Anda di halaman 1dari 12

PEMERIKSAAN ASET

TAKBERWUJUD
(INTANGIBLE ASSETSS)
Fifi Ayudia 202141003
SIFAT DAN CONTOH
Pengertian dan sifat Aset Tidak Berwujud menurut SAK ETAP (IAI, 2009:76): Aset tidak
berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud
fisik. Suatu aset dapat diidentifikasikan jika:

 Dapat dipisahkan, yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari
perusahaan dan dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan melalui suatu
kontrak terkait aset atau kewajiban secara individual atau secara bersama; atau

 Muncul dari hak kontraktual atau hak hukumnya lainnya, terlepas apakah hak tersebut
dapat dialihkan atau dapat dipisahkan dari perusahaan atau dari hak dan kewajiban
lainnya.
Pengertian dan sifat Aset Takberwujud menurut PSAK No.19 (revisi 2010) 19.4: Aset
takberwujud adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik.

 Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh aset pada saat perolehan atau
konstruksi, atau jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset saat pertama
kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.

 Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan aset takberwujud selama umur
manfaatnya.

 Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan
pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.
 Jumlah tercatat aset adalah jumlah aset yang diakui dalam laporan posisi keuangan
setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.

 Nilai residu dari aset takberwujud adalah jumlah estimasian yang dapat diperoleh
entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan aset, jika
aset telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya.

 Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat
suatu aset atas jumlah terpulihkannya.
Menurut penulis, sifat aset tak berwujud adalah:

 Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

 Tidak mempunyai bentuk, sehingga tidak bisa dipegang/diraba atau dilihat.

 Diperoleh dengan mengeluarkan sejumlah uang tertentu yang jumlahnya


cukup material.
CONTOH
 Goodwill - timbul pada suatu perusahaan pada waktu membeli suatu perusahaan lain diatas
harga yang berlaku untuk aktiva-bersihnya setelah dikurangi biaya-biaya: karena perusahaan
yang dibeli mempunyai keunggulan tertentu.

 Hak Patent - jika suatu perusahaan/seseorang menemukan suatu produk baru setelah
melakukan riset selama beberapa waktu dengan mengeluarkan biaya yang cukup besar. Untuk
itu ia dapat mendaftarkan produk ciptaannya ke Direktorat Hak Patent, untuk memperoleh Hak
Patent, sehingga orang lain tidak dapat membuat produk yang sama, kecuali orang tersebut
sudah membeli hak patent tersebut atau membayar royalty kepada pemilik hak patent.

 Hak Cipta (Copy Right) yang diberikan kepada seseorang yang mencipta lagu atau mengarang
buku.

 Franchise - misalnya Kentucky Fried Chicken, Mc Donald, Es Teller '77. Jika seseorang ingin
menjual makanan atau minuman dengan rasa, bentuk, cara penyajian dan dekorasi yang sama,
terlebih dahulu harus membeli hak Franchise.
TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES)
ASET TAK BERWUJUD
 Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas aset tak
berwujud.
 Untuk memeriksa apakah perolehan, penambahan dan penghapusan aset tak berwujud,
didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap serta diotorisasi oleh pejabat perusahaan
yang berwenang.
 Untuk memeriksa apakah aset tak berwujud yang dimiliki perusahaan masih mempunyai
kegunaan dimasa yang akan datang (manfaatnya lebih dari satu tahun).
 Untuk memeriksa apakah amortisasi aset tak berwujud dilakukan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia ETAP/PSAK/IFRS.
 Untuk memeriksa apakah hasil/pendapatan yang diperoleh dari aset tak berwujud sudah
dicatat dan diterima oleh perusahaan.
 Untuk memeriksa apakah penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan sudah
dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di Indonesia
ETAP/PSAK/IFRS.
AUDIT PROSEDUR ATAS ASET TAKBERWUJUD
 Pelajari dan evaluasi internal control atas aset takberwujud.

 Minta perincian aset takberwujud per tanggal neraca (laporan posisi keuangan) yang
antara lain menunjukkan: Saldo awal, penambahan, amortisasi dan penghapusan serta
saldo akhir.

 Cocokkan saldo awal dan saldo akhir ke buku besar, lalu check footing dan cross footing.

 Periksa penambahan aset tak berwujud:


● apakah diotorisasi pejabat Entitas yang berwenang.
● periksa notulen rapat direksi/pemegang saham, untuk mengetahui apakah otorisasi
tersebut diberikan melalui rapat tersebut.
● periksa keabsahan dan kelengkapan buktibukti pendukungnya.
 Periksa amortisasi dan penghapusan (jika ada) aset takberwujud. Periksa apakah
amortisasi dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
ETAP/PSAK/IFRS dan perhitungannya akurat. Jika ada aset takberwujudyang dihapuskan,
misalnya goodwill, karena tidak lagi mempunyai kegunaan, maka harus diperiksa otorisasi
dari pejabat Entitasyang berwenang.

 Periksa perjanjian-perjanjian yang dibuat Entitas dengan pihak ketiga yang ingin
menggunakan hak patent, hak cipta dan franchise yang dimiliki perusahaan. Periksa
apakah pendapatan dari perjanjian tersebut (dalam bentuk royalty fee) sudah dicatat dan
diterima oleh perusahaan.

 Periksa apakah penyajian aset tak berwujud dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan
standar akuntansi keuangan di Indonesia ETAP/PSAK/IFRS.
CONTOH INTERNAL CONTROL QUESTIONNAIRES ASET
TAKBERWUJUD
CONTOH KERTAS KERJA PEMERIKSAAN ASET TAKBERWUJUD
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai