Anda di halaman 1dari 19

TEORI AKUNTANSI

“ KERANGKA KONSEPTUAL DAN TUJUAN PELAPORAN AKUNTANSI ”

Dosen Pembimbing :

Riadini Apriliasari, S.E., M.S.A

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Disyacitta Samastha (1812311034)


2. Nanda Mega Karendhita (1912321001)
3. Reina Septiani Priyanti (1912321002)
4. Regina Ledis Halawa (1912311002)
5. Shofia Ayu Nengtias (1912321006)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
DAFTAR ISI

BAB I ........................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN .........................................................................................................................3

A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................3

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................3

C. TUJUAN ...................................................................................................................................3

BAB II ..........................................................................................................................................4

PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 4

A. PROSES PEREKAYASAAN ..................................................................................................... 4

B. KERANGKA KONSEPTUAL ....................................................................................................4

C. MODEL KERANGKA KONSEPTUAL ......................................................................................6

1. Kerangka Konseptual Versi FASB ....................................................................................... 6

2. Kerangka Konseptual Versi IASC ........................................................................................8

3. Kerangka Konseptual Versi IFRS ........................................................................................ 9

D. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN .....................................................................................10

a) Aspek Sosial Tujuan Pelaporan ................................................................................................. 10

b) Tujuan Pelaporan Keuangan FASB ...........................................................................................11

c) Isi Tujuan Pelaporan ................................................................................................................. 11

E. KARAKTERISTIK INFORMASI AKUNTANSI .......................................................................12

Contoh Kasus .............................................................................................................................. 12

BAB III .......................................................................................................................................14

PENUTUP .................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................19

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kerangka kerja konseptual memberikan adaptasi sistematik dalam standar akuntasni


bagi lingkungan bisnis yang terus berubah. FASB menggunakan kerangka konseptual
untuk membekali perkembangan standar akuntansi yang baru secara terorganisasi dan
konsisten. Disamping itu, mempelajari kerangka kerja konseptual FASB akan
memudahkan seseorang untuk mengerti dan mengatisipasi standar masa depan.

Kerangka kerja konseptual menyebutkan tujuan dari pelaporan keuangan dan


karakteristik dari informasi akuntansi yang baik, mendefinisikan dengan tepat istilah-istilah
yang biasa digunakan seperti asset dan pendapatan. Serta menyediakan petunjuk untuk
pengakuan, pengukuran, dan pelaporan keuangan yang tepat. Dengan adanya Standart
Akuntansi Keuangan (SAK) yang baru, memberikan petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan
pelaporan keuangan yang berbeda dari sebelumnya. Sehingga diperlukan adanya publikasi
kepada seluruh pelaku akuntansi di Indonesia agar menyesuaikan dengan peraturan baru
yang berlaku.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari kerangka konseptual ?


2. Bagaimana model dalam kerangka konseptual ?
3. Apa saja isu-isu kerangka konseptual ?
4. Bagaimana tujuan pelaporan keuangan ?
5. Apa yang menjadi karakteristik informasi akuntansi ?

C. TUJUAN

1. Untuk memahami definisi dari kerangka konseptual

3
2. Untuk mengerti model dari kerangka konseptual yang berlaku secara umum dan
universal
3. Untuk Mengetahui isu-isu kerangka konseptual
4. Untuk Memahami tujuan pelaporan keuangan FASB
5. Untuk Mengetahui karakteristik dari informasi akuntansi

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. KERANGKA KONSEPTUAL (CONCEPTUAL FRAMEWORK)

Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu system


yang koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar
yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi, serta keterbatasan akuntansi keuangan
dan laporan keuangan.tujuan akan mengidentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi,
sedangkan fundamental adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang
memberikan petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut,
meringkas dan mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang berkepentingan.

Kerangka konseptual adalah struktur teori akuntansi yang didasarkan pada


penalaran logis yang menjelaskan kenyataan yang terjadi dan menjelaskan apa yang harus
dilakukan apabila ada fakta atau fenomena baru. Kerangka konseptual digambarkan dalam
bentuk hiraki yang memiliki beberapa tingkatan. Pada tingkatan teori yang tinggi, kerangka
konseptual mengidentifikasi ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan. Pada tingkatan
selanjutnya, karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen keuangan
didefinisikan. Pada tingkatan operasional, kerangka operasional, berkaitan dengan prinsip-
prinsip dan aturan-aturan tentang pengakuan dan pengukuran elemen laporan keuangan.
Artinya perumusan kerangka konseptual dimulai dengan penetuan tujuan yang menjadi
landasan untuk Menyusun elemen lain seperti karakteristik kualitatif dari informasi dan
pengakuan serta pengukuran elemen laporan keuangan.

Perlunya Rerangka Konseptual antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut.


1. Sebagai pedoman dalam menentukan standar akuntansi
2. Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah akuntansi apabila
standar yang sekarang ada, tidak mengatur isu-isu yang baru muncul
3. Sebagai dasar membuat pertimbangan (judgement) dalam menyajikan laporan
keuangan
4. Meningkatkan daya banding dengan cara mengurangi berbagi alternatif metode
akuntansi yang ada.

5
Dalam proses perekayasaan akuntansi, untuk menghasilkan konsep maupun sebuah
teori, jawaban atas pertanyaan di dalamnya dibutuhkan kerangka konseptual. Kerangka
konseptual merupakan bagian dari proses perekayasaan akuntansi, dimana gambaran
keduanya dapat dilihat dari model di bawah ini:

Sumber: Suwardjono (2006)

Menurut Belkaoui (1993), kerangka konseptual diartikan sebagai teori akuntansi


yang tersetruktur. Hal ini dikarenakan struktur kerangka konseptual sama dengan teori
akuntansi yang didasarkan pada penalaran yang sifatnya logis, yang mana dapat
digambarkan dalam bentuk hierarki dan terdiri dari beberapa tingkat:

1. Tingkat Teori Tertinggi

6
Kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan.

2. Tingkat Selanjutnya

Kerangka konseptual mengidentifikasikan dan mendefinisikan karakteristik


kualitatif dari informasi keuangan dan elemen laporan keuangan.

3. Tingkat Operasional yang Lebih Rendah

Kerangka konseptual berkaitan dengan prinsip dan aturan tentang oengukuran dan
pengakuan dari elemen elemen yang ada laporan keuangan.

Sedangkan menurut (Benston, Carmichael et al. 2007) FASB mendefisinisikan


kerangka konseptual merupakan suatu sistem yang kohern tentang tujuan dan konsep dasar
yang saling berkaitan yang diharapkan dapat menghasilkan standar standar yang konsisten
dan memberikan pedoman tentang jenis, fungsi dan keterbatasan akuntansi dan pelaporan
keuangan.

Tanpa kerangka konseptual akan sulit untuk menyusun standar dan mengevaluasi
argumen bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik di banding yang lain dalam tujuan
tertentu. Tanpa kerangka konseptual juga dapat menyebabkan penyusun standar akuntansi
diperalat oleh pihak tertentu untuk menghasilkan standar yang hanya menguntungkan
pihak yang memperalat tersebu. Dengan kata lain, kerangka konseptual melindungi
seorang penyusun standar akuntansi dari politisasi untuk kepentingan tertentu.

B. MODEL KERANGKA KONSEPTUAL

Terdapat dua model kerangka konseptual yang berlaku secara umum dan universal,
yaitu:

1. Kerangka Konseptual Versi FASB

Salah satu model kerangka konseptual yang dikenal adalah kerangka konseptual
yang dikembangkan oleh FASB yang memuat empat komponen seperti berikut:
a. Tujuan pelaporan keuangan
b. Kriteria kualitas informasi
c. Elemen-elemen laporan keuangan

7
d. Pengukuran dan pengakuan

Keempat konsep tersebut membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan. Keempat
komponen tersebut dituangkan ke dalam delapan pernyataan SFAC (Statement of
Financial Accounting Concept) sebagai berikut:

- SFAC No. 1, “Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises”,


yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.
- SFAC No. 2, ”Qualitative Characteristics of Accounting Information”, yang
menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.
- SFAC No. 3, ”Elements of Financial Statements of Business Enterprises”, yang
memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan,
seperti asset, liabilities, equity, revenue, dan expense.
- SFAC No. 4, “Objectives of Financial Reporting by Nonbusiness Enterprises”,
yang menjelaskan berupa tujuan pelaporan keuangan bagi organisasi nirlaba.
- SFAC No. 5, “Recognition and Measurements in Financial Statements of
Business Enterprises”, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran
fundamental serta pedoman tentang informasi apa yang biasanya harus
dimasukkan ke dalam laooran keuangan dan kapan waktu pelaporannya.
- SFAC No. 6, “Elements of Financial Statements”, yang menggantikan SFAC
No. 3 dan memperluas ruang lingkup SFAC No. 3 dengan memasukkan
organisasi-organisasi nirlaba.
- SFAC No. 7, “Using Cash Flow Information and Present Value in Accounting
Measurements”, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas
masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang sebagai dasar pengukuran.
- SFAC No. 8, “Conceptual Framework For Financial Reporting”, yang
merupakan pembaruan dari SFAC No. 1 dan No. 2.

Laporan keuangan merupakan sebuah media utama dari pelaporan keuangan. Pelaporan
keuangan lebih luas daripada laporan keuangan. Pelaporan keuangan berdasarkan
model FASB tidak hanya menghasilkan informasi keuangan yang hendak dilaporkan
pada laporan keuangan, tetapi lebih dari itu mengandung informasi-informasi lain yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan.

8
Sumber: Suwardjono (2006)

2. Kerangka Konseptual Versi IASC (International Accounting Standards


Committee)

Kerangka kerja yang kedua ini disebut sebagai kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan, yang memiliki konsep-konsep yang hamper sama
seperti versi FASB. Komponen-komponen tersebut adalah:
- The Objective of Financial Statements
- Underlying Assumptions
- Qualitative Characteristics of Financial Statement
- The Elements of Financial Statements

9
- Recognition of the Elements of Financial Statements
- Measurement of the Elements of Financial Statements
- Concepts of Capital Maintenance and the Determination of Profit

3. Kerangka Konseptual Versi IFRS

Ilustrasi kerangka konseptual versi IFRS adalah sebagai berikut:

Dalam kerangka konseptual IFRS, dibagi ke dalam tiga tingkatan. Pada


tingkat pertama, tujuan (objective) mengidentifikasi tujuan dan sasaran yang
diharapkan dari akuntansi keuangan. Umumnya, sebuah standar akuntansi
dikembangkan berdasarkan kerangka kerja konseptualnya, sehingga dapat
menghasilkan laporan akuntansi yang bermanfaat bagi penggunanya.
Pada tingkat kedua, karakteristik kualitatif (Qualitative Characteristic)
yang menyediakan unsure-unsur informasi akuntansi sehingga dapat berguna dan
unsur-unsur (Elements) laporan keuangan (asset, liabilities, equity, dan lainnya).
Dan pada tingkat terakhir, konsep-konsep pengukuran dan pengakuan
(measurement and recognition concepts) yang digunakan dalam penetapan standar

10
akuntansi. Konsep-konsep tersebut meliputi prinsip, asumsi dan kendala-kendala
dalam pelaporan keuangan.
C. ISU-ISU KERANGKA KONSEPTUAL
1. ISU ARTIKULASI
Terdapat dua pendekatan terkait dengan pandangan artikulasi yaitu :
a. Pendekatan Aset – Hutang (neraca atau balance sheet)
Disebut juga dengan pemeliharaan modal, yang berarti revenue dan expense
merupakan hasil dari perubahan asset dan hutang. Peningkatan dan penurunan
asset bersih yang tidak dimasukan dalam definisi earnings antara lain,
kontribusi modal, koreksi earnings periode sebelumnya dan gains serta losses
holding.

b. Pendekatan Pendapatan – Biaya ( laba – rugi atau income statement)


Disebut juga pandangan laporan income atau penandingan, yang berarti
revenue dan expense dihasilkan dari kebutuhan akan penandingan. Penandingan
merupakan proses pegukuran fundamental dalam akuntansi yang terbagi atas
dua tahap yaitu pengakuan revenue (dalam satuan waktu) melalui prinsip
realisasi pengakuan expense dalam tig acara, yaitu hukum sebab akibat, alokasi
yang rasional, dan sistematis, dan pengakuan segera. Pandangan laba rugi
menekankan pada pengukuran earnings dan tidak pada peningkatan atau
penururan modal bersih.

2. ISU DEFINISI

Menurut pandangan neraca, asset adalah sumber daya ekonomi yang


dimiliki suatu entitas, dimana sumber daya tersebut merepresentasikan manfaat
dimasa mendatang yang diharapkan menghasilkan aliran kas masuk secara
langsung maupun tidak langsung. Asset juga dibatasi untuk menyajikan sumber
daya ekonomi yang dimiliki entitas.

Menurut pandangan laba rugi, asset tidak hanya meliputi asset yang didefinidskn
oleh pandangan neraca, tetapi semua item yang tidak merepresentasikan sumber
daya ekonomi suatu entitas, namun diperlukan untuk penandingan dan penentuan
income secara memadai. Jika kita mengeluarkan masalah beban tangguhan,
definisi asset akan memiliki karakteristik sebagai berikut :

11
a. Asset merepresentasikan aliran kas suatu entitas
b. Manfaat yang diperoleh entitas
c. Konsep legal atas properti yang mempengaruhi definisi akuntansi asset
d. Cara asset diperoleh menjadi bagian dari definisi, dari transaksi sekarang
maupun masalalu, transaksi pertukaran, transfer searah dari pemilik, atau
keuntungan yang tidak diduga.
e. Dapat dipertukarkan

D. TUJUAN PELAPORAN KEUANGAN

Penentuan tujuan pelaporan keuangan adalah langkah yang paling penting dalam
proses perekayasaan akuntansi. Menurut (Zeff 1999) tujuan pelaporan keuagan sendiri
menentukan konsep, prinsip, dan teori yang relevan yang pada akhirnya dapat menentukan
bentuk, isi, jenis, dan susunan sebuah laporan keuangan. Untuk menurunkan tujuan
pelaporan keuangan, pihak yang dituju beserta kepentingannya harus diidentifikasi secara
jelas agar informasi yang dihasilkan dapat memuaskan kebutuhan pihak yang dituju
sebagau bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan.

Masalah yang kerap timbul dalam menyusun tujuan adalah menentukan siapa yang
dituju, apa kepentingannya, seberapa banyak informasi yang diinginkan, dan apa saja
sumber informasinya. Karakteristik pengguna laporan keuangan juga harus
dipertimbangkan dalam penetapan tujuan pelaporan keuangan. Most dalam (Suwardjono
2005) menunjukkan dua pendekatan dalam penetapan tujuan pelaporan keuangan guna
mengatasi masalah-masalah di atas. Kedua pendekatan tersebut ialah:

(1) Menyediakan informasi untuk seluruh pengguna laporan keuangan secara


umum yang memiliki berbagai macam kepentingan, atau
(2) Menyediakan informasi untuk sekelompok pengguna tertentu yang memiliki
kepentingan tertentu yang dapat diidentifikasi.

12
a) Aspek Sosial Tujuan Pelaporan

Tujuan pelaporan keuangan dilihat dari aspek sosial dibagi ke dalam beberapa
tujuan di bawah ini:

1. Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional merupakan tujuan dari kelompok masyarakat atau organisasi
scara keseluruhan tanpa memerhatikan tujuan dari masing-masing individu di
dalam kelompok tersebut. Tujuan fungsional dapat diidentifikasi dengan
mengamati konsekuensi dari kegiatan kelompok-kelompok tersebut yang terjadi
secara nyata. Tujuan fungsional akuntansi dapat ditetapkan untuk hal-hal seperti
pengalokasian sumber daya ekonomi secara efisien dan melakukan fungsi
pengendalian sosial.
2. Tujuan Bersama
Tujuan bersama merupakan beberapa tujuan individu yang memiliki kesamaan
dengan tujuan individu. Tujuan bersama dapat ditentukan dengan mengidentifikasi
tujuan individu dan dilanjutkan dengan memilih tujuan seluruh individu yang ada di
dalam kelompok yang sama untuk dijadikan satu tujuan yang bersifat umum.
3. Tujuan Kelompok Dominan
Tujuan kelompok dominan merupakan tujuan dari individu maupun kelompok yang
dominan dalam suatu lingkungan masyarakat yang dapat dijadikan tujuan bersama.
Mereka yang dikatakan kelompok dominan merupakan kelompok yang memiliki
pengaruh paling kuat di dalam sistem yang ada. Sebaliknya, tujuan kelompok non-
dominan tidak relevan (lemah) untuk memengaruhi sistem.

b) Tujuan Pelaporan Keuangan FASB

Tujuan pelaporan adalah hal mendasar yang penting dalam sebuah kerangka
konseptual. FASB menyusun tujuan pelaporan berdasarkan pada ketiga aspek berikut:

1. Tujuan pelaporan keuangan ditentukan oleh lingkungan ekonomi, hukum, politik,


dan sosial dimana akuntansi diterapkan.
2. Tujuan pelaporan dipengaruhi oleh karakteristik dan keterbatasan informasi dalam
pelaporan keuangan.

13
3. Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu luasnya
informasi yang dibutuhka oleh berbagai pihak pengguna dengan berbagai
kepentingannya.

c) Isi Tujuan Pelaporan

Menurut SFAC No. 1 dalam (Suwardjono 2005) terdapat lima elemen laporan
keuangan yang harus disediakan, yaitu:

1. Economic resources, obligations, and owner’s equity


2. Enterprise performance and earnings
3. Liquidity, solvency, and funds flows
4. Management stewardships and performance
5. Management explanations and interpretations

E. KARAKTERISTIK INFORMASI AKUNTANSI

1. Karakteristik Kualitatif dan Informasi Akuntansi

Dalam memilih metode akuntansi yang tepat, dan jenis dan jumlah informasi yang
perludiungkapkan, dan juga format penyajiannya, melibatkan penentuan alternative
yang menyediakan informasi paling berguna untuk tujuan pengambilan keputusan.
FASB telah mengidentifikasi karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi yang
menjadi pembeda informasi yang lebih bermanfaat dengan informasi yang inferior
bagi tujuan pelaporan keuangan.

2. Pengambilan Keputusan (Pemakai) dan Kemampuan Memahami

Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan sangat bervariasi, hal
tersebut juga sama dengan metode pengambilan keputusan yang digunakan
perusahaan, informasi yang telah dimiliki atau didapatkan dari sumber-sumber yang
lain, dan kapasitas perusahaan dalam mengolah informasi tersebut. Agar informasi
tersebut menjadi berguna, harus ada

hubungan di antara para pengguna dengan keputusan yang mereka ambil. Berkaitan
dengan hal tersebut, yaitu kemampuan pemakai (understandability), adalah

14
kualitas informasi yang membuat para pengguna merasakan signifikansi dari
informasi yang bersangkutan.

3. Kualitas Primer : Relevansi dan Reliabilitas

Relevansi dan Reliabilitas adalah dua kualitas primer yang dapat mengkonversi
informasi akuntansi menjadi sebuah alat dalam pengambilan keputusan. Untuk
menciptakan informasi akuntansi yang relevan, informasi tersebut harus dapat
membuat perbedaan dalam menciptakan sebuah keputusan. Jika tidak, informasi
tersebut dapat dikatakan tidak relevan dan membantu pengguna informasi tersebut
membuat estimasi terkait dengan hasil akhir dari kejadian yang telah lampau, masa
kini, dan masa mendatang, yaitu mempunyai nilai prediktif. Informasi yang
relevan juga akan membantu pemakai dalam menjustifikasi atau ekspektasi masa
lalu dalam hal memiliki nilai umpan balik. Sebelum informasi tersebut kehilangan
kapasitasnya sebagai penentu keputusan yang diambil, yaitu memiliki ketepatan
waktu, informasi tersebut harus tersedia untuk pengambil keputusan.
Konsep Reabilitas menjelaskan bahwa informasi akuntansi dinilai handal apabila
dapat disajikan secara tepat, dapat diverifikasi, serta bebas dari unsure eror. Daya
uji ditunjukkan ketika alat pengukur independen menggunakan metode yang sama
ternyata mendapatkan hasil yang sama. Ketepatan penyajian berarti bahwa angka-
angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan merefleksikan apa sebenarnya
terjadi. Dan Netralitas mengindikasikan informasi tidak dapat dipilih menurut
kepentingan golongan pengguna tertentu. Informasi yang disajikan harus faktual,
benar, dan tidak bias.

4. Kualitas Sekunder : Komparabilitas dan Konsistensi

Informasi mengenai sebuah perusahaan lebih berguna apabila dapat dibandingkan


dengan informasi serupa yang dimiliki perusahaan lain (komparabilitas) dan
dengan informasi yang sama dari perusahaan yang sama pada periode waktu yang
berbeda (konsistensi). Dengan menggunakan konsep komparabilitas tersebut,
informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki tingkat komparabilitas
apabila telah diukur dan dilaporkan dengan metode yang sama. Komparabilitas

15
memungkinkan pemakai dapat mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang riil
dalam peristiwa ekonomi yang terjadi antar-perusahaan. Sebagai contoh, keputusan
mengenai alokasi sumber daya akan melibatkan evaluasi atas alternatif-alternatif
yang ada, evaluasi hanya dapat dilakukan jika informasi yang tersedia dapat
diperbandingkan. Sementara konsep konsistensi menjelaskan apabila sebuah
perusahaan menerapkan perlakuan akuntansi yang sama untuk setiap kejadian yang
sama setiap periode, maka perusahaan tersebut konsisten dalam menerapkan standar
akuntansinya.

F. CONTOH KASUS
Berikut ini merupakan contoh kasus perubahan konseptual Transformasi PT.
Jamsostek ke BPJS Ketenagakerjaan.
Perintah transformasi kelembagaan badan penyelenggara jaminan sosial
diaturdalam UU No.40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU
SJSN). menjelaskan bahwa, BadanPenyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang
dibentuk oleh UU SJSN adalah transformasi dari badan penyelenggara jaminan
sosial yang tengah berjalan dan dimungkinkan membentuk badan penyelenggara
baru.
Tujuan sebagai perubahan bentuk BUMN Persero yang menyelenggarakan program
jaminan sosial, menjadiBPJS. Perubahan bentuk bermakna perubahan karakteristik
badan penyelenggara jaminan sosial sebagai penyesuaian atas perubahan filosofi
penyelenggaraan program jaminan sosial. Perubahan karakteristik berarti perubahan
bentuk badanhukum yang mencakup pendirian, ruang lingkup kerja dan
kewenangan badanyang selanjutnya diikuti dengan perubahan struktur organisasi,
prosedur kerja dan budaya organisasi.
Misi yang dilaksanakan oleh keempat Persero tersebut merujuk pada peraturan
perundangan yang mengatur program-program jaminan sosial bagi
berbagaikelompok pekerja. Walaupun program-program jaminan sosial yang
tengah berlangsung saat ini diatur dalam peraturan perundangan yang berlainan,
keempatPersero mengemban misi yang sama, yaitu menyelenggarakan program
jaminansosial untuk menggairahkan semangat kerja para pekerja.Program
JAMSOSTEK diselenggarakan dengan pertimbangan selain untukmemberikan
ketenangan kerja juga karena dianggap mempunyai dampak positifterhadap usaha-
usaha peningkatan disiplin dan produktifitas tenaga kerja.

16
17
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu system yang
koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang
konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi, serta keterbatasan akuntansi keuangan dan
laporan keuangan.tujuan akan mengidentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi,
sedangkan fundamental adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang
memberikan petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut,
meringkas dan mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang berkepentingan.

Kerangka konseptual adalah struktur teori akuntansi yang didasarkan pada


penalaran logis yang menjelaskan kenyataan yang terjadi dan menjelaskan apa yang harus
dilakukan apabila ada fakta atau fenomena baru. Kerangka konseptual digambarkan dalam
bentuk hiraki yang memiliki beberapa tingkatan. Pada tingkatan teori yang tinggi, kerangka
konseptual mengidentifikasi ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan. Pada tingkatan
selanjutnya, karakteristik kualitatif dari informasi keuangan dan elemen keuangan
didefinisikan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Benston, G. J., et al. (2007). "The FASB’s Conceptual Framework for Financial Reporting:
A Critical Analysis." Accounting Horizons 21(2): 229-238.

Suwardjono (2005). Teori Akuntansi. Yogyakarta, BPFE Yogyakarta.

Zeff, S. A. (1999). "THE EVOLUTION OF THE CONCEPTUAL FRAMEWORK FOR


BUSINESS ENTERPRISES IN THE UNITED STATES." Accounting Historians
Journal 26(2).

19

Anda mungkin juga menyukai