Fifi Ayudia
202141003
Chantika Ayu Angelina Deni
202141002
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya dengan segala rahmat-
Nyalah akhirnya kami bisa menyusun makalah dengan judul ‘Analisis Dampak Lingkungan’ ini tepat
pada waktunya. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada beberapa pihak yang membantu
dalam penyusunan makalah ini, serta guru pembimbing kami yang telah memberikan tugas ini
kepada kami sehingga kami mendapatkan banyak tambahan pengetahuan.
Kami selaku penyusun berharap semoga makalah yang telah kami susun ini bisa memberikan banyak
manfaat serta menambah pengetahuan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan yang membutuhkan
perbaikan, sehingga kami sangat mengharapkan masukan serta kritikan dari para pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 1
3. Tujuan…………………………………………………………………………………………………………………………………1
4. Manfaat………………………………………………………………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN 2
1. Pengertian AMDAL 2
2. Tahapan Penyusunan AMDAL 2
3. Alasan Suatu Rencana Kegiatan Wajib AMDAL 3
4. Pentingnya AMDAL Bagi Pembangunan Berwawasan Linngkungan 3
BAB III PENUTUP 8
1. Kesimpulan 8
2. Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dengan jelas menyebutkan bahwa sumber daya alam dan
budaya merupakan modal dasar pembangunan. Sebagai arahan pembangunan jangka
panjang, GBHN menyebutkan bahwa : “Bangsa Indonesia menghendaki hubungan selaras
antara manusia dengan Tuhan, dan antara manusia dengan lingkungan alam sekitarnya”.
Dengan demikian perlu adanya usaha agar hubungan manusia Indonesia dengan lingkungan
semakin serasi. Sebagai modal dasar, sumberdaya alam harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,
oleh karena itu harus selalu diupayakan agar kerusakan lingkungan sekecil mungkin. Hal ini
dapat terjadi apabila analisis mengenai dampak lingkungan diterapkan pada setiap kegiatan
yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap lingkungan.
Perhatian terhadap masalah lingkungan hidup di Indonesia diawali oleh seminar tentang
“Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Pembangunan Nasional” yang diselenggarakan oleh
Universitas Padjajaran di Bandung pada tahun 1972. Para Sarjana dan ahli Indonesia sudah
lama mengikuti perkembangan masalah lingkungan, namun Pemerintah Indonesia baru
mengenal masalah lingkungan secara resmi sejak mengikuti sidang khusus PBB tentang
lingkungan hidup di Stockholm 5 Juni 1972.
B. Rumusan Masalah
1 Pengertian AMDAL
D. Manfaat
PEMBAHASAN
A. Pengertian AMDAL
Pada umumnya setiap negara yang sedang membangun memiliki sistem perencanaan
pembangunan sendiri-sendiri. Sistem perencanaan pembangunan ini disusun secara
sistematis untuk mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan. Di indonesia
pembangunan nasional disusun atas dasar pembangunan jangka pendek dan jangka
panjang. Keduanya dilaksanakan secara sambung menyambung untuk dapat menciptakan
kondisi sosial ekonomi yang lebih baik. Kegiatan pembangunan ini dilaksanakan dengan
menggunkan apa yang disebut proyek.
Seringkali proyek dibuat dalam porsi ruang lingkup yang sangat luas tetapi disusun kurang
cermat. Seluruh program mungkin saja dapat diananlisis sebagai suatu proyek, tetapi pada
umumnya akan lebih baik bila proyek dibuat dalam ruang lingkup yang lebih kecil yang layak
ditinjau dari segi sosial, administrasi, teknis, ekonomis, dan lingkungan.
Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan bisa disebut
pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan pada
hakekatnya dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan berlanjut (sustainable
development). Instrumen untuk mencapai pembangunan berlanjut adalah Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan).
1. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha/kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup, yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha/kegiatan. Kajian ini menghasilkan dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak
Lingkungan, Analisis Dampak Lingkungan, Rencana Pengelolaan Lingkungan dan
Rencana Pemantauan Lingkungan. Sementara itu pengertian ANDAL adalah sebagai
berikut.
2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaahan secara cermat dan mendalam
tentang dampak besar dan penting suatu kegiatan yang direncanakan.
Dalam PP 51/1993, dikenal ada beberapa model AMDAL yaitu AMDAL Proyek Individual
(seperti PP 29/1986), AMDAL Kegiatan Terpadu, AMDAL Kawasan, dan AMDAL Regional.
Pengertian ketiga AMDAL menurut PP 51/1993 tersebut adalah:
Analisis mengenai dampak lingkungan kawasan adalah hasil studi mengenai dampak
penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam
satu kesatuan ha,paran ekosistem dan menyangkut kwenangan satu instansi yang
bertanggung jawab. Di dalam PP 27/1999 definisi di atas kata hasil studi diganti
kajian dan dampak penting diganti dampak besar dan penting.
Analisis mengenai dampak lingkungan regional adalah hasil studi mengenai dampak
penting usaha atau kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam
satu kesatuan hamparan ekosistem zona rencana pengembangan wilayah sesuai
dengan rencana umum tata ruang daerah dan melibatkan kewenangan lebih dari
satu instansi yang bertanggung jawab.
Pada waktu yang lampau, kebutuhan manusia akan sumber alam belum begitu
besar karena jumlah manusianya sendiri masih relatif sedikit, di samping itu
intensitas kegiatannya juga tidak besar. Pada saat-saat itu perubahan-perubahan
pada lingkungan oleh aktifitas manusia masih dalam kemampuan alam untuk
memulihkan diri secara alami. Tetapi aktifitas manusia makin lama makin besar
sehingga menimbulkan perubahan lingkungan yang besar pula. Pada saat inilah
manusia perlu berfikir apakah perubahan yang terjadi pada lingkungan itu tidak
akan merugikan manusia. Manusia perlu memperkirakan apa yang akan terjadi
akibat adanya kegiatan oleh manusia itu sendiri.
AMDAL ini sangat penting bagi negara berkembang khususnya Indonesia, karena
Indonesia sedang giat melakasanakan pembangunan, dan untuk melaksanakan
pembangunan maka lingkungan hidup banyak berubah, dengan adanya AMDAL
maka perubahan tersebut dapat diperkirakan. Dampak kegiatan terhadap
lingkungan hidup dapat berupa dampak positif maupun dampak negatif, hampir
tidak mungkin bahwa dalam suatu kegiatan / pembangunan tidak ada dampak
negatifnya. Dampak negatif yang kemungkinan timbul harus sudah diketahui
sebelumnya (dengan MDAL), di samping itu AMDAL juga membahas cara-cara
untuk menanggulangi / mengurangi dampak negatif. Agar supaya jumlah
masyarakat yang dapat ikut merasakan hasil pembangunan meningkat, maka
dampak positif perlu dikembangkan di dalam AMDAL.
Bagi pemerintah :
Untuk mencegah agar potensi sumberdaya alam yang dikelola tersebur tidak
rusak (khusus untuk sumberdaya alam yang dapat diperbaharui);
Untuk mencegah rusaknya sumberdaya alam lainnya yang berada di luar lokasi
proyek baik yang dioleh olrh proyek lain, diolah masyarakat atau yang belum
diolah;
Untuk menghindari perusakan lingkungan hidup seperti timbulnya pencemaran
air, pencemaran udara, kebisingan dan lain sebagainya, sehingga tidak
mengganggu kesehatan, kenyamanan dan keselamatan masyarakat;
Untuk menghindari terjadinya pertentangan-pertentangan yang mungkin timbul
khususnya dengan masyarakat dan proyek-proyek lainnya;
Untuk menjamin agar proyek yang dibangun sesuai dengan rencana
pembangunan daerah, nasional ataupun internasional serta tidak mengganggu
proyek lain;
Untuk menjamin agar proyek tersebut mempunyai manfaat yang jelas bagi
negara dan masyarakat;
Analisis dampak lingkungan diperlukan bagi pemerintah sebagai alat pengambil
keputusan.
B. Tahapan Penyusunan AMDAL
b. Apabila lokasi sebagaimana tercantum dalam PIL dinilai tidak tepat, maka
instansi yang bertanggung jawab menolak lokasi tersebut dan memberikan
petunjuk tentang kemungkinan lokasi lain dengan kewajiban bagi
pemrakarsa untuk membuat PIL yang baru. Apabila suatu lokasi dapat
menimbulkan perbenturan kepentingan antar sektor maka instansi yang
bertanggung jawab mengadakan konsultasi dengan menteri KLH dan
Menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang
bersangkutan.
Setiap rencana kegiatan yang mempunyai dampak besar dan penting, wajib dibuat AMDAL
Hal ini mengacu pada pasal 3 ayat 1 PP 27 tahun 1999 yaitu ;
Jadi, apabila rencana kegiatan mempunyai peran seperti yang telah disebutkan di
atas wajib AMDAL.
AMDAL dan kendali atas polusi, didukung oleh tiga kantor daerah. Kajian dan
persetujuan atas berbagai dokumen AMDAL pada saat ini ditangani oleh Komisi
Pusat atau Komisi Daerah, sesuai dengan skala proyek dan sumber pendanaan. Lebih
dari 4000 AMDAL dikaji sampai dengan 1992 dimana menjadi lebih jelas bahwa
berbagai elemen dari proses tersebut terlalu kompleks dan terlalu banyak
didasarkan pada AMDAL ‘gaya barat’. Legislasi AMDAL yang baru yang diberlakukan
pada tahun 199311 yang memiliki efek pembenahan atas prosedur penapisan,
mempersingkat jangka waktu pengkajian, dan memperkenalkan status format EMP
yang distandardisasi (UKL/UPL) untuk proyekdengan dampak yang lebih terbatas.
Lebih dari 6000 AMDAL nasional dan propinsi diproses berdasarkan peraturan ini
termasuk sejumlah kecil AMDAL daerah di bawah suatu komisi pusat yang didirikan
di dalam BAPEDAL.
NEPA 1969 merupakan suatu reaksi terhadap kerusakan lingkungan oleh aktifitas
manusia yang makin meningkat, antara lain tercemarnya lingkungan oleh pestisida
serta limbah industri dan transpor, rusaknya habitat tumbuhan dan hewan langka,
serta menurunnya nilai estetika alam. Misalnya, sejak permulaan tahun 1950-an Los
Angeles di negara bagian Kalifornia, Amerika Serikat, telah terganggu oleh asap-
kabut atau asbut (smog = smoke + fog), yang menyelubungi kota, mengganggu
kesehatan dan merusak tanaman. Asbut berasal dari gas limbah kendaraan dan
pabrik yang mengalami fotooksidasi dan terdiri atas ozon, peroksiasetil nitrat (PAN),
nitrogenoksida, dan zat lain lagi.
Dalam PP No.27 Tahun 1999 dinyatakan bahwa dampak besar dan penting adalah
perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar yang di akibatkan oleh suatu
usaha dan atau kegiatan. Selanjutnya pada pasal 5 PP tersebut dinyatakan bahwa
kriteria dari dampak besar dan periting dari suatu usaha atau kegiatan terhadap
lingkungan antara lain:
Dalam rangka pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup maka nampak gambaran
bagi proyek-proyek yang akan dibangun atau yang telah berjalan, perlu diteliti sampai
seberapa besar dapat meningkatkan kulitas lingkungan hidup setempat. Selain itu
terkandung pula pengertian seberapa besar dapat memaksimumkan manfaat (dampak
positif) terhadap lingkungan yang mengandung makna harus dapat menciptakan kegiatan
ekonomi baru dan penyedian fasilitas sosial ekonomi bagi masyarakat setempat. atau
sebaliknya malah menurunkan kualitas ligkungan hidup dalam arti lebih banyak memberikan
kerugian (dampak negatif) bagi masyarakat sekitar.
Untuk mengatasi semua itu, analisa dampak lingkungan adalah salah satu cara pengendalian
yang efektif untuk dikembangkan. AMDAL bertujuan untuk mengurangi atau meniadakan
pengaruh-pengaruh buruk (negatif) terhadap lingkungan dan bukan menghambat ektifitas
ekonomi. AMDAL pada hakekatnya merupakan penyempurnaan suatu proses perencanaan
proyek pembangunan dimana tidak saja diperhatikan aspek sosial proyek itu, melainkan juga
aspek pengaruh proyek itu terhadap sosial budaya, fisika, kimia dan lain-lain, Hadi dalam
Daniah (2007: 49).
Tujuan dan sasaran utama AMDAL adalah untuk menjamin agar suatu usaha atau kegiatan
pembangunan dapat beroperasi secara berkelanjutan tanpa merusak dan mengorbankan
lingkungan atau dengan kata lain usaha tau kegiatan tersebut layak dari segi aspek
liongkungan. Sedangkan kegunaan AMDAL adalah sebagai bahan untuk mengambil
kebijaksanaan (misalnya perizinan) maupun sebagai pedoman dalam membuat berbagai
perlakuan penanggulangan dampak negatif. Dalam usaha menjaga kualitas lingkungan,
secara khusus AMDAL berguna dalam hal:
1. Mencegah agar potensi sumber daya alam yang dikelola tidak rusak, terutama sumber
daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
2. Menghindari efek samping dari pengolahan sumber daya terhadap sumber daya alam
lainnya, proyek-proyek lain dan masyarakat agar tidak timbul pertentangan-
pertentangan.
3. Mencegah terjadinya perusakan lingkungan akibat pencemaran sehingga tidak
mengganggu kesehatan, kenyamanan, dan keselamatan masyarakat
4. Agar diketahui manfaatnya yang berdaya guna dan berhasil guna bagi bangsa, negara
dan masyarakat.
Melalui pengkajian AMDAL, kelayakan lingkungan sebuah rencana usaha atau kegiatan
pembangunan diharapkan mampu optimal meminimalkan kemungkinan dampak lingkungan
yang negatif serta dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara efesien.
Munn (1979) sebagaimana dikutip oleh Helneliza, mengemukakan bahwa AMDAL
merupakan salah satu dari bagian perencanaan dalam rangka menghasilkan tindakan
pembangunan yang selaras dengan lingkungan. memanfaatkan sumber daya lingkungan
dengan sebaik-baiknya dan menghindari degradasi. Di banyak negara AMDAL dinyatakan
berhasil menghambat laju kerusakan lingkungan. Hasil KTT Bumi di Rio de Jeneiro telah
membuktikan hal ini, dimana + dari 158 negara menyatakan berhasil menghambat laju
kerusakan lingkungan. AMDAL sebagai bagian yang integral dari pembangunan
berkelanjutan, memberi arti bahwa sekurang-kurangnya dengan adanya AMDAL
mengingatkan pemrakarsa supaya memperhatikan kelestarian lingkungan, Herneliza dalam
Daniah (2007: 51).
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pembahasan mengai AMDAL di atas ialah :
B. SARAN
saran yang dapat kami berikan ialah, karena dalam penyusunan makalah ini kami hanya
belandaskan dari buku-buku atau referensi lain yang berhubungan dalam penyusunan
makalah mengenai AMDAL ini, oleh karena itu kami menyarankan di adakannya kunjungan
lapangan. Dengan kunjungan lapangan tersebut bermaksud untuk mengetahui secara
langsung tentang AMDAL tersebut serta penyusunannya.
DAFTAR PUSTAKA
Fandeli, Chapid, 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Liberty Offset. Yogyakarta
Tosepu, Ramadhan, 2007. Kesehatan Lingkungan. Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas MIPA
UNHALU. Kendari
Wardhana, AW, 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan. Andi Offset. Yogyakarta