2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai “Akuntansi Perpajakan” ini. Tidak
lupa sholawat dan salam semoga senantiasa kita curahkan kepada junjungan besar, Nabi
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran
agama islam yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
Akuntansi Perpajakan dengan judul “Kecurangan dalam Pajak”. Disamping itu, penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selama pembuatan
makalah ini berlangsung, sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Penulis mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya dapat
diperbaiki. Karena penulis sadar, makalah yang di buat ini masih banyak terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat penting, sebab pajak
sangat diperlukan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
nasional disegala bidang secara berkelanjutan. Beban penyelenggaraan pemerintahan
dan pembangunan nasional setiap tahunnya terus mengalami peningkatan sehingga
pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak selalu berupaya untuk meningkatkan
target penerimaan pajak setiap tahunnya meskipun upaya tersebut masih sulit untuk
direalisasikan. Hal ini dapat tercermin dari menurunnya prosentase realisasi penerimaan
pajak negara terhadap anggaran penerimaan pajak negara dalam kurun waktu.
Pajak merupakan sumber pendapatan bagi negara, sedangkan bagi perusahaan
pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih. Perbedaan kepentingan dari
fiskus yang menginginkan penerimaan pajak yang besar dan kontinyu tentu bertolak
belakang dengan kepentingan dari perusahaan yang menginginkan pembayaran pajak
seminimal mungkin. Selain itu, fluktuasi kegiatan perekonomian yang dialami
perusahaan kerap tidak mendapatkan toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus
menginginkan perolehan pajak yang progresif dan stabil. Pengaruh fluktuasi kegiatan
perekonomian tersebut, tentu akan berakibat terhadap pelaporan keuangan perusahaan
dan pelaporan pajaknya (Hardika, 2007) dalam (Kurniasih dan Sari, 2013).
Salah satu definisi Penghindaran Pajak (tax avoidance) adalah Penataan transaksi
untuk mendapatkan keuntungan pajak, manfaat atau pengurangan dengan cara yang
dimaksudkan oleh hukum pajak (Brown, 2012) dalam (Ibnu Wijaya,2014). Untuk
memperjelas, penghindaran pajak umumnya dapat dibedakan dari penggelapan pajak
(tax evasion), di mana penggelapan pajak terkait dengan penggunaan cara-cara yang
melanggar hukum untuk mengurangi atau menghilangkan beban pajak sedangkan
penghindaran pajak dilakukan secara “legal” dengan memanfaatkan celah (loopholes)
yang terdapat dalam peraturan perpajakan yang ada untuk menghindari pembayaran
pajak, atau melakukan transaksi yang tidak memiliki tujuan selain untuk menghindari
pajak. Penghindaran pajak sering dikaitkan dengan perencanaan pajak (tax planning), di
mana keduanya sama- sama menggunakan cara yang legal untuk mengurangi atau
bahkan menghilangkan kewajiban pajak. Akan tetapi, perencanaan pajak tidak
diperdebatkan mengenai keabsahannya, sedangkan penghindaran pajak merupakan
sesuatu yang secara umum dianggap sebagai tindakan yang tidak dapat diterima. Batas
antara penghindaran pajak dengan perencanaan pajak sering kali tidak jelas. Diskusi
terkait sejauh mana batas yang diperkenankan untuk membedakan praktik perencanaan
pajak yang dapat diterima dengan penghindaran pajak yang tidak dapat diterima
merupakan subjek debat yang berkepanjangan dan sering diselesaikan melalui proses
sampai ke tingkat pengadilan tertinggi.
Walaupun secara literal tidak ada hukum yang dilanggar, semua pihak sepakat
bahwa penghindaran pajak merupakan sesuatu yang secara praktik tidak dapat diterima.
Hal ini dikarenakan penghindaran pajak secara langsung berdampak pada tergerusnya
basis pajak, yang mengakibatkan berkurangnya penerimaan pajak yang dibutuhkan oleh
negara. Dari sudut pandang kebijakan pajak, pembiaran terhadap praktik penghindaran
pajak dapat mengakibatkan ketidakadilan dan berkurangnya efisiensi dari suatu sistem
perpajakan. Penghindaran pajak umumnya dilakukan melalui skema-skema transaksi
yang kompleks yang dirancang secara sistematis dan umumnya hanya dapat dilakukan
oleh korporasi besar. Hal inilah yang menimbulkan persepsi ketidakadilan, di mana
korporasi besar tampaknya membayar pajak yang lebih sedikit. Hal ini pada ujungnya
dapat menimbulkan keengganan Wajib Pajak yang lain untuk membayar pajak yang
berakibat pada inefektifitas sistem perpajakan. (Ibnu Wijaya, 2014).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apa yang dimaksud tax avoidance ?
2. Apa yang dimaksud tax evasion ?
3. Apakah pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan ?
4. Faktor yang mempengaruhi tax evasion ?
C. Tujuan Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konsep tax avoidance dan tax evasion.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tax Avoidance
Penghindaran pajak (tax avoidance) merupakan suatu cara mengurangi pajak
yang masih dalam batas ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan dapat
dibenarkan, terutama melalui perencanaan pajak (Santoso dan Rahayu, 2013:4).
Penghindaran pajak dapat dikategorikan sebagai tindakan yang legal sepanjang
dilakukan melalui suatu perencanaan dan tidak melanggar peraturan pajak yang belaku
serta dilakukan dengan tujuan untuk menunda atau mengalihkan pembebanan pajak ke
periode berikutnya sehingga beban pajak pada periode berjalan tidak memberatkan
bahkan sampai mengganggu cash flow perusahaan.
Tax avoidance merupakan perlawanan aktif yang dilakukan oleh wajib pajak
untuk mengurangi pajak yang mereka bayarkan. Perlawanan terhadap pajak dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu perlawanan pasif dan perlawanan aktif (Brotodiharjo,
2013). Perlawanan pasif berupa hambatan yang mempersulit pemungutan pajak dan
mempunyai hubungan erat dengan struktur ekonomi. Contoh dari pajak pasif misalnya
kebiasaan masyarakat desa yang menyimpan uang dirumah atau dibelikan emas, bukan
karena meraka menghindari PPh namun mereka belum terbiasa dengan perbankan.
Perlawanan aktif adalah semua usaha perbuatan secara langsung ditunjukan kepada
pemerintah (fiskus) dengan tujuan untuk menghindari pajaknya baik secara legal
maupun ilegal. Contoh dari perlawanan secara aktif dan legal adalah tax avoidance,
dimana tax avoidance menggunakan kelemahan peraturan perundang-undangan
(loopholes) untuk memperkecil pajak perusahaan.
E. Tax Evasion
Tax evasion sering disebut juga dengan tax fraud atau penggelapan pajak, Tax
evasion adalah bentuk pelanggaran yang dilakukan Wajib Pajak dengan sengaja
mengurangi jumlah pajak terutang bahkan meniadakan kewajiban membayar pajaknya
secara ilegal.
Melansir Investopedia, Wajib Pajak dianggap melakukan tax evasion apabila
dengan sengaja menyembunyikan aset atau memanipulasi data Wajib Pajak untuk
menghindari pembayaran pajak. Termasuk di dalamnya, tidak melaporkan SPT hingga
manipulasi informasi pendapatan dan jumlah aset. Bahkan pada kasus terberat Wajib
Pajak berusaha memalsukan atau mencatut identitas, menerbitkan faktur pajak palsu,
pendirian perusahaan fiktif, dan terparah dengan sengaja tidak membayar pajak terutang.
Tentu tindakan-tindakan yang dijelaskan di atas dapat merugikan negara yang pada
akhirnya menjadi bagian dari pelanggaran hukum. Meski begitu, tidak semua tindakan
kurang bayar atau tidak membayar pajak bisa dianggap sebagai bentuk tax evasion.
Kasus tax evasion harus melalui proses penyelidikan atau audit perpajakan oleh pejabat
berwenang. Apakah ada unsur kesengajaan atau tidak yang dapat menimbulkan sanksi
denda atau pidana.
Septian Ananggadipa dan Endang Kiswara (2012), Studi Empiris Pada Penggunaan Aplikasi
Pajak : Integrasi Theory Of Planned Behavior Dan Technology Acceptance Model (Studi
Empiris pada Perusahaan Go Public di Indonesia), Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang
Hogg, Michael A. 1995. Social Psychology: An Introduction. Prentice Hall.
Karen G, Barbara K, and Visnawath. 2008. Health Behavior and Health Education (Theory,
Risearch, and Practice). San Fransisce: Jossey Bass.