Dosen Pembimbing :
Dr. M. Rasuli, SE, M.Si, Ak, CA, ACPA
Oleh:
Cici Rahmawati
Elvia Rosa Br Sembiring
Nur Shadrina Hashifa 1802111811
PROGRAM STUDI
AKUNTANSI FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
tentang “Hubungan antara struktur pengendalian internal, resiko pengendalian
dan pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah pusat dan daerah
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengampuh, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.
Kami sadar, makalah yang kami buat masih banyak terdapat kekurangan,
oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik
penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf. Kritik serta saran dari
dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk
dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita
bersama. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................iii
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. TEMUAN AUDIT........................................................................................3
B. BUKTI AUDIT.............................................................................................6
C. KERTAS KERJA........................................................................................14
REFERENSI..........................................................................................................25
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh
diauditnya. Oleh karena itu auditor harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti
yang cukup dan kompeten agar kesimpulan yang diambilnya tidak menyesatkan
bagi pihak pemakai dan juga untuk menghindar dari tuntutan pihak – pihak yang
pantas. Tipe bukti audit berupa dokumentasi (bukti dokumenter) juga penting bagi
auditor. Namun, dokumentasi pendukung yang dibuat dan hanya digunakan dalam
organisasi klien merupakan bukti audit yang kualitasnya lebih rendah karena tidak
kan dengan baik dalam kertas kerja audit, disertai dengan keterangan mengenai
klasifikasi bukti auditnya. Hal tersebut dimaksudkan agar auditor mudah dalam
catatan klien dengan laporan audit. Oleh karena itu, kertas kerja merupakan alat
penting dalam profesi akuntan publik. Dalam proses auditnya, auditor harus
dan pembuata bukti itulah auditor membuat kertas kerja. SA Seksi 339 kertas
kerja memberikan panduan bagi auditor dalam penyusunan kertas kerja dalam
audit atas laporan keuangan atau perikatan audit lainnya, berdasarkan seluruh
Kertas kerja audit (KKA) merupakan media yang digunakan auditor untuk
simpulan yang dibuat auditor dalam setiap tahapan audit. Kertas kerja audit akan
berfungsi mendukung laporan hasil audit. Begitu pentingnya KKA ini sehingga
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. TEMUAN AUDIT
akan mebuat laporan menjadi seimbang dan objektif. Materi temuan audit yang
bersangkutan dan hubungan kerja yang sehat antara auditor dan pihak yang
diausit.
Temuan audit merupakan fakta yang disusun berdasarkan data dari sudut
pandang auditor. Temuan audit ini berfungsi sebagai media antara auditor dan
Temuan audit ini dapat pula digunakan sebagai sarana untuk mengadakan
check and balance antara temuan audit yang diperoleh selama audit dan tujuan
audit yang ditetapkan pada saat perencanaan audit. Komentar auditee harus
3
didapatkan secara tertulis yang setidaknya memuat apakah auditee sependapat
Semua unsur temuan harus didukung oleh bukti yang cukup agar
c. Temuan audit harus mengandung unsur temuan (kondisi, kriteria dan sebab-
akibat) Temuan audit harus menguraikan secara jelas kondisi, kriteria, dan
audit.
diaudit, yang biasanya berupa input serta standar proses kerja dan output.
4
mengadakan perbaikan kinerja entitas yang diaudit. Sebab dapat terjadi
3. Tentukan apakah ada perbedaan yang signifikan antara kondisi dan kriteria
yang menghasilkan temuan audit.
4. Identifikasi dampak yang ditimbulkan oleh temuan audit tersebut.
mengubah kondisi yang berkaitan dan menempatkannya secara tepat dalam suatu
lingkaran sebab akibat yang cukup tegas. Berikut ini beberapa panduan dalam
5
B. BUKTI AUDIT
menentukan apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan criteria
yang sangat persuasif, misalnya perhitungan auditor atas sekuritas yang dapat
Pendekatan Auditor biasanya datang dari dua arah secara simultan. Pada
satu sisi, auditor bertolak dari pemahaman mereka atas bisnis dan industri yang
kumpulan dari transaksi-transaksi tersebut. Salah satu tantangan dalam audit ini
proses bisnis inti, serta laba dan arus kas yang dihasilkan. Prosedur audit
6
dihadapi klien, bagaimana klien menanggapi risiko tersebut , dan
atas transaksi, saldo akun, serta sistem yang mencatat transaksi tersebut
Sifat pengujian audit mengacu pada sifat dan efektivitas pengujian audit
dengan tujuan audit spesifik yang ingin dicapai auditor. Akhirnya bukti
7
2. Saat Pengujian Audit
Saat mengacu pada kapan auditor akan melaksanakan pengujian audit serta
Sheet Date (SAS 45) menyatakan bahwa pengujian audit pada tanggal
banyak bukti audit yang harus diperoleh. Bukti yang lebih banyak
yang ada dalam akun piutang usaha atau hanya 10% saja dari akun-akun
yang ada.
8
statement Audit SAS no 82, menyatakan bahwa auditor dapat menanggapi
risiko salah saji material yang disebabkan oleh kecurangan dengan cara
bukti audit; 1) bukti apa yang akan diperoleh (sifat), 2) bilamana akan
memperoleh bukti (saat), 3) berapa banyak bukti yang akan diperoleh (luas),
audit).
Keputusan utama yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan
jumlah bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat memberikan
b. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu
9
4. Jenis-jenis Bukti Audit
memilihnya dari delapan kategori bukti yang luas, yang disebut tipe - tipe atau
jenis - jenis bukti audit. Menurut Fachrudin (2007 : 7), ada beberapa jenis bahan
bukti yang dapat dipilih oleh auditor dalam rangka mengevaluasi bukti audit,
yaitu :
a. Pemeriksaan Fisik
kuantitas, deskripsi, kondisi dan kualitas dari aset yang diperiksa. Dalam
pemeriksaan fisik ini indera yang digunakan dapat lebih dari satu indera dari
b. Konfirmasi
10
a) Konfirmasi positif. Pada konfirmasi ini, pihak ketiga diminta untuk
c. Prosedur Analitis
angka atau data yang logis. Prosedur analitis pada garis besarnya dapat
d. Dokumen
1) Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang independen yang
11
merupakan penerimaan jawaban tertulis dari pihak yang independen di
luar klien yang berisi verifikasi ketelitian yang diminta oleh auditor.
2) Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang independen yang
disimpan dalam arsip klien, misalnya rekening koran bank, faktur dari
Tanya jawab dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Tanya jawab
dilakukan kepada personil atau pihak perusahaan. Apa saja yang kurang
sebagainya. Tetapi dalam tanya jawab ini harus hati – hati, karena pihak
memperoleh jawaban yang bias tetap ada. Dalam tanya jawab sebaiknya
pihak yang ditanya, sehingga informasi yang diperoleh lebih baik. Sebagian
hasil tanya jawab ini mungkin saja dapat diperkuat atau di cek
kesesuaiannya dengan bukti lain seperti observasi atau dokumen dapat dicek
f. Observasi
Observasi adalah penggunaan penglihatan dan indera lain untuk menilai atau
12
ada 15 personil di bagian akuntansi, auditor dapat berkunjung ke bagian
akuntansi untuk melihat apakah ada 15 orang yang bekerja di bagian akuntansi.
Jika kurang dari 15 orang, perlu ditanyakan apakah ada personil yang cuti atau
sedang keluar kantor. Demikian juga, jika di catatan tidak ada barang setengah
menghasilkan 1.000 unit produk per jam. Untuk memeriksa hal diatas, auditor
Pengerjaan Kembali
Pengerjaan kembali adalah mengulangi apa yang telah dilakukan atas suatu
yang dijual dengan harga per unit dari barang tersebut, kemudian
Rp. 5 juta.
geologist, ahli teknik dan lain – lain. Pada umumnya spesialis yang
Auditor harus membuat surat perjanjian kerja dengan spesialis, tetapi tidak
13
5. Data Akuntansi dan Informasi Penguat
sifat bukti yang akan diperoleh. Bukti audit yang mendukung laporan keuangan
terdiri dari data akuntansi yang mendasari, dan informasi penguat yang tersedia
bagi auditor.
komponen dasar dari data akuntansi yang mendasari yaitu (jurnal, buku besar,
kertas kerja, rekonsiliasi dan sebagainya) semuanya tergolong sebagai bukti yang
mendukung laporan keuangan . dewasa ini data-data tersebut seringkali ada dalam
Bukti documenter telah digunakan secara luas dalam auditing dan dapat
dikaitkan dengan setiap tujuan audit spesifik, tergantung pada situasi yang ada.
Dokumen yang dimaksud dapat berasal dari luar entitas, dari dalam entitas dengan
C. KERTAS KERJA
kerja (working papers) sebagai catatan yang di simpan oleh auditor tentang
diperoleh, dan kesimpulan tentang masalah yang dicapai dalam audit. Kertas kerja
memberikan :
14
1. Dukungan utama bagi laporan audit
Kertas kerja audit meliputi semua berkas yang dibuat mulai dari
perencanaan sampai dengan konsep laporan hasil audit, antara lain terdiridari:
salinan/copy dari dokumen yang dikumpulkan, daftar atau komentar yang dibuat
atau diperoleh auditor, draft laporan hasil audit, dan sebagainya. Kertas kerja tidak
hanya berwujud kertas, tetapi dapat pula berupa pita magnetis, film, atau media
yang lain. Kertas kerja berupa salinan/copy dokumen auditi diberi cap “COPY
Secara lebih rinci dokumen yang terdapat pada kertas kerja audit harus
a. Perencanaan
15
2. Persyaratan Kertas Kerja Audit
kan bahwa kertas kerja akan direviu dan digunakan oleh seniornya
c. Kertas kerja harus dibatasi pada informasi pokok saja yang diperlukan dan
relevan dengan tujuan audit dan disajikan secara ringkas, tidak memuat data
d. Kertas kerja harus mampu menyajikan informasi yang jelas dan sistematis,
16
3. Jenis Kertas Kerja
Terdapat banyak jenis kertas kerja yang ada di dalam suatu audit. Jenis-jenis
tersebut meliputi (1) kertas kerja neraca saldo, (2) skedul dan analisis, (3)
memoranda audit dan dokumentasi informasi penguat, dan (4) ayat jurnal
Pada contoh kertas kerja neraca saldo tersedia kolom-kolom untuk saldo
Kertas kerja neraca saldo merupakan kertas kerja yang paling penting di
1. Menjadi mata rantai penghubung antara akun buku besar klien dan item-
3. Megindetifikasi kertas kerja spesifik yang memuat bukit audit bagi setiap
Tidak adanya nomor akun untuk Kas menunjukkan bahwa item laporan
keuangan ini merupakan gabungan dari beberapa akun buku besar kas.
Dalam kasus seperti ini, kertas kerja awal dengan indeks A harus memuat
skedul kelompok yang menunjukkan akun buku besar apa yang telah
17
2. Skedul dan Analisis
Istilah skedul kertas kerja (working paper schedule) dan analisis kertas
item-item dalam kertas kerja neraca saldo. Dalam paragraf sebelumnya telah
disebutkan bahwa apabila beberapa akun buku besar digabung untuk tujuan
atau sering juga disebut sebagai skedul utama (lead schedule). Selain
kerja individu yang memuat bukti audit yang diperoleh untuk masing-
pada tanggal neraca (atau pada tanggal lain menurut kepentingan audit)
seperti yang terdapat pada kertas kerja A-1 pada contoh kertas kerja kas
terintegrasi. Contoh lain berupa sebuah daftar saldo pelanggan yang terdiri
dari saldo akun pengendali piutang usaha serta sebuah daftar investasi yang
contoh, auditor dapat menulis sebuah memo yang berisikan ikhtisar dari
18
lingkup konfirmasi, tanggapan konfirmasi, temuan-temuan, dan kesimpulan
2. Reprensentasi tertulis dari manajemen dan para pakar yang berasal dari
luar organisasi
klien sebagai akibat pengabaian atau salah penerapan GAAP. Oleh karena
klien sehingga saldo buku besar dapat disesuaikan. Sebaliknya, ayat jurnal
dengan saldo akun yang sesuai. Pada dasarnya ayat jurnal reklasifikasi
Ikhtisar ayat jurnal penyesuaian dan ayat jurnal reklasifikasi pada awalnya
yang harus dibuat auditor atas ayat jurnal tersebut mungkin tidak akan
terjadi sampai audit tersebut berakhir. Pada akhirnya susunan setiap ayat
jurnal yang diusulkan tersebut harus dicatat dalam kertas kerja. Namun,
apabila klien menolak untuk membuat ayat jurnal penyesuaian dan ayat
19
jrunal reklasifikasi yang dianggap penting oleh auditor, maka auditor akan
1. Judul (heading). Setiap kertas kerja harus memuat nama klien, judul
deskriptif yang dapat mengidentifikasi isi dari kertas kerja tersebut, seperti
2. Nomor Indeks (index number). Setiap kertas kerja diberi nomor indeks atau
nomor referensi untuk tujuan identifikasi atau pengarsipan, seperti A-1, B-1,
dan seterusnya.
dari kertas kerja lainnya atau yang digunakan dalam kertas kerja lain harus
informasi tambahan tentang item tersebut dapat diperoleh pada bagian lain
harus membubuhkan paraf dan tanggal pada kertas kerja tersebut. Hal ini
20
diperlukan untuk menetapkan tanggung jawab atas pekerjaan dan review
yang dilaksanakan.
suatu kantor CPA. Review tingkat pertama dilakukan oleh supervisor dari
pada segmen tertentu dalam suatu audit telah diselesaikan. Pihak yang melakukan
bukti dan temuan yang diperoleh, serta kesimpulan yang tela dicapai oleh
penyusun. Review lainnya dilakukan atas kertas kerja apabila pekerjaan lapangan
berikut; (1) file permanen dan (2) file tahun berjalan. File permanen (permanent
file) memuat data yang diharapkan tetap bermanfaat bagi auditor dalam banyak
Struktur organisasi
21
Ketentuan-ketentuan dalam modal saham dan penerbitan obligasi
Salinan kontrak jangka panjang, seperti sewa guna usaha, rencana pensiun,
Kertas kerja menjadi milik kantor akuntan, bukan milik klien atau pribadi
auditor. Namun hak kepemilikikan oleh kantor akuntan tersebut masih tunduk
pada pembatasanpembatasan yang diatur dalam kode etik profesi auditor itu
bahwa seorang CPA dilarang untuk mengungkapkan setiap informasi rahasia yang
tergolong sebagai file permanen akan disimpan untuk waktu yang tak terbatas.
Sedangkan kertas kerja yang tergolong sebagai file tahun berjalan akan disimpan
selama file tersebut dibuuhkan oleh auditor untuk melayani klien atau diperlukan
22
b. Jika misalnya praktek kantor akuntan dijual kepada akuntan publik lain, jika
auditing yang berlaku, dalam peer review informasi yang tercantum dalam
kertas kerja diungkapkan kepada pihak lain (kantor akuntan public lain)
tanpa memerlukan izin dari klien yang bersangkutan dengan kertas kerja
tersebut.
23
BAB III
KESIMPULAN
keuangan yang dicapai melalui pengumpulan dan mengevaluasi bukti audit. Bab
berkenaan dengan sifat, saat, serta luasnya prosedur audit maupun penetapan staf
audit. Selain itu, auditor harus dapat menetapkan tujuan audit spesifik dari asersi
perusahaan yang menggunakan bentuk elektronik dalam hal pegolahan setiap data
audit.
auditor atas bukti tersebut harus didokumentasikan dalam program audit dan
kertas kerja yang nantinya aka memberikan dukungan atas laporan auditor serta
24
REFERENSI
https://www.academia.edu/17733094/TEMUAN_AUDIT
Arens. Alvin A, Elder. Randal j, Auditing dan jasa assurance, 2006, Erlangga,
Jakarta http://triyatmoko.wordpress.com/2009/02/24/bukti-audit-tujuan-audit-
program-audit-dankertas-kerja-audit/
http://rezekiamalia.blogspot.com/2012/06/makalah-bukti-audit-dan-kertas-
kerja.html
25