Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AKUNTANSI SYARIAH

“ KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


SYARIAH”

Anggota Kelompok :
1.Sella Silvi Rosiliawati (2003101001)
2. Neneng Fajar Astuti (2003101008)
3. Yola Diva Amanda (2003101023)
4. Ardy Kurniawan Hidayatullah (2003101026)
5. Intan Windyar Handono Putri (2003101030)

DOSEN PENGAMPU:
PUJI NURHAYATI, SE.,M.SI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PRODI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PGRI MADIUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah ” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu Puji Nurhayati,
SE.,M.Si. selaku dosen pengampu pada mata kuliah Akuntansi Syariah.

Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan pembaca dan juga bagi
penulis. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan penulisan
makalah ini.

Madiun, 06 Oktober 2022

2
DAFTAR ISI

MAKALAH ………………………………………………………………………. ………. 1


KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………... 2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………............. 3
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………… 4
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………… 4
B. Rumusan Masalah ………………………………………………………………………. 4
C. Tujuan …………………………………………………………………………………... 4
BAB II ……………………………………………………………………………….. …… 6
PEMBAHASAN ………………………………………………………………………….. 6
A. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah……………………………………………………….………... 6
- Tujuan Kerangka Dasar . ……………………………………………………… 6
- Pemakaian dan kebutuhan informasi…………………………………………… 7
- Paradigma Transaksi syariah…………………………………………………… 7
- Asas Transaksi Syariah…………………………………………………………. 7
- Karakteristik Transaksi Syariah………………………………………………… 8
- Tujuan Laporan Keuangan……………………………………………………… 8
- Bentuk Laporan Keuangan …………………………………………………… 9
- Asumsi Dasar…………………………………………………………………… 10
- Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan…………………………………….. 10
- Kendala Informasi yang releven dan Andal……………………………………. 11
- Unsur – Unsur Laporan Keuangan……………………………………………… 12
- Pengukuran Unsur Laporan Keuangan………………………………………… 13
- Laporan Keuangan Entitas Syariah ( ED PSAK 101 (Revisi 2014))…………… 13
- Laporan Keuangan Bank Syariah ( ED PSAK 101 (Revisi 2014))…………….. 13
- Laporan Keuangan Asuransi Syariah ( ED PSAK 101 ( Revisi 2014))………… 14
- Laporan Keuangan Amil ( ED PSAK 101 ( Revisi 2014))…………………….. 14

B. Konsep Dasar Akuntansi Menurut AAOIFI dan Pemikir Islam………………. 14


- Tujuan Akuntansi Keauangan dan Laporan keuangan ………………………… 14
- Pemakaian dan Kebutuhan Imformasi ………………………………………….. 15
- Paradigma, Asas, Dan Karakteristik Transaksi Syariah ………………………… 15
- Bentuk Laporan Keuangan menurut AAOIFI…………………………………… 15
- Perdebatan Para Pemikir Akuntansi mengenai kerangka Akuntansi ……………. 16
- Beberapa Pemikiran …………………………………………………………….. 16

BAB III ……………………………………………………………………………………... 17


PENUTUP…………………………………………………………………………………… 17
A. KESIMPULAN ………………………………………………………………………… 17
B. SARAN ………………………………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………… 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses akuntansi yang dimulai dari identifikasi kejadian dan transaksi hingga pen
yajian dalamlaporan keuangan, memerlukan sebuah kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan.Kerangka dasar atau kerangka konseptual akuntansi, adalah
suatu sistem yang melekat dengan tujuan-tujuan serta sifat dasar yang mengarah pada
standar yang konsisten dan terdiri atas sifat, fungsi dan batasan dari akuntansi dan
laporan keuangan.

Dalam makalah ini kami akan membahas kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan syariah. Pembahasan diawali dengan diskusi tentang
perkembangan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan syariah dan
diikuti dengan tujuannya Pemakaian laporan keuangan syariah tujuan laporan keuangan
asumsi dasar unsur-unsur laporan keuangan, dan pengakuan serta pengukuran unsur-
unsur laporan keuangan tersebut tidak relevansi bab ini adalah sebagian dasar dalam
memahami landasan yang digunakan oleh penyusun standar dalam membuat standar
akuntansi standar.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan sebelumnya maka
disusunlah rumusan masalah sebagai berikut.

a. Bagaimana Perkembangan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan


KeuanganSyariah ?
b. bagaimana tujuan kerangka dasr dari laporan keuangan syariah ?
c. Apa saja spek yang terkait Dengan transaksi Syariah Dan Pemakai Laporan
Keuangan Syariah ?
d. Apa Tujuan Laporan Keuangan ?
e. Apa saja asumsi-asumsi dasar dari laporan keuangan syariah ?
f. bagaimana Karakteristik kualitatif informasi keuangan syariahagaimana Karakteristik
kualintatif informasi keuangan syariah ?
g. bagaimana Kendala informasi yang rele"an dan andal dalam laporan keuangan
syariah

C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui bagaimana kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan syariah ?
b. Untuk mengetahui bagaimana tujuan kerangka dasar dari laporan keuangan
syariah ?
c. Untuk mengetahui pemakaian dan kebutuhan informasi, transaksi Syariah dan
asas transaksi Syariah ?
d. Untuk mengetahui tujuan laporan keuangan ?

4
e. Untuk mengetahui asumsi dasar dari laporan akuntansi syariah ?
f. Untuk mengetahui karakteristik kualitatif laporan keuangan ?

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah


Tujuan Kerangka Dasar
Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyususnan dan
penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. Kerangka ini berlaku untuk semua
jenis transaksi syariah yang di laporkan oleh entitas syariah maupun entitas konvensional
baik sektor publik maupun sektor swasta. Tujuan kerangka dasar ini adalah untuk
digunakan sebagai acuan bagi :
1. penyusunan standar akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya.
2. penyusunan laporan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah yang
belum di atur dalam standar akuntansi keuangan syariah.
3. auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum.
4. para pembeli laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan syariah.
Pemakai dan Kebutuhan Informasi
Penakai laporan keuangan meliputi :
1. investor sekarang dan investor potensial, hal ini karena mereka harus memutudkan
apakah akan membeli, menahan atau menjual investasi atau penerimaan deviden.
2. pemilik dana qardh, untuk mengetahui apakah dana qardh dapat dibayar pada saat jatuh
tempo.
3. pemilik dana syirkah temporer, untuk pengambilan keputusan pada investasi yang
memberikan tingkat pengembalian yang bersaing dan aman.
4. pemilik dana titipan, untuk memastikan bahwa titipan dana dapat di ambil setiap saat.
5. Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah, dan wakaf untuk informasi tentang sumber
dan penyaluran dana tersebut.
6. Pengawas syariah, untuk menilai kepatuhan pengelolaan lembaga syariah terhadap
prinsip syariah.
7. Karyawan, untuk memperoleh informasi tentang stabilitas dan profitabilitas entitas
syariah.
8. Pemasok dan mitra usaha lainnya, untuk memperoleh informasi tentang kemampuan
entitas membayar utang pada saat jatuh tempo.
9. Pelanggan, untukmemperoleh informasi tentang kelangsungan hidup entitas syariah.
10. Pemerintah serta lembaga-lembaganya, untuk memperoleh informasi tentang aktivitas
entiras syariah, perpajakan serta kepentingan nasional lainnya.
11. Masyarakat, untuk memperoleh informasi tentang kontribusi entitas terhadap masyarakat
dan negara.
Paradigma Transaksi Syariah

6
Transaksi syariah didasarkan pada paradigma dasar bahwa alam semesta
diciptakan oleh tuhan sebagai amanah dan sarana kebahagiaan hidup bagi seluruh umat
manusia untuk mencapai kesejahteraan hakiki secara material dan spiritual. Substansinya
adalah bahwa setiap aktivitas umat manusia memilliki akuntabilitas dan nilai illahiah
yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai parameter baik dan buruk,
benar dan salahnya aktivitas usaha. Dengan cara ini, akan terbentuk integritas yang
akhirnya akan membentuk karakter tata kelola yang baik (Good Governance) dan disiplin
pasar (market discipline) yang baik.

Asas Transaksi Syariah


Transaksi syariah berasaskan pada prinsip berikut.
1. Persaudaraan (ukhuwah), yang berarti bahwa transaski syariah menjunjung tinggi nilai
kebersamaan dalam memperoleh manfaat, sehingga seseorang tidak boleh mendapatkan
keuntungan di atas kerugian orang lain. Prinsip ini didasarkan atas prinsip saling
mengenal (ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling menolong (ta’awum), saling
menjamin (takaful), saling bersinergi dan beraliansi (tahaluf).
2. Keadilan adalah, yang berarti selalu menempatka sesuatu hanya pada yang berhak dan
sesuai dengan posisinya. Realisasi prinsip ini dalam bingkai aturan muamalah adalah
melarang adanya unsur berikut ini :
a. Riba/bunga dalam segala bentuk jenis, baik riba nasiah atau fadhl. Riba sendiri
diterjemahkan sebagai tambahan pada pokok piutang yang di persyaratkan dalam
transaksi pinjam meminjam serta derivasinya dan transaksi tidak tunai lainnya.
b. Kezaliman, baik terhadap diri sendiri, orang lain, atau lingkungan. Kezaliman
diterjemakan memberikan sesuatu tidak sesuai ukuran, kualitas dan temponya,
mengambil sesuatu bukan haknya dan memperlakukan sesuatu tidak dengan sesuai
tempatnya.
c. Judi atau bersikap spekulatif dan tidak berhubungan dengan produktivitas.
d. Unsur ketidakjelasan, manipulasi dan eksploitasi informasi serta tidak adanya
kepastian pelaksanaan akad.
e. Haram, segala unsur yang dilarang tegas dalam Al-Qur’an dan As-Sunah, baik dalam
barang/jasa ataupun aktivitas operasional terkait.
3. Kemaslahatan, yaitu segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan
ukhrawi, material dan spiritual serta individual dan kolektif. Kemaslahatan harus
memenuhi 2 unsur yaitu halal (patuh terhadap ketentuan syariah) dan thayib (membawa
kebaikan dan bermanfaat). Transaksi syariah yang di anggap bermaslahat harus
memenuhi keseluruhan unsur-unsur yang menjadi tujuan ketetapan syariah, yaitu berupa
pemeliharaan terhadap agama, intelektual, keturunan, jiwa dan keselamatan serta harta
benda.
4. Keseimbangan, yaitu keseimbangan antara aspek material dan spiritual, antara aspek
privat dan publik, antara sektor keuangan dan sektor riil, antara bisnis dan sosial serta
antara aspek pemanfaatan serta pelestarian. Transaksi syariah tidak hanya
memperjhatikan kepentingan pemilik semata, tetapi memperhatikan kepentingan semua
pihak sehingga dapat merasakan manfaat adanya suatu kegiatan ekonomi tersebut.

7
5. Univeralisme, dimana esensinya dapat dilakukan oleh, dengan dan untuk semua pihak
yang berkepentingan tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan sesuai dengan
semangat kerahmatan semesta.
Karakteristik Transaksi Syariah
Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan asas transaksi syariah
harus memenuhi karakteristik dan persyaratan antara lain :
1. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling rida.
2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik.
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukur nilai, bukan sebagai
komoditas.
4. Tidak mengandung unsur riba
5. Tidak mengandung unsur kezaliman
6. Tidak mengandung unsur maysir
7. Tidak mengandung unsur gharar
8. Tidak mengandung unsur haram
9. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang, karena keuntungan yang didapat dalam
kegiatan usaha terkait dengan resiko yang melekat pada kegiatan usaha tersebut sesuai
dengan prinsip al-ghunnah (no gain without accompanying risk).
10. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk
keuntungan semua pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga tidak di perkenankan
menggunakan standar ganda harga untuk satu akad serta tidak menggunakan dua
transaksi bersamaan yang berkaitan dalam satu akad.
11. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy), maupun melalui rekayasa
penawaran (ihktiar).
12. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suao menyuap (risywah).

Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan infromasi terkait
dengan posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah
yang berguna bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomik. Beberapa
tujuan lainnya sebagai berikut :
1. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan
usaha.
2. Informasi kepatuan entitas syariah terhadap prinsip syariah, serta informasi asset,
liabilitas, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah bila ada dan
bagaimana perlehan dan pnggunaannya.
3. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syaria
terhadap amanah dalam mengamakan dana, menginvestasikannya pada tingkat
keuntungan yang layak.
4. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan
pemilik dana syirkah temporer dan informasi mengenai pemenuhan kewajiaban

8
(obligation) fungsi social entitas syariah termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat,
infak, sedekah, dan wakaf.
Laporan keuangan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bagi pengguna laoran
keuangan, serta dapat digunakan sebagai bentuk pelaporan dan pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang diamanahi kepadanya.

Bentuk Laporan Keuangan


Bentuk laporan Keuangan enstitas syariah menurut PSAK101 menjabarkan
struktur dan isi pada laporan keuangan syariah, mencakup:
1. Laporan Posisi Keuangan.
2. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain.
3. Laporan Perubahan Ekuitas.
4. Laporan Arus Kas.
5. Catatan atas Laporan Keuangan

1. Laporan Posisi Keuangan syariah, laporan ini menyajikan informasi tentang sumber
daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas dan solvabilitas serta
kemampuan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Laporan ini berguna untuk
memprediksi kemampuan perusahaan dimasa yang akan datang. Atau sering disajikan
sebagai neraca.
2. Informasi Kinerja Entitas Syariah, laporan ini digunakan untuk menilai perubahan
potensial dari sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan.
Laporan ini sering disajikan dalam bentuk laporan laba rugi.
3. Laporan Perubahan Ekuitas, laporan ini dapat disusun berdasarkan definisi dana
seperti seluruh sumber daya keuangan, modal kerja, asset likuid atau kas. Melalui
laporan ini dapat diketahui mengenai aktivitas investasi, pendanaan, dan operasi
selama periode pelaporan.
4. Informasi lain, seperti laporan yang menjelaskan tentang pemenuhan fungsi social
entitas syariah. Merupakan informasi yang tidak diatur secara khusus tetapi relevan
bagi pengambilan keputusan sebagian besar penggun alaporan keuangan.
5. Catatan dan skedul tambahan, merupakan penampung dari informasi tambahan yang
relevan termask pengungkapan tentang risiko danketidakpastian yang memengaruhi
entitas. Selain itu informasi mengenai segmen industry dan geografi serta pengaruh
perubahan harga dapat disajikan pada catatan ini,
Asumsi Dasar
Setelah PSAK Nomor 59 tentang Akuntansi Bank Syariah dikeluarkan, maka
Asumsi Dasar konsep akuntansi bank syariah tidak berbeda dengan asumsi dasar konsep
akuntansi keuangan secara umum, yaitu:
1) Dasar Akrual, yaitu pengaruh transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian
(dan bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar) dan dicatatdalam
catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan,dan

9
2) Kelangsungan Usaha, yaitu laporan keuangan biasanya disusun atas dasar asumsi
kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan.

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan


Karakteristik merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai laporan keuangan. Terdapat empat karakteristik
kualitatif pokok, yaitu : dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dipertimbangkan.
1. Dapat Dipahami, laporan keuangan yang berkualitas adalah laporan keuangan yang
mudah dipahami oleh pemakai laporan keuangan. Hal ini diasumsikan pemakai laporan
keuangan harus memiliki pengetahuan yang memadai terkait akuntansi, ekonomi dan
bisnis. Namun, informasi kompleks keuangan yang seharusnya disajikan dalam laporan
keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasa pertimbangan bahwa informasi
tersebut terlalu sulit dipahami oleh pemakai laporan keuangan tertentu.
2. Relevan, selain laporan keuangan yang dapat dipahami, untuk memenuhi kebutuhan
pemakai laporan keuangan harus relevan sehingga dapat berguna saat pengambilan
keputusan. Laporan keuangan dikatakan relevan jika dapat memengaruhi keputusan
ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa
kini, atau masa depan, serta menegaskann atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka di
masa lalu. Relevan berarti juga harus berguna untuk peramalan (predictive) dan
penegasan (confirmatory) atas transaksi yang berkaitan satu sama lain.
3. Keandalan, dapat diartikan bahwa laporan keuangan bebas dari pengertian yang
menyesatkan, esalahan material, dan dapat diandalkan pemakainnya.
Agar dapat diandalkan maka informasi harus memenuhi hal sebagai berikut :
a. Menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya
disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
b. Dapat Diverifikasi (verifiability) Informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan dapat diuji, dan apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak
yang berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
c. Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak pada kebutuhan
pihak tertentu.
4. Dapat dibandingkan, Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna
jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau laporan
keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara
internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu entitas
menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke tahun. Perbandingan secara
eksternal dapat dilakukan bila entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan
akuntansi yang sama. Apabila entitas pemerintah menerapkan kebijakan akuntansi yang
lebih baik daripada kebijakan akuntansi yang sekarang diterapkan, perubahan tersebut
diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.

Kendala Informasi Yang Relevan Dan Andal


Kendala informasi yang relevan dan andal terdapat dalam hal sebagai berikut :
1. Tepat waktu
10
Jika terdapat penundaan yang tidak Semestinya dalam pelaporan, maka informasi
yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu
menyeimbangkan manfaat relatif antara pelopor tepat waktu dan ketentuan informasi
andal.

2. Keseimbangan antara biaya dan manfaat


Keseimbangan antara biaya dan manfaat lebih merupakan suatu kendala yang
dapat terjadi (pervasive) dari suatu karakteristik ristik kualitatif tidak manfaat yang
dihasilkan informasi seharusnya melebihi biaya penyusunannya.
Unsur - unsur Laporan Keuangan
Sesuai karakteristik laporan keuangan entitas Syariah, antara lain meliputi :
1. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial yang terdiri atas
laporan keuangan, laporan laba rugi laporan arus kas serta pelaporan perubahan ekuitas.
- Posisi Keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah
aset kewajiban, dan syirkah temporer dan ekuitas.
a. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas Syariah sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan
diharapkan diperoleh entitas Syariah.
b. Kewajiban merupakan utang entitas Syariah masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar
dari sumber daya entitas syariah yang mengandung manfaat ekonomi.
c. Dana sirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan
jangka waktu tertentu dari individu dari pihak lainnya di mana entitas Syariah
mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan
pembagian hasil investasi Berdasarkan kesepakatan.
d. Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas Syariah setelah dikurangi semua
kewajiban dan dana syirkah temporer..
- Kinerja
Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih(laba)
adalah penghasilan da beban.Unsur penghasilan dan beban didefinisikan sebagai
berikut :
a. Penghasilan ( income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal tidak penghasilan (income)
meliputi pendapatan( revenues) maupun keuntungan (gain).
b. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang terjadi
menyangkut pembagian kepada penanaman modal, termasuk di dalam
beban untuk pelaksanaan aktivitas entitas Syariah maupun kerugian yang
timbul.

11
c. hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporal adalah bagian bagi
hasil pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama
entitas syariah dalam satu periode laporan keuangan.
2. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial meliputi laporan
sumber dan penggunaan dana zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana
kebijakan.
3. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan tanggung jawab
khusus entitas Syariah tersebut.
Pengukuran unsur laporan keuangan
Berbagai dasar pengukuran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Biaya historis (historical cost)
Aset dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar
nilai wajar dari imbalan (consideration) yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut
pada saat perolehan.
2. Biaya kini ( current cost)
Aset dinilai dalam jumlah kas ( atau setara kas) yang seharusnya dibayar bila aset
yang sama atau setara aset diperoleh sekarang.
3. Nilai realisasi/ penyelesaian ( realizable / settlement value)
Aset dinyatakan dalam jumlah kas ( atau setara kas ) yang dapat diperoleh
sekarang dengan menjual aset dalam pelepasan normal (orderly disposal).
Laporan keuangan entitas syariah (ED PSAK 101 (REVISI 2014))
Sesuai dengan ED PSAK 101 (Revisi 2014) , laporan keuangan ini disajikan oleh
entitas yang melakukan transaksi Syariah pada anggaran dasarnya tidak terminologi
dalam PSAK ini dapat digunakan oleh entitas yang berorientasi laba Sedangkan untuk
entitas yang tidak berorientasi laba atau memiliki untuk ekuitas yang berbeda perlu
menyesuaikan deskripsi pada beberapa pos keuangan.
Komponen laporan keuangan entitas Syariah terdiri atas :
1. Laporan posisi keuangan pada akhir periode.
2. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode.
3. Laporan perubahan ekuitas selama periode.
4. Laporan arus kas selama periode.
5. Laporan sumber dan penyaluran dana zakat selama periode.
6. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan selama periode.
7. Catatan atas laporan keuangan.
8. Informasi komparatif mengenai periode sebelumnya.
9. Laporan ke posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas
Syariah menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau melakukan
penyajian kembali pas laporan keuangan atau ketika entitas Syariah mereklasifikasi pos
dalam laporan keuangan.
Laporan Keuangan Bank Syariah (ED PSAK 101 (Revisi 2014))

12
Laporan keuangan bank syariah yang lengkap terdiri atas:
a. Laporan posisi keuangan.
b. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
c. Laporan perubahan ekuitas.
d. Laporan arus kas.
e. Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil.
f. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat.
g. Laporan sumber dana dan penggunaan dana kebijakan: dan
h. Catatan atas laporan keuangan
Laporan Keuangan Asuransi (ED PSAK 101 (Revisi 2014))
Laporan keuangan asuransi syariah yang lengkap terdiri atas:
a. Laporan posisi keuangan.
b. Laporan surplus defisit underwriting dana tabarru'.
c. Laporan perubahan dana tabarru.
d. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain.
e. Laporan perubahan ekuitas .
f. Laporan arus kas.
g. Laporan sumber dana penyaluran dana zakat.
h. Laporan sumber dana dan penggunaan dana kebijakan: dan
i. Catatan atas laporan keuangan

Laporan Keuangan Amil ( ED PSAK 101 ( Revisi 2014))


Laporan Keuangan Amil terdiri atas :
a. Laporan posisi keuanga .
b. Laporan perubahan dana.
c. Laporanperubahan asset kelolaan.
d. Laporan arus kas ; dan
e. Catatan atas laporan keuangan.

B. Konsep Dasar Akuntansi Menurut AAOIFI dan Pemikir Islam


Tujuan Akuntansi Keuangan dan Laporan Keuangan
Manfaat dengan ditentukannya tujuan akuntansi keuangan untuk lembaga
keuangan syariat menurut AAOFI yaitu sebagai berikut.
1. Dapat digunakan sebagai panduan bagi dewan standar untuk mrnghasilkan standar yang
konsisten.
2. Tujuan akan membantu bank dan lembaga keuangan syariah untuk memilih berbagai
alternatif metode akuntansi pada saat standar akuntansi belum mengatur.
3. Tujuan akan membantu untuk memandu manajemen dalam membuat pertimbangan pada
saat akan menyusun laporan keuangan.

13
4. Tujuan jika diungkapkan dengan baik, akan meningkatkan kepercayaan pengguna serta
meningkatkan pemahaman informasi akuntansi sehingga akhirnya akan meningkatkan
kepercayaan atas lembaga keuangan syariah.
5. Penetapan tujuan yang mendukung penyusunan standar akuntansi yang konsisten. Ini
seharusnya dapat meningkatkan kepercayaan pengguna laporan keuangan.
Akuntansi syariah memberikan penekanan kepada dua hal, yaitu akuntabilitas dan
pelaporan. Akun tabilitas tercermin melalui tauhid bahwa segala sesuatu didalam dunia
ini harus berjalan sesuai dengan aturan Allah SW, dan melalui fungsi manusia sebagai
khalifah Allah di bumi. Pada saat yang sama, akuntansi merupakan bentuk
penanggungjawaban manusia kepada Allah dimana seluruh aturan dalam melakukan
kegiatan bisnis dan personal harus sesuai dengan aturan Allah SWT

Pemakai dan Kebutuhan informasi


1. Pemegang saham
2. Pemegang investasi
3. Pemilik dana
4. Pemilik dana tabungan
5. Pihak yang melakukan transaksi bisnis
6. Pengelola zakat
7. Pihak yang mengatur
Paradigma,Asas,dan Karakteristik Transaksi Syariah
Paradigma,Asas,dan Karakteristik Transaksi syariah tidak dapat dipisahkan dari
ekonomi Islam karena ekonomi Islam merupakan pelaksanaan syariah islam dalam
konteks muamalah. Prinsip dasar dalam ekonomi Islam menurut Ibnu Al-A’rabi adalah
sebagai berikut.
1. Tidak boleh adanya bunga dan perdagangan tersebut adalah halal
2. Tidak boleh dilakukan secara tidak adi
3. Tidak boleh memasukkan hal-hal yang belum pasti atau keadaan yang tidak jelas
4. Harus mempertimbangkan Al Maqasidah dan Al Masalih.
Bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang diminta oleh AAOIFI antara lain sebagi berikut.
1. Laporan perubahan posisi keuangan
2. Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan ekuitas atau laporan perubahan saldo laba
4. Laporan arus kas
5. Laporan perubahan investasi yang dibatasi dan ekuivalennya
6. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat serta dana sumbangan
7. Laporan sumber dan penggunaan dana Qard Hasan
Syarat Kualitatif Laporan Keuangan Menurut AAOIFI

14
1. Relevan, syarat ini berhubungan dengan proses pengambilan keputusan sebagai alasan
utama disusunnya laporan keuangan.
2. Dapat diandalkan. Syarat ini berhubungan dengan tingkat keandalan informasi yang
dihasilkan hal ini tidak berarti harus akurat secara absolut, tetapi dapat diandalkan sesuai
dengan kondisi yang melekat pada transaksi termasuk penggunaan cara/metode untuk
perhitungan dan/atau pengungkapan dari suatu transaksi.
3. Dapat dibandingka. Informasi keuangan dapat dibandingkan antara lembaga keuangan
syariah dan diantara dua periode akuntansi yang berbeda bagi lembaga keuangan yang
sama.
4. Konsisten, metode yang akan digunakan untuk perhitungan dang pengungkapan
akuntansi yang sama untuk dua periode penyaji laporan keuangan.
5. Dapat dimengerti. Informasi yang disajikan dapat dimengerti dengan mudah bagi rata-
rata pengguna laporan keuangan.
Perdebatan Para Pemikir Akuntansi mengenai Kerangka Akuntansi
1. Entitas unit akuntansi
Konsep inin diartikan bahwa setiap perusahaan adalah suatu unit akuntansi yang
terpisahdan harus dibedakan dengan pemiliknya atau dengan perusahaan lain.
2. Kegiatan usaha yang berkelanjutan
Konsep berkelanjutan ini dijelaskan “mengasumsikan bahwa perusahaan akan terus
berlanjut dimasa yang akan datang”. Konsep ini memegang peranan yang besar dalam
standar akuntansi serta penyusunan laporan keuangan, karena konsep ini akan
berhubungan dengan konsep harga perolehan dan penilian aset tetap.
3. Periodisasi
Menurut konsep ini, adanya perubahan atas kekayaan perusahaan pada laporan keuangan
harus dijelaskan secara periodik.
4. Satuan mata uang
Proses perhitungan dan komunikasi aktivitas dalam perusahaan hanya mencatat yanf
dapat dihitung dengan satuan mata uang, dan secara implisit mengamsusikan bahwa daya
beli mata uang tersebut adalah stabil.
5. Konservatif
Merupakan konsep yang digunakan oleh akuntan untuk melaporkan nilai yang rendah
untuk aset dan pendapatan serta nilai yang tinggi untuk kewajiban dan beban.
6. Harga perolehan
Merupakan konsep dimana aset dicatat sejumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
pada saat memperoleh sesuatu, sedangkan liabilitas dicatat pada jumlah uang yang akan
diterima dari pertukaran atas liabilitas.
7. Penandingan antara pendapatan dan beban
Merupakan konsep dimana pendapatan diakui pada suatu periode tertentu sesuai prinsip
pengakuan pengdapatan secara bersamaan dengan pengakuan beban
8. Dasar akrual
Konsep ini mengatakan bahwa pengakuan pendapatan dilakukan saat suatu manfaat itu
diperoleh,bukan pada saat kas diterima.
9. Pengungkapan penuh
Konsep ini mengharuskan pengungkapan informasi sesuai dengan kebutuhan informasi
dari mayoritas pembaca laporan keuangan.

15
10. Subtansi mengungguli bentuk
Konsep ini diadopsi oleh akuntani bahwa hakikat dari suatu transaksi lebih penting dari
bentuk hukum transaksi itu sendiri.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Akuntansi dikembangkan untuk mendukung ekonomi denganmengikuti
paradigma dari sitem ekonominya. Jadi, akuntansimemerlukan kerangka dasar untuk
akuntansi dan pelaporan keuangan tidak tekecuali dalam akuntansi syariah. Ada berbagai
macam kerang ka dasar akuntansi. Yaitu: Keuangan dasar penyusunan dan penyajiann
laporan keuangan syariah (KDPPLKDS) menurut PSAK dan Konsep dasar
akuntansimenurut AAOIFI. Berbagai macam kerangka dasar akuntansi tersebut
memiliki perbedaan. KDPPLKDS menurut PSAK dan Konsep dasar akuntansimenurut
AAOIFI mempunyai perbedaan dalam segi paradigma, asas,karakteristik, bentuk laporan
keuangan, syarat laporan keuangan dll.

B. SARAN
Berdasarkan uraian diatas maka penulis ini menyarankan untuk kepada pembaca
agar dapat mengambil sisi positif dari pembahasan yang menganai Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah. Kritik dan saran yang
membangun kami perlukan untuk kesempurnaan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia Edisi 4. Jakarta:


Salemba Empat, 2015.

18

Anda mungkin juga menyukai