Disusun oleh :
Kelompok 3
Universitas Riau
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME, karena atas rahmat dan karunia-Nya,
makalah yang berjudul “Kerangka Konseptual Akuntansi Keuangan & Penyajian Laporan
Keuangan Sesuai PSAK I” dapat kami selesaikan dengan baik. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan pada mata kuliah Seminar Akuntansi Keuangan.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya,tapi kami
berhasil dalam menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini,
kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi, makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bisa
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang sudah memberi
kontribusi dan partisipasinya baik secara langsung maupun tidak langsung, dan kami juga
berterima kasih kepada dosen kami Bapak Drs. Azwir Nasir, MM.,Ak. yang telah memberi
kesempatan dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB 1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................6
2.1 Kerangka Konseptual Akuntansi Keuangan (The Conceptual Framework For Financial
Reporting)..............................................................................................................................................6
2.1.1 Kebutuhan Akan Kerangka Kerja Konseptual......................................................................6
2.1.2 Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual...................................................................6
2.1.3 Tingkatan dalam Kerangka Kerja Konseptual...............................................................7
2.2 Penyajian Laporan Keuangan sesuai PSAK 1.............................................................................12
2.2.1 Tujuan dan Ruang Lingkup PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan...............................12
2.2.2 Tujuan Laporan Keuangan....................................................................................................13
2.2.3 Komponen Laporan Keuangan.............................................................................................14
2.2.4 Karakteristik Umum Laporan Keuangan............................................................................14
2.2.5 Laporan Posisi Keuangan......................................................................................................18
2.2.6 Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain..................................................21
2.2.7 Laporan Perubahan Ekuitas..................................................................................................23
2.2.8 Laporan Arus Kas..................................................................................................................23
2.2.9 Catatan atas Laporan Keuangan...........................................................................................23
2.2.10 Laporan Posisi Keuangan pada Awal Periode Kompratif................................................25
BAB 3
PENUTUP................................................................................................................................................27
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................27
3.2 Kritik dan Saran............................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................28
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam standar akuntansi bagi
lingkungan bisnis yang terus berubah. FASB menggunakan kerangka kerja konseptual untuk
membekali perkembangan standar akuntansi yang baru secara terorganisasi dan konsisten.
Disamping itu, mempelajari kerangka kerja konseptual FASB akan memudahkan seseorang
untuk mengerti dan mengantisipasi standar masa depan.
Laporan keuangan yang sering disajikan adalah (1) laporan posisi keuangan, (2) laporan
laba-rugi komprehensif, (3) laporan arus kas, (4) laporan ekuitas pemilik, (5) catatan atas laporan
keuangan, (6) laporan posisi keuangan pada awal periode kompratif . Dalam membuat laporan
keuangan terdapat kerangka kerja konseptual yang mendasari akuntansi keuangan dan laporan
keuangan. Kerangka kerja konseptual adalah sebuah sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan
konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar
yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan
keuangan.
4
Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan
keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan.
Dalam kerangka kerja konseptual akan membahas karakteristik kualitatif, unsur-unsur dasar,
asumsi-asumsi, prinsip-prinsip, dan kendala-kendala yang ditemui dalam penyusunan laporan
keuangan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
FASB pada tahun 1976 mulai mengembangkan kerangka kerja konseptual yang
akan menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan kontroversi
pelaporan keuangan. Sejak dokumen itu diterbitkan FASB telah menerbitkan enam
statements offinancial accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan
entitas bisnis yaitu:
6
3. SFAC No.3, “Elements of Financial Statementof Business Enterprises,” yang
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti
aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban
6. SFAC No.7, “Using Cash Flow Information And Present Value In Accounting,” yang
memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan
dan nilai sekarang (presentvalue) sebagai dasar pengukuran.
7
4. Memberikan pengungkapan mengenai informasi lain yang berkaitan dengan laporan
keuangan, misalnya informasi mengenai kebijakan akuntansi yang diatur perusahaan,
seperti penentuan metode depresiasi dan penilaian persediaan.
TINGKAT KEDUA: KONSEP-KONSEP FUNDAMENTAL
Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambilm keputusan sangat bervariasi, begitu
juga dengan metode pengambilan keputusan yang mereka gunakan, informasi yang
telah mereka miliki atau dapatkan dari sumber-sumber lain, dan kemampuan mereka
untuk memproses informasi. Agar informasi menjadi bermanfaat harus ada hubungan
(kaitan) antara para pemakai ini dengan keputusan yang mereka buat. Kaitan ini yaitu
kemampuan memahami adalah kualitas informasi yang memungkinkan pemakai
merasakan signifikansi dari informasi tersebut.
Relevansi dan reliabilitas merupakan dua kualitas primer yang membuat informasi
akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan.
8
Konsitensi. Apabila sebuah entitas mengaplikasikan perlakuan akuntansi yang sama
untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari periodeke periode maka entitas tsb
dianggap konsisten.
C. Unsur-unsur dasar
Salah satu aspek penting dari proses pengembangan struktur teoritis adalah unsure-
unsur dasar (basicelements) atau definisi yang akan dimasukkan ke dalam struktur.
Akuntansi banyak memakai istilah yang memiliki arti khusus. Salah satu istilah
adalah Aktiva.
A. Asumsi-asumsi dasar
Empat asumsi dasar (basic element) yang mendasari struktur akuntasi keuangan
adalah:
1. Entitas ekonomi
2. Kelangsungan hidup
9
3. Unit moneter
4. Periodesitas
10
Pendapatan dikatakan telah direalisasi jika produk (barang dan jasa),
barang dagang, atau aktiva lainnya telah dipertukarkan dengan kas atau klaim
atas kas. Pendapatan dapat dikatakan dapat direalisasi apabila aktiva yang
diterimna atau dipegang dapat segera dikonversikan menjadi kas atau klaim
atas kas. Aktiva dikatakan dapat dikonversi menjadi kas apabila dapat dijual
atau dipertukarkan dalam pasar aktif pada harga yang dapat ditentukan dengan
mudah tanpa biaya tambahan yang signifikan
3. Prinsip Penandingan
C. Kendala
1. Keseimbangan atas biaya dan manfaat
11
2. Materialitas
3. Praktek Industri
4. Konservatisme
Konservatisme berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil
kemungkinannya dalam menghasilkan penetapan laba dan aktiva yang terlalu
tinggi. Tujuan dari konvensi ini, jika diaplikasikan secara tepat adalah
menyediakan pedoman yang paling rasional dalam situasi sulit : jangan
menyajikan angka laba bersih dan aktiva bersih yang terlalu tinggi.
12
laporan keuangan. Ruang lingkup dari PSAK 1 ini adalah penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan.
• Terkait penyusunan PSAK 1, revisi terakhir dibuat pada tahun 2013 dan akan berlaku
efektif mulai tanggal 1 Januari 2015.
1. aset;
2. liabilitas;
3. ekuitas;
5. kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik;dan
6. arus kas.
Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan,
khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.
13
2.2.3 Komponen Laporan Keuangan
Laporan keuangan dianggap lengkap apabila memenuhi komponen-komponen sebagai
berikut:
6. Laporan Posisi Keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif.
Semua komponen laporan keuangan tersebut harus disajikan oleh entitas secara lengkap
dengan tingkat keutamaan yang sama. Selain keenam laporan tersebut, entitas
diperbolehkan juga menyajikan laporan keuangan tambahan yang dinilai penting oleh
entitas untuk disajikan. Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan
penyajian laporan keuangan entitas tersebut.
Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus
kas suatu entitas.Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari
transaksi, peristiwa lain, dan kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan asset,
liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan. Penyajian yang wajar juga mensyaratkan entitas untuk:
14
b. Menyajikan informasi secara relevan, andal, dapat dibandingkan dan mudah
dipahami.
Apabila entitas tersebut telah menyusun Laporan Keuangan sesuai dan patuh pada SAK,
maka entitas tersebut membuat pernyataan eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan
terhadap SAK dalam Catatan Atas Laporan Keuangan.Dalam hal kebijakan akuntansi
entitas yang digunakan tidak tepat, entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi
yang digunakan maupun mengungkapkannya dalam CaLK ataupun materi penjelasan.
Pengecualian terhadap kepatuhan entitas terhadap aturan PSAK (kasus yang jarang
terjadi) dapat dibolehkan apabila dengan dipatuhinya PSAK dapat memberikan
interpretasi berbeda atas laporan keuangan, dan oleh karenanya, entitas harus berusaha
semaksimal mungkin untuk mengurangi pemahaman yang salah tersebut dengan
mengungkapkan nama PSAK terkait, sifat ketentuan, dan alasan mengapa manajemen
menyimpulkan bahwa kepatuhan terhadap ketentuan dimaksud akan memberikan
pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan. Selain itu,
entitas juga mengungkapkan untuk masing-masing periode yang disajikan, penyesuaian
terhadap masing-masing pos dalam laporan keuangan yang dipandang perlu oleh
manajemen untuk mencapai penyajian yang wajar. Dalam hal ini, pihak manajemen harus
mempertimbangkan alasan tujuan laporan keuangan tidak tercapai dalam kondisi tersebut
dan bagaimana perbedaan kondisi entitas dengan kondisi entitas lain yang mematuhi
persyaratan.
2. Kelangsungan Usaha
Entitas menyusun laporan keuangan dengan didasarkan pada asumsi kelangsungan usaha,
kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan,
atau tidak mempunyai alternative lain yang realistis selain melakukannya.Apabila entitas
menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, maka entitas
mengungkapkan fakta tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam penyusunan
15
laporan keuangan dan alasan mengapa entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang
dapat menggunakan asumsi kelangsungan usaha.
3. Dasar Akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
5. Saling Hapus
Entitas tidak diperbolehkan melakukan saling hapus atas aset dan liabilitas atau
penghasilan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suatu PSAK. Saling
hapus dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangan atau dalam
laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi kemampuan pengguna laporan
keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi
maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, kecuali jika saling hapus
mencerminkan substansitransaksi atau peristiwa.
6. Frekuensi Pelaporan
16
a. alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan
b. fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat
dibandingkan secara keseluruhan
7. Informasi Komparatif
a. Sifat reklasifikasi;
b. Jumlah masing-masing pos atau gabungan beberapa pos yang direklasifikasi; dan
c. Alasan reklasifikasi
Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis untuk dilakukan, maka entitas
mengungkapkan alasan tidak mereklasifikasi jumlah tersebut, dan sifat penyesuaian yang
akan dilakukan jika jumlah tersebut direklasifikasi.
8. Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode dilakukan secara
konsisten, kecuali setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas
atau mengkaji ulang atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau
pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan mempertimbangkan
kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi dalam PSAK 25 (Revisi
17
2009) tentang Kebijakan Akuntansi,Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan atau
perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK.
a. Aset tetap
b. Properti investasi
c. Aset tidak berwujud
d. Aset keuangan
e. Berinvestasi dengan menggunakan metode ekuitas
f. Aset biologis;
g. Persediaan
h. Piutang dan piutang lain-lain
i. Kas dan setara kas
j. Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset tersedia untuk dijual dan aset dalam
kelompok tersedia untuk dijual sesuai dengan PSAK 58
k. Hutang dagang dan hutang lainnya
l. Perkiraan kewajiban
m. Kewajiban keuangan
n. Kewajiban dan aset pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46
o. Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46
p. Liabilitas yang termasuk dalam grup yang dilepas yang diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58
q. Kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas: dan
r. Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
18
a. Entitas mengharapkan untuk merealisasikan aset, atau bermaksud untuk menjual
atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal
b. Entitas memegang aset untuk tujuan perdagangan
c. Entitas mengharapkan untuk merealisasikan aset dalam 12 bulan setelah periode
pelaporan
d. Kas atau setara kas (sebagaimana dinyatakan dalam PSAK 2: Laporan Arus Kas)
kecuali jika aset tersebut dibatasi untuk dipertukarkan atau digunakan untuk
menyelesaikan liabilitas paling lambat 12 bulan setelah periode pelaporan.
Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk dalam kategori tersebut sebagai
aset tidak lancar.
2) Liabilitas
Liabilitas merupakan kewajiban membayar kepada pihak lain yang disebabkan adanya
transaksi di masa lalu. Menurut Kieso (2008) liabilitas memiliki 3 (tiga) karakteristik
yaitu:
a) Kewajiban sekarang
a) Hutang dagang
19
b) Hutang berjangka
d) Hutang deviden
Menurut PSAK 01, liabilitas yang tidak termasuk dalam kategori liabilitas jangka
pendek maka akan diklasifikasikan sebagai sebagai hutang jangka panjang. Hutang
jangka panjang antara lain:
b) Hutang obligasi
c) Hutang hipotek
3) Ekuitas
Hal-hal yang diungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau laporan perubahan ekuitas
atau CALK :
ii. Jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh dan yang diterbitkan tetapi
tidak disetor penuh
iv. Rekonsiliasi jumlah saham yang beredar pada awal dan akhir periode
20
vi. Saham yang dikuasai entitas sendiri, entitas anak, atau entitas asosiasi
b. Penjelasan mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas
Entitas yang modalnya tidak terbagi dalam saham, seperti persekutuan atau unit
perwalian, mengungkapkan informasi yang setara sesuai dengan poin a di atas, yang
memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari setiap jenis kepentingan ekuitas,
serta hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap kepentingan ekuitas.
1. laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah) dan
a. pendapatan;
b. biaya keuangan;
c. bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang dicatat dengan
menggunakan metode ekuitas;
21
d. beban pajak;
2. keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai
wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang
dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan;
f. laba rugi;
h. bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan joint ventures yang
dicatat dengan menggunakan metode ekuitas; dan
Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan
klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas:
Entitas menggabungkan beban dalam laba rugi berdasarkan sifat, seperti penyusutan,
pembelian bahan baku, biaya transportasi, imbalan kerja, dan biaya iklan) dan tidak
merealokasikan menurut berbagai fungsi dalam entitas. Metode ini mudah diterapkan
karena tidak memerlukan adanya alokasi beban menurut klasifikasi fungsional.
22
pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan metode sifat beban. Namun,
pengalokasikan biaya berdasarkan fungsi mungkin membutuhkan alokasi secara arbiter
dan pertimbangan yang matang. Entitas yang mengklasifikasikan beban berdasarkan
fungsi mengungkapkan informasi tambahan tentang sifat beban, termasuk beban
penyusutan, amortisasi, dan beban imbalan kerja.
a. total laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama suatu periode, yaitu
menunjukkan secara terpisah jumlah total yang dapat diatribusikan kepada pemilik
entitas kepentingan induk dan non-pengendali
b. untuk setiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian
kembali retrospektif diakui sesuai dengan PSAK 25
c. untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara nilai tercatat awal dan akhir
periode, secara terpisah mengungkapkan setiap perubahan yang timbul dari:
(i) laba rugi:
(ii) pendapatan komprehensif lain; dan
(iii) transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang mewakili
secara terpisah kontribusi dan distribusi pemilik kepada pemilik dan perubahan
hak kepemilikan di anak perusahaan yang tidak mengakibatkan hilangnya
kendali.
23
perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan
penjelasan naratif dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan
informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan
keuangan tersebut(Revisi 2013) .
b. mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK yang tidak disajikan dibagian
manapun dalam laporan keuangan.
c. Informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan perubahan posisi
keuangan dan laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan
laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian laporan dan penyajian masing-masing
pos
24
a. sejumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan sebelum tanggal penyelesaian
laporan keuangan tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode
tersebut juga jumlah dividen per saham; dan
Entitas menyajikan, minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua
laporan arus kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan
yang berhubungan.
Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan untuk
periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan. Misalnya, entitas
mengungkapkan dalam periode berjalan rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi,
namun hasil akhirnya belum diketahui secara pasti pada akhir periode sebelumnya dan
masih dalam proses penyelesaian. Pengguna laporan keuangan memperoleh manfaat atas
pengungkapan informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya
dan dari pengungkapan informasi tentang langkah-langkah yang telah dilakukan selama
periode berjalan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut.
Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas laporan keuangan
komparatif minimum yang disyaratkan PSAK/ISAK, sepanjang informasi tersebut
disusun sesuai dengan PSAK/ISAK. Informasi komparatif ini dapat berisi terdiri satu atau
lebih laporan keuangan, namun tidak terdiri dari laporan keuangan lengkap. Ketika hal ini
25
terjadi, entitas menyajikan catatan informasi yang berhubungan dengan laporan tambahan
tersebut.
Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain (sehingga menyajikan periode berjalan, periode sebelumnya, dan satu periode
komparatif tambahan). Namun demikian, entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan tiga
laporan posisi keuangan, tiga laporan arus kas, atau tiga laporan perubahan ekuitas (yaitu
laporan keuangan komparatif tambahan). Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan
atas laporan keuangan, informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan atas
laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan seperti pada awal periode sebelumnya
sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang diwajib syaratkan
dalam paragraf 36A jika:
Dalam kondisi yang digambarkan dalam paragraf 38A, entitas menyajikan tiga laporan
posisi keuangan pada:
26
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kerangka kerja konseptual merupakan suatu sistem yang koheren yang terdiri dari
tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi
penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari
akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Tujuan kerangka kerja konseptual untuk
meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai LK atas pelaporan keuangan dan akan
menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan.
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan dari PSAK 1, “penyajian laporan keuangan
adalah untuk memastikan komparabilitas penyajian informasi dengan laporan keuangan
entitas dari periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lainnya.
27
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/23065446/KEL_1_PSAK_1_Penyajian_atas_laporan_keuangan
diakses pada tanggal 17 Februari 2020
https://id.scribd.com/document/391168385/Framework-for-Financial-Reporting-IFRS-Based
diakses pada tanggal 19 Februari 2020
28