Anda di halaman 1dari 10

MODUL PEMBELAJARAN

PROGRAM STUDI
AKUNTANSI PJJ S1

Mata Kuliah : Akuntansi Keuangan 1


Bobot Sks : 3 SKS
Dosen Pengembang : Nurhayati Siregar,S.E.,M.Ak.,CSRS.,CSRA.,CSP
Tutor :
Capaian Pembelajaran : 1. Mampu menguasai konsep teoritis kerangka
Mata Kuliah dasar penyajian dan penyusunanan laporan
keuangan
2. Mampu menguasai kebijakan dan prinsip-prinsip
akuntansi
3. Mampu menguasai siklus akuntansi
4. Mampu menguasai pengakuan, pengukuran dan
pengungkapan elemen-elemen laporan
keuangan
5. Mampu menguasai analisis laporan keuangan

Kompetentsi Akhir Di 1. Mampu menyebutkan jenis-jenis laporan keuangan


Setiap Tahap (Sub-Cpmk) lengkap
2. Mampu menjelaskan identifikasi laporan keuangan
3. Mampu menjelaskan informasi komparatif
Minggu Perkuliahan Perkulihan 2
Online Ke-

KERANGKA KONSEPTUAL UNTUK PELAPORAN KEUANGAN

1. PENDAHULUAN
Kerangka konseptual (conceptual framework) dapat disamakan dengan konstitusi
atau undang-undang dasar dalam suatu negara. Kerangka konseptual adalah suatu
kesatuan sistem dari tujuan dan dasar-dasar yang saling terkait yang dapat
mengarahkan standar yang konsisten dan menggambarkan jenis, fungsi, dan kendala
laporan akuntansi dan laporan keuangan. (Kieso dkk, hal 28). Kerangka konseptual
diperlukan agar dapat dipakai oleh penyusun standar akuntansi dan praktisi akuntansi
untuk memecahkan masalah-masalah baru yang timbul. Dengan adanya kerangka
konseptual standar yang ada menjadi konsisten dan praktisi akuntansi tidak perlu
menunggu standar yang baru apabila menemui maslah yang belum diatur dalam
standar akuntansi.

1
MODUL PEMBELAJARAN
PROGRAM STUDI
AKUNTANSI PJJ S1

Di dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan, manajemen memiliki


keleluasaan untuk memilih alternatif prinsip atau metode akuntansi yang sesuai untuk
mencerminkan secara akurat kondisi keuangan perusahaan dalam kaitannya dengan
bisnis dan transaksi-transaksi operasinya. Untuk itu, diperlukan suatu acuan dalam
praktik akuntansi di dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan tersebut.
Kerangka dasar akuntansi dan pelaporan keuangan ditetapkan sebagai maksud untuk
mendefinisikan secara luas tentang tujuan, istilah, dan konsepkonsep yang berkaitan
dengan praktik akuntansi yang pada akhirnya sangat diperlukan untuk menetapkan ruang
lingkup dan batas-batas akuntansi dan laporan keuangan.
Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang terdapat dalam
Standar Akuntansi Keuangan diambil dari Framework for the Preparation and
Presentation of Financial Statements yang dikeluarkan oleh International Accounting
Standards Committee (IASC). Kerangka dasar tersebut merumuskan konsep yang
mendasari penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal.
Adapun tujuan kerangka dasar adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi komite
penyusun Standar Akuntansi Keuangan, penyusun laporan keuangan,
auditor, dan para pemakai laporan keuangan guna menanggulangi permasalahan
mendasar akuntansi yang belum diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan serta
permasalahan terkait dengan tugas para penyusun pemakai laporan keuangan. Kerangka
dasar bukanlah Standar Akuntansi Keuangan, dan karenanya tidak mendefinisikan
standar untuk permasalahan pengukuran atau pengungkapan tertentu.
Kerangka konseptual berisi tentang hal-hal yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan. Bagaimana suatu laporan keuangan itu disusun dan
disajikan dengan baik, yang kemudian mampu menghasilkan kualitas informasi
akuntansi yang baik pula. Unsur-unsur apa saja yang harus dipenuhi serta pengakuan
dan pengukuran unsur tersebut juga dibahas dalam kerangka tersebut.
Mengingat pentingnya kerangka konseptual di dalam menggariskan kualitas
informasi akuntansi yang baik maka kerangka ini memuat (1) tujuan laporan keuangan,
(2) asumsi dasar, (3) prinsip dasar akuntansi, (4) karakteristik kualitatif informasi
keuangan, (5) unsur-unsur laporan keuangan, (6) pengakuan dan pengukuran unsur
laporan keuangan, dan (7) konsep modal dan pemeliharaan modal.

2
MODUL PEMBELAJARAN
PROGRAM STUDI
AKUNTANSI PJJ S1

Asumsi entitas ekonomi. Dengan asumsi ini, berarti perusahaan merupakan


sebagai individu yang dapat melakukan aktivitas ekonomi atas namanya sendiri, terpisah
dari aktivitas ekonomi pemilik ataupun unit bisnis lain. Asumsi ini mengharuskan PT
Aerowisata milik PT Garuda Indonesia untuk menyelenggarakan akuntansinya secara
tersendiri tidak dicampurkan dengan akuntansi pemilik perusahaan (PT Garuda
Indonesia) dan akuntansi manajernya. Asumsi entitas ini tidak dapat diterapkan untuk
aktivitas yang ada di dalam perusahaan. Misal PT. Matahari memiliki divisi
Departement Store dan Supermarket maka laporan keuangan tidak perlu disusun khusus
untuk Departement Store atau Supermarket, namun cukup satu set laporan keuangan
untuk PT. Matahari. Asumsi entitas ekonomi juga tidak harus dikaitkan dengan entitas
legal atau hukum. Untuk perusahaan induk dan perusahaan anak, laporan keuangan
perusahaan induk harus mengonsolidasikan laporan keuangannya sendiri dengan laporan
keuangan perusahaan anak-anaknya. Asumsi kelangsungan usaha. Hampir seluruh
metode akuntansi bersandar pada asumsi ini, yaitu perusahaan di dalam rangka
mencapai tujuannya atau memenuhi kewajibannya dianggap akan beroperasi terus dalam
jangka waktu yang tidak terbatas. Asumsi ini tetap dipakai, biarpun dalam kenyataannya
tidak sedikit perusahaan yang bangkrut atau dilikuidasi.
Asumsi berdampak besar terhadap akuntansi. Misalnya prinsip historical cost
atau harga perolehan tidak akan berlaku kalau perusahaan dalam proses likuidasi. Bila
perusahaan dalam proses likuidasi maka asetnya akan lebih baik di laporan sebesar net
realizable value atau harga pasar bersih dari pada harga perolehannya. Depresiasi,
amortisasi, deplesi dapat dibenarkan kalau kita beranggapan bahwa aset terkait akan kita
pergunakan terus. Jika perusahaan menggunakan dasar likuidasi maka klasifikasi aktiva
dan utang ke dalam kelompok lancar dan tidak lancar menjadi kehilangan maknanya dan
tidak dibenarkan. Asumsi ini diterapkan pada hampir pada semua badan usaha. Hanya
bilamana perusahaan dalam proses likuidasi maka asumsi kelangsungan usaha ini tidak
dapat lagi diaplikasikan. Asumsi Unit Moneter.
Asumsi unit moneter berarti kita menganggap bahwa mata uang rupiah, dolar,
pound, dinar, rial atau mata uang lain merupakan media yang digunakan untuk
mengukur aktivitas ekonomi suatu perusahaan. Mata uang dapat menyediakan dasar
yang layak untuk pengukuran dan analisis akuntansi. Ini berarti, unit moneter
merupakan alat yang paling efektif untuk melakukan transaksi modal ataupun transaksi
3
MODUL PEMBELAJARAN
PROGRAM STUDI
AKUNTANSI PJJ S1

pertukaran barang dan jasa. Unit moneter merupakan alat ukur yang ideal sebab
memiliki sifat.elevan, sederhana, diterima semua pihak, tersedia, mudah dipahami, dan
bermanfaat. Kelemahan utama dari unit moneter adalah nilai uang relatif tidak stabil.
Sebab itu, beberapa ahli akuntansi mengganti asumsi ini dengan asumsi nilai uang
adalah stabil. Beberapa negara (terutama negara-negara yang mengalami inflasi yang
tinggi) mengembangkan akuntansi berdasarkan perubahan tingkat harga (inflation
accounting), atau dengan menerapkan current cost accounting.
Asumsi periodisasi. Hasil usaha dari suatu perusahaan dapat diukur dengan
ketepatan yang tinggi, bilamana usahanya sudah berhenti. Namun, para pengambil
keputusan tidak dapat menunggu begitu lama untuk memperoleh informasi tersebut.
Pemakai ingin segera mengetahui kinerja dan kondisi ekonomi perusahaan secepatnya
sehingga mereka dapat mengevaluasinya dan segera mengambil tindakan yang tepat.
Asumsi periodisasi menganggap bahwa aktivitas perusahaan dapat dibagi dalam
tahun, semester, kuartal, atau bulan. Semakin pendek periode, semakin sulit untuk
menghitung laba perusahaan dengan tepat. Di pihak lain, investor menginginkan
informasi secepat mungkin. Hal ini menimbulkan persoalan dalam penyusunan laporan
keuangan, sebab semakin pendek periode pelaporan, semakin berkurang ketepatan
informasi. Problem penentuan periode waktu menjadi lebih serius kalau siklus produk
semakin pendek dan keusangan produk menjadi lebih cepat. Beberapa ahli yakin dengan
perkembangan teknologi informasi, perusahaan dapat menyampaikan informasinya
secara on-line sehingga informasi keuangan dapat tersedia segera.

1.2 ISI TOPIK


1.2.1. Tujuan dan Status Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual mendeskripsikan tujuan dari dan konsep untuk, pelaporan
keuangan bertujuan umum. Tujuan Kerangka Konseptual adalah untuk:
a) membantu Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK
IAI) dalam mengembangkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berdasarkan
konsep yang konsisten;

4
MODUL PEMBELAJARAN
PROGRAM STUDI
AKUNTANSI PJJ S1

b) membantu penyusun laporan keuangan untuk mengembangkan kebijakan akuntansi


yang konsisten ketika tidak ada Standar yang berlaku untuk transaksi tertentu atau
peristiwa lain, atau ketika Standar memberikan pilihan kebijakan akuntansi; dan;
c) membantu semua pihak untuk memahami dan menginterpretasikan Standar.
Kerangka Konseptual bukan merupakan Standar. Kerangka Konseptual ini tidak
ada yang mengungguli Standar atau persyaratan dalam Standar tertentu.

Kerangka Konseptual menyediakan landasan bagi Standar yang:


(a) berkontribusi terhadap transparansi dengan meningkatkan komparabilitas
internasional dan kualitas informasi keuangan, yang memungkinkan investor dan
pelaku pasar lainnya untuk membuat keputusan ekonomik berdasarkan informasi.
(b) memperkuat akuntabilitas dengan mengurangi kesenjangan informasi antara
penyedia modal dan orang-orang yang telah mempercayakan uangnya ke pihak
tersebut. Standar berdasarkan Kerangka Konseptual memberikan informasi yang
diperlukan dalam meminta pertanggungjawaban manajemen. Sebagai sumber
informasi yang dapat diperbandingkan secara global, Standar tersebut juga sangat
penting bagi para regulator di seluruh dunia.
(c) berkontribusi pada efisiensi ekonomik dengan membantu investor untuk
mengidentifikasi peluang dan risiko di seluruh dunia, sehingga meningkatkan
alokasi modal. Untuk bisnis, penggunaan bahasa akuntansi tunggal yang tepercaya
yang berasal dari Standar berdasarkan Kerangka Konseptual menurunkan biaya
modal dan mengurangi biaya pelaporan internasional.

1.2.2 Laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,


terdiri dari ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat dengan
tujuan untuk mempertanggungjawabkan seluruh aktivitas yang telah
direncanakan dan pencapaian hasilnya.

Pengertian laporan keuangan


Merupakan laporan mengenai posisi kemampuan dan kinerja keuangan

5
MODUL PEMBELAJARAN
PROGRAM STUDI
AKUNTANSI PJJ S1

perusahaan serta informasi lainnya yang diperlukan oleh pemakai


informasi akuntansi.

Fungsi laporan keuangan


a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan (aktiva,
kewajiban dan ekuitas.
b. Menyediakan informasi mengenai kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai informasi akutansi dalam
pengambilan keputusan.

Tujuan Laporan Keuangan


Adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengembilan keputusan ekonomi.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


1. Dapat Dipahami, artinya kualitas informasi yang ditampung dalam laporan
keuangan mudah dipahami oleh pemakai.
2. Relevan, artinya dapat informasi dalam laporan keuangan dapat membantu
pemakai laporan keuangan dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa
kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi di masa
lalu.
3. Keandalan, artinya informasi memiliki kualitas yang andal apabila bebas
dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, sehingga diharapkan
dapat disajikan wajar.
4. Dapat Diperbandingkan, artinya pemakai harus dapat memperbandingkan
laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengevaluasi posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisis keuangan secara relatif

Kerangka konseptual menurut IFRS


Pengguna dan tujuan laporan keuangan Pengguna dan tujuan dalam laporan keuangan
meliputi :
6
MODUL PEMBELAJARAN
PROGRAM STUDI
AKUNTANSI PJJ S1

a. Investor menilai entitas dan kemampuan entitas mebayar deviden di masa


mendatang. Investor dapt memutuskan untuk membeli atau menjual saham
entitas.
b. Karyawan, mampu memberikan balas jasa,manfaat pensiun, dan kesempatan
kerja.
c. Pemberi jaminan, mampu membayar hutang dan bunga yang akan mempengaruhi
keputusan apakah akan memberikan pinjaman.
d. Pemasok dan kreditur lain, kemampuan entitas membayar leabilitasnya pada saat
jatuh tempo.
e. Pelanggan, kemampuan entitas dalam menjamin kelangsungan hidupnya.
f. Pemerintah, menilai bagaimana alpkasi sumber daya. g. Masyarakat : menilai tren
dan perkembangan kemakmuran entitas

Asumsi Asumsi dalam penyusunan laporan keuangan digunakan sebagai konsep dasr
yang melandasi penyusunan laporan keuangan. berdasarkan asumsi ini laporan
keuangan disusun dan diharapkan dapat memenuhi tujuan laporan keuangan.

Karateristik kualitatif Laporan keuangan berisi informasi keuangan yang pada


hakikatnya adalah informasi kuantitatif. Agar informasi tersebut berguna bagi pemakai
informasi tersebut harus memenuhi karakteristik kualitatif. Dengan karakteristik
kualitatif tersebut, informasi kuantitatif dalam laporan keuangan dapat memunuhi
kebutuhan pemakai. Dapat dipahami dan dapat dimengerti. Relevan Berhubungan
dengan kegunaan informasi tersebut dalam pengambilan keputusan. Informasi
dikatakan relevan apabila informasi tersebut memenuhi keputusan ekonomi pemakai
sehingga dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa
depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi di masa lalu. Unsur laporan
keuangan laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari tranksaksi dan
peristiwa lain yang terjadi dalam satu entitas. Unsur laporan keuangan diklarifikasikan
dalam beberapa kelompok menurut karakteristik ekonominya.

Unsur yang berkaitan dengan laporang keuangan yaitu laba rugi komprehensif adalah
penghasilan dan beban. Pengakuan Unsur Laporan keuangan Pengakuan merupakan
7
MODUL PEMBELAJARAN
PROGRAM STUDI
AKUNTANSI PJJ S1

proses penentuan apakah suatu pos yang memenuhi definisi dinyatakan neraca atau
laporan laba rugi komprehensif. Pengakuan menentukan waktu atau saat suatu pos
akan disajikan sehingga membawa konsekuensi pencatatn atas transaksi tersebut.
1. Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan
mengalir dari atau kedalam entitas, dan
2. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal
Pengukuran Unsur Laporan Keuangan
a. Biaya historis Biaya perolehan pada tanggal transaksi
b. Biaya kini Biaya yang seharusnya diporeleh saat atau pada saat pengukuran.
c. Nilai realisi/penyelesaian Nilai yang dapat diperoleh dengan menjual aset dalam
pelepasan normal (orderly disposal) .
d. Nilai kini Arus kas masuk neto di masa depan yang didiskontokan ke biaya kini dari
pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.

Konsep pemeliharaan modal


Ada dua pemeliharaan modal ini menciptakan dua konsep laba sebagai berikut :
1. Pemeliharaan modal keuangan Konsep ini menjelaskan laba diperoleh jika jumlah
finansial(uang) dari aset nota pada akhir periode melebihi jumlah finansial dari aset
neto pada awal periode,setelah memasukkan kembali setiap distribusi kepada, dan
mengeluarkan setiap kontribusi dari, para pemilik selama satu periode.
2. Pemeliharaan modal fisik Laba hanya diperoleh jika kapasitas produktif fisik
(kemampuan usaha) pada akhir periode melebihi kapsitas produktif fisik pada awal
periode, setelah memasukkan kembali setiap distribusi kepada,dan mengeluarkan
setiap konstrubusi dari,para pemilik selama suatu periode.

KERANGKA KONSEPTUAL MENURUT US-GAAP Kerangka konseptual menurut


US-GAAP sedikit berbeda dengan kerangka konseptual di indonesia yang mengadopsi
penuh dari IFRS. Namun secara konsep mendasar relatif sama, misalnya dari isi dan
komponennya. Tujuan laporan keuangan menurut kerangka konseptual US-GAAP tidak
berbeda tidak berbeda dengan kerangka konseptual menurut IFRS. Yaitu memberikan
informasi untuk pengambilan keputusan.

8
MODUL PEMBELAJARAN
PROGRAM STUDI
AKUNTANSI PJJ S1

TANTANGAN AKUNTANSI DI MASA MENDATANG Penggunaan IFRS sebagai


standar internasional memunculkan tantangan akuntansi di masa mendatang. Pengukuran
dengan menggunakan nilai wajar dalam laporan keuangan akan menyebabkan banyak
angka dalam laporan keuangan yang tidak berasal dari proses pencatatan akuntansi.
Akuntansi menghadapi tantangan di masa mendatamg misalnya kebutuhan informasi
nonkeuangan, penggunaan teknologi informasi, kompleksitas bisnis,aset tak berwujud
memiliki posisi semakin besar, dan etika dalam penyusunan laporan keuangan.

2 Contoh Soal dan Pengerjaan/Studi Kasus


Bandingkan Laporan Keuangan perusahaan Internnasional dan perusahaan di
Indonesia yang telah go publik, diskusikan apakah ada perbedaan antara kedua
laporan keuangan tersebut.

3 Soal Mandiri
1. Manakah yang termasuk karakteristik kualitatif dalam kerangka konseptual PSAK?
A. Relevansi
B. Akrual

2. Entitas mengklasifikasikan suatu sewa yang memenuhi kriteria sebagai sewa


pembiayaan. Pihak penyewa akan mendepresiasikan aset tersebut sepanjang masa
sewa. Karakteristik kualitatif apa yang mendasari perlakuan akuntansi tersebut? 
A. Substance over form
B. Going concern
C. Reliability
D. Relevance

3. Manakah pernyataan berikut yang tepat?


A. Konseptual framework merupakan standar akuntansi.
B. Konseptual framework digunakan jika ada transaksi yang belum ada standarnya
C. Konseptual framework digunakan sebagai dasar dalam mengakui suatu transaksi

9
MODUL PEMBELAJARAN
PROGRAM STUDI
AKUNTANSI PJJ S1

D. Konseptual framework sebagai dasar standar memiliki kekuatan hukum lebih tinggi
dibandingkan PSAK

4 REFERENSI/DAFTAR PUSTAKA

Kieso, E. D. (2015). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Erlangga.

Martani, D. (2016). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Jakarta: Salemba


Empat.

10

Anda mungkin juga menyukai