KELAS AKS 4 C
SALDIANTO 2204040058
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat-Nyalah Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah yang berjudul “KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH”. Makalah disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Perbankan Syariah. Selain itu, Makalah
ini bertujuan menambah wawasan tentang Akuntansi dalam Islam bagi para
pembaca dan juga penulis.
Penulis Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-
kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan
yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan penulis
terima dengan senang hati demi perbaikan makalah lebih lanjut. makalah ini dapat
selesaikan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah
sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada semua pihak, terutama rekan-rekan dosen yang telah memberikan
masukan demi kelancaran dan kelengkapan makalah ini. Akhimya, semoga tulisan
yang jauh dari sempuma ini ada manfaatnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Perkembangan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah-Ikatan Akuntan Indonesia......................................................2
B. Tujuan dan Peranan Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah.................................................................................................3
C. Aspek yang Terkait dengan Transaksi Syariah dan Pemakai Laporan
Keuangan..............................................................................................................4
D. Karakteristik dari Kualitatif Informasi Laporan Keuangan..........................6
E. Pengakuan dan Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan.....................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
KESIMPULAN....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses akuntansi yang dimulai dari identifikasi kejadian dan transaksi hingga
penyajian dalam laporan keuangan, memerlukan sebuah kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kerangka dasar atau kerangka
konseptual akuntansi aadalah suatu sistem yang melekat dengan tujuan-tujuan
serta sifat dasar yang mengarah pada standar yang konsisten dan terdiri atas sifat,
fungsi dan batasan dari akuntansi dan laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah laporan periodik yang disusun menurut prinsip-
prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari
individu, asosiasi, atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi,
dan laporan perubahan ekutas pemilik.
Telah banyak peneliti di bidang akuntasi, baik muslim maupun nonmuslim
yang menelaah teori maupun penelitian tentang tujuan maupun kerangka dasar
atas laporan keuangan syariah. Misalnya, AAOIFI (Accounting and Auditing
Organization For Islamic Financial Institution), Dewan Standar Akuntansi
Indonesia (DSAK) maupun PSAK syariah tentang kerangka dasar penyusun dan
penyajian laporan keuangan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan syariah-Ikatan Akuntan Indonesia?
2. Apa tujuan dan peranan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan
keuangan syariah?
3. Aspek apa yang terkait dengan transaksi syariah dan siapa pemakai
laporan keuangan syariah?
4. Apa karakteristik dari kualitatif informasi laporan keuangan syariah?
5. Seperti apa pengakuan dan pengukuran unsur-unsur laporan keuangan?
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
B. Tujuan dan Peranan Kerangka Dasar Penyusunan Dan
Penyajian Laporan Keuangan Syariah
Landasan Tingkat 3 Praktik, Konvensi, dan kebiasaan Buku teks/ajar, simpulan riset,
Operasional pelaporan yang sehat sesuai dengan artikel, dan pendapat ahli
atau Landasan syariah
Praktik Tingkat 2 SAK Peraturan
Pedoman atau
International/ Buletin Teknis pemerintahpraktik
negara lain yang untuk industry
akuntansi
sesuai syariah (regulasi)
industry (kajian
asosiasi syariah)
Tingkat 1 PSAK & ISAK Syariah PSAK & ISAK umum yang sesuai
dengan syariah
LANDASAN KONSEPTUAL KDPPLK SYARIAH
LANDASAN SYARIAH FATWA SYARIAH
3
AL HADITS
AL QUR’AN
4
Selain itu, transaksi syariah haruslah halal dan thayyib (bermanfaat dan membawa
kebaikan).
Keseimbangan (tawazun) menjadi kunci dalam mencapai kemaslahatan.
Transaksi syariah haruslah memperhatikan keseimbangan berbagai aspek, seperti
material dan spiritual, privat dan publik, keuangan dan riil, bisnis dan sosial, serta
pemanfaatan dan pelestarian. Manfaat dari transaksi syariah tidak hanya
difokuskan pada pemegang saham, tetapi juga harus dapat dirasakan oleh semua
pihak yang terlibat.
Universalisme (syumuliyah) mencerminkan bahwa transaksi syariah terbuka
untuk semua pihak tanpa diskriminasi ras, agama, dan golongan. Prinsip ini
sejalan dengan semangat rahmatan l’alamin (rahmat bagi seluruh alam) yang
menjadi landasan Islam.
Kelima prinsip ini saling melengkapi dan menjadi pedoman utama dalam
setiap transaksi syariah. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, diharapkan
transaksi syariah dapat memberikan manfaat yang optimal bagi semua pihak dan
mewujudkan ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan.
Karakteristik Transaksi Syariah
Transaksi syariah dapat berupa aktivitas bisnis yang bersifat komersial
maupun aktivitas sosial yang bersifat non-komersial. Transaksi syariah komersial
dapat berapa mvestasi untuk mendapatkan bagi hasil, jual beli barang untuk
mendapatkan laha, dan/atau pemberian layanan a untuk mendapatkan imbalan.
Adapun transaksi syariah non-komersial dapat dilakukan dengan berupa
pemberian atan talangan (qardb), penghimpunan dan penyaluran dana sosial
seperti zakat, infak, sedekah, wakaf, dan hibah (KDPPLKS paragrai 27-29).
Kedua jenis transaksi tersebut harus memenuhi persyaratan syariah, yaitu terbebas
dari hal-hal yang dilarang seperti terbebas dari unsur riba, zulm, maysir, gharar,
haram, ihtikar, ta’alluq, dan (pembahasan detail tentang topik ini dapat dilihat
pada Bab 3).
Pemakai Laporan Keuangan Syariah
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial;
pemilik dana qardh; pemilik dana pembiayaan mudharabah, pemilik dana titipon;
pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah, dan wakat, pengawas syariah;
karyawan; pemasok dan mitra usaha lainnya; pelanggan; pemerintah, serta
lembaga-lembaganya dan masyarakat. Para pemakai tersebut menggunakan
Laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda. Berikut
akan dibahas keburuhan informasi bagi masing-masing pemakai laporan keuangan
(KDPPLKS paragrat 9).
5
1. Investor sekarang dan investor potensial. Investor adalah pihak yang
menanamkan dananya. Untuk memiliki usaha yang ada atau yang akan
dilaksanakan. Biasanya, bukti kepemilikan diwujudkan dalam bentuk surat saham.
2. Pemilik dana syirkah temporer. Pemilik dana syirkah temporer adalah individu
atau institusi yang mengmvestasikan dananya pada entitas syariah secara temporer
dengan menggunakan skema bagi hasil.
3. Karyawan. Karyawan dalam hal ini adalah individu yang bekerja pada entitas
syariah atau kelompok-kelompok yang mewakili kepentingan mereka dalam
hubungannya dengan entitas syariah.
4. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga di bawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan aktivitas entitas Mereka
memerlukan informasi tersebut untuk mengatur aktivitas entitas syariah,
menetapkan kebijakan pajak, serta sebagai dasar menyusun statistik pendapatan
nasional dan statistik lainnya.
D. Karakteristik dari Kualitatif Informasi Laporan Keuangan
6
Konsistensi pengukuran dan penyajian laporan keuangan syariah sangat
penting untuk memungkinkan perbandingan posisi dan kinerja keuangan
antarperiode, antarentitas syariah, dan dengan entitas lain. Meskipun konsistensi
diutamakan, standar akuntansi keuangan syariah dapat diperbarui untuk
meningkatkan relevansi dan keandalan. Entitas syariah diwajibkan untuk
mengungkapkan kebijakan akuntansi dan perubahannya, serta informasi periode
sebelumnya dalam laporan keuangan mereka. Hal ini memungkinkan para
pemakai untuk mengidentifikasi perbedaan kebijakan dan menganalisis kinerja
keuangan entitas syariah secara lebih komprehensif.
E. Pengakuan dan Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan
7
membatasi pengakuan penghasilan pada pos-pos yang dapat diukur secara
andal dan memiliki derajat kepastian yang cukup (KDPPLKS Paragraf 120-
121).
5. Pengakuan beban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan
manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Beban
diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang
timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Prinsip ini biasanya
disebut dengan pengaitan biaya dengan pendapatan (matching costs with
revenue). Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul
kewajiban tanpa adanya aset, seperti apabila kewajiban akibat garansi produk
(KDPPLKS paragraf 122-123).
Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Pengukuran dalam laporan keuangan syariah adalah proses menentukan nilai
aset, kewajiban, dan dana syirkah temporer. Dasar pengukuran yang umum
digunakan adalah biaya historis, namun dalam kondisi tertentu dapat
dikombinasikan dengan biaya kini atau nilai realisasi. Revaluasi aset, kewajiban,
dan dana syirkah temporer dapat dilakukan secara periodik untuk meningkatkan
relevansi informasi, asalkan memenuhi kriteria keandalan. Konsep nilai realisasi,
meskipun sulit diterapkan saat ini, dapat digunakan untuk informasi tambahan
akun investasi dan tidak mewajibkan distribusi hasil investasi yang belum
terealisasi. Tujuan pengukuran ini adalah untuk menyajikan informasi keuangan
yang relevan dan andal.
8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10