Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERKEMBANGAN AKUNTANSI SYARIAH LANJUTAN

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah : Akuntansi Syariah
Dosen Pengampu : Dr. Tenriwaru, SE., M.Si., Ak.

Oleh :
1. Lestari Wahyuni (000204312021)
2. Vita Ika Septianingtyas (000704312021)

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTASI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kami haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat
serta Karunia-Nya sehingga tugas mata kuliah Akuntansi Syariah mengenai
Perkembangan Akuntansi Syariah Lanjutan' dapat terselesaikan.
Artikel ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mingguan dari Ibu Dr.
Tenriwaru, SE., M.Si., Ak. pada bidang studi Akuntansi. Selain itu, penyusunan
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang
perkembangan akuntansi syariah lanjutan.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Dr. Tenriwaru,
SE., M.Si., Ak. selaku dosen pengampu mata perkuliahan Akuntansi Syariah.
Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis berkaitan
dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Makassar, 5 Maret 2022

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................3
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................3
D. Manfaat Penulisan...........................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN
A. Kebangkitan Baru Dalam Akuntansi Syariah................................................4
B. Menuju Akuntansi Syariah..............................................................................6
C. Kegunaan Mempelajari Akuntansi Syariah.....................................................10

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan......................................................................................................12
C. Saran................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latarbelakang
Akuntansi berkaitan dengan pencatatan keuangan pengakuan, penilaian,
dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Akuntansi syari'ah merupakan ilmu
sosial profetik, jadi semua aturan yang berkaitan dengan akuntansi syari'ah
didapatlan secara normative dari perintah yang ada dalam Al-Qur'an yang
digunakan sebagai arah praktik akuntansi. Menurut Raharjo Kharis, dalam konsep
akuntansi memiliki dua arah kekuatan yang dapat dibentuk oleh lingkungan dan
juga dapat memengaruhi lingkungan.akuntansi dapat memengaruhi lingkungan,
sehingga akuntansi syari'ah akan memengaruhi para pelaku ekonomi termasuk
pelaku transaksi kepada perilaku yang lebih etis, di karenakan akuntansi syari'ah
memiliki prinsip yang menerapkan sikap etis termasuk dalam perilaku ekonomi.
Akuntansi Syari'ah telah lahir sejak dahulu. Akuntansi dalam Islam
bukanlah seni dan ilmu yang baru. Pada awal munculnya Islam akuntansi telah
dikenal, salah satunya dengan adanya Baitul Mal yang merupakan lembaga yang
berfungsi sebagai bendahara Negara dan menjamin kesejahteraan sosial.
Pengenalan akuntansi pada masa itu adalah dikenalnya "kitabat al-amwal"
(pencatatan uang) oleh masyarakat. Penggunaan istilah akuntansi telah digunakan
oleh peneliti muslim jauh sebelum Luca Pacioli mengenalkan double entry pada
tahun 1949. Salah satu manuskrip yang berisi tentang akuntansi dan system
akuntansi yang digunakan di Negara Islam adalah manuskrip yang berjudul.
"risalah falakiyah kitab assyiaqat" yang dihasilkan oleh Abdullah bin Muhammad
bin Kayah al-Mazindarani pada tahun 1363. Akuntansi Syariah hadir ditengah
berkembangnya sistem keuangan syariah yang mulai marak muncul sejak
pertangahan tahun 1990-an. Bagi sebagian kalangan akuntansi syariah merupakan
sesuatu yang “dipaksakan ada”. Anggapan seperti ini tidaklah salah dan juga tidak
sepenuhnya benar, sebab akuntansi syariah memiliki akar sejarah yang kuat dalam
peradaban Islam jauh sebelum peradaban Barat mencapai puncak keemasannya
hingga sekarang ini. Beberapa hal bahkan membuktikan sebaliknya, bahwa
akuntansi konvensional bukanlah bagian dari hasil peradaban barat yang oleh

1
mereka diklaim ditemukan oleh Luca Pacioli, namun merupakan ilmu yang sudah
lama berkembang dan dipraktikan di dunia Islam selama kurang lebih 6 abad
sebelumnya.
Kemunculan bank syariah sebagai organisasi yang relatif baru
menimbulkan tantangan besar. Para pakar syariah dan akuntansi harus mencari
dasar bagi penerapan dan pengembagan standar akuntansi yang berbeda dengan
standar akuntansi konvensional seperti dikenal selama ini. Standar akuntansi
tersebut menjadi kunci sukses bank syari’ah dalam melayani masyarakat
disekitarnya, sehingga seperti lazimnya harus dapat menyajikan informasi yang
cukup, dapat dipercaya, dan relevan bagi para penggunanya, namun tetap dalam
konteks syariah Islam. Akuntansi dikenal sebagai sistem pembukuan "double
entry". Menurut sejarah yang diketahui awam dan terdapat dalam berbagai buku
"Teori Akuntansi", disebutkan akuntansi muncul pertama kali di Italia pada abad
ke-13 yang lahir dari tangan seorang Pendeta Italia bernama Luca Pacioli. Beliau
menulis buku "Summa de Arithmatica Geometria et Propotionalita" dengan
memuat satu bab mengenai "Double Entry Accounting System".
Wacana akuntansi syariah memang muncul sebagai salah satu akibat
bergulirnya wacana dan praktek perbankan syariah, yang berhulu dari semangat
Islamisasi sistem ekonomi dikalangan umat Islam. Berdasarkan yang kita lihat,
semua aktivitas dan sistem akuntansi juga diarahkan untuk memakai sistem
akuntansi barat. Konsekuensinya akuntansi sekarang menjadi menara gading dan
sulit sekali menyelesaikan masalah lokalitas. Akuntansi hanya mengakomodasi
kepentingan ”market” (pasar modal) dan tidak dapat menyelesaikan masalah
akuntansi untuk UMKM yang mendominasi perekonomian Indonesia lebih dari
90%. Hal ini sebenarnya telah menegasikan sifat dasar lokalitas masyarakat
Indonesia. Padahal bila kita lihat lebih jauh, akuntansi secara sosiologis saat ini
telah mengalami perubahan besar. Akuntansi tidak hanya dipandang sebagai
bagian dari pencatatan dan pelaporan keuangan perusahaan. Akuntansi telah
dipahami sebagai sesuatu yang tidak bebas nilai (value laden), tetapi dipengaruhi
nilai-nilai yang melingkupinya. Bahkan akuntansi tidak hanya dipengaruhi, tetapi
juga mempengaruhi lingkungannya. Anggapan terhadap akuntansi Islam
(akuntansi yang berdasarkan syariah Islam) wajar saja menjadi pertanyaan kita.

2
Sama halnya pada masa lalu orang meragukan dan mempertanyakan seperti
apakah ekonomi Islam jika kita mengkaji lebih jauh dan mendalam terhadap
sumber dari ajaran Islam Al-Quran maka kita akan menemukan ayat-ayat maupun
hadits-hadits yang membuktikan bahwa Islam juga membahas ilmu akuntansi
agama Islam.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
masalah penulisan ini dirumuskan sebagai berikut
1. Bagaimana kebangkitan baru dalam akuntansi syariah?
2. Bagaimana menuju akuntansi syariah?
3. Bagaimana kegunaan mempelajari akuntansi syariah?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah :
1. Menjelaskan kebangkitan baru dalam akuntansi syariah.
2. Menjelaskan menuju akuntansi syariah.
3. Menjelaskan kegunaan mempelajari akuntansi syariah.

D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan,
serta meningkatkan pengetahuan mengenai Perkembangan Akuntansi Syariah
Lanjutan.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEBANGKITAN BARU DALAM AKUNTANSI SYARIAH


Kebangkitan umat Islam dengan menguatnya gerakan neo
revivalisme dikalangan pemikir Islam sehingga melahirkan semangat
khususnya kaum terpelajar yang merasakan kekurangan yang terdapat dalam
kapitalisme Barat. Kebangkitan Islam baru terasa setelah beberapa negara
yang penduduknya beragama Islam, merdeka lima puluh tahun yang lalu
seperti Mesir, Arab Saudi, India (Pakistan dan Bangladesh), Iran, Irak,
Indonesia, Malaysia dan lain sebagainya. Negara ini tentu siap dengan
pembangunan SDM dan lahirlah penduduk muslim yang terpelajar dan
mendapatkan ilmu dari Barat. Dalam akulturasi ilmu ini maka pasti ada
beberapa kontradiksi dan disinilah ia bersikap. Dan mulai merasakan
perlunya digali keyakinan akan agamanya yang dianggapnya komprehensif.
Sehingga dalam akuntansi lahirlah ilmu Akuntansi Islam.
a. Perkembangan atau anatomi disiplin akuntansi itu sendiri.
b. Kebutuhan akan sistem akuntansi dalam lembaga bisnis syariah seperti
Bank, Asuransi, pasar modal, trading, dan lain-lain.
c. Kebutuhan yang semakin besar pada norma perhitungan zakat dengan
menggunakan norma akuntansi yang sudah mapan sebagai dasar
perhitungan.
d. Kebutuhan akan pencatatan, pertanggungjawaban, dan pengawasan harta
umat misalnya dalam Baitul Maal atau kekayaan milik umat Islam atau
organisasinya (Harahap, 2004).
Kebangkitan Islam baru telah menjangkau bidang muamalah secara
umum dan bidang-bidang finansial serta lembaga-lembaga keuangan secara
khusus. Sekelompok pakar akuntansi Muslim telah mengadakan riset dan
studi-studi ilmiah tentang akuntansi menurut Islam. Perhatian mereka lebih
terkonsentrasi pada beberapa bidang, yaitu bidang riset, pembukuan, seminar
atau konferensi, pengajaran di lembaga-lembaga keilmuan dan perguruan
tinggi, serta aspek implementasi pragmatis. Usaha awal di masing-masing
bidang, yaitu:

4
a. Kebangkitan akuntansi Islam dalam bidang riset.
Maksudnya, telah terkumpul beberapa tesis magister serta disertasi
doktor dalam konsep akuntansi yang telah dimulai sejak tahun 1950 dan
masih berlanjut sampai sekarang. Diperkirakan tesis dan disertasi tentang
akuntansi yang terdapat di Al-Azhar saja sampai tahun 1993 tidak kurang
dari 50 buah. Di samping itu, telah juga dilakukan riset-riset yang
tersebar di majalah-majalah ilmiah
b. Kebangkitan akuntansi Islam dalam bidang pembukuan
Para inisiator akuntansi Islam kontemporer sangat memperhatikan usaha
pembukuan konsep ini. Hal ini dilakukan supaya orang-orang yang
tertarik pada akuntansi dapat mengetahui kandungan konsep Islam dan
pokok-pokok pikiran ilmiah yang sangat berharga sehingga kita tidak lagi
memerlukan ide-ide dari luar atau mengikuti konsep Barat.
c. Kebangkitan akuntansi Islam di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi.
Konsep akuntansi Islam mulai masuk ke sekolah dan perguruan tinggi
sejak tahun 1976, yaitu Fakultas Perdagangan Universitas Al Azhar
untuk program pascasarjana dalam mata kuliah Akuntansi Perpajakan
dan Evaluasi Akuntansi. Situasi ini terus berlanjut hingga tahun 1978
dibuka beberapa jurusan dalam cabang-cabang ilmu akuntansi Islam di
berbagai perguruan tinggi di Timur Tengah. Hal ini berlanjut sampai
sekarang di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.
d. Kebangkitan akuntansi Islam dalam aspek implementasi
Implementasi akuntansi Islam mulai dilakukan sejak mulai berdirinya
lembaga-lembaga keuangan yang berbasiskan syariah. Hal ini
menyebabkan lembaga keuangan syariah tersebut harus menggunakan
sistem akuntansi yang juga sesuai syariah. Puncaknya saat organisasi
akuntansi Islam dunia yang bernama Accounting and Auditing
Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI) menerbitkan
sebuah standar akuntansi untuk lembaga keuangan syariah yang disebut
accounting, auditing, and governance standard for Islamic institution.

5
Begitu pula pada kebangkitan akuntansi Islam pada sekolah-sekolah dan
perguruan tinggi, yang awalnya hanya diperkenalkan pada perguruan Tinggi Al
Azhar pada tahun 1976, sekarang di Indonesia juga sudah memiliki pusat-pusat
kajian dibidang ini, salah satunya terdapat di Universitas Brawijaya, yaitu center
for Bussiness and Islamic Economic Studies. Dan sampai pada saat sekarang ini,
sudah banyak perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka
Jurusan Manajemen Perbankan Syariah ataupun Akuntansi Syariah pada level
Sarjana S1. Faktor-faktor ini mempunyai pengaruh besar bagi munculnya wacana
akuntansi dengan paradigma syariah, baik pada tatanan konsep maupun praktek.
Bangkitnya akuntansi syariah di Indonesia, dipicu oleh berbagai hal, yaitu
adanya skandal akuntansi di perusahaan-perusahaan besar, seperti wordlcom, dan
adanya kesadaran dari para akuntan untuk bekerja lebih jujur, adil dan tidak
bertentangan dengan ajaran Al-Quran dan Al-Hadis. Beberapa isu lain yang ikut
mendorong perkembangan terhadap kajian akuntansi syariah adalah adanya
harmonisasi standar akuntansi internasional di negara-negara islam, usulan
pemformatan laporan badan usaha islami, dan kajian ulang filsafat tentang
konstruksi etika dalam pengetahuan akuntansi serta penggunaan syariah sebagai
petunjuk dalam pengembangan teoari akuntansi syariah.

B. MENUJU AKUNTANSI SYARIAH


Kesadaran masyarakat untuk menggunakan lembaga keuangan syariah me
ngalami pergeseran dari yang konvensional menuju konsep syariah. Di sisi lain de
ngan banyaknya praktik syariah yang tumbuh, harus sejalan dengan semakin bany
ak karya-karya ilmiah mengenai syariah. Dengan tujuan agar praktik dan teori me
njadi satu perpaduan kombinasi yang dapat digunakan di semua kalangan tidak ha
nya pemerintah. Perkembangan tentang keilmuan syariah salah satunya yaitu mun
culnya teori dan praktik akuntansi syariah.
Penerapan teori dan praktek akuntansi tidak saja akan mempengaruhi peril
aku manajemen, pemegang saham, karyawan, dan masyarakat sekelilingnya, tetap
i juga organisasi yang bersangkutan. Munculnya kesan bahwa akuntansi juga me
miliki kaitan dengan ideologi sulit untuk diletakkan dan akuntansi seperti yang sa
at ini diajarkan pada jurusan – jurusan akuntansi di Indonesia, ternyata sangat kuat

6
dipengaruhi oleh kapitalisme. Singkatnya, informasi akuntansi yang kapitalistik a
kan membentuk jaringan kuasa yang kapitalistik juga. Jaringan inilah yang akhirn
ya mengikat manusia dalam samsara kapitalisme. Padahal terdapat perbedaan yan
g sangat besar antara nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat Islam dan bar
at. Dalam masyarakat Islam terdapat sistem nilai yang melandasi setiap aktivitas
masyarakat, baik pribadi maupun komunal. Hal ini tidak ditemukan dalam kehidu
pan masyarakat barat. Perbedaan dalam budaya dan sistem nilai ini menghasilkan
bentuk masyarakat, praktik, serta pola hubungan yang berbeda pula. Tujuan akunt
ansi syariah adalah terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emans
ipatoris, transendental, dan teologis. Dengan akuntansi syariah, realitas sosial yan
g dibangun mengandung nilai tauhid dan ketundukan kepada ketentuan Allah swt.
Seperti yang dikatakan oleh Sardar (1991), "Ini karena, pertama, ekonomi neoklas
ik, menjadi disiplin positif, tidak memainkan peran aktif dalam mengarahkan atau
mengendalikan perilaku manusia atau peristiwa ekonomi. Ini hanya menjelaskan a
tau merasionalisasi mereka. Kedua, beberapa postulat dasar seperti keegoisan man
usia yang inheren, usaha bebas yang tidak diatur, kedaulatan konsumen, kebebasa
n mutlak untuk mendapatkan, menyelamatkan, menginvestasikan atau membuang
serta berperan penting dalam menciptakan berbagai masalah ekonomi. Solusi untu
k masalah ekonomi masa kini memerlukan hal yang lengkap dari kebijaksanaan k
onvensional kontemporer".Bukan hanya kegagalan untuk memecahkan masalah e
konomi, namun sebenarnya fondasi teori ekonomi akhir-akhir ini menjadi kontrov
ersial. Paradigma neoklasik yang dirayakan sampai pertengahan tahun tujuh puluh
an karena "ekonomi" kehilangan semua kemegahannya ketika teori harapan rasion
al menyingkirkan semua alasan di bawahnya. Sementara akar ilmu ekonomi sudah
jelas dikenal dan dipahami oleh para ekonom, itu tidak benar-benar terjadi dengan
ekonomi Islam. Akar ekonomi Islam seharusnya, menurut definisi, terletak pada F
iqh. "Ekonomi Islam" sebagai disiplin yang berbeda akan dibenarkan hanya jika k
ita dapat menunjukkan bahwa literatur Fiqh, yang memberikan pemahaman tentan
g teks-teks Islam, membawa kita pada akar yang berbeda untuk memahami perila
ku ekonomi manusia. Para ekonom yang tertarik pada ekonomi Islam pada umum
nya tidak memiliki akses terhadap sumber Fiqh, terutama karena Fiqh adalah ilmu
yang luas dan sangat terspesialisasi. Materi yang relevan dengan ekonomi tidak se

7
cara eksplisit diidentifikasi dalam ilmu ini. Materi yang mencakup ilmu ini harus
dicari dalam literatur Fiqih yang luas. Hal ini dapat menyebabkan kendala serius d
alam membangun bangunan ekonomi Islam di atas akarnya sendiri agar berbeda d
engan ekonomi konvensional.
Perkembangan teori dan praktek akuntansi Islam secara umum realitas aku
ntansi modern yang dibangun dengan nilai-nilai egoistik, materialistik dan utilitari
an, menjadi belenggu bagi manusia modern untuk menemukan jati dirinya dan tuh
an. Bagi kalangan masyarakat muslim, Tuhan menjadi tujuan akhir dan menjadi tu
juan puncak kehidupan manusia. Akuntansi syari’ah hadir untuk melakukan deko
nstruksi terhadap akuntansi modern. Melalui epistemologi berpasangan, akuntansi
syari’ah berusaha memberikan kontribusi bagi akuntansi sebagai instrumen bisnis
sekaligus menunjang penemuan hakikat diri dan tujuan hidup manusia.
a. Versi Pertama
Akuntansi syari’ah memformulasikan tujuan dasar laporan keuangannya untuk
memberikan informasi dan media untuk akuntabilitas. Informasi yang terdapat
dalam akuntansi syari’ah merupakan informasi materi baik mengenai keuangan
maupun nonkeuangan, serta informasi nonmateri seperti aktiva mental dan akti
va spiritual. Contoh aktiva spiritual adalah ketakwaan, sementara aktiva mental
adalah akhlak yang baik dari semua jajaran manajemen dan seluruh karyawan.
Sebagai media untuk akuntabilitas, akuntansi syari’ah memiliki dua macam ak
untabilitas yaitu akuntabilitas horisontal, dan akuntabilitas vertikal. Akuntabilit
as horisontal berkaitan dengan akuntabilitas kepada manusia dan alam, sementa
ra akuntabilitas vertikal adalah akuntabilitas kepada Sang Pencipta Alam Seme
sta.
b. Versi Kedua Tujuan dasar laporan keuangan syari’ah adalah: memberikan infor
masi, memberikan rasa damai, kasih dan sayang, serta menstimulasi bangkitny
a kesadaran keTuhanan. Ketiga tujuan ini, merefleksikan secara berturut-turut
dunia materi, mental, dan spiritual. Tujuan pertama secara khusus hanya mengi
nformasikan dunia materi baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan.
Tujuan kedua membutuhkan bentuk laporan yang secara khusus menyajikan du
nia mental yakni rasa damai, kasih dan sayang.

8
Apabila kita mempercayai bahwa sistem akuntansi dan perekonomian di I
ndonesia harus mandiri dan bebas dari jebakan sosiologis dan kebudayaan Barat,
maka yang paling rasional dan mungkin adalah perubahan dengan élan vital atau f
itrah kita sendiri. Yang jelas perubahan menuju fitrah bukanlah bentuk yang diseb
ut Kuntowijoyo (1999, 30) gejala retradisionalisasi semu. Artinya, kembali ke fitr
ah bukan menjadikan simbol-simbol keislaman hanya sebagai artifisialisasi kemap
anan, sedangkan berakuntansi atau berekonomi misalnya, hanya ditempeli simbol
syariah atau Islam, padahal nilai yang ada masih bersumber pada nilai-nilai Barat.
Kembali ke fitrah merupakan felt-need yang berhubungan dengan kejiwaan yang
mendalam. Kembali ke fitrah sebagai élan kemandirian masyarakat Islam haruslah
tertata dari sumber Islam itu sendiri, Tawhid, bukan melakukan pekerjaan tambal
sulam sumber ekonomi Barat menggunakan nilai-nilai Islam dan bersifat ad-hoc.
Perubahan menuju kemashalatan yang lebih baik perlu menangkap substansi mak
na kembali ke kemanusiaan dan kehambaan kita semula, yang bebas dari retradisi
onalisasi semu, tetapi dijalankan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan. Simbol
kemanusiaan seperti itu penulis sebut sebagai Tazkiyah.
Tazkiyah Akuntansi dapat menyelesaikan masalah secara kontekstual, me
mbantu dunia empiris bisnis masyarakat Muslim melakukan pencatatan dengan tet
ap berpegang pada nilai-nilai Islam dan tujuan syari’ah. Tazkiyah akuntansi sesuai
realitasnya bukanlah merupakan proyek mimpi, tetapi proyek sesuai hadits Rasulu
llah: Engkaulah Yang Mengetahui Duniamu dan harus merupakan implementasi J
ihad Fisabilillah Keilmuan. Ketika akuntansi tidak dapat merefleksikan kepenting
an masyarakatnya, maka menurut Mulawarman (2007a; 2007b) yang terjadi mem
ang seperti diungkapkan Bourdieu (1977, 159) sebagai doxa, yaitu menetapkan tat
anan sosial asing (baca: Barat) pada diri individu tanpa sadar (habitus) dalam reali
tas sosial (field ) untuk menjadi budaya lokal (baca: Indonesia). Tazkiyah Akunta
nsi adalah salah satu bentuk tanggungjawab peradaban untuk Islamisasi atau Peng
ilmuan Islam di bidang akuntansi.

C. KEGUNAAN MEMPELAJARI AKUNTANSI SYARIAH


Dengan adanya ilmu akuntansi syariah, maka akan memudahkan suatu enti
tas syariah dalam menyusun laporan keuangannya, sebagaimana telah dijelaskan s

9
ebelumnya, bahwa akuntansi syariah merupakan proses akuntansi yang sesuai den
gan syariat Allah SWT, yang tentu berbeda dengan proses akuntansi pada umumn
ya. Asy-Syu’ara ayat 181-184, mengenai penyempurnaan takaran dan timbangan
dengan baik, perintah jangan merugikan manusia pada hak-haknya dan bertakwa k
epada Allah.
Akuntansi syariah adalah suatu sistem yang mengatur kegiatan mencatat,
menggolongkan dan meringkas, melaporkan, serta menganalisa data-data keuanga
n menggunakan prinsip-prinsip yang sesuai dengan nilai ajaran agama Islam. Nilai
pertanggungjawaban, keadilan dan kebenaran selalu melekat dalam sistem akunta
nsi syariah. Ketiga nilai tersebut tentu saja sudah menjadi prinsip dasar yang univ
ersal dalam operasional akuntansi syariah. Makna yang terkandung dalam ketiga p
rinsip akuntansi syariah tersebut adalah :
1. Prinsip pertanggungjawaban (accountability). Pertanggungjawaban selalu ber
kaitan dengan konsep amanah yang merupakan hasil transaksi manusia
dengan sang Khaliq mulai dari alam kandungan. Implikasi dalam bisnis dan
akuntansi adalah bahwa individu yang terlibat dalam praktik bisnis harus
selalu melakukan pertanggungjawaban apa yang telah diamanatkan dan yang
telah diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait. Wujud
pertanggungjawabannya biasanya dalam bentuk laporan keuangan.
2. Prinsip keadilan. Prinsip keadilan tidak saja merupakan nilai yang sangat
penting dalam etika kehidupan sosial dan bisnis, tetapi juga merupakan nilai
yang secara inheren melekat dalam fitrah manusia. Hal ini berarti bahwa
manusia pada dasarnya memiliki kapasitas dan energi untuk berbuat adil
dalam setiap aspek kehidupan. Dalam konteks akuntansi, menegaskan kata
adil dalam ayat 282 Surat Al-Baqarah, secara sederhana dapat berarti bahwa
setiap transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dicatat dengan benar.
Dengan demikian, kata keadilan dalam konteks aplikasi akuntansi
mengandung dua pengertian, yaitu : Pertama, adalah berkaitan dengan praktik
moral yaitu kejujuran, yang merupakan faktor yang dominan. Tanpa
kejujuran ini, informasi akuntansi yang disajikan akan menyesatkan dan
merugikan masyarakat. Kedua, kata adil bersifat lebih fundamental (dan tetap
berpijak dalam nilai-nilai etika / syariah dan moral).

10
3. Prinsip kebenaran. Prinsip kebenaran ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan
dari prinsip keadilan. Dalam akuntansi kita akan selalu dihadapkan pada
masalah pengakuan, pengukuran dan pelaporan. Aktivitas ini akan dapat
dilakukan dengan baik apabila dilandaskan pada nilai kebenaran. Kebenaran
ini akan mencipatakan keadilan dalam mengakui, mengukur
dan melaporkan transaksi-transaksi
ekonomi.
Menurut Triyuwono (2012:104), akuntansi syariah merupakan salah satu
dekonstruksi akuntansi modern kedalam bentuk yang humanis dan syarat nilai
dimana tujuan diterapkannya akuntansi syariah adalah untuk mewujudkan
terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis, emansipatoris,
transcendental dan teological.

BAB III
PENUTUPAN

11
A. KESIMPULAN
Ilmu akuntansi merupakan warisan ilmu pengetahuan yang ditinggalkan
oleh peradaban Islams ebelumnya. Jadi menjaga dan memelihara warisan ini
adalah dengan mempelajarinya. Sehingga menjadi konstruk argumen bagi para
pemikir muslim untuk menepis tuduhan bahwa akuntansi Islam merupakan hasil
plagiasi dari akuntansi barat. Selain itu perkembangan bank-bank dan lembaga
keuangan Islam sebagai organisasi yang relatif baru menimbulkan tantangan
besar. Para pakar syariah Islam dan akuntansi harus mencari dasar bagi penerapan
dan pengembangan standar akuntansi yang berbeda dengan standar akuntansi
bank dan lembaga keuangan konvensional.
Kebangkitan Islam baru telah menjangkau bidang muamalah secara umum
dan bidang-bidang finansial serta lembaga-lembaga keuangan secara khusus.
Sekelompok pakar akuntansi Muslim telah mengadakan riset dan studi-studi
ilmiah tentang akuntansi menurut Islam. Perhatian mereka lebih terkonsentrasi
pada beberapa bidang, yaitu bidang riset, pembukuan, seminar atau konferensi,
pengajaran di lembaga-lembaga keilmuan dan perguruan tinggi, serta aspek
implementasi pragmatis.
Kesadaran masyarakat untuk menggunakan lembaga keuangan syariah me
ngalami pergeseran dari yang konvensional menuju konsep syariah. Di sisi lain de
ngan banyaknya praktik syariah yang tumbuh, harus sejalan dengan semakin bany
ak karya-karya ilmiah mengenai syariah. Dengan tujuan agar praktik dan teori me
njadi satu perpaduan kombinasi yang dapat digunakan di semua kalangan tidak ha
nya pemerintah. Perkembangan tentang keilmuan syariah salah satunya yaitu mun
culnya teori dan praktik akuntansi syariah. Dengan adanya ilmu akuntansi syariah,
maka akan memudahkan suatu entitas syariah dalam menyusun laporan keuangan
nya, sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, bahwa akuntansi syariah merupak
an proses akuntansi yang sesuai dengan syariat Allah SWT, yang tentu berbeda de
ngan proses akuntansi pada umumnya. Asy-Syu’ara ayat 181-184, mengenai peny
empurnaan takaran dan timbangan dengan baik, perintah jangan merugikan manus
ia pada hak-haknya dan bertakwa kepada Allah.

B. SARAN

12
Penulis berharap artikel ini dapat menambah wawasan bagi seluruh
mahasiswa/i khususnya para pembaca agar dapat terus meningkatkan sumber daya
manusia yang dalam usahanya selalu berpegang teguh pada norma dan etika yang
berlaku, dan dapat menambah pengetauhan bagi rekan-rekan mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Akuntansi Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Kam , Vernon. 1990. Accounting Theory. New York : Jhon Wiley and Sons.

13
Muammar Khaddafi, dkk. 2016. Akuntansi Syariah: Meletakkan Nilai-Nilai

Syariah Islam dalam Ilmu Akuntansi, Medan: Madinatera.

Mulawarman, Aji Dedi, dkk. 2017. Menuju Teori Akuntansi Syariah Baru. Jurnal

Ekonomi dan Keuangan Islam. Vol. 1. No. 1.

Sawarjuwono, Tjiptohadi, Basuki, dan Iman Harymawan. Menggali Nilai, Makna,

dan Manfaat Perkembangan Sejarah Akuntansi Syariah di Indonesia.

JAAI. Vol. 15. No. 1

Zuwardi, dan Hardiansyah, Padli. 2020. Sejarah Perkembangan Akuntansi

Syariah: Tinjauan Literatur Islam. Ihtizam Journal of Shariah Economic

Research. Vol. 2. No. 2.

14

Anda mungkin juga menyukai