Anda di halaman 1dari 13

BAB 15

PEMERIKSAAN ASET
TAKBERWUJUD
(INTANGIBLE ASSETS)

GARIS BESAR PEMBAHASAN


 SIFAT DAN CONTOH
 TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT
OBJECTIVES) ASET TAK BERWUJUD
 AUDIT PROSEDUR ATAS ASET TAK
BERWUJUD
SIFAT DAN CONTOH

Pengertian dan sifat Aset Tidak Berwujud menurut SAK ETAP


(IAI, 2009:76): Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang
dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. Suatu aset
dapat diidentifikasikan jika:

1. Dapat dipisahkan, yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah


atau terbagi dari perusahaan dan dijual, dialihkan, dilisensikan,
disewakan atau ditukarkan melalui suatu kontrak terkait aset
atau kewajiban secara individual atau secara bersama; atau

2. Muncul dari hak kontraktual atau hak hukumnya lainnya,


terlepas apakah hak tersebut dapat dialihkan atau dapat
dipisahkan dari perusahaan atau dari hak dan kewajiban
lainnya.
Pengertian dan sifat Aset Takberwujud menurut
PSAK No.19 (revisi 2010) 19.4: Aset takberwujud
adalah aset nonmoneter teridentifikasi tanpa wujud fisik.

Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang


dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan untuk
memperoleh aset pada saat perolehan atau konstruksi, atau jika
dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset saat pertama
kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.

Amortisasi adalah alokasi sistematis jumlah tersusutkan aset


takberwujud selama umur manfaatnya.

Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau


jumlah lain yang merupakan pengganti biaya perolehan,
dikurangi nilai residunya.
Jumlah tercatat aset adalah jumlah aset yang diakui dalam laporan
posisi keuangan setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi
dan akumulasi rugi penurunan nilai.

Nilai residu dari aset takberwujud adalah jumlah estimasian yang


dapat diperoleh entitas saat ini dari pelepasan aset, setelah
dikurangi estimasi biaya pelepasan aset, jika aset telah mencapai
umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya.

Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih


lebih jumlah tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkannya.
Menurut penulis, sifat aset tak berwujud
adalah:

1. Mempunyai masa manfaat lebih dari satu


tahun.

2. Tidak mempunyai bentuk, sehingga tidak bisa


dipegang/diraba atau dilihat.

3. Diperoleh dengan mengeluarkan sejumlah


uang tertentu yang jumlahnya cukup material.
Contoh:
Goodwill - timbul pada suatu perusahaan pada waktu membeli suatu
perusahaan lain diatas harga yang berlaku untuk aktiva-bersihnya setelah
dikurangi biaya-biaya: karena perusahaan yang dibeli mempunyai
keunggulan tertentu.

Hak Patent - jika suatu perusahaan/seseorang menemukan suatu produk


baru setelah melakukan riset selama beberapa waktu dengan
mengeluarkan biaya yang cukup besar. Untuk itu ia dapat mendaftarkan
produk ciptaannya ke Direktorat Hak Patent, untuk memperoleh Hak
Patent, sehingga orang lain tidak dapat membuat produk yang sama,
kecuali orang tersebut sudah membeli hak patent tersebut atau
membayar royalty kepada pemilik hak patent.

Hak Cipta (Copy Right) yang diberikan kepada seseorang yang mencipta
lagu atau mengarang buku.
Franchise - misalnya Kentucky Fried Chicken, Mc Donald, Es Teller '77.
Jika seseorang ingin menjual makanan atau minuman dengan rasa,
bentuk, cara penyajian dan dekorasi yang sama, terlebih dahulu harus
membeli hak Franchise.
TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT
OBJECTIVES) ASET TAK BERWUJUD

1. Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup


baik atas aset tak berwujud.

2. Untuk memeriksa apakah perolehan, penambahan dan


penghapusan aset tak berwujud, didukung oleh bukti-bukti
yang sah dan lengkap serta diotorisasi oleh pejabat perusahaan
yang berwenang.

3. Untuk memeriksa apakah aset tak berwujud yang dimiliki


perusahaan masih mempunyai kegunaan dimasa yang akan
datang (manfaatnya lebih dari satu tahun).
4. Untuk memeriksa apakah amortisasi aset tak berwujud
dilakukan sesuai dengan standar akuntansi yang
berlaku umum di Indonesia ETAP/PSAK/IFRS.

5. Untuk memeriksa apakah hasil/pendapatan yang


diperoleh dari aset tak berwujud sudah dicatat dan
diterima oleh perusahaan.

6. Untuk memeriksa apakah penyajian aset tak berwujud


dalam laporan keuangan sudah dilakukan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku
umum di Indonesia ETAP/PSAK/IFRS.
AUDIT PROSEDUR ATAS ASET TAKBERWUJUD

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas aset


takberwujud.

2. Minta perincian aset takberwujud per tanggal neraca


(laporan posisi keuangan) yang antara lain menunjukkan:
Saldo awal, penambahan, amortisasi dan penghapusan
serta saldo akhir.

3. Cocokkan saldo awal dan saldo akhir ke buku besar, lalu


check footing dan cross footing.
• apakah diotorisasi pejabat Entitas yang
4. Periksa berwenang.
penambahan • periksa notulen rapat direksi/pemegang
saham, untuk mengetahui apakah otorisasi
aset tak tersebut diberikan melalui rapat tersebut.
berwujud: • periksa keabsahan dan kelengkapan bukti-
bukti pendukungnya.

5. Periksa amortisasi dan penghapusan (jika ada) aset


takberwujud. Periksa apakah amortisasi dilakukan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia
ETAP/PSAK/IFRS dan perhitungannya akurat. Jika ada
aset takberwujudyang dihapuskan, misalnya goodwill,
karena tidak lagi mempunyai kegunaan, maka harus
diperiksa otorisasi dari pejabat Entitasyang berwenang.
6. Periksa perjanjian-perjanjian yang dibuat Entitas
dengan pihak ketiga yang ingin menggunakan
hak patent, hak cipta dan franchise yang dimiliki
perusahaan. Periksa apakah pendapatan dari
perjanjian tersebut (dalam bentuk royalty fee)
sudah dicatat dan diterima oleh perusahaan.

7. Periksa apakah penyajian aset tak berwujud


dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan
standar akuntansi keuangan di Indonesia
ETAP/PSAK/IFRS.

Anda mungkin juga menyukai