PENDAHULUAN
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
2.1.1 Pendapatan
“
Pendapatan menunjukkan nilai penjualan total kepada
pelanggan dalam suatu periode dikurangi retur dan potongan
1
penjualan atau diskon penjualan”.
M
enurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), definisi pendapatan
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 23,
yaitu sebagai berikut: “Pendapatan adalah arus masuk bruto
dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama satu periode bila arus masuk tersebut
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
4
kontribusi penanam modal”.
2.1.2 Piutang
operasional perusahaan.
2.2 Jenis-Jenis
2.2.1 Pendapatan
1. Pendapatan Bersih
Yang dimaksud dengan pendapatan bersih adalah pendapatan yang
didapat oleh perusahaan sesudah dikurangi pajak langsung.
3. Pendapatan Lain-Lain
Yang dimaksud dengan pendapatan lain-lain adalah pendapatan
yang berasal dari sumber-sumber di luar kegiatan utama
perusahaan, tidak termasuk dalam pendapatan operasi, misalnya
pendapatan bunga, pendapatan sewa, pendapatan dividen, dan laba
penjualan aktiva tetap.
4. Pendapatan Permanen
Pendapatan rata-rata yang diharapkan dalam perusahaan selama
perusahaan tersebut berdiri.
5. Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan
utama perusahaan.
2.2.2 Piutang
sebagai berikut :
1. Piutang Usaha
Jumlah yang akan ditagih dari pelanggan sebagai akibat
penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang usaha
memiliki saldo normal disebelah debet sesuai dengan saldo
normal untuk aset. Piutang usaha biasanya diperkirakan akan
dapat ditagih dalam jangka waktu yang relatif pendek, yaitu dalam
waktu 30 hari hinggan 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan
dalam neraca sebagai aset lancar (current asset).
2. Piutang Wesel
Tagihan perusahaan kepada pembuat wesel. Pembuat wesel
dalam hal ini adalah pihak yang berhutang kepada perusahaan.,
baik melalui pembelian barang atau jasa secara kredit maupun
melalui peminjaman sejumlah uang. Piutang wesel
diklasifikasikan dalam neraca sebagai aset lancar atau aset tidak
lancar. Piutang wesel yang bersifat lancar, yang timbul akibat
dari penjualan secara kredit, merupakan pengganti piutang usaha
yang belum juga diterima pembayarannya hingga batas waktu
kredit berakhir.
3. Piutang Lain-Lain
2.3 Karakteristik
2.3.1 Pendapatan
Karakteristik tersebut antara lain berdasarkan sumber
pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan, serta sejumlah
besar pendapatan dan proses penandingan.
a. Sumber Pendapatan
Nilai rupiah aktiva bertambah dengan berbagai cara, tetapi
tidak semua cara tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan
nilai rupiah aktiva perusahaan dapat berasal dari transaksi modal,
laba dari penjualan aktiva yang bukan barang dagangan seperti
aktiva tetap, surat berharga, hadiah, sumbangan atau penemuan,
revaluasi aktiva tetap, dan penjualan produk perusahaan.
2.3.2 Piutang
Berdasarkan pengertian dan jenis dari piutang, dapat disimpulkan
bahwa piutang memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik atau ciri
piutang dapat dibagi menjadi tiga yaitu :
3. Besaran Bunga
Piutang pada umumnya memiliki bunga yang harus ditanggung
debitur. Bunga piutang bertujuan sebagai konsekuensi dari
pembayaran yang dilakukan dari jauh hari setelah transaksi terjadi.
Bisa dibilang, uang bunga merupakan timbal balik untuk
perusahaan karena sabar menunggu pembayaran oleh calon
konsumen. Besaran bunga ditentukan oleh perusahaan dan disetujui
oleh konsumen dengan besar bunga 5-10%.
2.4 Penilaian
2.4.1 Pendapatan
Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang
dapat digunakan untuk menentukan berapa rupiah yang diperhitungkan
dan dicatat pertama kali dalam suatu transaksi atau berapa jumlah
rupiah yang harus diletakkan pada suatu akun dalam laporan keuangan.
Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai
berikut :
1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar
pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar sebesar nilai wajar
dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut
pada saat perolehan.
2. Biaya Kini (current cost) : aktiva dimulai dalam wujud kas (atau
setara kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau
setara yang diperoleh sekarang.
3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) :
Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama
atau setara aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam
pelepasan normal (orderly disposal).
4. Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas
masuk bersih di masa depan yang di diskonkan ke nilai sekarang
dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam
pelaksanaan usaha normal.
2.4.2 Piutang
Secara teori semua piutang dinilai dalam jumlah yang mewakili
nilai sekarang dari perkiraan kas di masa mendatang. Oleh karena
piutang usaha jangka pendek, biasanya ditagih dalam 30 hingga 90
hari, bunga pinjaman akan relatif lebih kecil dari jumlah piutangnya
sebagai ganti dari penilaian piutang usaha pada nilai sekarang yang
didiskontokan, piutang dilaporkan sebagai nilai realisasi bersih (net
realizable value) yaitu nilai kas yang diharapkan. Hal ini menjelaskan
bahwa piutang usaha harus dicatat sebagai jumlah bersih dari estimasi
piutang tak tertagih.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3. Secara umum piutang terdiri dari 3 jenis, yaitu : piutang usaha, piutang
wesel dan piutang lain-lain yang dilaporkan secara terpisah dalam neraca.
3.2 Saran