Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

KERANGKA KONSEPTUAL

Disusun Oleh :

Elvia Rosa Br Sembiring 1802110075


Muhammad Arya Fadila Nasution 1802123951
Nur Shadrina Hashifa 1802111811

Universitas Riau

Faklutas Ekonomi Bisnis

Akuntansi 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Teori Akuntansi, mengenai kerangka
konseptual

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk melengkapi tugas mata
kuliah Teori Akuntansi semester ganjil tahun ajaran 2020/2021 Jurusan Akuntansi
Universitas Riau, serta meningkatkan ilmu pengetahuan dan mahasiswa pada khususnya
dalam memahami dan mengerti Menyelesaikan pengujian dalam kerangka konseptual.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen Teori Akuntansi, Ibu Devi


Safitri SE.,M.Ak , yang telah memberikan arahan kepada penulis, serta semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Pekanbaru, 18 Maret 2021

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3. Tujuan penulisan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................3
A. KERANGKA KONSEPTUAL...................................................................................3
B. ISU-ISU KERANGKA KONSEPTUAL....................................................................4
1. Isu artikulasi...........................................................................................................4
2. Isu definisi...............................................................................................................4
C. ASUMSI-ASUMSI DASAR (potsulat).......................................................................5
Accounting Principles.....................................................................................................6
Constraint.......................................................................................................................7
D. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN......................................................................7
Tujuan pelaporan keuangan memiliki beberapa tingkat level......................................9
Kendala-kendala...........................................................................................................12
Elemen-elemen Laporan Keuangan.............................................................................13
E. KERANGKA KONSEPTUAL INDONESIA...........................................................13
BAB III PENUTUP..............................................................................................................14
A. KESIMPULAN.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengembangkan kerangka konseptual yang


memberikan pernyataan definitive tentang jenis dan tujuan pelaporan
keuangan.tujuannya adalah untuk memberikan pedoman dalam penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general pupose financial). Beberapa
negara seperti amerika dan Australia sudah memiliki kerangka konseptual tersebut.
Sedang Indonesia, dalam hal ini ikatan akuntan Indonesia (IAI) pada September
1994 memutuskan mengadopsi kerangka konseptual yang disusun oleh IASC
sebagai dasar penyusunan dan penyajian informasi keuangan di Indonesia.

Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam standarakuntansi


bagi lingkungan bisnis yang terus berubah. FASB menggunakan kerangkakerja
konseptual untuk membekali perkembangan standar akuntansi yang baru
secaraterorganisasi dan konsisten. Disamping itu, mempelajari kerangka kerja
konseptualFASB akan memudahkan seseorang untuk mengerti dan mengantisipasi
standar masadepan.

Kerangka kerja konseptual menyebutkan tujuan dari pelaporan keuangan


dankarakteristik dari informasi akuntansi yang baik, mendefinisikan dengan tepat
istilah-istilah yang biasa digunakan seperti asset dan pendapatan serta menyediakan
petunjukuntuk pengakuan, pengukuran, dan pelaporan keuangan yang tepat.
Dengan adanyaStandard Akuntansi Keuangan (SAK) yang baru, memberikan
petunjuk-petunjuk danaturan-aturan pelaporan keuangan yang berbeda dari
sebelumnya. Sehinggadiperlukan adanya publikasi kepada seluruh pelaku akuntansi
di Indonesia agarmenyesuaikan dengan peraturan baru yang berlaku.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kerangka konseptual


2. Apa sajakah isu isu mengenai kerangka konseptual
3. Apa sajakah asumsi asumsi dasar kerangka konseptual
4. Apa sajakah tujuan pelaporan keuangan
5. Bagaimana penerapan kerangka konseptual di Indonesia?

1.3. Tujuan penulisan

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan kerangka konseptual


2. Mengetahui mengenai isu isu kerangka konseptual
3. Mengetahui mengenai asumsi asumsi dasar kerangka konseptual
4. Mengetahui tujuan pelaporan keuangan
5. Mengetahui bagaimana penerapan kerangka konseptual indonesia

2
BAB II PEMBAHASAN

A. KERANGKA KONSEPTUAL

Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu


system yang koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat
mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi serta
keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Tujuan akan
mengindentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi, sedangkan fundamental adalah
konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang memberikan petunjuk dalam
memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut, meringkas dan
mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang berkepentingan.
Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi, suatu system koheren dari
hubungan anatara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang
konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi keuangan
dan laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk konstitusi dalam proses
penyusunan standar. Tujuannya adalah memberikan petunjuk dalam menyelesaikan
perselisihan yang meningkat selama proses penyusunan standar dengan
mempersempit pertanyaan, apakah standar telah sesuai dengan kerangka konseptual
ataukah tidak. Secara lengkap, kerangka kerja konseptual adalah :

\Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi

 Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan pertanyaan sebelum ada


standar khusus yang mengaturnya.
 Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan
 Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah alternative
metode akuntansi.

Kerangka konseptual adalah struktur teori akuntansi yang didasarkan pada


penalaran logis yang menjelaskan kenyataan yang terjadi dan menjelaskan apa yang

3
harus dilakukan apabila ada fakta atau fenomena baru. Kerangka konseptual
digambarkan dalam bentuk hirarki yang memiliki beberapa tingkatan. Pada
tingkatan teori yang tinggi, kerangka konseptual mengindentifikasi ruang lingkup
dan tujuan pelaporan keuangan. Pada tingkatan selanjutnya, karakteristik kualitatif
dari informasi keuangan dan elemen keuangan didefinisikan. Pada tingkatan
operasional, kerangka operasional berkaitan dengan prinsip- prinsip dan aturan-
aturan tentang pengakuan dan pengukuran elemen laporan keuangan. Artinya
perumusan kerangka konseptual dimulai dengan penentuan tujuan yang menjadi
landasan untuk menyusun elemen lain seperti karakteristik kualitatif dari informasi
dan pengakuan serta pengukuran elemen laporan keuangan.

B. ISU-ISU KERANGKA KONSEPTUAL

1. Isu artikulasi

Terdapat dua pendekatan terkait dengan pandangan artikulasi, yaitu:


a. Pendekatan aset-hutang (neraca atau balance sheet) disebut juga dengan
pemeliharaan modal, yang berarti revenue dan expense merupakan hasil
dari perubahan aset dan hutang. Peningkatan dan penurunan aset bersih
yang tidak dimasukkan dalam definisi earnings antara lain, kontribusi
modal, penarikan modal, koreksi earnings periode sebelumnya dan gains
serta losses holding.
b. Pendekatan pendapatan-biaya (laba-rugi atau income statement) disebut
juga pandangan laporan income atau penandingan, yang berarti revenue
dan expense dihasilkan dari kebutuhan akan penandingan. Penandingan
merupakan proses pengukuran fundamental dalam akuntansi yang
terbagi atas dua tahap yaitu pengakuan revenue (dalam satuan waktu)
melalui prinsip realisasi dan pengakuan expense dalam tiga cara, yaitu
hubungan sebab akibat, alokasi yang rasional dan sistematis, dan
pengakuan segera. Pandangan laba-rugi menekankan pada pengukuran
earnings, dan tidak pada peningkatan atau penurunan modal bersih.

4
2. Isu definisi

Menurut pandangan neraca, aset adalah sumber daya ekonomi yang


dimiliki suatu entitas, dimana sumber daya tersebut merepresentasikan manfaat
di masa mendatang yang diharapkan menghasilkan aliran kas masuk secara
langsung atau tidak langsung.Aset juga dibatasi untuk menyajikan sumber daya
ekonomi yg dimiliki entitas.

Menurut pandangan laba-rugi, aset tidak hanya meliputi aset yang


didefinisikan oleh pandangan neraca, tetapi semua item yang tidak
merepresentasikan sumber daya ekonomu suatu entitas, namun diperlukan untuk
penandingan dan penentian income secara memadai. Jika kita mengeluarkan
masalah beban tangguhan, definisi aset akan mempunyai karakteristik sebagai
berikut:

a. aset merepresentasikan aliran kas suatu entitas.


b. manfaat potensial yang diperoleh entitas.
c. konsep legal atas properti yang mempengaruhi definisi akuntansi asset
d. cara aset diperoleh menjadi bagian dari definisi, dari transaksi sekarang
atau masa lalu, transaksi pertukaran, transfer searah dari pemilik, atau
keuntungan yang tidak diduga.
e. dapat dipertukarkan, merupakan karakteristik penting dari aset.

C. ASUMSI-ASUMSI DASAR (potsulat)

Asumsi-asumsi menyediakan satu landasan bagi profesi akuntansi. Jadi, asumsi dasar
akuntansi adalah anggapan-anggapan yang digunakan oleh para akuntan agar akuntansi
dapat dipraktikkan.

5
a. Asumsi entitas ekonomi (economic entity assumption). Akuntansi memandang bahwa
perusahaan merupakan unit yang berdiri sendiri dan terpisah dari pihak-pihak yang
memiliki kepentingan (pemilik, kreditor, karyawan, dan lainnya).
b. Kesinambungan (going concern). Sebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada
asumsi kelangsungan hidup yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang
panjang.pengalaman mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan
bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang.
Apabila tidak ada tanda-tanda atau rencana yang psati bahwa perusahaan akan
dibubarkan, maka kegiatan perusahaan dianggap akan berlangsung terus sampai waktu
yang tidak terbatas. Implikasi dari asumsi ini adalah :

 Kontinuitas usaha memerlukan Laporan Keuangan periodik sebagai evaluasi


kinerja perusahaan jangka pendek
 Laporan keuangan periodik bersifat tentatif, yang hanya menyajikan informasi
sementara untuk satu periode tertentu.
 Laporan Laba-Rugi hanya menunjukkan hasil usaha dalam jangka pendek
 Neraca menunjukkan potensi jasa yang masih dimiliki perusahaan untuk
menghasilkan pendapatan periode-periode berikutnya

Accounting Principles

Dapat diartikan sebagai seperangkat aturan-aturan umum dan “universal” yang


dijadikan sabeagai objek pengetahuan akuntansi dalam konteks teoritis, dan menjadi
landasan pengembangan teknik akuntansi
· The Historical Cost Principle (harga pertukaran)
Ukuran yang biasa digunakan untuk merefleksikan harga pertukaran adalah kas yang
dibayarkan, aktiva lain yang diserahkan, saham yang dikeluarkan, jasa yang dikerjakan,
atau hutang yang di tanggung, sesuai dengan barang atau jasa yang di terima
· The Revenue Principles (prinsip pendapatan)

6
Pengakuan pendapatan berkaitan dengan penentuan kapan pendapatan dapat di catat
dalam laporan keuangan sehingga mempengaruhi hasil usaha/posisi keuangan
perusahaan. Dua kriteria yang dapat digunakan untuk mengakui pendapatan adalah
pendapatan telah terbentuk dan terealisasi atau segera terealisasi. Atas dasar kriteria
tersebut, pendapatan dapat diakui pada saat berikut ini :
- Selama proses produksi
- Setelah proses produksi selesai
- Pada saat penjualan kas
- Pada saat di terima kas

· The Matching Principle (prinsip penandingan)


Agar dapat ditentukan besar laba/rugi, biaya (expenses) harus ditandingkan dengan
pendapatan pada periode yang sama. Ada 3 dasar penandingan yang dapat digunakan :
- Hubungan sebab akibat
- Alokasi sistematis dan rasional
- Pembebanan segera

Constraint

Dalam menyajikan informasi yang berkualitas, akuntansi diharapkan pada dua kendali
utama yaitu hubungan biaya-manfaat dan materialitas. Dua kendala lainnya yang
berkaitan dengan lingkungan adalah praktik industri dan konservatisme
- Cost-Benefit Relationship
- The Materiality Principle
- Industry Practice
- The Conservation Principle

D. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN


Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga media
pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak langsung,

7
dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi – yaitu informasi
tentang sumber-sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan lain-lain
Dalam SFAC no. 1, disebutkan bahwa tujuan pelaporan keuangan (financial
reporting) tidak terbatas pada isi dari laporan keuangan (financial statement)
tetapi juga media pelaporan lainnya. Dengan kata lain, cakupan pelaporan
keuangan adalah lebih luas dibandingkan laporan keuangan. Atau Tujuannya
adalah ke arah mana segala upaya, tindakan, dan pertimbangan dicurahkan. Oleh
karena itu, penentuan tujuan pelaporan keuangan merupakan langkah yang
paling krusial dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan pelaporan menentukan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang relevan yang akhirnya menentukan
bentuk, isi, jenis, dan susunan statemen keuangan. Untuk menurunkan tujuan
pelaporan keuangan, pihak yang dituju dan kepentingannya harus diidentifikasi
dengan jelas sehingga informasi yang dihasilkan pelaporan keuangan dapat
memuaskan kebutuhan informasional pihak yang dituju. Pada gilirannya, pihak
yang dituju akan melakukan tindakan atau mengambil keputusan yang mengarah
ke pencapaian tujuan pelaporan keuangan.

Dengan demikian, diharapkan tujuan yang lebih luas (tujuan ekonomik dan
sosial negara) akan tercapai. SFAC No.8 secara umum merumuskan tiga tujuan
pelaporan keuangan, yaitu :

1. Menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang bermanfaat


bagi investor, pemberi pinjaman dan kreditor yang sudah ada maupun yang
potensial dalam membuat keputusan mengenai penyediaan sumber daya
kepada entitas pelapor. Keputusan tersebut meliputi membeli, menjual, atau
menahan instrument ekuitas dan hutang serta menyediakan pinjaman dan
kredit dalam bentuk lain.
2. Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas,
investor yang sudah ada maupun  oleh calon investor, kreditur serta kreditur
lain yang membutuhkan informasi tentang sumber daya entitas, klaim
terhadap entitas tersebut, dan seberapa efisien maupun efektif manajemen

8
entitas melakukan pengelolaan dan komisarisbyang telah menyelesaikan
tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber daya entitas.
3. Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi
keuangan dari pelaporan suatu entitas, yaitu informasi tentang sumber daya
ekonomi dan klaim terhadap sumber daya ekonomi tersebut dalam pelaporan
entitas.

Diamati dari tujuan pelaporan keuangan suatu entitas yang


dirkomendasikan dalam SFAC No.8 maka tampak bahwa para pengguna
informasi keuangan yang kepentingannya diutamakan yaitu para investor dan
calon investor serta para kreditor dan calon kreditor. Investor dan kreditor
merupakan pihak-pihak yang menyediakan sumber daya bagi suatu entitas tetapi
tidak memiliki akses langsung pada informasi yang dibutuhkan.

Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk


menyediakan informasi:
1) yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang
aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit;
2) untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan
potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas masa depan;
3) tentang sumber daya ekonomi, klaimterhadap sumber daya tersebut, dan
perubahan di dalamnya.
Tujuan (objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi yang
berguna bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Fokus ini
lalu menyempit pada kepentingan investor dan kreditor atas prospek penerimaan
kas dari investasi mereka dalam, atau dari pinjaman yang telah mereka berikan
ke entitas bisnis. Pada akhirnya, tujuan berfokus pada laporan keuangan yang
menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas yang akan
diterima entitas bisnis yaitu arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor.
Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan keputusan (decision usefulness).
Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi

9
akuntan mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum(general-purpose
financial statement), yaitu menyediakan informasi paling bermanfaat dengan
biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai

Tujuan pelaporan keuangan memiliki beberapa tingkat level

TINGKAT PERTAMA: TUJUAN DASAR

Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk


menyediakan informasi:
1) yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang
aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit;
2) untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan
potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas masa depan;
3) tentang sumber daya ekonomi, klaimterhadap sumber daya tersebut, dan
perubahan di dalamnya.
Tujuan(objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi yang
berguna bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Fokus ini
lalu menyempit pada kepentingan investor dan kreditor atas prospek penerimaan
kas dari investasi mereka dalam, atau dari pinjaman yang telah mereka berikan
ke entitas bisnis. Pada akhirnya, tujuan berfokus pada laporan keuangan yang
menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas yang akan
diterima entitas bisnis yaitu arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor.
Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan keputusan (decision usefulness).
Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi
akuntan mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum(general-purpose
financial statement), yaitu menyediakan informasi paling bermanfaat dengan
biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai

TINGKAT KEDUA : KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL

10
Karakteristik Kualitatif Informasi Akuntansi
Agar berguna dalam pengambilan keputusan (decision usefulness), informasi
akuntansi harus memiliki dua kualitas yaitu kualitas primer dan kualitas
sekunder. Tentu saja terdapat beberapa kendala untuk mencapai dua kualitas
tersebut.
Kualitas Primer
Relevansi (relevance) dan keandalan (reliability) harus melekat pada informasi
akuntansi.
a) Relevansi. Agar relevan informasi akuntansi harus mampu membuat
perbedaan dalam sebuah keputusan. Informasi itu mampu mempengaruhi
pengambilan keputusan dan berkaitan erat dengan keputusan yang akan diambil,
jika tidak berarti informasi tersebut dikatakan tidak relevan. Informasi yang
relevan harus memiliki nilai umpan balik (feed-back value), yakni mampu
membantu menjustifikasi dan mengoreksi harapan masa lalu. Informasi juga
harus memiliki nilai prediktif (predictive value) yakni dapat digunakan untuk
memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.
b) Keandalan. Informasi dianggap andal jika dapat diverifikasi, netral, disajikan
secara tepat serta bebas dari kesalahan dan bias (penyimpangan). Keandalan
sangat diperlukan bagi individu-individu pemakai yang tidak memiliki waktu
atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi.
 Daya Uji (verifiability): ditunjukkan ketika pengukur-pengukur
independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama,
mendapatkan hasil yang serupa.
 Ketepatan penyajian (representational faithfulness): angka-angka dan
penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada
dan terjadi.
 Netralitas(neutrality): informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan
sekelompok pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar
dan tidak bias
c) Keberdayaujian (verifiability). Informasi harus dapat diuji kebenarannya.
Dapat diujinya kebenaran informasi akuntansi berdasar pada keobyektifan dan
konsensus. Contoh, keandalan informasi harga perolehan fixed assets harus diuji

11
berdasar data masa lalu yang terekam pada faktur (keobyektifan). Tetapi
keandalan informasi tentang depresiasi aktiva tetap itu adalah berdasarkan
konsensusa mengenai metode depresiasi yang digunakan, taksiran nilai residu,
dan taksiran umur ekonomis.
d) Kenetralan (neutrality). Informasi akuntansi dimaksudkan untuk memenuhi
tujuan berbagai kelompok pemakai. Oleh karena itu harus bebas dari usaha-
usaha untuk memberikan keuntungan lebih kepada kelompok tertentu.
e) Kejujuran penyajian (representational faithfulness). Penyajian yang jujur
berarti adanya kesesuaian antara fakta dan informasi yang disampaikan.

Kualitas Sekunder
Kualitas sekunder yang harus dimiliki informasi akuntansi adalah
keberdayabandingan (comparability) dan konsistensi (consistency).
a) Keberdayabandingan. Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat jika dapat
dibandingkan antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain dalam satu
industri (perbandingan horizontal) atau membandingkan perusahaan yang sama
untuk periode yang berbeda (perbandingan vertikal). Jadi diperlukan standar dan
ukuran tertentu.
b) Konsistensi. Sebuah entitas dikatakan konsisten dalam menggunakan standar
akuntansi apabila mengaplikasikan perlakuan akuntansi (metode akuntansi)
yang sama untuk kejadian-kejadian serupa, dari periode ke periode.

Kendala-kendala.

Terdapat dua kendala yang mempengaruhi tercapainya kualitas informasi


seperti yang telah dijelaskan, yaitu pertimbangan manfaat-biaya dan tingkat
materialitas. Dua kendala lainnya yang kurang dominan tapi merupakan bagian
dari lingkungan pelaporan adalah praktek industri dan konservatisme.
a) Pertimbangan manfaat-biaya (cost-effectiveness). Untuk menghasilkan
informasi yang relevan,andal, berdaya banding, dan konsisten dibutuhkan biaya
yang mahal. Oleh karena biaya dan terutama manfaat tidak mudah diukur, maka
mempertimbangkan hubungan manfaat-biaya menjadi masalah

12
b) Materialitas (materiality) berhubungan dengan dampak suatu item terhadap
operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap
material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau
mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Baik faktor-faktor
kuantitatif maupun kualitatif harus dipertimbangkan dalam menentukan apakan
suatu item material atau tidak.
c) Praktik industri.(industry practices) Sifat unik dari sejumlah industri dan
perusahaan terkadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar.
d) Konservatisme (conservatism) berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang
sangat kecil kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva
yang terlalu tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat
adalah menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit : jangan
menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.

Elemen-elemen Laporan Keuangan.

SFAC No. 6 menetapkan sepuluh elemen utama laporan keuangan. Cakupannya


bukan hanya perusahaan yang berorientasi laba, tetapi juga organisasi nirlaba.
Elemen-elemen laporan keuangan bagi organisasi yang berorientasi laba
meliputi 10 macam, yaitu : aktiva, kewajiban, ekuitas, investasi oleh pemilik,
distribusi kepada pemilik, laba komprehensif, pendapatan, beban, keuntungan,
dan kerugian. Adapun bagi organisasi nirlaba ada 7 macam, yaitu : aktiva,
kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian.

TINGKAT KETIGA : PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

Tingkat ketiga kerangka konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai


untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep
ini menjelaskan apa, kapan, dan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan
harus diakui, diukur, dan dilaporkan oleh sistem akuntansi.

13
E. KERANGKA KONSEPTUAL INDONESIA

Di Indonesia, kerangka konseptual dikenal pada bulan September 1994, dalam


hal ini IAI mengambil kebijakan untuk mengadopsi kerangka konseptual yang
disusun oleh IASC sebagai dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Kebijakan tersebut sisetujui oleh Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada
tanggal 24 Agustus 1994 dan disahkan oleh pengurus Pusat IAI pada tanggal 7
September 1994. IAI menanamkan kerangka konseptual Indonesia dengan
istilah "Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan”

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan Pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kerangka


konseptual menurut FASB sendiri adalah suatu konstitusi dan sistem yang konheren
dari tujuan dan fundamental yang selanjutnya mengarah kepada suatu standar yang
konsistem.Ada dua isu utama dalam kerangka konseptual akuntansi keuangan, yang
pertama adalah isu artikulasi dan isu definisi. Isu artikulasi terbagi dalam dua
perspektif, yaitu neraca dan laporan laba rugi saling berartikulasi, dan perspektif
lainnya menyatakan bahwa, dua hal tersebut tidak berartikulasi. Isu definisi erat
kaitannya dengan definisi aset yang merupakan sumber daya ekonomi milik entitas.
Dalam materi dibahas pula tentang sistem pemeliharaan modal yang terbagi menjadi
sistem pemeliharaan modal keuangan dan fisik yang dapat diukur dengan satuan
moneter dan daya beli.

14
Pada pokok bahasan kedua, yaitu mengenai statement yang dikeluarkan
FASB yang disebut dengan SFAC yang di dalamnya menguraikan hal-hal tertentu,
dalam SFAC No 1 misalnya menguraikan tentang tujuan pelaporan keuangan,
demikan seterusnya untuk SFAC yang lain dengan pokok bahasannya masing-
masing. SFAC terdiri dari SFAC No.1, 2, 6, No.8, dimana SFAC No.8 secara umum
memiliki isi tentang tujuan laporan keuangan yaitu menyediakan informasi
keuangan tentang pelaporan entitas yang bermanfaat bagi investor, Untuk menilai
prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas dan menyediakan informasi
tentang posisi keuangan dari pelaporan suatu entitas .

DAFTAR PUSTAKA

 Suwardjono.2014. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi


Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
 Shevalina. 2013. Teori Akuntansi Rerangka Konseptual-Suatu Model.
 Khoyunita. 2012. Teori Akuntansi Rerangka Konseptual-Suatu Model di
 https://khoyunitapublish.wordpress.com/2012/11/19/rerangka-konseptual-suatu-
model-teori-akuntansi/

15

Anda mungkin juga menyukai