatan permintaan penggwuna akan jenis informasi keuangan dan kinerja lainnya
yang baru.
7. Perkembangan baru dalam distribusi elektronik informasi keuangan dan kinerja lainnya.
8. Pertumbuhan kebutuhan akan informasi keuangan dan kinerja lainnya yang relevan dan
dapat diandalkan, baik dalam negara yang dalam transisi dari ekonomi terencana ke
Sebagai hasilnya, permintaan terhadap standar akuntansi global yang berkualitas tinggi dan
IASC terutama bertindak sebagai penyelarasbadan yang memilih perlakuan akuntansi yang telah
ada pada tingkat nasional di beberapa negara dan meminta dukungan global dari perlakuan tersebut,
mungkin dengan beberapa perubahan. Kemudian IASC mulai menggabungkan peran tersebut dengan
peran sebagai katalisatorkoordinator prakarsa nasional dan pemrakarsa usaha baru tingkat nasional.
Ke depannya, peran IASC sebagai katalisator dan inisiator harus lebih menonjol dan penting bagi IASC
berkualitas tinggi, transparan, dan dapat dibandingkan yang akan membantu pelaku pasar
IASC, bekerja sama dengan pembuat standar nasional, harus melakukan setiap usaha untuk
mempercepat konvergensi antara standar akuntansi nasional dan internasional. Sasaran konvergensi
bagi tiap negara di dunia untuk melaporkan informasi yang berkualitas tinggi, transparan, dan dapat
dibandingkan yang akan membantu pelaku pasar modal dan lainnya untuk membuat keputusan
ekonomi. Sampai tahap akhir ini, IASC harus terus menggunakan kerangka konseptual yang telah
disetujui (Kerangka Persiapan dan Penyajian Laporan Keuangan didiskusikan di bagian berikutnya).
Tujuan jangka pendek IASC adalah untuk membuat konvergensi standar akuntansi nasional dan
internasional dengan solusi berkualitas tinggi. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah
keseragaman global, yaitu perangkat tunggal standar akuntansi berkualitas tinggi untuk semua
perusahaan bisnis terdaftar dan yang signifikan secara ekonomis lainnya di seluruh dunia.
dibutuhkan sehingga IASC dapat mengantisipasi tantangan-tantangan baru yang menghadang dan
mengatasinya secara efektif. Berikut ini diidentifikasikan sebagai isu yang perlu diperhatikan:
1. Kerja sama dengan pembuat standar akuntansi nasional. IASC harus bekerja sama
dengan pembuat standar nasional sehingga IASC dapat bersinergi dengan badan tersebut
untuk mempercepat konvergensi antara standar akuntansi nasional dan internasional yang
diperbandingkan sehingga dapat membantu partisipan di pasar modal dan pihak-pihak lain
2. Partisipasi yang lebih luas dalam IASC Kelompok Negara dan organisasi yang lebih besar
harus mengambil peran dalam IASC Board tanpa mendilusi kualitas kerja IASC.
Committee harus menjadi tanggung jawab anggota yang beragam, sementara memastikan
mana pembuat standar nasional akan memainkan peranan besar dalam pengembangan
standar akuntansi internasional untuk disetujui IASC Komite ini juga bertanggung jawab
untuk menyetujui penerbitan Interpretasi SIC final yang dibuat oleh Standing
Interpretations Committee.
Advisory Committee, yang bertindak sebagai saluran komunikasi dengan pembuat standar
3. IASC Board seharusnya diperluas dari 16 menjadi 25 negara dan organisasi, tanpa
4. Advisory Council yang sekarang seharusnya digantikan oleh 12 trustees (tiga ditunjuk
oleh International Federation of Accountant, tiga oleh organisasi internasional lain, dan
enam oleh trustees untuk merepresentasikan dunia secara luas). Trustees akan menunjuk
kegiatan IASC.
FASB Reaction
The Financial Accounting Foundation (FAF) dan The Financial Accounting Standard Board (FASB)
dikelilingi oleh organisasi yang menerima undangan IASC untuk berkomentar pada Discussion Paper.
Posisi mereka agak kritis dan termasuk dalam poin-poin berikut ini.
Karena posisi IASC sekarang adalah sebagai organisasi pengatur standar international, kebutuhan
restrukturisasi proses dan struktur pengaturan standar akuntansi international memberikan peluang
kepada IASC untuk mendirikan pengatur standar akuntansi international yang berkualitas yang akan
sukses dalam jangka panjang. FAF dan FASB percaya proses restrukturisasi semestinya menghasilkan
proses dan struktur pengaturan standar yang mewujudkan delapan (8) fungsi dan lima (5) karakter.
Delapan fungsi inti dari standar international yang berkualitas yaitu leadership, innovation, relevance,
responsiveness, objectivity, acceptability and credibility, undertandability, dan accountability. Dan lima
karakter inti pengatur standar akuntansi internasional adalah badan pengambil keputusan yang
independen, proses yang memadai, memadai, staf yang qualified secara teknis, pendanaan yang
Struktur IASC yang ada belum memadai dalam mewujudkan hal tersebut diatas dalam mencapai
tujuan, terdapat beberapa are yang menjadi perhatian di dalam Discussion Paper yang seharusnya
1. The Standards Development Committee (SDC) haruslah menjadi badan otonom yang dan
2. Dewan IASC seharusnya menerapkan strong avisory role dalam proses penyusunan
standar.
3. Dewan trustees harus bertanggung jawab atas (1) penunjukan (appointing) SDC dan
anggota dewan IASC, meriviu dan mengesahkan penunjukan dan memperbarui perwakilan
dalam IASC. (2) melatih, mengawasi dan mengevaluasi SDC dan dewan IASC (3)
meningkatkan pendanaan.
4. Staf IASC seharusnya dilengkapi dengan staf dari organisasi level nasional.
Sebagai tambahan, are yang harus di perbaiki dan diperkuat adalah:
4. Issu lainnya seperti, komposisi dan area dari keanggotaan SDC dan IASC, rotasi anggota
dan kursi permanen dari SDC, IASC Board, dan dewan trustee dan koordinasi antar anggota
Dalam menangani area ini, FASB mengindikasikan IASC harus mengemukaan dengan jelas rencana
jangka panjang dalam pencapaian struktur dan proses penyusunan standar akuntansi internasional
yang ideal. IASC harus mengakui bahwa proposalnya merupakan langkah awal dalam evolusi
akuntansi internasional. Isu ini disampaikan lebih lanjut oleh FASB dalam Position papernya
Pada Februari 2000, SEC meminta perusahaan AS untuk berkomentar tentang apakah perusahaan
asing dapat diperbolehkan untuk mendaftarkan sahamnya di pasar modal AS dengan menggunakan
standar akuntansi internasional. Sekarang, perusahaan asing yang ingin mendaftar di pasar modal AS
harus merubah pernyataan keuangannya sehingga merefleksikan PABU yang berlaku. Rekonsiliasi ini
dilakukan dengan mengisi Formulir 20-F dari SEC dalam jangka waktu enam bulan sejak akhir tahun
fiskal perusahaan. Pada saat ini, hanya sekitar 1000 perusahaan asing yang terdaftar di pasar modal
AS karena dibutuhkan biaya yang tinggi untuk merubah pernyataan keuangannya ke dalam PABU AS.
Saat ini, SEC secara konsisten mengambil posisi bahwa memperbolehkan perusahaan asing untuk
mendaftar menggunakan standar selain PABU AS menyebabkan hilangnya perlindungan investor dan
terjadinya sistem pengungkapan ganda, satu untuk pendaftar domestik, satu lagi untuk pendaftar
asing. Sejauh ini, hanya terdapat sedikit bukti empiris untuk mengevaluasi posisi SEC. Suatu
penelitian menemukan bukti campuran bahwa rekonsiliasi Formulir 20-F ditemukan mempunya nilai
relevansi dan jumlah laba dibawah IAS dan PABU AS dinilai secara berbeda oleh pasar. Bagaimanapun
juga, penelitian ini tidak menemukan perbedaan penilaian pasar terhadap laba per lembar saham.
Halaman Web buku ini untuk bab 3 berisi bagian dari rekonsiliasi Formulir 20-F untuk Cadbury
Schweppes. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan domestik di pasar Inggris yang memasarkan
dan memproduksi permen, minuman ringan, dan produk lainnya untuk dijual diseluruh dunia.
Produknya antara lain Dr Pepper, Schweppes, Canada Dry, A&W, dan Squirt Internationally, dan Seven
Up, dan minuman ringan Motts yang hanya dijual di pasar Amerika Serikat. Cadbury Schweppes ingin
menjual sekuritasnya di pasar Modal AS; konsekuensinya, Cadbury Schweppes harus menyiapkan
rekonsiliasi Formulir 20-F yang menyesuaikan pernyataan keuangannya agar sesuai dengan PABU AS.
Catatan kaki 40 dari pernyataan keuangan Cadbury Schweppes tahun fiskal 2006, mengungkapkan
Formulir 20-F perusahaan, berisi penjelasan mengenai efek terhadap laba dari perbedaan PABU
Inggris dan PABU AS. Penjelasan ini mengemukakan bahwa laba tahun 2006 yang dilaporkan
menggunakan PABU AS sebesar 1,034 juta atau 131 juta lebih kecil dari yang dilaporkan dengan
menggunakan PABU Inggris; laba tahun fiskal 2005 2006 yang dilaporkan menggunakan PABU AS
sebesar 585 juta atau 191 juta lebih kecil dari yang dilaporkan dengan menggunakan PABU Inggris.
SEC berada dibawah tekanan yang meningkat untuk menerima peraturan akuntansi internasional
karena investor diseluruh dunia membutuhkan bantuan dalam mengartikan pernyataan keuangan dari
berbagai perusahaan yang menggunakan aturan akuntansi yang berbeda. Rekonsiliasi Formulir 20-F
untuk Cadbury Schweppes mengilustrasikan masalah ini. Juga telah dilaporkan bahwa perusahaan
PABU AS untuk menyelesaikan proses merger dengan Chrysaler. Pasar modal New York, yang akan
diuntungkan dengan tambahan pendaftar asing, mendukung usaha internasional. Penelitian terakhir
Bagaimanapun juga, SEC sepertinya tidak akan mengijinkan penggunaan standar internasional dalam
waktu dekat. Mantan Sekretaris Bendahara Robert Rubin dan mantan Pemimpin Federal Reserve Alan
Greenspan mengkritik aturan akuntansi internasional yang sekarang sebagai akuntansi yang buruk,
dan mereka mengindikasikan bahwa kesulitan keuangan yang dialami Brasil dan Rusia pada akhir
1990 sebagian disebabkan oleh kebijakan pengungkapan akuntansi yang buruk. Juga sulit untuk
meramalkan bahwa perusahaan AS, akan mengijinkan aturan yang tidak begitu ketat untuk
perusahaan asing dalam berkompetisi untuk mendapatkan sumber modal yang tersedia di AS.
Terakhir, aturan akuntansi internasional tidak memiliki mekanisme penegakan standar seperti SEC,
dan investor akan lebih tersesat. Isu ini masih terus berkembang sebagaimana dibuktikan oleh Proyek
Pada tahun 1989, IASC menerbitkan kerangka kerja konseptual berjudul Framework for the
kerangka kerja ini adalah untuk menetapkan konsep-konsep yang mendasari penyusunan dan
5. Membantu auditor dalam mengeluarkan opini tentang apakah laporan keuangan sesuai
3. Definisi, pengakuan, dan pengukuran unsur-unsur dari yang laporan keuangan yang
dibangun.
laporan keuangan yang diarahkan terhadap kebutuhan informasi dari berbagai pengguna termasuk
investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan perdagangan lainnya, kreditur, pelanggan,
pemerintah dan badan mereka, serta masyarakat umum.Kerangka kerja ini juga menunjukkan bahwa,
meskipun kebutuhan informasi dari pengguna tidak dapat dipenuhi hanya oleh penyajian laporan
keuangan, ada suatu kebutuhan yang umum dibutuhkan semua pengguna. Selain itu, karena investor
adalah penanggung risiko modal bagi perusahaan, penyusunan laporan keuangan yang memenuhi
kebutuhan investor juga akan memenuhi sebagian besar kebutuhan pengguna lainnya.
Kerangka kerja IASC menunjukkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
berguna untuk berbagai pengguna untuk membuat keputusan ekonomi. Hal ini juga menunjukkan
bahwa laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini akan memenuhi sebagian besar kebutuhan
pengguna, tetapi kerangka kerja tersebut tidak menyediakan semua informasi yang mungkin
diperlukan untuk membuat keputusan ekonomi karena laporan keuangan sebagian besar
menggambarkan informasi masa lalu dan tidak memberikan informasi non finansial.
Dalam diskusi mengenai tujuan umum laporan keuangan, kerangka kerja tersebut mengindikasikan
hal berikut:
2. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya ekonomi yang dikendalikan,
struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas, dan kapasitasnya untuk beradaptasi dengan
perubahan lingkungannya.
3. Informasi tentang profitabilitas diperlukan untuk menilai perubahan dalam sumber daya
4. Informasi mengenai posisi keuangan dari suatu perusahaan berguna untuk mengetahui
Kerangka kerja ini juga menunjukkan bahwa dua asumsi mendasar untuk penyusunan laporan
keuangan adalah dasar akrual (accrual basis) dankelangsungan usaha (going concern).
Karakteristik Kualitatif
Kerangka kerja ini menggambarkan karakteristik kualitatif sebagai atribut yang membuat informasi
yang diberikan dalam laporan keuangan berguna.Empat karakter kualitatif tersebut didefinisikan
sebagai berikut.
Understandability
Informasi harus disediakan sehingga individu dengan pengetahuan yang cukup tentang bisnis dan
kegiatan ekonomi dan akuntansi dan bersedia mempelajari informasi tersebut dapat
menggunakannya.Namun demikian, informasi yang komlpeks tidak boleh dipotong hanya karena itu
Relevance
Informasi akan relevan ketika informasi tersebut mempengaruhi keputusan ekonomi dari pengguna
dengan membantu pengguna mengevaluasi masa lalu, masa sekarang, atau kejadian masa depan
atau dengan mengkonfirmasi atau mengkoreksi evaluasi masa lalu mereka. Relevansi juga
Reliability
Informasi dapat diandalkan ketika bebas dari kesalahan material dan bias dan ketika pengguna dapat
bergantung pada informasi tersebut dengan yakin. Sebagai konsekuensinya, setiap peristiwa harus
dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, bukan hanya bentuk hukumnya.
Comparability
Pengguna harus dapat membandingkan kinerja suatu perusahaan dari waktu ke waktu dan membuat
biaya adalah kendala pada penyediaan informasi yang relevan dan dapat diandalkan.
Kerangka kerja IASC menyatakan bahwa laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lainnya dengan mengelompokkan mereka ke dalam kelas-kelas yang sesuai
dengan karakteristik ekonominya.Karakteristik ini merupakan unsur dari laporan keuangan.Hal ini
menunjukkan bahwa unsur-unsur yang terkait langsung dengan pengukuran posisi keuangan dalam
neraca adalah aset, liabilitas, dan ekuitas. Unsur-unsur tersebut didefinisikan sebagai berikut:
Aset: Sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan sebagai hasil dari peristiwa di masa
lalu yang diharapkan keuntungan ekonomi di masa depan akan mengalir ke perusahaan.
Liabilitas: Suatu kewajiban saat ini dalam perusahaan yang timbul dari peristiwa di masa
lalu, penyelesaian yang diharapkan menghasilkan arus sumber daya keluar (outflow) dari
Ekuitas: Nilai sisa pada aset perusahaan setelah menguranginya dengan semua
liabilitasnya.
Unsur-unsur yang terkait langsung dengan pengukuran kinerja dalamlaporan laba rugi
masuk atau peningkatan aset atau penurunan liabilitasyang mengakibatkan kenaikan ekuitas,
Beban: Penurunan manfaat ekonomi selama periode akuntansi dalam bentuk arus keluar
atau penurunan aset atau timbulnya liabilitasyang mengakibatkan penurunan ekuitas, selain
Kerangka kerja iniselanjutnya juga menunjukkan bahwa pengakuan adalah proses memasukkan suatu
item dalam laporan keuangan yang memenuhi definisi elemen dan memenuhi kriteria pengakuan
berikut: (a) Besar kemungkinan bahwa setiap manfaat ekonomi di masa depan yang berhubungan
dengan item tersebut akan mengalir kedalam atau keluar perusahaan, dan (b) item tersebut memiliki
Terakhir, sehubungan dengan pengakuan, kerangka kerja IASC mendefinisikan pengukuran sebagai
proses penentuan jumlah moneter dimana elemen dari laporan keuangan harus diakui dan dicatat. Hal
itujuga menunjukkan bahwa berbagai macam basis pengukuran berlaku dalam laporan keuangan,
termasuk biaya perolehan, biaya saat ini, nilai realisasi, dan nilai sekarang.
Isu terakhir yang dibahas dalam kerangka kerja IASC adalah konsep modal.Didalam konsep keuangan
dari modal, modal didefinisikan sebagai sinonim dengan aset bersih atau ekuitas
perusahaan.Berdasarkan konsep fisik dari modal, modal dianggap sebagai kapasitas produksi suatu
perusahaan. Kerangka inimenunjukkan bahwa pemilihan konsep modal yang sesuai oleh perusahaan
harus didasarkan pada kebutuhan pengguna akanlaporan keuangan. Akibatnya, konsep keuangan
modal harus diadopsi jika pengguna memperhatikan pemeliharaan dari nominal modal yang
diinvestasikan atau dayabeli dari modal yang diinvestasikan.Namun, jika perhatian utama pengguna
adalah kapasitas operasi dari perusahaan, konsep fisik modal harus digunakan. Hasilnya, konsep
Pemeliharaan modal keuangan. Laba diperoleh hanya jika jumlah keuangan (atau uang)
dari aset bersih pada akhir periode melebihi aset bersih pada awal periode,tidak termasuk
Pemeliharaan modal fisik. Laba diperoleh hanya jika kapasitas produkifitas fisik (atau
kapasitas operasi) dari perusahaan melebihi kapasitas produkifitas fisik pada awal periode.
Terakhir, kerangka kerja IASC menekankan bahwa pemilihan basis pengukuran dan konsep
pemeliharaan modal akan menentukan model akuntansi yang digunakan dalam penyusunanlaporan
keuangan. Juga, karena perbedaan model akuntansi berbeda memiliki relevansi dan keandalan yang
berlainan, manajemen harus mencari keseimbangan antara karakteristik kualitatifnya. Saat ini, IASC
tidak menetapkan model tertentu kecuali dalam keadaan tertentu, seperti pelaporan dalam mata uang
IAS No 1
Dalam IAS No 1, Presentation of Financial Statements, IASCmembahas pertimbangan berikut
2. Kebijakan akuntansi
5. Konsistensi penyajian
7. Offsetting
8. Perbandingan informasi
Pedoman untuk menerapkan pertimbangan ini agak kurang rincidari yang disediakan oleh GAAP
Amerika Serikat: namun, secara umum hal itu menghasilkan persyaratan yang mirip.
Dalam penilaiannya terhadap IAS No 1, staf FASB mencatat bahwa salah satu kemungkinan area
dariperbedaan tersebut adalah dalam penerapan konsep penyajian secara wajar. Meskipunkeduatubuh
penetapan-standar memungkinkan untuk beralih dari standar ketika dalam pengaplikasiannya akan
memungkinkan lebih banyak fleksibilitas dalam peralihan dari standar. FASB selanjutnya mencatat
bahwa peralihan tersebut hampir tidak ada di AmerikaSerikat, sedangkan mereka lebih umum di
penyajian secara wajar untuk pelaporan perusahaan secara IASC daripada pelaporan
perusahaansecara GAAP.
Kerangka kerja konseptual IASC tahun 1989, dalam perkembangannya diadopsi oleh IASB menjadi
kerangka kerja dari IFRS. Berikut sejarah dari kerangka kerja tersebut:
April 1989;IASC menyetujui the Preparation and Presentation of Financial Statements (the
Framework)
Dalam Conceptual Framework for Financial Reporting, selanjutnya disebut kerangka IFRS,
Kerangka IFRS menjelaskan konsep-konsep dasar yang mendasari persiapan dan penyajian laporan
keuangan untuk pengguna eksternal. Kerangka IFRS berfungsi sebagai panduan untuk Dewan SAK
(the Board) dalam mengembangkan IFRS di masa depan dan sebagai panduan untuk menyelesaikan
isu-isu akuntansi yang tidak dijelaskan langsung dalam International Accounting Standard atau
3. Entitas pelaporan
4. Definisi, pengakuan dan pengukuran unsur-unsur dari laporan keuangan yang dibangun
Dalam kerangka IFRS, ditambahkan dua karakter kualitatif informasi keuangan yang berguna:
Verifiability
Verfikasi membantu untuk meyakinkan pengguna bahwa informasi menggambarkan dengan tepat
Timeliness
Ketepatan waktu berarti bahwa informasi tersedia bagi pengambil keputusan di waktu yang tepat
Pada tahun 1998, FASB mengeluarkan laporan berjudul International Accounting Standard Setting: A
Vision for the Future. Pengantar laporan ini mencatat bahwa evolusi dari masyarakat secara
globaldisertai dengan banyak implikasi bahwa di masa lalutelah dipertimbangkan area otoritas
nasional atau tanggung jawab. Laporan keuangan dan penetapan standar berada di antara implikasi.
Laporan tersebut selanjutnyamembahas bagaimana peran FASB ini dapat terus berkembang dan
bagaimana struktur dan prosesnya dapat berubah dari waktu ke waktu sebagai responterhadap
kebutuhan dalam perubahan lingkungan internasional dalam konteks tujuan FASB tersebut. Termasuk
dalam laporan ini adalah (1) diskusi tentang tujuan FASB dantujuanyang terkait, (2) visi FASB
mengenai sistem akuntansi internasionalmasa depan, (3) pembahasan tentang karakteristik dari
standar akuntansi yang berkualitas tinggi, dan (4) diskusi tentang fluktuasi minimum dan karakteristik
FASB menggambarkan standar internasional sebagai satu set standar akuntansiyang diakui secara
internasional yang dapat diterima melalui, misalnya, dukungan dari otoritas pasar modal yang relevan
dari tiap negaradan melalui penerimaan oleh pengguna laporan keuangan. FASB telah menyimpulkan
bahwa apa pun fungsi utama dari standar internasional, penggunaannya akan mempengaruhi
pelaporan keuangan di Amerika Serikat, dan, oleh karena itu,FASB harus berpartisipasi dalam proses
yang mengarah pada perkembangan mereka. Partisipasi FASB yang berarti dalam pengembangan
standar internasional diperlukan untuk memastikan bahwa standar internasional masa depan memiliki
kualitas yang cukup untuk dapat diterima di Amerika Serikat. Selain itu,FASB percaya bahwa, untuk
jangka panjang, jika sistem akuntansi internasional masa depan akan berhasil dan, akhirnya,
mengakibatkan penggunaan dari satu set standar akuntansi berkualitas tinggidi seluruh dunia baik
untuk domestik maupun pelaporan keuangan antar negara, pendirian pembuatstandar akuntansi
internasional yang berkualitas untuk mengkoordinasikan dan mengarahkan proses adalah kuncinya.
Untuk tujuan ini, FASB telah menetapkan dua tujuan terkait:
menyediakaninformasi yang berguna bagi investor luar, kreditur, dan pengguna lainnya
yang membuatkeputusan yang sama tentang alokasi sumber daya dalam perekonomian.
FASB telah melakukan konsensus bahwa satu set standar internasional berkualitas tinggi
yang berbeda. Konvergensi adalah sebuah tujuan dan proses. FASBmenjelaskan tujuan
darikonvergensi sebagai pembuat standar yang berbeda sampaipada standar nasional atau
FASB percaya bahwa mengorbankan kualitas untuk konvergensi atau fokus pada konsensus dan bukan
pada solusi terbaik dalam situasinya akan merugikan konsumen laporan keuangan, yaitupengguna
laporan keuangan, dan merongrong kredibilitas dan efisiensidunia pasar modal. Meskipun sulit untuk
mendefinisikan kualitas tinggi,FASB percaya bahwa sejumlah atribut standar akuntansi berkualitas
tinggi dapat diidentifikasi. Satu set lengkap akuntansi yang tidak bias berisistandar yang
membutuhkan informasi relevan, dapat dipercaya yang berguna bagi investor luar, kreditur, dan lain-
lain yang membuat keputusan serupa akan membentuk satu set standar akuntansi berkualitas tinggi.
1. Konsisten dengan panduan yang diberikan oleh kerangka konseptual yang mendasari.
3. Jelas dan dipahami sehingga standar dapat dimengerti oleh pembuat dan auditor yang
harus menerapkan standar, olehotoritas yang harus menegakkan standar, dan oleh
Secara keseluruhan, laporan keuangan di bawah standar tersebut harus menghasilkan informasi yang
transparan. Informasi yang transparan yaitu cukup dalam isi danmudah dipahami sehingga dapat
memberikan dasar yang berarti bagi pengambilan keputusan ekonomioleh pengguna laporan
keuangan. Informasi yang transparan tidak memberikan informasi tidak jelas (obscure information)
yang relevan untuk pengambilan keputusan ekonomi. Dalam konteks tersebut, satu set standar
akuntansi berkualitas tinggi akan menghasilkan informasi akuntansiyang tidak relevan. Informasi yang
relevan mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan dengan membantu pengguna untuk
membentukpenilaian tentang hasilperistiwa masa lalu, sekarang dan masa depan atau untuk
Reliable: Informasi yang dapat dipercaya (reliable) mewakilidengan tepat tujuan apa yang ingin
ukuranindependen.
Netral: Informasi yang netral tidak bias terhadap hasil yang telah ditentukan.
perusahaan lain. Informasi dapat dibandingkan jika transaksi dan peristiwa yang sama diperlakukan
sama, dan peristiwa dan transaksi yang berbedadicatat secara berbeda pula.
Konsisten: Informasi yang konsisiten dapat dibandingkan denganinformasi yang sama tentang
Pengembangan IAS juga akan berdampak padapasar sekuritas Amerika Serikat. Pada Februari 2000,
mereka di bursa saham AS berdasarkan aturan akuntansi internasional. Saat itu, perusahaan asing
yang terdaftar di bursa saham AS harus menyusun kembali laporan keuangan mereka sesuai dengan
GAAP. Rekonsiliasi ini dibuat dengan mengisi Formulir20-F dengan SEC dalam waktu enam bulan
setelah akhir tahun fiskal perusahaan. Padasaat itu, hanya sekitar 1000 perusahaan
asingyangterdaftar di bursa saham AS yang membuat kembali laporan keuangan sesuai GAAP AS
karena biaya yang tinggi. Sampai saat ini, SEC telah secara konsisten mengambil posisi bahwa
mengijinkan perusahaan asing terdaftar menggunakan selain GAAP AS akan mengakibatkan kerugian
terhadap perlindungan investor dan mengakibatkan sistem pengungkapan dua tingkat, satu
untukpendaftar domestik dan satu lagi untuk pendaftar asing. Sejauh ini, terdapatsedikit bukti empiris
untuk mengevaluasi posisi SEC. Suatupenelitian menemukan bukti bahwa dalam Form Rekonsiliasi20-
F ditemukan nilai yang relevan dalampendapatan IAS dan GAAP AS dinilai secara berbeda oleh pasar.
Namun, studi ini tidak menunjukkan bahwa pasar menilai laba per saham berbeda.
SEC berada di bawah tekanan untuk menerima aturan akuntansi internasionalkarena investor di
menggunakan aturan akuntansi yang berbeda di tiap negara.The New York Stock Exchange, yang
memperoleh keuntungan dari tambahan listing perusahaan asing, mendukung usaha internasional.
Sebuah penelitian terbaru dari delapan perusahaan multinasional menemukan bahwa menggunakan
pengungkapan sesuai aturan internasional pada dasarnya akan menghasilkan hasil keuangan yang
Namun demikian, SEC tidak mungkin untuk menyetujui penggunaan standar internasionaldalam waktu
dekat. Kedua mantan Sekretaris Keuangan Robert Rubindan Ketua Federal Reserve Alan Greenspan
mengkritik saat iniaturan akuntansi internasional adalah akuntansi yang buruk, dan mereka telah
menunjukkan bahwakesulitan keuangan yang dialami di Brazil dan Rusia di akhir 1990an sebagian
Selama tahun 2007-2009, SEC telah mengambil beberapa langkah untuk mengakui IFRS sebagai satu
rekonsiliasi dengan GAAP AS oleh penerbit swasta asing yang menggunakan IFRS dan penerbitan
sebuah roadmap yang diusulkan untuk penggunaan IFRS oleh pendaftar domestik AS. Selain itu,
SEC telah mendukung upaya konvergensi dari Standar Akuntansi Keuangan (FASB) dan IASB.
Pada bulan November 2007, SEC memilih untuk memungkinkan emiten swasta asing untuk
GAAP AS. Aturan ini berlaku efektif pada tanggal 4 Maret 2008, untuk tahun fiskal yang berakhir
setelah November 15, 2007. Oleh karena itu, kalender-akhir tahun emiten swasta asing tidak harus
membuat rekonsiliasi pada laporan keuangan tahun 2007 mereka. SEC menyatakan bahwa, dengan
satu pengecualian, laporan keuangan sebuah emiten swasta asing sepenuhnya harus mematuhi versi
Pada tanggal 14 November 2008, SEC mengeluarkan roadmap IFRS,sebuah tonggak menguraikan
bahwa, jika tercapai, dapat menyebabkan transisi wajib untuk IFRS dimulai pada tahun fiskal yang
berakhir pada atau setelah 15 Desember 2014. Roadmap ini juga berisi usulan perubahan aturan yang
akan memberikan emiten AS tertentu pilihan awal untuk menggunakan IFRS dalam laporan keuangan
untuk tahun fiskal yang berakhir pada atau setelah tanggal 15 Desember 2009. Surat komentar yang
diterima dariproposal roadmap umumnya mendukung tujuan SEC mengenai satuset standar
akuntansiberkualitas tinggi yang diterima secara luas, namun, terdapat pandangan berbeda tentang
cara untuk mencapai tujuan ini. Beberapa responden percaya bahwa penekanan lanjutan pada
konvergensi adalah tindakan terbaik, sementara yang lain telah meminta agarSEC menyediakan
Pada tanggal 11 September 2008, FASB dan IASB mengeluarkan perbaruannota kesepahaman (MOU)
yang menggambarkan prioritas dan tonggak terkait dengan penyelesaian proyek besar bersama
mereka pada tahun 2011. Meskipun kemajuan yang cukup besar dalam konvergensi dari dua set
standar sejak awal MOU dikeluarkan pada tahun 2006, kemajuan dewan pada banyak proyek-proyek
besar telah dibatasi karena perbedaan pandangan tentang (1) ukuran agenda dan ruang lingkup
proyek, (2) pendekatan yang paling sesuai, dan (3) apakah dan bagaimana isu-isu serupa dalam
proyek aktif harus diselesaikan secara konsisten. Pada pertemuan mereka di Pittsburgh pada
September 2009, pemimpin negara G20 menyerukan badan akuntansi internasional untuk kembali
melipatgandakan usaha mereka untuk mencapai satu set berkualitas tinggi, standar akuntansi global
mereka pada Juni 2011.Menanggapi para pemimpin G20., FASB dan IASB menegaskan kembali
(dikutip dari: SEC Comment Letters on Foreign Private Issuers Using IFRSs, December 2009)
IFRS di Indonesia
Indonesia, sebagai suatu negara berkembang pun tidak ketinggalan dalam mengadopsiIFRS. Adopsi
PSAK ke IFRS pun semakin menggaung ketika IAI mencanangkan konvergensi penuhIFRS ke PSAK
pada tahun 2012. Diharapkan, dengan adanya konvergensi ini dapat memudahanpemahaman
terhadap laporan keuangan yang dikenal secara internasional serta dapat meningkatkanarus investasi.
Dalam tahap konvergensi ini terdapat beberapa kendala yang dihadapi seperti perlunya
perpajakan,kesiapan sumber daya manusia yang belum matang, serta masalah keberadaan lembaga
Perubahan yang cukup besar terkait pelaporan keuangan tahun 2011 adalah berkaitan dengan penerapan standar
Mengingat pelaporan keuangan di Telkom telah menerapkan pengendalian internal sebagaimana ketentuan SOX
Section 404, maka rancangan dan penerapan pengendalian internal atas pelaporan keuangan perlu mengalami
penyesuaian yang cukup besar agar sesuai dengan ketentuan standar akuntansi yang berlaku. Hal tersebut meliputi
kebijakan akuntansi, organisasi dan aplikasi TI, termasuk perubahan rancangan dan penerapan pengendalian
internal atas pelaporan keuangan yang diikuti dengan pengembangan kompetensi pengetahuan IFRS kepada
Komitmen untuk menerapkan IFRS merupakan keputusan manajemen, bahwa Telkom akan melakukan adopsi lebih
awal dari roadmap DSAK IAI atas Standar Pelaporan Keuangan IFRS. Untuk itu sejak tahun 2010 dibentuk tim
khusus disebut dengan Gugus Tugas IFRS yang bertanggung jawab mempersiapkan implementasi IFRS mulai dari
fase penilaian, desain, implementasi sampai tahap kestabilan yang direncanakan akan tercapai pada tahun 2012.
2010 Penilaian
Penilaian proses bisnis dan TI di Telkom
Penilaian accounting gap dan practical gap
Menentukan dan memilih opsi IFRS 1 untuk penerapan pertama IFRS
Penilaian TI dan proses bisnis yang terpengaruh implementasi IFRS
Pembuatan Mock-up laporan keuangan IFRS (31 Maret 2010)
Bagi Telkom, implementasi IFRS memiliki tantangan tersendiri, selain harus menyampaikan Laporan Keuangan
dalam standar IFRS ke US SEC, Telkom pun harus menyampaikan Laporan Keuangannya dengan SAK Indonesia ke
Terkait dengan penerapan IFRS, Telkom juga berperan aktif mendukung implementasi IFRS di BUMN lainnya dan
Telkom terlibat aktif menjadi Tim Kerja Koordinasi BUMN untuk Antisipasi Penerapan IFRS ke dalam SAK
Indonesia, salah satu wujudnya adalah menjadi narasumber dan pengajar untuk workshop penerapan SAK
Indonesia Baru (IFRS) untuk BUMN;
Telkom memberikan jasa pendampingan konvergensi SAK Indonesia-IFRS kepada salah satu BUMN di
Indonesia dan ini merupakan langkah awal untuk membantu proses konvergensi di BUMN-BUMN lainnya;
Telkom menjadi pembicara utama dalam Seminar IFRS untuk Auditor dengan tema Internal Auditors Need
to Know IFRS Conversion pada tanggal 11-13 April 2011 di Bandung; dan
Secara rutin melakukan sosialisasi dan workshop atas implementasi IFRS ke Anak Perusahaan Telkom.