Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“DAMPAK PEMBANGUNAN DAN STUDI-STUDI


KELAYAKAN”

MOH AKBAR GIBRANI


D 101 20 419

UNIVERSITAS TADULAKO

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

ANGKATAN 2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................1
1.4 Manfaat.............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian AMDAL.........................................................................2
2.2 Fungsi dan Peranan AMDAL...........................................................6
2.3 Tahapan Penyusunan AMDAL........................................................6
2.4 Alasan Suatu Rencana Kegiatan Wajib AMDAL............................6
25 Pentingnya AMDAL dalam Berwawasan Lingkungan.....................6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................12
3.2 Saran...............................................................................................12
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
anugerah serta karunia-Nya kepada penulis  sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Dampak Pembangunn dan Studi-Studi
Kelayakan”.
           Penulis menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak sekali  kekurangan,  karena 
pengetahuan yang  penulis miliki masih kurang dan wawasan penulis yang belum cukup luas.
Oleh kerena itu penulis  mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya
penulis bisa membuat yang  lebih baik lagi.
           Akhir kata, penulis mengucapkan  terima kasih kepada  Allah SWT , Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Tolitoli,02 April 2021


BAB I

PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang

Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dengan jelas menyebutkan bahwa


sumber daya alam dan budaya merupakan modal dasar pembangunan. Sebagai
arahan pembangunan jangka panjang, GBHN menyebutkan bahwa : “Bangsa
Indonesia menghendaki hubungan selaras antara manusia dengan Tuhan, dan
antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya”. Dengan demikian perlu
adanya usaha agar hubungan manusia Indonesia dengan lingkungan semakin
serasi. Sebagai modal dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan sebaik-
baiknya, oleh karena itu harus selalu diupayakan agar kerusakan lingkungan
sekecil mungkin. Hal ini dapat terjadi apabila analisis mengenai dampak
lingkungan diterapkan pada setiap kegiatan yang diperkirakan mempunyai
dampak penting terhadap lingkungan.

Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup di Indonesia diawali oleh


seminar tentang “Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional”
yang diselenggarakan oleh Universitas Padjajaran di Bandung pada tahun 1972.
Para Sarjana dan ahli Indonesia sudah lama mengikuti perkembangan masalah
lingkungan, namun Pemerintah Indonesia baru mengenal masalah lingkungan
secara resmi sejak mengikuti sidang khusus PBB tentang lingkungan hidup di
Stockholm 5 Juni 1972.

1.2.       Masalah

Adapun masalah yang dibahas pada makalah ini adalah :

1.      Pengertian AMDAL

2.      sistem regulasi AMDAL

3.      fungsi, peran dan manfaat AMDAL


4.      tahap-tahap penyusunan AMDAL

5.      alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

1.3.      Tujuan

Tujuan yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah :

1.      Untuk mengetahui Pengertian AMDAL

2.      Untuk mengetahui sistem Regulasi AMDAL

3.      Untuk mengetahui fungsi, peran dan manfaat AMDAL

4.      Untuk mengetahui tahap – tahap penyusunan AMDAL

5.      Untuk mengetahui alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

1.4.      Manfaat

Tujuan yang ingin diperoleh dari makalah ini adalah :

1.     Kita Dapat mengetahui pengertian AMDAL

2.     Kita dapat mengetahui sistem Regulasi AMDAL

3.     Kita dapat mengetahui fungsi, peran dan manfaat AMDAL

4.     Kita dapat mengetahui tahap – tahap penyusunan AMDAL

5.     Kita dapat mengetahui alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

 
BAB II

PEMBAHASAN

2.1.      Pengertian AMDAL

Pada umumnya setiap negara yang sedang membangun memiliki


sistem perencanaan pembangunan sendiri-sendiri. Sistem perencanaan
pembangunan ini disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan
pembangunan yang telah ditetapkan. Di indonesia pembangunan nasional
disusun atas dasar pembangunan jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya
dilaksanakan secara sambung menyambung untuk dapat menciptakan kondisi
sosial ekonomi yang lebih baik. Kegiatan pembangunan ini dilaksanakan
dengan menggunkan apa yang disebut proyek.

            Seringkali proyek dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas
tetapi disusun kurang cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis
sebagai suatu proyek, tetapi pada umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat
dalam ruang lingkup yang lebih kecil yang layak ditinjau dari segi sosial,
administrasi, teknis, ekonomis, dan lingkungan.

Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan


lingkungan bisa disebut pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan
berwawasan lingkungan pada hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan
pembangunan berlanjut (sustainable development). Instrumen untuk mencapai
pembangunan berlanjut adalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).

Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi


mengenai dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan. Hasil studi ini terdiri dari beberapa dokumen. Atas dasar beberapa
dokumen ini kebijakan dipertimbangkan dan diambil.

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:


Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen
AMDALPemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan,
danmasyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas segala
bentuk keputusan dalam proses AMDAL.Dalam pelaksanaannya, terdapat
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:

Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia


menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan daftar
kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar kegiatan
wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 11 Tahun 2006Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan
tersebut, maka wajib menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002Penyusunan AMDAL
menggunakan Pedoman Penyusunan AMDAL sesuai dengan Permen LH NO.
08/2006Kewenangan Penilaian didasarkan oleh Permen LH no. 05/2008B.      
Fungsi, peran dan manfaat AMDAL

2.2 Fungsi dan peran Amdal

AMDAL (Analisis Mengenai Danpak Lingkungan) merupakan alat


untuk merencanakan tindakan preventif terhadap kerusakan lingkungan yang
mungkin akan ditimbulkan oleh suatu aktifitas pembangunan yang
direncanakan.

Undang-undang No. 4 Tahun 1982 Pasal 1 menyatakan : “Analisis


mengenai dampak lingkungan adalah hasil studi mengenai dampak suatu
kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi
proses pngambilan keputusan”.

AMDAL ini sangat penting bagi negara berkembang khususnya


Indonesia, karena Indonesia sedang giat melakasanakan pembangunan, dan
untuk melaksanakan pembangunan maka lingkungan hidup banyak berubah,
dengan adanya AMDAL maka perubahan tersebut dapat diperkirakan.
Dampak kegiatan terhadap lingkungan hidup dapat berupa dampak positif
maupun dampak negatif, hampir tidak mungkin bahwa dalam suatu
kegiatan / pembangunan tidak ada dampak negatifnya. Dampak negatif yang
kemungkinan  timbul harus sudah diketahui sebelumnya (dengan MDAL), di
samping itu AMDAL juga membahas cara-cara untuk menanggulangi /
mengurangi dampak negatif. Agar supaya jumlah masyarakat yang dapat ikut
merasakan hasil pembangunan meningkat, maka dampak positif perlu
dikembangkan di dalam AMDAL.

Nurkin, (2002) mengemukakan bahwa penerapan AMDAL di negara-negara


berkembang ditujukan untuk :

Untuk mengidentifikasi kerusakan lingkungan yang mungkin dapat terjadi


akibat kegiatan pembangunanMengidentifikasi kerugian dan keuntungan
terhadap lingkungan alam dan ekonomi yang dapat dialami oleh masyarakat
akibat kegiatan pembangunanMengidentifikasi masalah lingkungan yang
kritis yang memerlukan kajian lebih dalam dan pemantauannya.Mengkaji
dan mencari pilihan alternatif yang baik dari berbagai pilihan
pembangunan.Mewujudkan keterlibatan masyarakat dalam proses
pengambilan keputusan berkaitan dengan pengelolaan lingkungan.
Membantu pihak-pihak terkait yang terlibat dalam pembangunan dan pihak
pengelola lingkungan untuk memahami tanggung jawab, dan keterkaitannya
satu sama lain.Manfaat AMDAL:

a. Bagi masyarakat

-          Masyarakat dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya,


sehingga dapat mempersiapkan diri di dalam penyesuaian kehidupannya
apabila diperlukan;

-          Masyarakat dapat mengetahui perubahan lingkungan di masa sesudah


proyek dibangun sehingga dapat memanfaatkan kesempatan yang dapat
menguntungkan dirinya dan menghindarkan diri dari kerugian-kerugian yang
dapat diderita akibat adanya proyek tersebut;
-          Masyarakat dapat ikut berpartisipasi di dalam pembangunan di
daerahnya sejak dari awal, khususnya di dalam memberikan informasi-
informasi ataupun ikut langsung di dalam membangun dan menjalankan
proyek;

b. Bagi pemilik proyek

-          Proyek terhindar dari perlanggaran terhadap undang-undang atau


peraturan yang berlaku;

-          Proyek terhindar dari tuduhan pelanggaran pencemaran atau


perusakan lingkungan;

-          Pemilik proyek dapat melihat masalah-masalah lingkungan yang akan


dihadapi di masa yang akan datang;

c. Bagi pemerintah

-          Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola


tersebur tidak rusak (khusus untuk sumberdaya alam yang dapat
diperbaharui);

-          Untuk mencegah rusaknya sumberdaya alam lainnya yang berada di


luar lokasi proyek baik yang dioleh olrh proyek lain, diolah masyarakat atau
yang belum diolah;

-          Untuk menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya


pencemaran air, pencemaran udara, kebisingan dan lain sebagainya, sehingga
tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan dan keselamatan masyarakat;

2.3. Tahapan Penyusunan AMDAL

Prosedur pelaksanaan Analisis Mengenai  Dampak Lingkungan

1.        Tata laksana menurut PP 29 Tahun 1986

Menurut Hardjasoemantri (1988), garis besar prosedur AMDAL


sebagaimana tercantum pada PP No. 29/1986 Mengenai Analisis  Mengenai
Dampak Lingkungan adalah sebagai berikut ini.
a.    Pemrakarsa rencana kegiatan mengajukan Penyajian Informasi
Lingkungan (PIL) kepada  instansi yang bertanggung jawab. PIL tersebut
dibuatkan berdasarkan pedoman  yang ditetapkan oleh Menteri yang
ditugaskan mengelola lingkungan hidup. Dalam uraian dibawah ini, yang
dimaksud degan menteri KLH adalah “Menteri  yang di tugasi mengelola
lingkungan hidup”  instansi yang bertanggung jawab adalah yang berwenang
memberi keputusan tentnag pelaksanaan rencana kegiatan, dengan pengertian
bahwa kewenangan berada pad menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah
Nondepartemen yang membidangi kegiatan yang bersangkutan dan pada
Gubernur Daerah Tingkat I untuk kegiatan yang berada di bawah
wewenangnya

b.    Apabila lokasi sebagaimana tercantum dalam PIL  dinilai tidak  tepat,
maka instansi yang bertanggung  jawab menolak lokasi tersebut dan
memberikan petunjuk tentang kemungkinan lokasi lain dengan kewajiban
bagi pemrakarsa untuk membuat PIL yang baru. Apabila suatu lokasi dapat
menimbulkan perbenturan kepentingan antar sektor maka instansi yang
bertanggung jawab mengadakan konsultasi dengan menteri KLH dan Menteri
atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang bersangkutan.

c.    Apabila hasil penelitian PIL menentukan bahwa perlu dibuatkan 


ANDAL, berhubung dengan adanya dampak penting rencana kegiatan
terhadap lingkungan, baik lingkungan geobiofisik maupun sosial budaya,
maka pemrakarsa bersama instansi yang bertanggung jawab membuat
Kerangka Acuan (KA) bagi penyusunan ANDAL.

d.   Apibila ANDAL tidak perlu dibuat untuk suatu rencana kegiatan,
berhubung tidak ada dampak penting, maka pemrakarsa diwajibkan untuk
membuat Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan
Lingkungan (RPL) bagi kegiatan tersebut. Huruf K dalam RKL adalah
“Kelola” dan huruf P dalam RPL dari “Pantau”.
e.    Apabila dari semula sudah diketahui bahwa akan ada dampak penting,
maka tidak perlu dibuat PIL lebih dahulu akan tetapi dapat langsung
menyusun KA bagi pembuat ANDAL.

f.     ANDAL merupakan komponen studi kelayakan rencana kegiatan


sehingga dengan demikian terdapat tiga studi kelayakan dalam perencanaan
pembangunan, yaitu: teknis, ekonomis dan lingkungan (TEL). biaya rencana
kegiatan sebagaimana tercantum dalam studi kelayakan rencana kegiatan
tersebut meliputi pula biaya penanggulangan dampak negatif dan
pengembangan dampak positifnya.

g.    Pedoman umum penyusunan ANDAL ditetapkan oleh Menteri KLH.


Pedoman teknis penyusunan ANDAL ditetapkan oleh Menteri atau Pimpinan
Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang membidangi kegiatan yang
bersangkutan berdasarkan pedoman umum penyusunan ANDAL yang dibuat
oleh Menteri KLH.

h.    Apabila ANDAL menyimpulkan bahwa dampak negatif yang tidak dapat
ditanggulangi berdasarkan ilmu dan teknologi lebih besar dibanding dengan
dampak positifnya, maka instansi yang bertanggung jawab memutuskan
menolak rencana kegiatan yang bersangkutan. Terhadap penolakan ini,
pemrakarsa dapat mengajukan keberatan kepada pejabat yang lebih tinggi
dari instansi yang bertanggung jawab selambat-lambatnya 14 (empat belas)
hari. Sejak diterimanya keputusan penolakan. Pejabat yang lebih tinggi
tersebut memberi keputusan atas keberatan tersebut selambat-lambatnya 30
(tiga puluh) hari sejak diterimanya pernyataan keberatan, setelah mendapat
pertimbangan dari menteri KLH. Keputusan tersebut merupakan keputusan
terakhir.

i.      Apabila ANDAL disetujui, maka pemrakarsa menyusun RKL dan RPL
dengan menggunakan pedoman penyusunan RKL dan RPL yang dibuat oleh
Menteri KLH atau Departemen yang bertanggung jawab.
j.      Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan kadaluwarsa apabila
rencana kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak
ditetapkannya keputusan tersebut. Pemrakarsa wajib mengajukan kembali
permohonan persetujuan atas ANDAL. Terhadap permohonan ini instansi
yang bertanggung jawab memutuskan dapat digunakan kembali ANDAL,
RKL dan RPL yang telah dibuat atau wajib diperbaharuinya dokumen-
dokumen tersebut.

k.    Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan gugur, apabila terjadi


perubahan lingkungan yang sangat mendasar akibat peristiwa alam atau
karena kegiatan lain, sebelum rencana kegiatan dilaksanakan. Pemrakarsa
perlu membuat ANDAL baru berdasarkan rona lingkungan baru.

2.4.      Alasan suatu rencana kegiatan wajib AMDAL

Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting, wajib
dibuat AMDAL Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999
yaitu ;

1. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam

2. Eksploitasi SDA baik yang dapat diperbaharui/tidak dapat diperbaharui

3. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan


pemborosan, kerusakan, pemerosotan dalam pemanfaatan SDA, cagar
budaya

4. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, hewan, jasad renik.

5. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati

6. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk


mempengaruhi  lingkungan

7. Kegiatan yang mempunyai tinggi dan mempengaruhi pertahanan negara


Jadi, apabila rencana kegiatan mempunyai peran seperti yang telah
disebutkan di atas wajib AMDAL. 

2.5. Pentingnya AMDAL bagi Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Analisa dampak lingkungan adalah salah satu cara pengendalian yang


efektif untuk dikembangkan. AMDAL bertujuan untuk mengurangi atau
meniadakan pengaruh-pengaruh buruk (negatif) terhadap lingkungan dan
bukan menghambat ektifitas ekonomi. AMDAL pada hakekatnya merupakan
penyempurnaan suatu proses perencanaan proyek pembangunan dimana
tidak saja diperhatikan aspek sosial proyek itu, melainkan juga aspek
pengaruh proyek itu terhadap sosial budaya, fisika, kimia dan lain-lain, Hadi
dalam Daniah (2007: 49).

Tujuan dan sasaran utama AMDAL adalah untuk menjamin agar


suatu usaha atau kegiatan pembangunan dapat beroperasi secara
berkelanjutan tanpa merusak dan mengorbankan lingkungan atau dengan kata
lain usaha tau kegiatan tersebut layak dari segi aspek lingkungan. Sedangkan
kegunaan AMDAL adalah sebagai bahan untuk mengambil kebijaksanaan
(misalnya perizinan) maupun sebagai pedoman dalam membuat berbagai
perlakuan penanggulangan dampak negatif. Dalam usaha menjaga kualitas
lingkungan, secara khusus AMDAL berguna dalam hal:

1.      Mencegah agar potensi sumber daya alam yang dikelola tidak rusak,
terutama sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

2.      Menghindari efek samping dari pengolahan sumber daya terhadap


sumber daya alam lainnya, proyek-proyek lain dan masyarakat agar tidak
timbul pertentangan-pertentangan.

3.      Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran


sehingga tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan
masyarakat.

4.      Agar diketahui manfaatnya yang berdaya guna dan berhasil guna bagi
bangsa, negara dan masyarakat.
Melalui pengkajian AMDAL, kelayakan lingkungan sebuah rencana
usaha atau kegiatan pembangunan diharapkan mampu optimal
meminimalkan kemungkinan dampak lingkungan yang negatif serta dapat
memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efesien. Munn
(1979) sebagaimana dikutip oleh Helneliza, mengemukakan bahwa AMDAL
merupakan salah satu dari bagian perencanaan dalam rangka menghasilkan
tindakan pembangunan yang selaras dengan lingkungan. memanfaatkan
sumber daya lingkungan dengan sebaik-baiknya dan menghindari degradasi.
Di banyak negara AMDAL dinyatakan berhasil menghambat laju kerusakan
lingkungan. Hasil KTT Bumi di Rio de Jeneiro telah membuktikan hal ini,
dimana + dari 158 negara menyatakan berhasil menghambat laju kerusakan
lingkungan. AMDAL sebagai bagian yang integral dari pembangunan
berkelanjutan, memberi arti bahwa sekurang-kurangnya dengan adanya
AMDAL mengingatkan pemrakarsa supaya memperhatikan kelestarian
lingkungan, Herneliza dalam Daniah (2007: 51).

Hasil AMDAL dapat diketahui apakah proyek pembangunan


berpotensi menimbulkan dampak atau tidak. Bila berdampak besar terutama
yang negatif, tentu saja proyek tersebut tidak boleh dibangun atau boleh
dibangun dengan persyaratan tertentu agar dampak negatif tersebut dapat
dikurangi sampai tidak membahayakan lingkungan. Bila berdasarkan
AMDAL tidak akan menimbulkan dampak yang berarti, maka proyek
pembangunan dapat dilaksanakan sesuai usulan dengan tetap berpedoman
agar tetap memperhatikan dampak-dampak negatif yang mungkin timbul
diluar perkiraan semula. Dalam hal ini, sebelum proyek dilaksanakan harus
ditentukan dulu pedoman pengelolaan dan pemantauan lingkungan sebagai
usaha menjaga kelestariannya. Perlu kiranya ditekankan AMDAL sebagai
alat dalam perencanaan harus mempunyai peranan dalam pengambilan
keputusan tentang proyek yang sedang direncanakan. Artinya AMDAL tidak
banyak artinya apabila dilakukan setelah diambil keputusan untuk
melaksanakan proyek tersebut.
BAB III

PENUTUP

3.1.    Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pembahasan mengai


AMDAL di atas ialah :

1.      Pada PP 27/1999 pengertian AMDAL adalah merupakan hasil studi


mengenai dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan
terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan.

2.   Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL adalah:

·         Komisi Penilai AMDAL, komisi yang bertugas menilai dokumen


AMDAL

·         Pemrakarsa, orang atau badan hukum yang bertanggungjawab atas


suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan, dan

·         masyarakat yang berkepentingan, masyarakat yang terpengaruh atas


segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.

3.   Dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan,


yaitu:

·         Penentuan kriteria wajib AMDAL, saat ini, Indonesia


menggunakan/menerapkan penapisan 1 langkah dengan menggunakan
daftar kegiatan wajib AMDAL (one step scoping by pre request list). Daftar
kegiatan wajib AMDAL dapat dilihat di Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006
·         Apabila kegiatan tidak tercantum dalam peraturan tersebut, maka
wajib menyusun UKL-UPL, sesuai dengan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Nomor 86 Tahun 2002

3.2.     Saran

saran yang dapat kami berikan ialah, karena dalam penyusunan


makalah ini kami hanya belandaskan dari buku-buku atau referensi lain
yang berhubungan dalam penyusunan makalah mengenai AMDAL ini,
oleh karena itu kami menyarankan di adakannya kunjungan lapangan.
Dengan kunjungan lapangan tersebut bermaksud untuk mengetahui secara
langsung tentang AMDAL tersebut serta penyusunannya.

Anda mungkin juga menyukai