Dosen Pembimbing :
1
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .........................................................................................................................3
C. TUJUAN ...................................................................................................................................3
BAB II ..........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 4
PENUTUP .................................................................................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
3
2. Untuk mengerti model dari kerangka konseptual yang berlaku secara umum dan
universal
3. Untuk Mengetahui isu-isu kerangka konseptual
4. Untuk Memahami tujuan pelaporan keuangan FASB
5. Untuk Mengetahui karakteristik dari informasi akuntansi
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Dalam proses perekayasaan akuntansi, untuk menghasilkan konsep maupun sebuah
teori, jawaban atas pertanyaan di dalamnya dibutuhkan kerangka konseptual. Kerangka
konseptual merupakan bagian dari proses perekayasaan akuntansi, dimana gambaran
keduanya dapat dilihat dari model di bawah ini:
6
Kerangka konseptual menyatakan ruang lingkup dan tujuan pelaporan keuangan.
2. Tingkat Selanjutnya
Kerangka konseptual berkaitan dengan prinsip dan aturan tentang oengukuran dan
pengakuan dari elemen elemen yang ada laporan keuangan.
Tanpa kerangka konseptual akan sulit untuk menyusun standar dan mengevaluasi
argumen bahwa perlakuan akuntansi tertentu lebih baik di banding yang lain dalam tujuan
tertentu. Tanpa kerangka konseptual juga dapat menyebabkan penyusun standar akuntansi
diperalat oleh pihak tertentu untuk menghasilkan standar yang hanya menguntungkan
pihak yang memperalat tersebu. Dengan kata lain, kerangka konseptual melindungi
seorang penyusun standar akuntansi dari politisasi untuk kepentingan tertentu.
Terdapat dua model kerangka konseptual yang berlaku secara umum dan universal,
yaitu:
Salah satu model kerangka konseptual yang dikenal adalah kerangka konseptual
yang dikembangkan oleh FASB yang memuat empat komponen seperti berikut:
a. Tujuan pelaporan keuangan
b. Kriteria kualitas informasi
c. Elemen-elemen laporan keuangan
7
d. Pengukuran dan pengakuan
Keempat konsep tersebut membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan. Keempat
komponen tersebut dituangkan ke dalam delapan pernyataan SFAC (Statement of
Financial Accounting Concept) sebagai berikut:
Laporan keuangan merupakan sebuah media utama dari pelaporan keuangan. Pelaporan
keuangan lebih luas daripada laporan keuangan. Pelaporan keuangan berdasarkan
model FASB tidak hanya menghasilkan informasi keuangan yang hendak dilaporkan
pada laporan keuangan, tetapi lebih dari itu mengandung informasi-informasi lain yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan.
8
Sumber: Suwardjono (2006)
Kerangka kerja yang kedua ini disebut sebagai kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan, yang memiliki konsep-konsep yang hamper sama
seperti versi FASB. Komponen-komponen tersebut adalah:
- The Objective of Financial Statements
- Underlying Assumptions
- Qualitative Characteristics of Financial Statement
- The Elements of Financial Statements
9
- Recognition of the Elements of Financial Statements
- Measurement of the Elements of Financial Statements
- Concepts of Capital Maintenance and the Determination of Profit
10
akuntansi. Konsep-konsep tersebut meliputi prinsip, asumsi dan kendala-kendala
dalam pelaporan keuangan.
C. ISU-ISU KERANGKA KONSEPTUAL
1. ISU ARTIKULASI
Terdapat dua pendekatan terkait dengan pandangan artikulasi yaitu :
a. Pendekatan Aset – Hutang (neraca atau balance sheet)
Disebut juga dengan pemeliharaan modal, yang berarti revenue dan expense
merupakan hasil dari perubahan asset dan hutang. Peningkatan dan penurunan
asset bersih yang tidak dimasukan dalam definisi earnings antara lain,
kontribusi modal, koreksi earnings periode sebelumnya dan gains serta losses
holding.
2. ISU DEFINISI
Menurut pandangan laba rugi, asset tidak hanya meliputi asset yang didefinidskn
oleh pandangan neraca, tetapi semua item yang tidak merepresentasikan sumber
daya ekonomi suatu entitas, namun diperlukan untuk penandingan dan penentuan
income secara memadai. Jika kita mengeluarkan masalah beban tangguhan,
definisi asset akan memiliki karakteristik sebagai berikut :
11
a. Asset merepresentasikan aliran kas suatu entitas
b. Manfaat yang diperoleh entitas
c. Konsep legal atas properti yang mempengaruhi definisi akuntansi asset
d. Cara asset diperoleh menjadi bagian dari definisi, dari transaksi sekarang
maupun masalalu, transaksi pertukaran, transfer searah dari pemilik, atau
keuntungan yang tidak diduga.
e. Dapat dipertukarkan
Penentuan tujuan pelaporan keuangan adalah langkah yang paling penting dalam
proses perekayasaan akuntansi. Menurut (Zeff 1999) tujuan pelaporan keuagan sendiri
menentukan konsep, prinsip, dan teori yang relevan yang pada akhirnya dapat menentukan
bentuk, isi, jenis, dan susunan sebuah laporan keuangan. Untuk menurunkan tujuan
pelaporan keuangan, pihak yang dituju beserta kepentingannya harus diidentifikasi secara
jelas agar informasi yang dihasilkan dapat memuaskan kebutuhan pihak yang dituju
sebagau bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan.
Masalah yang kerap timbul dalam menyusun tujuan adalah menentukan siapa yang
dituju, apa kepentingannya, seberapa banyak informasi yang diinginkan, dan apa saja
sumber informasinya. Karakteristik pengguna laporan keuangan juga harus
dipertimbangkan dalam penetapan tujuan pelaporan keuangan. Most dalam (Suwardjono
2005) menunjukkan dua pendekatan dalam penetapan tujuan pelaporan keuangan guna
mengatasi masalah-masalah di atas. Kedua pendekatan tersebut ialah:
12
a) Aspek Sosial Tujuan Pelaporan
Tujuan pelaporan keuangan dilihat dari aspek sosial dibagi ke dalam beberapa
tujuan di bawah ini:
1. Tujuan Fungsional
Tujuan fungsional merupakan tujuan dari kelompok masyarakat atau organisasi
scara keseluruhan tanpa memerhatikan tujuan dari masing-masing individu di
dalam kelompok tersebut. Tujuan fungsional dapat diidentifikasi dengan
mengamati konsekuensi dari kegiatan kelompok-kelompok tersebut yang terjadi
secara nyata. Tujuan fungsional akuntansi dapat ditetapkan untuk hal-hal seperti
pengalokasian sumber daya ekonomi secara efisien dan melakukan fungsi
pengendalian sosial.
2. Tujuan Bersama
Tujuan bersama merupakan beberapa tujuan individu yang memiliki kesamaan
dengan tujuan individu. Tujuan bersama dapat ditentukan dengan mengidentifikasi
tujuan individu dan dilanjutkan dengan memilih tujuan seluruh individu yang ada di
dalam kelompok yang sama untuk dijadikan satu tujuan yang bersifat umum.
3. Tujuan Kelompok Dominan
Tujuan kelompok dominan merupakan tujuan dari individu maupun kelompok yang
dominan dalam suatu lingkungan masyarakat yang dapat dijadikan tujuan bersama.
Mereka yang dikatakan kelompok dominan merupakan kelompok yang memiliki
pengaruh paling kuat di dalam sistem yang ada. Sebaliknya, tujuan kelompok non-
dominan tidak relevan (lemah) untuk memengaruhi sistem.
Tujuan pelaporan adalah hal mendasar yang penting dalam sebuah kerangka
konseptual. FASB menyusun tujuan pelaporan berdasarkan pada ketiga aspek berikut:
13
3. Tujuan pelaporan memerlukan suatu fokus untuk menghindari terlalu luasnya
informasi yang dibutuhka oleh berbagai pihak pengguna dengan berbagai
kepentingannya.
Menurut SFAC No. 1 dalam (Suwardjono 2005) terdapat lima elemen laporan
keuangan yang harus disediakan, yaitu:
Dalam memilih metode akuntansi yang tepat, dan jenis dan jumlah informasi yang
perludiungkapkan, dan juga format penyajiannya, melibatkan penentuan alternative
yang menyediakan informasi paling berguna untuk tujuan pengambilan keputusan.
FASB telah mengidentifikasi karakteristik kualitatif dari informasi akuntansi yang
menjadi pembeda informasi yang lebih bermanfaat dengan informasi yang inferior
bagi tujuan pelaporan keuangan.
Jenis keputusan yang dibuat oleh pengambil keputusan sangat bervariasi, hal
tersebut juga sama dengan metode pengambilan keputusan yang digunakan
perusahaan, informasi yang telah dimiliki atau didapatkan dari sumber-sumber yang
lain, dan kapasitas perusahaan dalam mengolah informasi tersebut. Agar informasi
tersebut menjadi berguna, harus ada
hubungan di antara para pengguna dengan keputusan yang mereka ambil. Berkaitan
dengan hal tersebut, yaitu kemampuan pemakai (understandability), adalah
14
kualitas informasi yang membuat para pengguna merasakan signifikansi dari
informasi yang bersangkutan.
Relevansi dan Reliabilitas adalah dua kualitas primer yang dapat mengkonversi
informasi akuntansi menjadi sebuah alat dalam pengambilan keputusan. Untuk
menciptakan informasi akuntansi yang relevan, informasi tersebut harus dapat
membuat perbedaan dalam menciptakan sebuah keputusan. Jika tidak, informasi
tersebut dapat dikatakan tidak relevan dan membantu pengguna informasi tersebut
membuat estimasi terkait dengan hasil akhir dari kejadian yang telah lampau, masa
kini, dan masa mendatang, yaitu mempunyai nilai prediktif. Informasi yang
relevan juga akan membantu pemakai dalam menjustifikasi atau ekspektasi masa
lalu dalam hal memiliki nilai umpan balik. Sebelum informasi tersebut kehilangan
kapasitasnya sebagai penentu keputusan yang diambil, yaitu memiliki ketepatan
waktu, informasi tersebut harus tersedia untuk pengambil keputusan.
Konsep Reabilitas menjelaskan bahwa informasi akuntansi dinilai handal apabila
dapat disajikan secara tepat, dapat diverifikasi, serta bebas dari unsure eror. Daya
uji ditunjukkan ketika alat pengukur independen menggunakan metode yang sama
ternyata mendapatkan hasil yang sama. Ketepatan penyajian berarti bahwa angka-
angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan merefleksikan apa sebenarnya
terjadi. Dan Netralitas mengindikasikan informasi tidak dapat dipilih menurut
kepentingan golongan pengguna tertentu. Informasi yang disajikan harus faktual,
benar, dan tidak bias.
15
memungkinkan pemakai dapat mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang riil
dalam peristiwa ekonomi yang terjadi antar-perusahaan. Sebagai contoh, keputusan
mengenai alokasi sumber daya akan melibatkan evaluasi atas alternatif-alternatif
yang ada, evaluasi hanya dapat dilakukan jika informasi yang tersedia dapat
diperbandingkan. Sementara konsep konsistensi menjelaskan apabila sebuah
perusahaan menerapkan perlakuan akuntansi yang sama untuk setiap kejadian yang
sama setiap periode, maka perusahaan tersebut konsisten dalam menerapkan standar
akuntansinya.
F. CONTOH KASUS
Berikut ini merupakan contoh kasus perubahan konseptual Transformasi PT.
Jamsostek ke BPJS Ketenagakerjaan.
Perintah transformasi kelembagaan badan penyelenggara jaminan sosial
diaturdalam UU No.40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU
SJSN). menjelaskan bahwa, BadanPenyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang
dibentuk oleh UU SJSN adalah transformasi dari badan penyelenggara jaminan
sosial yang tengah berjalan dan dimungkinkan membentuk badan penyelenggara
baru.
Tujuan sebagai perubahan bentuk BUMN Persero yang menyelenggarakan program
jaminan sosial, menjadiBPJS. Perubahan bentuk bermakna perubahan karakteristik
badan penyelenggara jaminan sosial sebagai penyesuaian atas perubahan filosofi
penyelenggaraan program jaminan sosial. Perubahan karakteristik berarti perubahan
bentuk badanhukum yang mencakup pendirian, ruang lingkup kerja dan
kewenangan badanyang selanjutnya diikuti dengan perubahan struktur organisasi,
prosedur kerja dan budaya organisasi.
Misi yang dilaksanakan oleh keempat Persero tersebut merujuk pada peraturan
perundangan yang mengatur program-program jaminan sosial bagi
berbagaikelompok pekerja. Walaupun program-program jaminan sosial yang
tengah berlangsung saat ini diatur dalam peraturan perundangan yang berlainan,
keempatPersero mengemban misi yang sama, yaitu menyelenggarakan program
jaminansosial untuk menggairahkan semangat kerja para pekerja.Program
JAMSOSTEK diselenggarakan dengan pertimbangan selain untukmemberikan
ketenangan kerja juga karena dianggap mempunyai dampak positifterhadap usaha-
usaha peningkatan disiplin dan produktifitas tenaga kerja.
16
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Menurut FASB, kerangka konseptual merupakan suatu konstitusi, suatu system yang
koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang
konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi, serta keterbatasan akuntansi keuangan dan
laporan keuangan.tujuan akan mengidentifikasikan sasaran dan maksud akuntansi,
sedangkan fundamental adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang
memberikan petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut,
meringkas dan mengkomunikasikan pada pihak-pihak yang berkepentingan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Benston, G. J., et al. (2007). "The FASB’s Conceptual Framework for Financial Reporting:
A Critical Analysis." Accounting Horizons 21(2): 229-238.
19