Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEMERIKSAAN LIABILITAS JANGKA PANJANG

(LONG TERM LIABILITIES)

Anggota Kelompok 3:

1. Vera Puspitasari (2003101015)


2. Indri Dwi Ananti (2003101019)
3. Adinda Natasya (2003101021)
4. Syaharani Aisyah (2003101022)

Dosen Pengampu: Dr. Anggita Langgeng Wijaya, S.E., M.Si., Ak., C.A., CPA

Mata kuliah: Pengauditan II

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2023

1
KATA PENGANTAR

Memanjatkan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkah dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini, yang berjudul “ Pemeriksaan liabilitas
Jangka Panjang (LONG TERM LIABILITIES)” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Bapak Dr. Anggita Langgeng Wijaya, S.E.,
M.Si., Ak., C.A., CPA selaku dosen pengampu pada mata kuliah Pengauditan II.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pembaca dan juga bagi
penulis. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, dengan hati yang terbuka kami menerima saran dan kritikan yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan makalah ini semoga ada manfaatnya.

Madiun, 05 April 2023

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................1

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................4

1.3 Tujuan............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................5

2.1 Sifat dan Contoh Liabilitas Jangka Panjang..................................................................5

2.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objective) Liabilitas Jangka Panjang...............................9

2.3 Prosedur Audit Yang Disarankan..................................................................................11

BAB III PENUTUP............................................................................................................14

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................14

3.2 Saran..............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Audit merupakan bagian penting dari laporan keuangan. pemeriksaan atasan laporan
keuangan diperlukan perusahaan publik di mana perusahaan memiliki tim manajemen
profesional yang bertanggung jawab untuk mengelola bisnis perusahaan. Selain itu, manajemen
bertanggung jawab atas keuangan dipercayakan kepada mereka, tanggung jawab diberikan
berupa laporan keuangan. Tujuan reviu tahunan yang dilakukan oleh auditor pada hakekatnya
adalah untuk membuat pernyataan tentang kebenaran keadaan aset, keuangan dan pendapatan,
perubahan semua komponen penting. Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban yang harus
dibayar lebih dari 1 tahun atau 12 bulan.

Komitmen jangka panjang juga sering disebut dengan istilah leverage, artinya kegiatan
pembiayaan dilakukan melalui pinjam meminjam atau meminjamkan. Dan dilunasi dari sumber
di luar kelas aset saat ini. Peralatan, bangunan, tanah, investasi saham atau investasi obligasi
jangka panjang, dll. Hutang jangka panjang terbagi menjadi dua jenis yaitu hipotek dan obligasi.
Jenis-jenis tersebut memiliki arti, pengertian dan tata cara yang berbeda. Audit juga memeriksa
liabilitas jangka panjang, yaitu liabilitas yang harus dibayar dalam waktu lebih dari satu tahun.
Contoh hutang jangka panjang termasuk hutang dalam bentuk hipotek, surat promes, pinjaman
berita, utang agunan, utang pemegang saham, dan utang sewa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Sifat dan Contoh Liabilitas Jangka Panjang?
2. Bagaimana Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Liabilitas Jangka Panjang?
3. Bagaimana Prosedur Audit Yang Disarankan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Sifat dan Contoh Liabilitas Jangka Panjang
2. Mengetahui Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Liabilitas Jangka Panjang
3. Mengetahui Prosedur Audit Yang Disarankan

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sifat dan Contoh Liabilitas Jangka Panjang

Menurut PSAK (IAI, 2009:1.8)

Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka


panjang, walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan
sejak tanggal laporan posisi keuangan, apabila:
a) Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan.
b) Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan pendanaan jangka
panjang, dan
c) Maksud tersebut pada huruf (b) didukung dengan perjanjian pembiayaan kemball atau
penjadwalan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan disetujui.

Terdapat kewajiban yang akan jatuh tempo dalam siklus operasi tahun berikutnya,
diharapkan dapat dibiayai kembali atau diperpanjang kembali sehingga tidak diharapkan
adanya penggunaan modal kerja lancar. Kewajiban seperti itu merupakan bagian dari
pembiayaan jangka panjang perusahaan yang diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
panjang. Dalam hal tidak terdapat perjanjian mengenai pembiayaan kembali, maka
pembiayaan kembali tidak dapat diasumsikan akan terjadi secara otomatis sehingga liabilitas
harus diklasifikasikan sebagai fiabilitas jangka pendek. Perjanjian kembali harus secara resmi
disepakati sebelum laporan keuangan yang disetujui membuktikan bahwa pada tanggal
laporan posisi keuangan (neraca) subtansi liabilitas merupakan liabilitas jangka panjang.

Menurut Penulis

Liabilitas jangka panjang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga, yang jatuh
tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun. Beberapa contoh liabilitas
jangka panjang:

5
1. Kredit Investasi (Long Term Loan)

Kredit investasi yaitu pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan bank, yang
digunakan untuk pembelian aset tetap, kecuali tanah, misalnya gedung dan mesin. Jika
pinjaman tersebut diperoleh dari bank atau lembaga keuangan di luar negeri, disebut off-
shore loan. Dalam hal ini pinjaman diperoleh dalam mata uang asing dan pembayaran
kembali pinjaman maupun bunganya juga dilakukan dalam mata uang asing. Tingkat bunga
off-shore-loan biasanya lebih rendah dari tingkat bunga pinjaman dalam neger, yahu satu
atau dua persen di atas LIBOR (London Inter Bank Offered Rate) atau SIBOR (Singapore
Inter Bank Offered Rate). Hal ini disebabkan karena bunga di pasar internasional lebih
rendah dari di Indonesia, selain itu ada risiko kenalkan kurs dolar terhadap rupiah. Untuk
memperkecil risiko tersebut, biasanya perusahaan melakukan SWAP dengan bank devisa
dengan membayar premi tertentu. SWAP maksudnya kontrak antara perusahaan dengan bank
devisa untuk membeli sejumlah mata uang asing dengan kurs tertentu, dalam jangka waktu
tertentu, di mana perusahaan harus membayar premi SWAP Tingkat bunga kredit investasi
biasanya lebih rendah dari tingkat bunga kredit modal kerja (working capital loan).
Penyebabnya antara lain sebagai berikut:

a. Jumlah kredit Investasi biasanya jauh lebih besar dari jumlah kredit modal kerja.
b. Kredil investasi biasanya digunakan untuk pembelian aset tetap, pada waktu perusahaan
baru akan beroperasi atau untuk perluasan (ekspansi) usaha, sehingga diperlukan
beberapa tahun untuk dapat menghasilkan pendapatan (revenue).
c. Jangka waktu pengembalian kredit investasi biasanya lebih dari satu tahun, sehingga bagi
bank sebagai kreditur berarti dananya sudah pasti akan memberikan hasil, dalam bentuk
pendapatan bunga, dalam waktu yang panjang (lebih dari satu tahun).
d. Untuk meringankan beban perusahaan sebagai debitur, biasanya bank memberikan grace
period, yaitu tenggang waktu di mana perusahaan belum perlu membayar cicilan
pinjaman, kadang-kadang belum perlu membayar bunga.

2. Utang Obligasi (Bond Payable)

6
Utang obligasi yaitu pinjaman jangka panjang yang diperoleh suatu perusahaan dengan
menjual obligasi, di dalam negeri maupun di luar negeri. Di Indonesia, perusahaan yang
mengeluarkan obligasi harus mengikuti peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bapepam-
LK Saat ini sudah ada beberapa perusahaan Indonesia yang mengeluarkan obligasi. misalnya:
Jasa Marga, Astra, Bakrie & Brothers, Indomobil, dan lain-lain. Ada beberapa jenis obligasi
adalah sebagai berikut:
a. Registered Bonds: obligasi yang mencantumkan nama pemilik di sertifikat obligasinya.
sehingga jika dipindahtangankan harus di-endorse di bagian belakangnya.
b. Coupon Bonds atau Bearer Bonds: obligasi atas unjuk yang tidak mencantumkan nama
pemilik di sertifikat obligasinya, sehingga tidak perlu di-endorse pada saat
dipindahtangankan.
c. Term Bonds. obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal tertentu.
d. Serial Bonds, obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap (pada beberapa tanggal
tertentu).
e. Convertible Bonds: obligasi yang bisa ditukar dengan surat berharga.
f. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan
obligasi tersebut, untuk melunasi obligasi tersebut sebelum tanggal jatuh temponya.
g. Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan harta perusahaan, sehingga jika
perusahaan yang mengeluarkan obligasi tidak dapat melunasi obligasi tersebut pada
tanggal jatuh temponya, maka pemilik obligasi dapat mengklaim harta yang dijaminkan
untuk pelunasan obligasi tersebut.
h. Unsecured Bonds (Debenture Bonds): obligasi tanpa jaminan.

3. Wesel Bayar (Promissory Notes Pronotes) yang Jatuh Temponya Lebih dari Satu
Tahun

Wesel bayar yang jatuh temponya lebih dari satu tahun yaitu suatu pernyataan tertulis dari
debitur bahwa ia berjanji untuk membayar sejumlah tertentu, pada tanggal tertentu, dengan
memperhitungkan tingkat bunga tertentu.

7
4. Utang kepada Pemegang Saham atau Perusahaan Induk (Holding Company) atau
Perusahaan Afillasi (Affilliated Company)

Biasanya diberikan untuk membantu perusahaan anak atau perusahaan afiliasi yang baru
mulai beroperasi dan membutuhkan pinjaman. Pinjaman tersebut bisa dikenakan bunga bisa
juga tanpa dikenakan bunga.

5. Utang Subordinasi (Subordinated Loan)

Utang subordinasi yaitu utang dari pemegang saham atau perusahaan induk, yang
mempunyai beberapa sifat:
a. tanpa bunga
b. baru dibayar kembali pada saat perusahaan telah mempunyai kemampuan untuk membayar
kembali utangnya
c. mempunyai kemungkinan untuk dialihkan sebagai setoran modal.

6. Bridging Loan

Bridging loan yaitu pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika kredit investasi yang
dibutuhkan perusahaan sudah diperoleh. Tingkat bunga biasanya lebih tinggi dari tingkat
bunga pasar dan bisa berupa short term loan atau long term loan.

7. Utang Leasing (Utang dalam Rangka Sewa Guna)

Yaitu utang yang diperoleh dari perusahaan leasing untuk pembelian aset tetap (dalam bentuk
capital loase atau sales and loase back) dan biasanya dicicil dalam jangka panjang. Bagian
dari utang leasing yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari 1 tahun dikelompokkan sebagai
utang jangka pendek. Sedangkan yang jatuh tomponya lebih dari satu tahun dikelompokkan
sebagal liabilitas jangka panjang. Sekarang ini istilah yang digunakan dalam ETAP adalah
utang sewa.

8
2.2 Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Liabilitas Jangka Panjang

Tujuan Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang, sebagai berikut:

1. Menentukan apakah terdapat internal control yang baik atas liabilitas jangka panjang.

a) Perolehan liabilitas jangka panjang harus mendapat persetujuan pejabat perusahaan yang
berwenang (Direksi, Dewan Komisaris, Rapat Umum Pemegang Saham), biasanya dalam
bentuk notulen rapat.
b) Liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asing di-cover
dengan SWAP, untuk mencegah kerugian yang timbul jika terjadi depresiasi nilai rupiah
ataupun devaluasi.
c) Perusahaan yang menjual obligasi sebaiknya menggunakan independent trustee (biro
administrasi efek) untuk:
1) mengadministrasikan obligasi yang beredar;
2) mengurus pembayaran bunga obligasi:
3) mengurus pelunasan obligasi yang jatuh tempo.

2. Menentukan apakah liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah
dicatat seluruhnya per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang.

Auditor harus yakin bahwa seluruh liabilitas jangka panjang perusahaan sudah dicatat dan
dilaporkan seluruhnya di laporan posisi keuangan (neraca) per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca).

3. Menentukan apakah liabilitas jangka panjang yang tercantum di laporan posisi keuangan
(neraca) betul-betul merupakan kewajiban perusahaan.

Auditor harus yakin bahwa liabilitas jangka panjang yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga
dan dilaporkan di laporan posisi keuangan (neraca) perusahaan, betul-betul digunakan untuk
kepentingan membiayai kegiatan operasi perusahaan, bukan digunakan oleh pihak lain.

4. Untuk menentukan apakah liabilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset
yang dijaminkan sudah diidentifikasi.

9
Auditor harus yakin bahwa bila ada kewajiban yang berasal dari tuntutan hukum yang sudah
pasti, kewajiban tersebut sudah dicatat oleh perusahaan dan dilaporkan di laporan posisi
keuangan (neraca). Selain itu jika ada aset perusahaan yang dijadikan jaminan atas liabilitas
jangka panjang maka liabilitas jangka panjang tersebut sudah dicatat dan dilaporkan di laporan
posisi keuangan (neraca) oleh perusahaan.

5. Menentukan apakah liabilitas jangka panjang dalam valuta asing per tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan selisih kurs yang terjadi sudah
dibebankan/ dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan.

6. Menentukan apakah biaya bunga dan bunga yang terutang dari liabilitas jangka panjang serta
amortisasi dari premium/discount obligasi telah dicatat per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) dalam jumlah yang akurat.

Kadang-kadang klien lupa untuk mencatat biaya bunga yang terutang, atau tidak mengecek lagi
perhitungan pembebanan amortisasi dari premium/discount obligasi. Oleh karena itu, auditor
harus mengecek perhitungan pembebanan bunga dan amortisasi premium/discount obligasi.

7. Menentukan apakah biaya bunga liabilitas jangka panjang yang tercatat pada tanggal laporan
posisi keuangan (neraca) betul-betul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan beban
perusahaan.

Auditor harus yakin bahwa biaya bunga yang tercantum di laporan laba rugi, betul-betul
merupakan beban perusahaan, bukan beban perusahaan lain yang dijadikan beban perusahaan
untuk tujuan tertentu. Selain itu auditor harus yakin bahwa perhitungan pembebanan bunga
terhindar dari kesalahan hitung.

8. Menentukan apakah semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan
sehingga tidak terjadi "bank default".

Bank default maksudnya pelanggaran terhadap kriteria-kriteria yang tercantum dalam perjanjian
kredit. Misalnya:

a. Tidak boleh membagi dividen sebelum kewajiban kepada bank dilunasi.

10
b. Tidak boleh mengganti "manajer kunci" tanpa seizin bank.

c. Current ratio harus dijaga pada tingkat tertentu.

9. Menentukan apakah bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai liabilitas lancar.

Auditor harus yakin bahwa tidak ada kesengajaan dari klien untuk tidak mereklasifikasi, dengan
tujuan agar current ratio perusahaan menjadi lebih baik. Reklasifikasi harus dilakukan terhadap
bagian dari kredit investasi, utang leasing, maupun utang obligasi yang jatuh tempo dalam satu
tahun yang akan datang.

10. Menentukan apakah liabilitas jangka panjang berikut discount, premium, dan bunga yang
timbul sudah dicatat dengan akurat dan diklasifikasikan serta diungkapkan dalam laporan
keuangan, termasuk catatan atas laporan keuangan, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
ETAP/PSAK/IFRS.

Auditor harus yakin bahwa hal-hal yang penting mengenai liabilitas jangka panjang dan
perkiraan laba rugi yang berkaitan sudah dijelaskan dengan cukup dalam catatan atas laporan
keuangan. Misalnya: plafon kredit, tingkat bunga, jaminan kredit, jenis leasing, nilai nominal
obligasi, tanggal jatuh tempo, dan lain-lain. Selain itu auditor harus yakin bahwa liabilitas jangka
panjang disajikan sesuai dengan SAK ETAP/PSAK/IFRS.

2.3 Prosedur Audit Yang Disarankan

Audit prosedur yang disarankan adalah Sebagai berikut :

1. Pelajari dan internal control atas liabilitas jangka panjang


Dalam hal ini biasanya digunakan internal control questionnaires atau penejlasan
narativ,tidak perlu flow chart . Auditor haru smelihat apakah perusahaan terdapat ciri ciri
internal control yang baik atas liabilitas jangka panjang
Untuk tes transaksi perlu dilakukan :
a) Pemeriksaan atas penerimaan pinjaman
b) Pemeriksaan atas pebayaran cicilan pinjaman
c) Pemeriksaan atas perhitungan bunga pinjaman
d) Pemeriksaan atas pembayaran bunga pinjaman
11
2. Dapatkan dan periksa ringkasan perubahan liabilitas jangka panjang berikut
discount,premium,dan bunga selama periode yang diperiksa
Ringkasan tersebut harus menunjukan perubahan selama setahun periode yang diiperiksa
baik untuk liabilitas jangka panjang maupun bunganya :
 Kewajiban haru sterlihat saldo awal tahun,tambahan kewajiban dalam periode yang
diperiksa,jumlah pembayaran yang dilakukan dan saldo akhir tahun
 Bunga harus terlihat utang bunga pada awal tahun,biaya bunga dalam tahun
tersebut,jumlah pembayaran bunga tahun tersebut dan bunga yang terutang pada kahir
tahun
3. Kirim konfirmasi kepada bank yang antara lain menanyakan mengenai plafon
kredit,saldo per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) ,tingkat bunga,jangka waktu
pinjaman dan jaminan kredit
4. Minta salinan (copy) perjanjian kredit untuk permanent file,lalu perhatikan apakah data
yang terdapat dalam perjanjian kredit sesuai dengan data yang tercantum dalam kertas kerja
pemeriksaan liabilitas jangka panjang
5. Periksa apakah peroleh/penambahan liabilitas jangka panjang sudah mendapat
persetujuan tertulis dari direksi/dewan komisaris/dewan pemegang saham yang biasanya
diberikan melalui notulen rapat
6. Periksa perhitungan bunga,pembayaran bugan dan amortisasi discount/premium dari
obligasi
7. Periksa pakah ada liabilitas jangka panjang atau wesel bayar yang diperpanjang setelah
tanggal laporan posisi keuangan untuk mengetahui utang tersebut harus tetap disajikan
sebagai liabilitas jangka panjang atau sebagai utang lancar
8. Seandainya ada utang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan
afliliasi harus dikirim konfirmasi dan diperiksa apakah ada pembebanan bunga atas utang
tersebut
9. Seandainya ada utang leasing,periksa pakah pencatatannya dan penyajiannya dilaporan
posisi keuangan (neraca) sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha PSAK
No.30 Revisi 2007 tentang sewa

12
Dalam hal ini auditor yang meminta salinan (copy) dari lease agreement (perjanjian leasing)
dan memeriksa apakah leasing tersebut memenuhi kriteria dari satu capital lease yaitu
sebagai berikut :
a) Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewa guna usaha
pada akhir periode sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada
saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha
b) Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha ditambah
dengan nilai sisa mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang disewa
guna usaha
c) Masa sewa guna usaha minimum dua tahun

10. Periksa apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuhh tempo dalam waktu
satu tahun yang akan datang,sehingga harus di reaklasifikasikan sebagai liabilita sjangka
pendek
11. Seadainya ada liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali salam mata uang
asing,periksa apakah pertanggal posisii keuangan (neraca) sudah dikonversikan kedalam
mata uang dengan menggunakan kurs tengan Bank Indonesia pertanggal laporan posisi
keuanagn (neraca) dan selisih kurs yang terjadii sudah dibebankan/dikreditkan pada laba rugi
tahun berjalan
12. Lakukan penelaahan analitis terhadap liabilitas jangka panjang dan biaya bunganya untuk
melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pencatatan biaya bunga
13. Tarik kesimpulan apakah penyajiana liabilitas jangka panjang dilaporan
Biasanya di top schedule auditor mencantumkan kesimpulan pemeriksaannya berdasarkan
semua auditor prosedur yang telah dilakukannya ,mengenai kewajaran penyajian liabilitas
jangka panjang

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Menurut penulis liabilitas jangka panjang adalah kewajiban perusahaan kepada pihak
ketiga, yang jatuh tempo atau harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu tahun. Contonya,
seperti kredit investasi, utang obligasi, wesel bayar yang jatuh temponya lebih dari satu
tahun, utang kepada pemegang saham, utang subordinasi, bridging loan, dan utang leasing.
Tujuan dari pemeriksaan ini guna mengetahui internal control yang baik atas liabilitas jangka
panjang, liabilitas jangka panjang yang menjadi kewajiban perusahaan sudah dicatat
seluruhnya per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dan diotorisasi oleh pejabat
perusahaan yang berwenang, libilitas jangka panjang yang berasal dari legal claim atau aset
yang dijaminkan sudah diidentifikasi, libilitas jangka panjang yang tercantum di laporan
posisi keuangan (neraca) betul-betul merupakan kewajiban perusahaan, dan sebagainya.

3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan bisa menambah wawasan
mengenai Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang (Long Term Liabilities). Sehingga,
pembaca dapat mengetahui bagaimana pemeriksaan liabilitas jangka panjang tersebut. Kami
menyadari Makalah ini masih banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai bahan
evaluasi untuk ke depannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sukrisno, Agoes. 2012. Auditing (Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik).

Edisi 4. Buku 2. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

15

Anda mungkin juga menyukai