Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARI’AH

*LANDASAN TEORI AKUNTANSI SYARI’AH*

Di Susun Oleh:

1. NAZILAH NIM : 22204002


2. EZA PAHIROH NIM : 22204017
3. AIDIL ALSHAP NIM : 22204026
4. AMALDI IRFAN NIM : 22204020

Dosen Pengampu:
OKTAMI ACHNI, MM. AK

PRODI : PERBANKAN SYARIAH


INSTITUT DARUL ULUM SAROLANGUN
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala rahmatnya
sehingga makalah ini tersusun hingga selesai, tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terima kasih atas bantuaan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikiran.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapan memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami
yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami
sangat mengharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Sarolangun , Februari 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Landasan Teori Akuntansi Syariah .................. 2
B. Akuntansi Dalam Perspektif Islam ...................................... 3
C. Konsep-konsep Akuntansi Islam ........................................... 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 8
B. Saran ...................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Landasan Teori Akuntansi syariah adalah suatu kegiatan identifikasi,
klarifikasi dan pelaporan melalui pengambilan keputusan ekonomi
berdasarkan prinsip pembiayaan-pembiayaan Syariah, yaitu tidak
mengandung zhulum (kezaliman), riba, maysir (judi), gharar (penipuan),
barang yang haram dan membahayakan. Akuntansi dianggap sebagai salah
satu derivasi/hisab yaitu menganjurkan yang baik dan melarang apa yang
jelek. Realitas akuntansi syariah tercermin dalam bank syariah yang kini telah
menguasai sebagian dari pangsa pasar dibidang keuangan (Tris, 2012).
Dengan telah diberlakukannya undang-undang No.21 Tahun 2008
tentang perbankan syariah yang terbit 16 Juli 2008, maka landasan hukum
yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya secara cepat.
Karakteristik sistem bank syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi
hasil memberikan alternatif sistem bank yang saling menguntungkan bagi
masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi,
investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan
persaudaraan dalam berproduksi dan menghindari kegiatan spekulatif dalam
bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk-produk serta
layanan jasa bank yang beragam dengan skema keuangan yang bervarisi, bank
syariah menjadi 2 alternatif sistem bank yang kredibel dan dapat diminati oleh
seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.

B. Rumus Masalah
1. Bagaimana landsan teori akuntansi syariah ?
2. Bagaimana akuntansi dalam perspektif islam ?
3. Apa konsep-konsep akuntansi islam ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Landasan Teori Akuntansi Syari’ah


Landasan Teori dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Qur'an,
Sunah Nabwiyyah, Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu
peristiwa tertentu, dan 'Uruf (adat Kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan
Syariah Islam.
Akuntansi syariah merupakan salah satu dekonstruksi akuntansi
modern kedalam bentuk yang humanis dan syarat nilai dimana tujuan
diterapkannya akuntansi syariah adalah untuk mewujudkan terciptanya
peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris, transcendental dan
teological.
Landasan syariah, yang meliputi sumber- sumber otentik dalam Islam
untuk menjadi rujukan dalam pengambilan hukum dan dalil-dalil agama.
Landasan syariah Islam meliputi Alquran, Sunnah, Ijtihad (Fiqh). Seiring
dengan meningkatnya rasa keberagamaan (religiusitas) masyarakat muslim
menjalankan syariah Islam dalam kehidupan sosialekonomi, semakin banyak
institusi bisnis Islami yang menjalankan kegiatan operasional dan usahanya
berlandaskan prinsip syariah. Untuk mengelola institusi Islami ini diperlukan
pencatatan transaksi dan pelaporan keuangan.
Pencatatan akuntansi dan pelaporan keuangan tersebut, dengan
karakteristik tertentu yang sesuai dengan syariah. Pencatatan transaksi dan
pelaporan keuangan yang diterapkan pada institusi bisnis Islami inilah yang
kemudian berkembang menjadi akuntansi syariah.
Karakteristik Akuntansi Syariah Akuntansi (accountancy) berasal dari
akar kata to accout, yang artinya adalah “menghitung”. Secara teknis,
akuntansi diartikan sebagai proses pencatatan (recording), pengklasifikasian
(classifiying), peringkasan (summarizing) transaksi keuangan yang diukur
dalam satuan uang, serta pelaporan (reporting) hasil-hasilnya. 1 Akuntansi
syariah (shari‟a accounting) menurut Harahap merupakan bidang baru dalam

2
studi akuntansi yang dikembangkan berlandaskan nilai-nilai, etika dan syariah
Islam, oleh karenanya dikenal juga sebagai akuntansi Islam (Islamic
Accounting).
Perkembangan akuntansi sebagai salah satu cabang ilmu sosial telah
mengalami pergeseran nilai yang sangat mendasar dan berarti, terutama
mengenai kerangka teori yang mendasari dituntut mengikuti perubahan yang
terjadi dalam kehidupan masyarakat.

B. Akuntansi Dalam Perspektif Islam


Akuntansi Islam dapat didefinisikan sebagai proses
pencatatan,penjabaran,dan kepastian data dalam suatu usaha yang dibukukan
menurut hukum syariat Islam yang menjauhi manipulasi laporannya.
Akuntansi dalam perspektif Islam adalah proses yang memberikan
informasi yang tepat dari suatu entitas tidak harus terbatas pada data keuangan
kepada pemangku kepentingan untuk memastikan entitas tersebut terus
menjalankan operasi dalam batas syariat Islam dan mencapai tujuan sosial
ekonominya.
Perbedaan utamanya terletak pada pondasi dasar dari akuntansi, yaitu
transaksi. Apabila kita berbicara dengan transaksi syariah, maka artinya
transaksi harus sesuai dengan syariah, tidak bertentangan dengan Al-Qur’an
dan As-Sunnah. Kemudian, laporan keuangannya perlu memuat laporan
sumber dan penggunaan dana kebajikan serta laporan sumber dan penyaluran
dana zakat,”terangnya. Memaparkan perbedaan akuntansi konvensional dan
syariah berdasarkan kriteria dasar hukum, dasar tindakan, orientasi, dan
tahapan operasional. Sumber hukumnya berasal dari Al-Qur’an, Hadits, Ijma’,
dan Qiyas.
Pada penerapannya, kerangka dasar akuntansi syariah mencakup
penyusun standar akuntansi syariah (PSAK) untuk membantu penyusunan
standar, akuntan syariah untuk pedoman menyusun laporan keuangan syariah
dan pemecah masalah yang belum memiliki standar, auditor untuk
memberikan pendapat mengenai kesesuaian laporan keuangan dengan (Prinsip

3
Akuntansi Berterima Umum (PABU), serta pemakai laporan keuangan untuk
menafsirkan informasi dalam laporan keuangan syariah.
1. Jenis akad dalam syariah, terdiri atas:
a. Murabahah, akad jual beli barang dengan harga jual sebesar
kesepakatan harga perolehan dan keuntungan.
b. Salam, akad jual beli barang dengan pengiriman oleh penjual pada
kemudian hari dan pelunasan oleh pembeli saat kesepakatan akad
sesuai syarat tertentu
c. Istishna, akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
dengan kriteria tertentu sesuai kesepakatan antara pemesan atau
pembeli dan pembuat atau penjual.
d. Musyarakah, akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha, setiap pihak berkontribusi dengan ketentuan keuntungan dibagi
berdasarkan kesepakatan dan kerugian dibagi berdasarkan kontribusi
dana.
e. Mudharabah, akad kerja sama usaha antara pemilik dana dan pengelola
dana, keuntungan dibagi atas dasar nisbah bagi hasil dan kerugian
ditanggung pemilik dana, kecuali akibat kelalaian pengelola dana.
f. Ijarah, akad pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa dalam
waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa.
2. Sejarah Akuntansi dalam Islam
Menurut sejarah akuntansi disebutkan muncul di Italia pada abad
ke-13 yang lahir dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli
yang menulis buku “Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita”
dengan memuat satu bab mengenai “Double Entry Accounting System”.
Namun dengan penelusuran dan penelitian tehadap arus akuntansi
dan aplikasinya di zaman saat pertama perkembangan islam. ditemukan
bahwa setelah munculnya Islam di Semananjung Arab di bawah pimpinan
Rasulullah SAW dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah yang
kemudian di lanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin terdapat undang-
undang akuntansi yang diterapkan untuk perorangan, perserikatan

4
(syarikah) atau perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan
penggunaan harta (hijr), dan anggaran Negara.
Rasulullah SAW sendiri pada masa hidupnya juga telah mendidik
secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan
sebutan “hafazhatul amwal” (pengawas keuangan). Bahkan di dalam kitab
al-qur’an sendiri dapat kita temukan dalam ayat terpanjangnya yaitu surah
Al-Baqarah ayat 282 yang membicarakan hal yang berhubungan dengan
akuntansi yang menjelaskan fungsi-fungsi pencatatan (kitabah) dalam
bermuamalah (bertransaksi) penunjukan seorang pencatat beserta
saksinya, dasar-dasarnya, dan manfaat-manfaatnya, seperti yang
diterangkan oleh kaidah-kaidah hukum yang harus dipedomani dalam hal
tersebut.
Dengan demikian, dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata
Islam lebih dahulu mengenal system akuntansi, karena Al Quran telah
diturunkan pada tahun 610M, yakni 800 tahun jauh lebih dahulu dari Luca
Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494.

C. Konsep-Konsep Akuntansi Islam


Akuntansi Islam adalah proses yang memberikan informasi yang tepat
dari suatu entitas tidak harus terbatas pada data keuangan kepada pemangku
kepentingan untuk memastikan entitas tersebut terus menjalankan operasi
dalam batas syariat Islam dan mencapai tujuan sosial ekonominya.
Adapun konsep dasar akuntansi Islam itu ada beberapa hal:
1. Sumber hukumnya adalah Allah melalui instrumen Alquran dan Sunnah.
Sumber hukum ini harus menjadi pagar pengaman dari setiap
postulat, konsep, prinsip, dan teknik akuntansi.
2. Penekanan pada "accountability", kejujuran, kebenaran, dan keadilan.
Untuk menciptakan kerangka teori akuntansi kapitalis saja
memerlukan waktu berpuluh-puluh tahun sehingga sampai pada kerangka
konseptual akuntansi saat ini dan untuk merumuskan kerangka konseptualnya

5
dilakukan tidak kurang dari 5 studi besar yang melibatkan berbagai pihak dan
juga telah dilakukan beberapa kali perbaikan dan penelitian yang sama.
Konstruksi kerangka dasar teori akuntansi Islam ini menjadikan
konsep tauhid sebagai sumber dasar dan sumber nilai dari segala aturan yang
mendasarinya. Allah yang absolute tidak terjangkau kecuali melalui ayat
(tanda) kekuasaannya yang disalurkan melalui dua sumber : Tauhid (Allah)
Qur’an (Kauliyah) Dan Hadis Fenomena Sosial/Alam (Kauniyah) Tujuan
Muamalat (Amar Ma’ruf Nahi Munkar, Keadilan Mashlahat Sosial,
Kerjasama, dan kebenaran Menghapus riba, Mendorong Zakat, Menghindari
pemborosan Postulat dan Prinsip Dasar Akuntansi Islam Standar Akuntansi
Islam.
1. Alquran dan Hadis (ayat kauliyah)
Ini merupakan sumber utama yang apriori (mutlak) khususnya
yang berupa core syariat yang tidak dapat diganggu gugat. Di dalamnya
ada hukum muamalat yang masih bisa di diskusikan dan disesuaikan
dengan konteks sosial yang berlaku dengan tetap memperhatikan core
syara.
2. Fenomena sosial/alam (kauniyah)
Ini merupakan ayat-ayat Tuhan yang harus diterjemahkan,
bersumber dari fenomena alam dan sifat-sifat alam yang memang diatur
oleh Tuhan secara tertib dan saling berkaitan dan saling berhubungan
dengan Alquran/Hadis yang merupakan kebenaran mutlak. Dan dua
sumber di atas dapat diketahui tujuan muamalat tersebut yakni amar
ma’ruf nahi munkar, prinsip keadilan, kebenaran, serta sifat-sifat lainnya
seperti mendorong kemashlahatan sosial, kerjasama dalam kegiatan sehari-
hari, menghapus riba, menghindari pemborosan dan menganjurkan zakat,
infaq, dan sedekah, akuntansi Islam harus bertujuan untuk merealisasi
tujuan syariat ini. Dan sini dapat dilihat bahwa syariat itu diambil dari
Alquran, Hadis, dan Fiqih.
Sedangkan tujuan utama dari syariat itu adalah menciptakan
keadilan, mencari keridhaan Allah Swt, dan memenuhi kebutuhan pribadi

6
yang dibatasi oleh syariat sehingga manusia bisa selamat di dunia dan
akhirat. Menurut Hanifah dan Hudaib (2001) yang dikutip oleh Harahap
akuntansi Islam harus juga ikut membantu menciptakan keadilan ekonomi
dan sosial (alfalah) dan ini merupakan bagian dari ibadah. Sehingga aspek
teknis dan aspek manusianya harus berpedoman pada syariah. Aspek
teknis berkaitan dengan konstruksi akuntansi Islam dalam melakukan
pengukuran dan pengungkapan, sedangkan aspek manusianya adalah
menyangkut kekuasaan dan penerapannya.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Akuntansi Islam muncul sejalan dengan munculnya sistem ekonomi,
perdagangan, perbankan Islami. Sistem kapitalis yang dibangun dengan
konsep dan filosofi yang berbeda dengan Islam dan melahirkan akuntansi
kapitalis.
Teori akuntansi syariah diperlukan sebagai landasan dalam
pengembangan praktik akuntansi syariah. Pemahaman yang benar tentang
teori akuntansi syariah akan mendorong perkembangan akuntansi menuju
praktik akuntansi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Praktik
akuntansi syariah hadir sebagai jawaban atas permasalahan transaksi
konvensional yang tidak sesuai dengan nilai-nilai syariah. Teori akuntansi
syariah diperlukan untuk menjelaskan berbagai asumsi dasar yang mendasari
praktik akuntansi syariah di Indonesia dan menjelaskan praktik akuntansi yang
sudah berjalan dan landasan dalam pengembangan akuntansi syariah pada
masa akan datang.

B. Saran
Jika konsep akuntansi kapitalis ini diterapkan pada lembaga atau
transaksi yang berbeda secara filosofis dan konsepsional dengan konsep dan
filosofi Islam maka akan muncul inkonsistensi nilai yang akhirnya akan
menimbulkan inkonsistensi persepsi dan prilaku.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.iainkudus.ac.id/472/6/5.%20Bab%202.pdf
https://siat.ung.ac.id/files/wisuda/2018-1-1-62201-921414097-bab1-
10072018085011.pdf

Anda mungkin juga menyukai