Anda di halaman 1dari 7

Nur Shadrina Hashifa

1802111811

Resume Penggangaran Sektor Publik

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH


MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI PEMERINTAH DAERAH

( SIPD) SESUAI PP 12 TAHUN 2019 DAN PERMENDAGRI 90 TAHUN 2020

Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi


perencanaan, penganggaran, pelaksanaan , penatausahaan, pelaporan, pertanggung jawaban,
dan pengawasan keuangan daerah. Anggaran pendapatan dan belanja daerah yang
selanjutnyaa disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan
dengan peraturan daerah . Pedoman penyusunan APBD adalah pokok kebijakan sebagai
petunjuk dan arah bagi pemerintah daerah dalam penyususnan, pembahasan dan penetapan
APBD.

Ruang Lingkup Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah


Tahun Anggaran 2021:

Sinkronisasi Kebijakan Pemerintah Daerah Dengan Kebijakan Pemerintah:

Rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2021 memuat sasaran, arah kebijakan, dan
strategi pembangunan yang merupakan penjabaran tahun kedua pelaksanaan rencana
pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2020-2024 sebagai mana diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan.

7 Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2021 Dimaksud Meliputi :

1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas dan


berkeadilan.
2. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan.
3. Meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing
4. Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan
5. Memperkuat insfrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan
dasar
6. Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana, dan perubahan
iklim dan
7. Memperkuat stabilitas politik, hukum pertahanan dan keamanan dan transformasi
pelayanan public

Dalam PPAS Tahun Anggaran 2021 Pemerintah Provinsi Dan Pemerintah Kabupaten/Kota
Mencantumkan:

• Sinergitas program pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota terhadap prioritas


pembangunan nasional

• Sinkronisasi kebijakan pemerintahan kabupaten/kota dengan prioritas pembangunan


provinsi; dan

• Prioritas masing – masing daerah yang tercantum pada RKPD Tagun 2021

Prinsip Penyusunan APBD Tahun Anggaran 2021 Didasarkan Prinsip Sebagai Berikut :

1. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang menjadi


kewenangan daerah dan kemampuan pendapatan daerah;
2. Tidak bertentangan dengan kepentingan umum dan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi
3. Berpedoman pada RKPD, KUA dan PPAS
4. Tepat waktu, sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam
peraturan perundang undangan;
5. Dilakukan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transfaran, dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan, manfaat untuk
masyarakat dan taat pada ketentuan peraturan perundang – undangan dan
6. APBD merupakan dasar bagi pemerintah daerah bagi pemerintah daerah untuk
melakukan penerimaan dan pengeluaran daerah.

Kebijakan Penyusunan APBD:


1) Penerimaan Daerah
Penerima Daerah Merupakan Rencana Penerimaan Daerah Yang Terukur Secara
Rasional Yang Dapat Dicapai Untuk Setiap Sumber Penerimaan Daerah Dan
Berdasarkan Pada Ketentuan Peraturaan Perundang-undangan Yang Terdiri Atas:

A. Pendapatan Daerah; Dan

B. Penerimaan Pembiayaan Daerah.

2) Pengeluaran Daerah
Pengeluaran Daerah Merupakan Rencana Pengeluaran Daerah Sesuai Dengan
Kepastian Tersediannya Dana Atas Penerima Daerah Dalam Jumlah Yang Cukup
Dan Harus Memiliki Dasar Hukum Yang Melandasinya, Yang Terdiri Atas;

A. Belanja Daerah; Dan

B. Pengeluaran Pembiayaan Daerah.

Struktur APBD:

A. Pendapatan
 Pendapatan Asli Daerah
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang Sah

 Pendapatan Transfer
1. Transfer Pemerintah Pusat
2. Transfer Antar Daerah

 Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah


1. Hibah
2. Dana Darurat
3. Lain-lain Pendapatan Sesuai Peraturan Undang-Undang

B. Belanja
 Belanja Operasi
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang dan Jasa
3. Belanja Bunga
4. Belanja Subsidi
5. Belanja Hibah
6. Belanja Bantuan Sosial

 Belanja Modal
1. Belanja Modal Tanah
2. Belanja Modal Peralatan dan Mesin
3. Belanja Modal Gedung dan Bangunan
4. Belanja Modal Jalan, Jaringan dan Irigrasi
5. Belanja Modal Aset Tetap Lainnya

 Belanja Tidak Terduga


 Belanja Transfer
1. Belanja Bagi Hasil
2. Belanja Bantuan Keuangan

C. Pembiayaan
 Penerimaan Pembiayaan
1. SiLPA
2. Pencairan Dana Cadangan
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4. Penerimaan Pinjaman Daerah
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
6. Penerimaan Pembayaran Lainnya Sesuai Ketentuan
 Pengeluaran Pembiayaan
1. Pembentukan Dana Cadangan
2. Penyertaan Modal Daerah
3. Pembayaran Cicilan Pokok Utang yang Jatuh Tempo
4. Pemberian Pinjaman Daerah
5. Pengeluaran Pembiayaan Lainnya sesuai Peraturan Undang Undang

Dasar Hukum Penyusunan APBD Mengunakan SIPD :

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2019 Tentang
Sistem Informasi Daerah

 Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 90 Tahun 2019 Tentang
Klasifikasi, Kodefikasi Dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan Keuangan
Daerah

 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 050-3708 Tahun 2020 Tentang Hasil
Verifikasi Dan Validasi Pemutakhiran Klasifikasi Kodefikasi Dan Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan Dan Keuangan Daerah

Latar Belakang Satu Data Satu Sistem

a. Urgensi Satu Data


 Program Kegiatan saat ini belum mengacu pada Undang-undang N0.23 Tahun 2014
 Terdapat perbedaan dalam penyajian kode dan nomenklatur program kegiatan,
organisasi dan rekening dikarenakan masih diberikan kebebasan dalam melakukan
penambahan versi masing-masing Pemda
 Terdapat perbedaan dalam penyajian struktur APBD dalam penganggaran dengan
struktur APBD dalam laporan keuangan sehingga masih dibutuhkan adanya konversi
 Sulitnya pemerintah dalam menyajikan data statistik kinerja dan keuangan pemda
secara nasional
b. Urgensi Satu Sistem
 Pemda belum seluruhnya mengoptimalkan penggunaan sistem informasi sebagai
bagian dari SIPD untuk memenuhi kebutuhan akuntabiltas dan transparansi
pemerintahan menuju Open Government Indonesia (OGI)
 Database bersifat lokal di masing-masing pemda dengan kodefikasi program dan
kegiatan yang bervariasi sehingga cukup sulit dalam proses sinkronisasi dan
harmonisasi pembangunan pusta dan daerah
 Tingginya variasi sistem informasi yang digunakan pemda dalam fase perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pertabnggung jawaban serta pelaporan
 Tingginya belanja TI yang belum saling terhubung sehigga tidak efisien dan efektif

Satu Data:

2019: PMDN 90 Tahun 2019

Klasifikasi, kodefikasi dan nomenklatur

2020: Pemetaan & Pemutakhiran

 Pemda melakukan pemetaan program dan kegiatan ke Permendagri 90 Tahun 2019


 Kemendagri melakukan pemutakhiran atas usulan pemda perubahan kebijakan dan
Peraturan Undang-Undang
2021: Penerapan Pemendagri 0 Tahun 2019 pada pelaksanaan APBD TA 2021

2022: Penggunaan klasifikasi, kodefikasi, dan nomenklatur dalam RPJMD yang telah
mengacu Permendagri 90

Satu Sistem:

2019: PMDN 90 Tahun 2019

Sistem Informasi Pemda

2020: Pelatihan dan Penerapan

 Pelatihan setiap hari kerja di Pusdatin Permandagri


 Penyiapan insfrtastruktur pendukung SIPD
 Penerapan SIPD pada Pemda secara pararel

2021: Penerapan SIPD pada fase pelaksanaan APBD TA 2021


2022: penerapan SIPD dengan RPJMD yang mengacu Permandagri 90

Anda mungkin juga menyukai