Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONSEP AKUNTANSI SYARIAH

Disusun guna untuk memenuhi tugas mata kuliah akuntansi syariah

Dosen pengampu

Agus Kurniawan S.E.,M.S.Ak

Disusun oleh

Kelompok 6

Arya Fajar Kurniawan 2251030158

Ariyan Tri Ifanda 2251030157

Sopi Jenar 2251030115

JURUSAN AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTSAN EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2024 M/1445


KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga kita masih
bisa menikmati alam ciptaan-Nya, sholawat serta salam tak lupa kita sanjungkan kepada nabi besar
Muhammad SAW, yang telah membimbing kita krjalan yang lurus berupa ajaran agama islam.

Kami sebagai penulis bersyukur karena telah menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Konsep Akuntansi syariah” sebagai tugas dari dosen mata kuliah “Akuntansi Syariah”. Makalah ini
diharapkan dapat menjadikan sarana pembelajaran serta dapat menambahkan wawasan dan pengetahuan.

Penulis juga akan menyadari akan segala kekurangan dan ketidaksempurnaan, baik darin segi
penulisan maupun dari cara penyajiannya. Oleh karena itu penelis dengan senang hati menerima kritik
dan saran demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang. Penyusun berharap mudah;mudahan
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan para pembaca umumnya.

Bandar Lampung, 4 Maret 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................................................2


PENDAHULUAN .............................................................................................................................4
A. Latar Belakang .................................................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 4
C. Tujuan ............................................................................................................................................... 4
BAB II ..............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN ...............................................................................................................................5
A. Pengertian Akuntansi Syariah.................................................................................................5
B. Perkembangan Transaksi Syariah ..................................................................................................... 5
C. Perkembangan Akuntansi Syariah .................................................................................................... 8
BAB III ........................................................................................................................................... 10
PENUTUP ...................................................................................................................................... 10
Kesimpulan ............................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi syariah menjadi pedoman bagi suatu entitas syariah dalam
mengidentifikasi, mencatat, mengukur, dan mengikhtisarkan informasi ekonomi
sehingga tidak bertentangan dengan al-Qur'an, as-Sunnah, ijma, qiyas, dan sumber
hukum Islam lainnya. Pada masa sekarang ini, akuntansi syariah terus mengalami
perkembangan seiring semakin tumbuh dan berkembangnya sektor ekonomi. Banyak
perusahaan, bank, dan lembaga keuangan lainnya yang mulai memutuskan untuk
beralih atau menambahkan sistem akuntansi syariah ini pada bisnis mereka. Dengan
harapan, kegiatan muamalah dan aktivitas bisnis yang dijalankannya agar benar-benar
sesuai dengan syariah Islam dan tidak bertentangan dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Meningkatnya kesadaran umat Islam khususnya di Indonesia untuk menjalankan
transaksi bisnis yang sesuai dengan syariah merupakan sesuatu yang sangat
menggembirakan. Hal ini ditandai dengan semakin berkembangnya entitas bisnis
syariah, seperti perbankan syariah maupun entitas keuangan syariah lainnya.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimagsud dengan akuntansi syariah?
2. Bagaimana perkembangan transaksi syariah?
3. Bagaimana perkembangan akuntansi syariah?

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian akuntansi syariah
2. Untuk mengetahu perkembangan transaksi syariah
3. Untuk mengetahui perkembangan akuntansi syarih
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akuntansi Syariah


Hal utama yang berkaitan dengan akuntansi adalah pencatatan transaksi
keuangan, pengakuan, penilaian, dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Akuntansi syariah merupakan ilmu sosial Profetik, semua aturan yang berkaitan
dengan akuntansi syariah didapatkan secara normatif dari Perintah yang ada dalam
Al quran yang digunakan sebagai arah praktik akuntansi. Arah praktik akuntansi
tersebut tentu saja akan sesuai dengan syariah. Dalam akuntansi syariah, pencatatan
transaksi akuntansi dikaitkan dengan semangat islam, sesuai dengan surat Al
Baqarah 282.
Akuntansi syariah adalah akuntansi yang dikembangkan dari nilai-nilai islam
sehingga memili karakter seperti, penentuan laba/rugi yang tepat, mempromosikan
dan menilai efisien kepemimpinan, ketaatan pada hukum syariah, keterkaitan kepada
keadilan, melaporkan dengan baik dan perubahan dalam praktik akuntansi.1

B. Perkembangan Transaksi Syariah


Perkembangan pesat terjadi dalam kegiatan usaha dan lembaga keuangan (bank,
asuransi, pasar modal, dana pensiun, dan lain sebagainya) yang berbasis syariah.
Dalam tiga dekade terakhir, lembaga keuangan telah meningkatkan volume dan nilai
transaksi berbasis syariah yang tentunya meningkatkan kebutuhan terhadap akuntansi
syariah. Selanjutnya, perkembangan pemikiran mengenai akuntansi syariah juga
makin berkembang, hal ini ditandai dengan makin diterimanya prinsip-prinsip
transaksi syariah di dunia internasional.
Tidak dapat dipungkiri bahwa, motor dari penerapan transaksi syariah diawali oleh
sistem perbankan syariah dan kemudian dilanjutkan dengan sektor lainnya. Sistem
perbankan syariah sendiri memiliki rekam jejak yang panjang. Diawali dengan Mit
Ghamr Local Saving Bank di mesir pada tahun 1963, yang kemudian diambil alih
dan direstrukturisasi oleh pemerintah mesir menjadi Nasser Social Bank pada tahun

1
Vivi Nur Alfaeni, Nana Diana. Perkembangan Akuntansi Syariah. Universitas Singaperbangsa, (Karawang, 2023)
1972. Perkembangan tentang perbankan syariah terus berlanjut, tidak hanya di timur
tengah termasuk pendirian Islamic Development Bank (1975), tetapi juga di negara-
negara eropa seperti luksemburg (1978), swiss (1981), dan denmark (1983).
Perkembangan yang sama juga terjadi di negara-negara asia tenggara yang mayoritas
penduduknya beragama islam. Di malaysia, bank syariah pertama berdiri pada tahun
1982 sementara di Indonesia baru terjadi 9 (sembilan) tahun kemudian, melalui
pendirian bank muamalat indonesia pada tahun 1991.
Pendirian bank muamalat sendiri bukanlah sebuah proses yang pendek, tetapi
dipersiapkan secara hati-hati. Untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat,
sebelum tahun 1992, telah didirikan beberapa lembaga keuangan nonbank yang
kegiatannya menerapkan sistem syariah. Selanjutnya melalui UU No. 7 Tahun 1992
tentang Perbankan dan dijabarkan dalam PP No. 72 Tahun 1992, pemerintah telah
memberikan kesempatan untuk pelaksanaan bank syariah.
Perkembangan lembaga keuangan syariah selanjutnya di Indonesia hingga tahun
1998 masih belum pesat karena, baru ada 1 (satu) Bank Syariah dan 78 Bank
Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) yang beroperasi. Pada tahun 1998, dikeluarkan
UU No. 10 Tahun 1998 yang memberikan landasan hukum lebih kuat untuk
perbankan syariah. Melalui UU No. 23 Tahun 1999 hingga disahkannya UU No. 21
Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, perkembangan perbankan syariah meningkat
tajam, terutama dilihat dari peningkatan jumlah bank/kantor yang menggunakan
prinsip syariah dan peningkatan jumlah aset yang dikelola.
Sektor syariah yang sedang berkembang adalah transaksi investasi syariah dan
sektor keuangan nonbank. Transaksi ini terus mengalami peningkatan, di antaranya
berikut ini.
1. Obligasi Syariah (Sukuk)
2. Pasar Modal Syariah
3. Perusahaan Pembiayaan Syariah
4. Lembaga Keuangan Mikro Syariah
5. Dana Pensiun Syariah
6. Pendanaan Proyek Syariah
7. Real Estat Syariah
Pertengahan bulan Juni 2008, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI mengesahkan
dua undang-undang yang penting, yaitu UU Surat Berharga Syariah Nasional
(SBSN) tahun 2008 dan UU perbankan syariah tahun 2008. Dengan dua undang-
undang yang baru ini, Indonesia diharapkan dapat mengambil peran dalam
perkembangan ekonomi dan keuangan syariah sekaligus menjadi pusat ekonomi dan
keuangan syariah internasional (international economic and finance hub) yang
penting di asia.

Sesuai dengan amanat UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan,
terhitung sejak tahun 2012 telah dilakukan perubahan untuk pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan serta penyidikan sektor jasa keuangan di Indonesia.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga independen dan bebas dari campur
tangan pihak lain yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang untuk pengaturan,
pengawasan, pemeriksaan, serta penyidikan sektor jasa keuangan yang mencakup
sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan,
dan lembaga jasa keuangan lainnya di Indonesia.

Peralihan ini membawa dampak yang cukup besar bagi industri keuangan syariah
di mana terjadi perpindahan regulator dari Bank Indonesia atau Departemen
Keuangan menjadi OJK. Proses perpindahan tersebut dilakukan secara bertahap,
yaitu pada 31 Desember 2012 pengaturan dan pengawasan pasar modal dan industri
keuangan nonbank beralih kepada OJK, dilanjutkan dengan pengaturan dan
pengawasan perbankan terhitung 31 Desember 2013, dan terakhir pembinaan,
pengaturan, dan pengawasan lembaga keuangan mikro akan beralih terhitung 31
Desember 2015. Dengan adanya lembaga independen (OJK) tersebut diharapkan
industri jasa keuangan di Indonesia khususnya jasa keuangan syariah akan semakin
maju, dan diharapkan Indonesia mampu menjadi barometer transaksi syariah di Asia
dan dunia.

Di tengah pesatnya perkembangan transaksi syariah tersebut, maka kebutuhan


atas akuntansi syariah makin meningkat. Akuntansi sebagai proses untuk melaporkan
transaksi keuangan perusahaan tentu harus dapat mengikuti seluruh perkembangan
transaksi yang sedang berlangsung.2

C. Perkembangan Akuntansi Syariah


1. Periode sebelum tahun 2002
Walaupun bank muamalat sudah beroperasi sejak tahun 1992 namun sampai
dengan tahun 2002 belum ada PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan)
yang mengatur, sehingga pada periode ini masih mengacu pada PSAK 31 tentang
akuntansi perbankan walaupun tidak dapat dipergunakan sepenuhnya, terutama
paragraf-paragraf yang bertentangan dengan prinsip syariah seperti perlakuan
akuntansi untuk kredit. Selain itu juga mengacu pada accounting, auditing
standard for islamic financial institution yang disusun oleh accounting and
auditing organization for islamic financial institution, suatu badan otonom yang
didirikan 27 Maret 1991 di Bahrain.
2. Periode tahun 2002–2007
Pada periode ini, sudah ada PSAK 59 tentang akuntansi perbankan syariah yang
dapat digunakan sebagai acuan akuntansi untuk bank umum syariah, bank
perkreditan rakyat syariah dan kantor cabang syariah sebagaimana tercantum
dalam ruang lingkup PSAK tersebut. Pada periode ini, sudah ada PSAK 59
tentang akuntansi perbankan syariah yang dapat digunakan sebagai acuan
akuntansi untuk bank umum syariah, bank perkreditan rakyat syariah dan kantor
cabang syariah sebagaimana tercantum dalam ruang lingkup PSAK tersebut.
3. Tahun 2007–sekarang
ada periode ini DSAK (Dewan Standar Akuntansi Keuangan) mengeluarkan
PSAK syariah yang merupakan perubahan dari PSAK 59. KDPPLKS (Kerangka
Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah) dan PSAK syariah,
digunakan baik oleh entitas syariah maupun entitas konvensional yang melakukan
transaksi syariah baik sektor publik maupun sektor swasta.
Dengan demikian, saat ini di Indonesia selain memiliki PSAK syariah juga ada
pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) konvergensi IFRS, SAK ETAP
(Standar Akuntansi Keuangan-Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) yang

2
Sri Nurhayati Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2019)
diluncurkan secara resmi pada tanggal 17 Juli 2009, standar akuntansi
pemerintahan, dan standar akuntansi keuangan untuk entitas mikro kecil dan
menengah (SAK-EMKM).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya akuntansi syariah
memiliki 2 (dua) alasan utama, yaitu: suatu tuntutan atas pelaksanaan syariah dan
adanya kebutuhan akibat pesatnya perkembangan transaksi syariah.3

3
Sri Nurhayati Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2019)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-
transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah SWT, sehingga ketika
mempelajari akuntansi syariah dibutuhkan pemahaman yang baik, mengenai akuntansi
sekaligus juga tentang syariah islam. Akuntansi syariah adalah akuntansi yang
dikembangkan dari nilai-nilai islam sehingga memili karakter seperti, penentuan laba/rugi
yang tepat, mempromosikan dan menilai efisien kepemimpinan, ketaatan pada hukum
syariah, keterkaitan kepada keadilan, melaporkan dengan baik dan perubahan dalam
praktik akuntansi

Perkembangan pesat terjadi dalam kegiatan usaha dan lembaga keuangan (bank,
asuransi, pasar modal, dana pensiun, dan lain sebagainya) yang berbasis syariah. Dalam
tiga dekade terakhir, lembaga keuangan telah meningkatkan volume dan nilai transaksi
berbasis syariah yang tentunya meningkatkan kebutuhan terhadap akuntansi syariah.
Selanjutnya, perkembangan pemikiran mengenai akuntansi syariah juga makin
berkembang, hal ini ditandai dengan makin diterimanya prinsip-prinsip transaksi syariah
di dunia internasional.

B. Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari tulisan
maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu mohon diberikan sarannya agar kami
bisa membuat makalah lebih baik lagi, dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua, dan menjadi wawasan kita dalam memahami wakaf dan hibah
DAFTAR PUSTAKA

Vivi Nur Alfaeni, Nana Diana. Perkembangan Akuntansi Syariah. Universitas


Singaperbangsa, Karawang: 2023

Sri Nurhayati Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2019

Anda mungkin juga menyukai