Anda di halaman 1dari 12

IMPLEMENTASI KERANGKA KONSEP INFORMASI AKUNTANSI

PADA PT CAKRAWALA INDONESIA SEJAHTERA

Disusun Oleh:

Diah Armelia Azhari (43220010063)

Dosen Pengampu:

Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2023
ABSTRACT

Preparation of accounting theory is a sequential process that started from the determination
reporting purposes and ends with preparation of accounting techniques. The conceptual
framework is a coherent system-related purposes, the concept underlying the accounting, which
is expected to lower the standards which are consistent in describing the nature, function, and
limitations of accounting. This conceptual framework must be accepted by all parties
concerned. Functions of this conceptual framework to enhance the comparability of financial
statements and to evaluate the accounting practices. One benefit is the conceptual framework
provides guidance that can provide guidance for standard setters. The contents of the general
conceptual framework starts from the financial reporting purposes, the qualitative
characteristics of accounting information, elements of financial statements, the measurement
and recognition of financial reports, and presentation. Presentation of the conceptual
framework includes reporting financial position, cash flow and liquidity reporting, and
reporting earnings.

ABSTRAK

Penyusunan teori akuntansi merupakan proses berurutan yang dimulai dari penentuan
tujuan pelaporan dan diakhiri dengan penyusunan teknik akuntansi. Kerangka konseptual
adalah suatu sistem yang koheren terkait tujuan, konsep yang mendasari akuntansi, yang
diharapkan dapat menurunkan standar yang konsisten dalam menggambarkan sifat, fungsi, dan
keterbatasan akuntansi. Kerangka konseptual ini harus diterima oleh semua pihak terkait.
Fungsi kerangka konseptual ini untuk meningkatkan komparabilitas laporan keuangan dan
untuk mengevaluasi praktik akuntansi. Salah satu manfaatnya adalah kerangka konseptual
memberikan panduan yang dapat memberikan panduan bagi penyusun standar. Isi kerangka
konseptual umum dimulai dari tujuan pelaporan keuangan, karakteristik kualitatif informasi
akuntansi, unsur-unsur laporan keuangan, pengukuran dan pengakuan laporan keuangan, dan
penyajian. Penyajian kerangka konseptual meliputi pelaporan posisi keuangan, pelaporan arus
kas dan likuiditas, dan pelaporan laba.
PENDAHULUAN

Kerangka konseptual merupakan sistem yang berhubungan dengan tujuan dan konsep yang
melandasi akuntansi yang bisa menurunkan standar-standar yang konsisten dalam
menggambarkan sifat, fungsi, dan keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporannya.
Menurut Yadiati (2007) kerangka konseptual ini disusun dengan tujuan: 1) Sebagai kerangka
kerja yang akan dijadikan dasar untuk pembentukan standar dan aturan akuntansi yang
koheren, 2) Sebagai referensi dasar teori akuntansi untuk menyelesaikan masalah-masalah
praktik pelaporan keuangan yang muncul.

Teori akuntansi merupakan kerangka acuan yang menjadi dasar pengembangan teknik-
teknik akuntansi. Kerangka acuan ini menjadi dasar pengembangan teknik-teknik akuntansi.
Kerangka acuan ini terutama didasarkan pada penetapan konsep-konsep dan prinsip-prinsip
akuntansi. Hal yang sangat penting dalam disiplin akuntansi adalah profesi akuntansi dan
kelompok lain yang berkepentingan menerima konsep-konsep dan prinsip-prinsip tersebut.
Untuk menjamin terciptanya konsensus, pernyataan tentang alasan atau tujuan yang
memotivasi penetapan konsep-konsep dan prinsip-prinsip harus menjadi langkah pertama
dalam memformulasikan suatu teori akuntansi.
LITERATUR TEORI

A. Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan

Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam standar akuntansi bagi
lingkungan bisnis yang terus berubah. FASB menggunakan kerangka kerja konseptual untuk
membekali perkembangan standar akuntansi yang baru secara terorganisasi dan
konsisten. Disamping itu, mempelajari kerangka kerja konseptual FASB akan memudahkan
seseorang untuk mengerti dan mengantisipasi standar masa depan. Kerangka kerja konseptual
menyebutkan tujuan dari pelaporan keuangan dan karakteristik dari informasi akuntansi yang
baik, mendefinisikan dengan tepat istilah-istilah yang biasa digunakan seperti aset
dan pendapatan serta menyediakan petunjuk untuk pengakuan, pengukuran, dan
pelaporan keuangan yang tepat.

B. Tujuan dan Peran Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual akuntansi mempunyai tujuan dan peran sebagai acuan untuk
digunakan bagi :

 Badan atau komite atau dewan penyusun standar akuntansi


 Penyusun laporan keuangan, dalam menghadapi suatu kasus yang belum atau tidak jelas
diatur dalam suatu standar akuntansi yang belaku.
 Auditor dalam menentukan audit opini atas laporan keuangan.
 Pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang tersaji dalam laporan
keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
C. Perlunya dan Kebutuhan Akan Kerangka Konseptual Akuntansi

Penetapan suatu standar harus berlandaskan dan berhubungan dengan serangkaian konsep
atau prinsip serta tujuan fundamental, agar standar yang ditetapkan mempunyai manfaat.
Kerangka konseptual akuntansi yang baik akan memungkinkan dewan standar akuntansi untuk
menerbitkan standar -standar yang berguna dan konsisten dari waktu ke waktu.

Begitu juga apa bila ada masalah-masalah praktis yang baru, akan dapat dipecahkan secara
cepat. Jika mengacu pada kerangka konseptual yang telah ada. Melalui pertimbangan yang baik
dan dengan bantuan kerangka konseptual yang diterima secara universal. Praktisi akuntansi
dapat terfokus pada perlakuan yang rasional dan dapat diterima.

PEMBAHASAN
A. KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI
Menurut (Benston, Carmichael et al, 2007) FASB mendefinisikan kerangka konseptual
merupakan suatu sistem yang kohern tentang tujuan dan konsep dasar yang saling berkaitan
yang diharapkan dapat menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberikan
pedoman tentang jenis, fungsi dan keterbatasan akuntansi dan pelaporan keuangan.
Tanpa kerangka konseptual akan sulit untuk menyusun standar dan mengevaluasi argumen
bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik di banding yang lain dalam tujuan tertentu.
Tanpa kerangka konseptual juga dapat menyebabkan penyusun standar akuntansi di peralat
oleh pihak tertentu untuk menghasilkan standar yang hanya menguntungkan pihak yang
memperalat tersebut. Dengan kata lain, kerangka konseptual melindungi seorang penyusun
standar akuntansi dari politisasi untuk kepentingan tertentu.
PT Cakrawala Indonesia Sejahtera menetapkan suatu standar yang berlandaskan dan
berhubungan dengan serangkaian konsep atau prinsip serta tujuan fundamental, agar standar
yang ditetapkan terdapat manfaat, yang disebut dengan kerangka konseptual akuntansi.

B. TINGKAT KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI


Kerangka konseptual akuntansi dan penyajian laporan keuangan berisi dan menjelaskan
konsep dasar yaitu tentang :
 Tingkat pertama : Tujuan dasar
Pada tingkat pertama sebagai tujuan dasar yaitu tujuan laporan keuangan. Tujuan dasar ini
membahas bagaimana tujuan laporan keuangan sebagai tujuan dasar dapat memberikan
informasi yang berguna bagi para penggunanya. Pada kantor tempat saya bekerja, informasi
ini digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan strategis dalam aktivitas bisnis,
ekonomi dan perusahaan. Tujuan dasar ini sesuai dengan tujuan dan sasaran akuntansi.
 Tingkat kedua : Konsep-konsep fundamental
Pada tingkat kedua sebagai konsep fundamental yaitu karakteristik kualitatif laporan
keuangan dan unsur-unsur laporan keuangan. Konsep-konsep fundamental ini membahas
tujuan dan sasaran pada tingkat pertama diimplementasikan pada tingkat ketiga. Diantara
kedua tingkat ini diperlukan pilar-pilar konseptual yang menjelaskan karakteristik kualitatif
dan mendefinisikan unsur-unsur laporan keuangan. Pilar-pilar konseptual ini akan
membentuk jembatan antara mengapa akuntansi (tujuan) dengan bagaimana akuntansi
(pengakuan dan pengukuran).
 Tingkat ketiga : Konsep-konsep pengakuan dan pengukuran
Pada tingkat ketiga sebagai konsep-konsep pengakuan dan pengukuran yaitu asumsi dasar
akuntansi, prinsip dasar akuntansi dan kendala-kendala. Pada tingkat terdiri dari konsep-
konsep yang dipakai untuk mengimplementasikan tujuan dasar. Konsep-konsep ini
menjelaskan apa, kapan, bagaimana unsur-unsur dan kejadian keuangan harus diukur dan
dilaporkan dalam sistem akuntansi.

C. KARAKTERISTIK INFORMASI AKUNTANSI


1. Karakteristik Kualitatif dan Informasi Akuntansi
Dalam memilih metode akuntansi yang tepat, dan jenis dan jumlah informasi yang perlu
diungkapkan, dan juga format penyajiannya, melibatkan penentuan alternatif yang
menyediakan informasi paling berguna untuk tujuan pengambilan keputusan. FASB
telah mengidentifikasi karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi yang menjadi
pembeda informasi yang lebih bermanfaat dengan informasi yang inferior bagi tujuan
pelaporan keuangan
2. Pengambilan Keputusan (Pemakai) dan Kemampuan Memahami
Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan sangat bervariasi, hal tersebut
juga sama dengan metode pengambilan keputusan yang digunakan perusahaan,
informasi yang telah dimiliki atau didapatkan dari sumber-sumber yang lain, dan
kapasitas perusahaan dalam mengolah informasi tersebut. Agar informasi tersebut
menjadi berguna, harus ada hubungan di antara para pengguna dengan keputusan yang
diambil. Berkaitan dengan hal tersebut, yaitu kemampuan pemakai (understandability),
adalah kualitas informasi yang membuat pengguna merasakan signifikansi dari
informasi yang bersangkutan.
3. Kualitas Primer : Relevansi dan Reliabilitas
Relevansi dan Reliabilitas adalah dua kualitas primer yang dapat mengkonversi
informasi akuntansi menjadi sebuah alat dalam pengambilan keputusan. Untuk
menciptakan informasi akuntansi yang relevan, informasi tersebut harus dapat
membuat perbedaan dalam menciptakan sebuah keputusan. Jika tidak, informasi
tersebut dapat dikatakan tidak relevan dan membantu pengguna informasi tersebut
membuat estimasi terkait dengan hasil akhir dari kejadian yang telah lampau, masa kini,
dan masa mendatang, yaitu mempunyai nilai prediktif. Informasi yang relevan juga
akan membantu pemakai dalam menjustifikasi atau ekspektasi masa lalu dalam hal
memiliki nilai umpan balik. Sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitasnya
sebagai penentu keputusan yang diambil, yaitu memiliki ketepatan waktu, informasi
tersebut harus tersedia untuk pengambil keputusan.
Konsep Reabilitas menjelaskan bahwa informasi akuntansi dinilai handal apabila dapat
disajikan secara tepat, dapat diverifikasi, serta bebas dari unsur eror. Daya uji
ditunjukkan ketika alat pengukur independen menggunakan metode yang sama ternyata
mendapatkan hasil yang sama. Ketepatan penyajian berarti bahwa angka-angka dan
pengungkapan dalam laporan keuangan merefleksikan apa sebenarnya terjadi. Dan
Netralitas mengindikasikan informasi tidak dapat dipilih menurut kepentingan
golongan pengguna tertentu. Informasi yang disajikan harus faktual, benar, dan tidak
bias.
4. Kualitas Sekunder : Komparabilitas dan Konsistensi
Informasi mengenai sebuah perusahaan lebih berguna apabila dapat dibandingkan
dengan informasi serupa yang dimiliki perusahaan lain (komparabilitas) dan dengan
informasi yang sama dari perusahaan yang sama pada periode waktu yang berbeda
(konsistensi). Dengan menggunakan konsep komparabilitas tersebut, informasi dari
berbagai perusahaan dipandang memiliki tingkat komparabilitas apabila telah diukur
dan dilaporkan dengan metode yang sama. Komparabilitas memungkinkan pemakai
dapat mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang riil dalam peristiwa ekonomi
yang terjadi antar-perusahaan. Sebagai contoh, keputusan mengenai alokasi sumber
daya akan melibatkan evaluasi atas alternatif-alternatif yang ada, evaluasi hanya dapat
dilakukan jika informasi yang tersedia dapat diperbandingkan. Sementara konsep
konsistensi menjelaskan apabila sebuah perusahaan menerapkan perlakuan akuntansi
yang sama untuk setiap kejadian yang sama setiap periode, maka perusahaan konsisten
dalam menerapkan standar akuntansinya.

D. KERANGKA KONSEPTUAL PRINSIP AKUNTANSI INDONESIA


Kerangka konseptual yang berlaku di suatu negara tidak mesti selalu sama dengan yang
berlaku di negara lain. Demikian halnya dengan negara Indonesia, diperlukan kerangka
konseptual yang sesuai dengan lingkungan di Indonesia. Kerangka yang diusulkan untuk
diberlakukan di Indonesia. Postulat atau asumsi menunjukkan kondisi lingkungan tempat
diterapkannya akuntansi. Postulat diperlukan agar tujuan pelaporan keuangan disusun sesuai
dengan keadaan di Indonesia. Masalahnya adalah merumuskan kondisi lingkungan agar
bermanfaat untuk mengarahkan penyusunan tujuan pelaporan keuangan. Asumsi yang paling
berpengaruh adalah sistem perekonomian Indonesia. Contoh penggunaan asumsi entitas yang
terpisah dan kesinambungan di Indonesia dan di USA terhadap item bunga dan dividen. Untuk
itu diperlukan postulat lingkungan. Kendala lingkungan yang mempengaruhi tujuan pelaporan
keuangan berasal dari lingkungan ekonomi, hukum, politik, dan sosial. Struktur pelaporan
keuangan perlu ditentukan dengan memperhatikan standar atau aturan-aturan lain yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Penyusunan definisi diperlukan agar terdapat
perlakuan yang konsisten terhadap sesuatu yang dimasukkan sebagai elemen tertentu.
E. TUJUAN UTAMA PELAPORAN KEUANGAN
Tujuan pelaporan keuangan adalah memberikan informasi yang (1) bermanfaat dalam
pembuatan keputusan kredit dan investasi oleh pihak yang ingin memahami kegiatan ekonomi
dan bisnis perusahaan, (2) membantu kreditor dan investor yang ada atau yang potensial, serta
pemakai lain dalam menentukan jumlah, waktu, dan ketidakpastian aliran kas di masa yang
akan datang, (3) mengenai sumber-sumber ekonomi, tuntutan terhadap sumber ekonomi, dan
perubahan di dalamnya. Oleh karena itu tujuan pelaporan keuangan dapat diklasifikasikan
menjadi tiga bagian, yaitu tujuan secara luas adalah menyampaikan informasi yang bermanfaat
bagi investor dan kreditor dan pemakai lainnya untuk membuat keputusan. Tujuan secara
sempit, yaitu menyampaikan informasi yang berkaitan dengan kepentingan kreditor dan
investor untuk menaksir penerimaan kas dari investasi, pinjaman kepada perusahaan. Tujuan
yang terakhir, adalah menyampaikan informasi yang bermanfaat untuk penentuan prospek
aliran kas bagi usaha perusahaan.
F. PROSES PEREKAYASAAN
Pelaporan keuangan merupakan suatu struktur maupun proses dalam akuntansi yang
menjelaskan bagaimana sebuah informasi keuangan disajikan dan dilaporkan untuk mencapai
suatu tujuan ekonomis sebuah entitas bisnis. Sementara pengertian proses akuntansi sendiri
dalam pelaporan keuangan adalah suatu mekanisme yang menjelaskan proses dari pihak-pihak
yang terlibat dalam pelaporan akuntansi terlibat dan saling melakukan interaksi satu sama
lainnya sehingga menghasilkan informasi keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan
keuangan sebagai wujud akuntabilitas entitas.
Menurut (Suwardjono 2005), pelaporan keuangan sebagai sistem nasional merupakan hasil
perekayasaan akuntansi di tingkat nasional. Perekayasaan akuntansi sendiri menurutnya
merupakan proses pemikiran logis dan objektif untuk membangun suatu struktur dan
mekanisme pelaporan keuangan dalam suatu negara untuk menunjang tercapainya tujuan
negara. Perekayasaan akuntansi memiliki peran penting dalam memberikan pertimbangan
untuk memilih dan mengaplikasikan teori, konsep, asumsi, prinsip, maupun ideologi secara
teoritis dan praktis untuk dapat mencapai tujuan ekonomis dengan mempertimbangkan faktor
ekonomi, sosial, politik, hukum, maupun budaya.
KESIMPULAN

Menurut (Benston, Carmichael et al, 2007) FASB mendefinisikan kerangka konseptual


merupakan suatu sistem yang kohern tentang tujuan dan konsep dasar yang saling berkaitan
yang diharapkan dapat menghasilkan standar-standar yang konsisten dan memberikan
pedoman tentang jenis, fungsi dan keterbatasan akuntansi dan pelaporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan sebuah media utama dari pelaporan keuangan. Pelaporan
keuangan lebih luas daripada laporan keuangan. Pelaporan keuangan berdasarkan model FASB
tidak hanya menghasilkan informasi keuangan yang hendak dilaporkan pada laporan keuangan,
tetapi lebih dari itu mengandung informasi-informasi lain yang berkaitan dengan pengambilan
keputusan.
Menurut (Zeff 1999) tujuan pelaporan keuangan sendiri menentukan konsep, prinsip, dan
teori yang relevan yang pada akhirnya dapat menentukan bentuk, isi, jenis, dan susunan sebuah
laporan keuangan. Untuk menurunkan tujuan pelaporan keuangan, pihak yang dituju beserta
kepentingannya harus diidentifikasi secara jelas agar informasi yang dihasilkan dapat
memuaskan kebutuhan pihak yang dituju sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
kebijakan.
Masalah yang kerap timbul dalam menyusun tujuan adalah menentukan siapa yang dituju,
apa kepentingannya, seberapa banyak informasi yang diinginkan, dan apa saja sumber
informasinya. Karakteristik pengguna laporan keuangan juga harus dipertimbangkan dalam
penetapan tujuan pelaporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

Putra, Y. M., (2022). Kerangka Konsep Informasi Akuntansi. Modul Kuliah Teori
Akuntansi. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana.
https://www.berandaakutansikeuangan.com/2021/04/kerangka-konseptual-akuntansi.html
https://www.academia.edu/13569495/Teori_Akuntansi_Bab_3_Kerangka_Konseptual_dan_T
ujuan_Pelaporan_Akuntansi
https://www.academia.edu/28673165/Kerangka_Konseptual_Akuntansi_Keuangan_SIFAT_
KERANGKA_KONSEPTUAL

Anda mungkin juga menyukai