Anda di halaman 1dari 3

Nama : Intan Windyar H.

NIM : 2003101030-6A

Matkul : audit 2

PEMERIKSAAN ASET TAKBERWUJUD (INTANGIBLE

ASSETS)

A. SIFAT DAN CONTOH


Pengertian dan sifat asset tidak berwujud menurut SAK ETAP(IAI,2009:76)
Aset tidak berwujud adalah asset nonmoneter yang dapat diidentifikasikan dan tidak
mempunyai wujud fisik. Suatu asset dapat diidentifikasikan jika:
1. Dapat dipisahkan,yaitu kemampuanya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari
perusahaan dan dijual,dialihkan,diisensikan,disewakan atau ditukarkan melalui suatu
kontrak terkait asset atau liabilitas secara individual atau secara bersama.
2. Muncul dari hak kontraktual atau hukum lainya,terlepas apakah hak tersebut dapat
dialihkan atau dipisahkan dari perusahaan atau dari hak dan kewajiban lainya.
Pengertian dan sifat asset takberwujud menurut PSAK No. 19 (Revisi 2010) 19.4
Aset tak berwujud adalah asset nonmeter teridentifikasi tanpa wujud fisik. Biaya perolehan
adalah jumlah kas atau setara kas yang dapat dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang
diserahkan untuk memperoleh asset pada saat perolehan atau konstruksi.
Menurut penulis, sifat aset takberwujud adalah:
1. mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun;
2. tidak mempunyai bentuk, sehingga tidak bisa dipegang atau diraba atau dilihat;
3. diperoleh dengan mengeluarkan sejumlah uang tertentu yang jumlahnya cukup material.
B. TUJUAN PEMERIKSAAN (AUDIT OBJECTIVES) ASET TAKBERWUJUD
Tujuan pemeriksaan aset takberwujud adalah sebagai berikut:
1. Untuk memeriksa apakah terdapat Internal control yang cukup baik atas aset
takberwujud.
2. Untuk memeriksa apakah perolehan, penambahan dan penghapusan aset takberwujud,
didukung oleh bukti-bukti yang sah dan lengkap serta diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang.
3. Untuk memeriksa apakah aset takberwujud yang dimiliki perusahaan masih mempunyai
kegunaan di masa yang akan datang (manfaatnya lebih dari satu tahun).
4. Untuk memeriksa apakah amortisasi aset takberwujud dilakukan sesuai dengan standar
akuntansi keuangan ETAP/PSAK/IFRS.
5. Untuk memeriksa apakah hasil/pendapatan yang diperoleh dari aset takberwujud sudah
dicatat dan diterima oleh perusahaan.
6. Untuk memeriksa apakah penyajian aset takberwujud dalam laporan keuangan sudah
dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan ETAP/PSAK/IFAS
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009) 81
Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap kelompok aset tidak berwujud:
a) Umur manfaat atau tarif amortisasi yang digunakan.
b) Metode amortisasi yang digunakan.
c) Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode
d) Unsur pada laporan laba rugi yang di dalamnya terdapat amortisasi aset tidak berwujud.
e) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan
penambahan. pelepasan, amortisasi, dan perubahan lainnya secara terpisah.
Menurut PSAK No. 19 (Revisi 2010) 19.40
1. Entitas mengungkapkan hal berikut untuk setiap kelompok aset takberwujud, dipisahkan
antara aset takberwujud yang dihasilkan secara internal dan aset takberwujud lain:
2. Suatu kelompok aset takberwujud adalah pengelompokan aset yang memiliki sifat dan
digunakan yang serupa dalam kegiatan operasi entitas
C. AUDIT PROSEDUR ATAS ASET TAKBERWUJUD
1. Pelajari dan evaluasi internal contrl atas aset takberwujud
2. Minta perincian aset takberwujud per tangal laporan posisi keuangan (neraca) yang
antara lain menunjukkan :
a. Saldo awal, penambahan, amortisasi dan penghapusan seta saldo akhir
3. Cocokkan saldo awal dan saldo akhir ke buku besar, lalu check footing dan cross
footing
4. Periksa penambahan aset takberwujud :
a. Apakah diotorisasi pejabat entitas yang berwenang
b. Periksa notulen rapat direksi/pemegang saham, untuk mengetahui apakah otorisasi
tersebut diberikan melalui rapat tersebut
c. Periksa keabsahan dan kelengkapan bukti-bukti pendukungnya
5. Periksa amortisasi dan penghapusan (jika ada ) aset takberwujud
Periksa apakah amortisasi dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di
Indonesia ETAP/PSAK/IFRS dan perhitungan akurat.
Jika ada set takberwujud yang dihapuskan, misalnya goodwill karena tidak lagi
mempunyai kegunaan, maka harus diperiksa otorisasi dari pejabat entitas yang
berwenang
6. Periksa perjanjian-perjanjian yang dibuat entitas denga pihak ketiga yang ingin
menggunakan hak paten, hak cipta dan franchise yang dimiliki perusahaan. Periksa
apakah pendapatan dari perjanjian tersebut (dalam bentuk royalty fee) sudah dicatat dan
diterima oleh perusahaan.
7. Periksa apakah penyajian aset takberwujud dalam laporan keuangan sudah sesuai
dengan standar akuntansi keunagan di Indonesia ETAP/PSAK/IFRS

Anda mungkin juga menyukai