Anda di halaman 1dari 6

RAPAT KOORDINASI

BNPB PERCEPATAN PENANGANAN KORBAN BENCANA TSUNAMI PALU

Hari/tanggal : Sabtu, 15 April 2019


Pukul : 08.00 WIB – selesai
Pimpinan : Kepala BNPB selaku Ketua
Rapat
Peserta Rapat : 1. Gubernur Seluruh Indonesia
2. Bupati/Walikota Daerah Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia

3. Tim Basarnas Kabupaten/Kota dengan jumlah undangan 27 (dua puluh


tujuh) orang
4. Biro Pemerintahan Setda Provinsi Sulawesi Tengah dengan jumlah undangan
1 (satu) orang.
5. Dinas Kependudukan Kabupaten/Kota se-Palu dengan jumlah undangan 9
(sembilan) orang.
Acara : - Pembukaan oleh Ketua BNPB
- Paparan dari masing – masing Gubernur/Kepala BNPB terkait upaya
yang telah dilakukan dan kendala yang dihadapi
- Tanggapan dari Kepala BNPB selaku ketua
- Penutup

Risalah Rapat :
1. Kepala BNPB menyampaikan pembukaan:
a. Perkembangan Korban mengalami peningkatan. Data per 16 November 2020, jumlah
korban sebanyak 5516 orang dan jumlah luka-luka 548 orang.
b. Data provinsi dan pusat sudah mulai terintegrasi dengan baik, tetapi masih ada
beberapa daerah yang datanya belum baik, masih ada perbedaan.
c. Rumah sakit yang sudah terdata di Kementerian Kesehatan ada 36 rumah sakit,
tetapi tidak semua rumah sakit dapat bekerja dengan baik. Kepala BNPB bisa
memastikan rumah sakit mana saja yg bisa beroperasional dengan baik. Rencana
dalam minggu ini akan dikirimkan hasil terbaru.
d. Kepala BNPB sudah mendistribusikan Logistik dan Obat-obatan ke kabupaten/kota,
tetapi masih ada beberapa kendala, seperti kendala dalam saat pendistribusian
logistic di jalan.
e. Kepala BNPB harus mewajibkan seluruh dokter dan tenaga medis, baik yang
menangani korban bencana maupun tidak untuk selalu menyediakan obat-obatan
berstandar WHO.
f. Kepala BNPB sudah membentuk relawan di kabupaten/kota. Seluruh relawan agar
dapat dioptimalisasikan pekerjaannya.
g. Terkait data-data kebijakan pemerintah daerah, seperti data tentang
NOAA, dll mohon diinformasikan ke kepala BNPB.
h. Data yang masih diperlukan dari daerah yaitu data korban yang
sudah sembuh dan jumlah ruangan untuk isolasi. Data korban
bencana yang sembuh dan selamat dapat dimanfaatkan untuk
melakukan kampanye ke masyarakat.

2. Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah menyampaikan hal – hal sebagai


berikut:
a. Pemprov Sulawesi Tengah menjadikan desa-desa sebagai agen
terdepan. Desa- desa tersebut sudah membuat himbauan terkait
bencana Tsunami yang melanda kota, menyediakan rumah- rumah
untuk isolasi. Total sudah ada 15-an desa yang membuat tempat
isolasi/karantina di wilayahnya masing-masing.
b. Terkait outbreak yang terjadi di RS Karyadi, pemerintah meminta
agar RS tersebut mengubah SOP yang ada, karena pasti ada
kesalahan dalam SOP tersebut sehingga mengakibatkan terjadinya
outbreak. Dari hasil penelusuran, banyak korban yang tidak jujur
ketika dilakukan pemeriksaan oleh dokter. Pemerintah sudah
menyiapkan tempat milik pemprov untuk isolasi korban-korban tsb.
c. Masyarakat Sulawesi Tengah dihimbau agar tidak pulang/mudik,
Pemprov Sulteng akan berkoordinasi dengan Pemprov Sulawesi
Barat, Mamuju terkait penyiapan dana bantuan untuk membantu
warga Sulteng agar tidak memaksa pulang.
d. Terdapat perbedaan data antara Lokasi dengan Pemerintah Pusat
terkait jumlah kasus korban tsunami Palu. Mungkin Pemerintah
Pusat mengambil data korban dari NOAA, tetapi data tersebut
tidak/belum ditembuskan ke daerah sehingga datanya masih
berbeda jauh.

3. Tanggapan Ketua BNPB:


a. Untuk RS Anutapura, jika mengalami kekurangan APD dan Obat-
obatan agar didata dan dilaporkan lagi oleh BNPB. Semua tenaga
kesehatan agar menggunakan APD dan memberikan obat-obatan
sesuai dengan standar WHO.
b. Data dari daerah harus lebih konkrit agar BNPB bisa memberikan
bantuan dan dapat menanggulangi bencana secepat mungkin
dengan adanya data yang konkrit.

4. Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah menyampaikan hal – hal sebagai


berikut :
a. Palu memerlukan tambahan relawan tenaga kesehatan seperti
dokter, surveilence dan relawan, karena saat ini hanya terdapat
sejumlah 214 relawan. Kebutuhan jumlah relawan jauh lebih besar
kurang lebih sebanyak 1785 tenaga relawan sesuai dengan proyeksi
Pemerintah Kota Palu untuk 5 bulan ke depan.
b. Daerah-daerah di Palu telah membentuk RT/RW aman untuk
mengamankan wilayah yang masih hijau dan tidak terpapar,
RT/RW aman ini menjadi ujung tombak pemantauan Pasien. Setiap
Kota di Provinsi Sulawesi Tengah terdapat 5 daerah model yang
menjadi rujukan dan akan terus dikembangkan, dan sampai saat ini
ada 34 model RT/RW aman telah dibentuk.
c. Pemerintah Kota Palu sudah mendata orang – orang yang
membutuhkan Bansos. Sebelum bencana Pemprov Sulawesi Tengah
telah memiliki data keluarga miskin dan setelah bencana data
tersebut ditambah lagi dengan warga masyarakat rentan miskin.
Pemprov Sulawesi Tengah terus mendata pengumpulan baru untuk
update berdasar kondisi saat ini di mana terdapat tiga kelompok
penerima bansos antara lain kelompok korban ringan, korban
sedang, dan korban berat, yang terdampak.
d. Data korban bencana yang dimiliki Pemprov Sulteng sudah sinkron dengan
pusat.

5. Tanggapan Kepala BNPB :


a. Kepala BNPB dan Ketua Tim Relawan sudah bertemu, sejumlah
relawan yang telah mendaftar diprioritaskan untuk ditempatkan di
Sulteng sehubungan dengan tingginya tingkat kelelahan yang
dialami tenaga dokter dan perawat Sulteng, Kepala BNPB akan
mengupayakan nakes dari daerah dengan kasus bencana sedikit
untuk ditawarkan bergabung di Palu.
b. Apresiasi beberapa daerah di Palu sudah melakukan isolasi daerah.
Perhatian juga terhadap kelompok penebar maut (kaum berusia
muda dengan mobilitas tinggi) agar tidak boleh berdekatan dengan
kelompok rentan lansia dan berpenyakit bawaan. Ketua BNPB juga
mengusulkan kepada Pemprov Sulteng untuk menyediakan tempat-
tempat di Palu untuk melindungi kelompok rentan/lansia.
c. Data penerima bansos harus by name by address untuk
menghindari terjadinya duplikasi pemberian bantuan
d. Warga Palu yang ada di Sulawesi Tengah dianjurkan tidak pulang
dan dapat dibackup dari Provinsi Sulawesi Tengah.

6. Gubernur Provinsi Sulawesi Tengah menyampaikan hal – hal sebagai


berikut :
a. Pemprov Sulawesi Tengah telah melakukan beberapa tindakan
strategis antara lain industri sudah digerakkan untuk meningkatkan
logistic dan obat-obatan, saat ini Produksi APD juga dikembangkan
dengan standar WHO, industri yang membuat APD harus mendapat
ijin dari Ketua BNPB.
b. Pemprov Sulawesi Tengah sudah berencana untuk melakukan
pendataan kepada 0,6% jumlah penduduk sehingga diperlukan
kurang lebih 3896 pendataan. Gubernur meminta informasi
darimana bisa mendapat obat-obatan sejumlah tersebut.
c. Pemprov Sulawesi Tengah sudah meiliki kurang lebih 2254 orang
relawan ditambah karang taruna yang sudah aktif menjadi relawan,
jika Palu membutuhkan bantuan agar berkoordinasi terkait
spesifikasi relawan yang dibutuhkan.
d. Gubernur Sulawesi Tengah sudah melakukan rapat dengan
Kemensos dan dari hasil rapat tersebut disampaikan bahwa
Presiden memberikan jatah untuk perantau sebesar Rp. 500.000
/KK, dan jika kurang Pemda Sulawesi Tengah juga mengalokasikan
sebanyak Rp. 550.000 /KK perantau untuk yang di luar wilayah
terdampak.

7. Kepala BNPB memberikan tanggapan sebagai berikut :


a. Apresiasi untuk industri di Sulawesi Tengah yang telah mampu
memproduksi APD sesuai standar WHO. Terkait untuk logisyik dan
obat-obatan, kepala BNPB mendorong dan membantu pembiayaan
bagi kemenkes untuk meningkatkan kapasitas pengecekan obat-
obatan.
b. UMKM tetap dioptimalkan untuk produksi obat-obatan dan APD
tetapi tidak dibenarkan bagi tenaga medis untuk menggunakan
oabt-obatan dan APD yang diproduksi bukan dengan standar WHO,
Ketua BNPB Wilayah harus memastikan bahwa tidak ada nakes
yang melakukan praktek tanpa APD.
c. Untuk penyediaan logistik dan obat-obatan mudah-mudahan
minggu depan mendapatkan dari beberapa daerah dan negara.
d. Relawan Sulteng jumlahnya sangat banyak agar terus berintegrasi
dan Gubernur Sulawesi Tengah dapat membuat SK terkait
penunjukan koordinator relawan.

8. Gubernur Provinsi Sulawesi Barat menyampaikan hal sebagai berikut :


a. Gubernur telah meluncurkan beberapa nakes dan relawan serta
beberapa kebutuhan pokok untuk masyarakat terdampak bencana
tsunami.
b. Pemprov Sulbar telah melakukan kontrak tenaga medis dengan 470
orang nakes dengan distribusi sebanyak 110 dan sisanya untuk RS
lain yang menjadi RS rujukan Pemprov, selain itu terdapat relawan
tenaga medis FKM sebanyak 1.800 orang.
c. Sebanyak 74,6 % daerah di Sulbar sudah memiliki ruang observasi.
d. Terkait dengan sholat jenazah karena hukumnya adalah fardu
kifayah dan banyak keluarga korban yang meragukan, Gubernur
memastikan bahwa jenazah setelah dilakukan treatment sesuai
WHO akan disholatkan agar membuat keluarga jenazah merasa
tenang.

9. Ketua BNPB memberikan tanggapan sebagai berikut :


a. Apresiasi upaya yang telah dilakukan Pemprov Sulbar dengan
meluncurkan logistik, obat-obatan serta APD agar bisa diperbanyak,
kontrak tenaga medis dilanjutkan dan bila ada kelebihan agar
diinfokan ke Pusat untuk dapat diperbantukan ke wilayah lain yg
kekurangan.
b. Daerah isolasi mandiri sangat baik untuk menjauhi dari daerah
terdampak atau zona merah, kepada Gubernur Sulbar agar
memaksimalkan peran pendekatan ulama untuk memberikan
sosialisasi dan pengertian kepada masyarakat.

10. Gubernur Provinsi Kendari menyampaikan hal sebagai berikut :


a. Pemprov Kendari menyiapkan RSU Kendari menjadi rumah sakit
khusus penanganan korban bencana Palu.
b. Pemprov Kendari telah melakukan upaya antara lain bekerjasama
dengan perusahaan yg memproduksi APD dan bahkan
memperbanyak bantuan medis. Pemprov juga telah mendata
relawan yang bergabung.
c. Pemprov Kendari sudah menyiapkan 1 hektar lahan untuk
pemakaman korban bencana.
d. Minta kepastian dukungan bansos karena masyarakat sudah
melakukan gugatan.

11. Ketua BNPB memberikan tanggapan sebagai berikut :


a. Untuk APD , alat medis sesuai standar WHO pengadaan tidak mudah
karena ada standar tertentu dalam penyaringan partikel yang harus
dipenuhi.
b. Data relawan dapat dilaporkan ke ketua , diharapkan Gubernur
menetapkan SK penunjukan koordinator relawan.
c. Masyarakat yang mulai melakukan gugatan agar dilakukan
komunikasi dan pendekatan.

12. Gubernur Provinsi Gorontalo menyampaikan hal – hal sebagai berikut :


a. Aktifitas masyarakat saat ini sudah mulai meningkat, pemerintah
akan melakukan upaya penegakan hukum melalui Polri dan TNI
b. Pemprov Gorontalo mewaspadai potensi peningkatan korban dan
gempa maupun tsunami susulan di daerah terdampak.

13. Ketua BNPB memberikan tanggapan agar Deskavid diteruskan.

14. Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan menyampaikan hal – hal sebagai


berikut :
a. Provinsi Sulsel telah melakukan sejumlah upaya percepatan. Saat ini
jumlah korban yang selamat atau bebas dari bencana terus
meningkat.
b. Pemprov Sulsel telah menyiapkan 500 kamar untuk korban
bencana, kebutuhan RS dan ventilator di Sulsel masih dapat
dipenuhi. Tenaga kesehatan dokter perawat tidak dipulangkan dan
diinapkan di hotel.
c. Pemprov telah menyediakan pemakaman khusus korban tsunami.
d. Masyarakat, ormas, pengusaha Makassar bahu-membahu
mengatasi bencana dengan berbagai sumbangan yang diberikan.
e. Pemprov memberikan support sembako kepada 11.000 KK dan
menyampaikan bahwa sangat terbantu dengan adanya program
Pra Kerja dari Pemerintah Pusat
f. TNI dan Polri menyiapkan dapur umum dengan support bahan
makanan dari Provinsi dan Kabupaten/kota.

15. Ketua Gugus Tugas memberikan tanggapan :


a. 65% korban yang meninggal adalah korban yang berada di daerah
pesisir panti, dan sisanya yang tinggal di daerah pergeseran tanah.
b. Memberikan apresiasi terhadap Program peduli Pasigala dan
agar wilayah lain dapat mencontoh.
c. Ketua BNPB di kab/kota/provinsi agar memanfaatkan unsur
TNI, Polri dan Kejaksaan dan harus terus berkolaborasi dan
bergerak simultan.

Anda mungkin juga menyukai