Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PAJAK INDUSTRI

Diajukan untuk memnuhi tugas Mata Kuliah Pajak Industri


Program Strata I Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Muhammadiyah Tangerang

Di susun oleh :
1. Nadiah Adilah (1962201447)
2. Septi Ludianah (1962201456)
3. Nurul Adibah (1962201425)
4. Riska Kartika Sari (1962201417)
5. Zahra Puji irmadina (1962201461)

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatu


Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah mencurahkan
segala rahmat sertaa hidayah-nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah atas
utusan yang paling mulia, Nabi Muhammada SAW, beserta keluarga, sahabat dan
tak lupa untuk kita semua selaku umatnya.
Kelompok disini akhirnya dapat merasa sangat bersyukur karena telah
meyelesaikan makalah yang berjudul tentang Tax Planning, Tax Evasion, Tax
Avoidance sebagai tugas mata kuliah Pajak Industri. Dalam makalah ini kelompok
ini mencoba untuk menjelaskan tentang judul makalah.
Semoga makalah yang sudah dibuat ini dapat mengetahui apa saja hal-hal
yang penting maupun penjelasan yang dianggap perlu diperbaiki dari penulisan
makalh ini. Sebelumnya kelompok ini mohon maaf apabila terjadu kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan karya tulis yang dibuat kedepannya.

Tangerang, 16 Mei 2022


DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Ruang Lingkup
3. Tujuan dan Manfaat

BAB II PEMBAHASAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pajak merupakan sumber pendapatan bagi negara, sedangkan bagi
perusahaan pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih. Perbedaan
kepentingan dari fiskus yang menginginkan penerimaan pajak yang besar dan
kontinyu tentu bertolak belakang dengan kepentingan dari perusahaan yang
menginginkan pembayaran pajak seminimal mungkin. Selain itu, fluktuasi
kegiatan perekonomian yang dialami perusahaan kerap tidak mendapatkan
toleransi dari pihak fiskus, dikarenakan fiskus menginginkan perolehan pajak
yang progresif dan stabil. Pengaruh fluktuasi kegiatan perekonomian tersebut,
tentu akan berakibat terhadap pelaporan keuangan perusahaan dan pelaporan
pajaknya (Hardika, 2007) dalam (Kurniasih dan Sari, 2013).

Salah satu definisi Penghindaran Pajak (tax avoidance) adalah


Penataan transaksi untuk mendapatkan keuntungan pajak, manfaat atau
pengurangan dengan cara yang dimaksudkan oleh hukum pajak (Brown,
2012) dalam (Ibnu Wijaya,2014). Untuk memperjelas, penghindaran pajak
umumnya dapat dibedakan dari penggelapan pajak (tax evasion), di mana
penggelapan pajak terkait dengan penggunaan cara-cara yang melanggar
hukum untuk mengurangi atau menghilangkan beban pajak sedangkan
penghindaran pajak dilakukan secara “legal” dengan memanfaatkan celah
(loopholes) yang terdapat dalam peraturan perpajakan yang ada untuk
menghindari pembayaran pajak, atau melakukan transaksi yang tidak
memiliki tujuan selain untuk menghindari pajak. Penghindaran pajak sering
dikaitkan dengan perencanaan pajak (tax planning), di mana keduanya sama-
sama menggunakan cara yang legal untuk mengurangi atau bahkan
menghilangkan kewajiban pajak. Akan tetapi, perencanaan pajak tidak
diperdebatkan mengenai keabsahannya, sedangkan penghindaran pajak
merupakan sesuatu yang secara umum dianggap sebagai tindakan yang tidak
dapat diterima. Batas antara penghindaran pajak dengan perencanaan pajak
sering kali tidak jelas. Diskusi terkait sejauh mana batas yang diperkenankan
untuk membedakan praktik perencanaan pajak yang dapat diterima dengan
penghindaran pajak yang tidak dapat diterima merupakan subjek debat yang
berkepanjangan dan sering diselesaikan melalui proses sampai ke tingkat
pengadilan tertinggi.
Walaupun secara literal tidak ada hukum yang dilanggar, semua pihak
sepakat bahwa penghindaran pajak merupakan sesuatu yang secara praktik
tidak dapat diterima. Hal ini dikarenakan penghindaran pajak secara langsung
berdampak pada tergerusnya basis pajak, yang mengakibatkan berkurangnya
penerimaan pajak yang dibutuhkan oleh negara. Dari sudut pandang
kebijakan pajak, pembiaran terhadap praktik penghindaran pajak dapat
mengakibatkan ketidakadilan dan berkurangnya efisiensi dari suatu sistem
perpajakan. Penghindaran pajak umumnya dilakukan melalui skema-skema
transaksi yang kompleks yang dirancang secara sistematis dan umumnya
hanya dapat dilakukan oleh korporasi besar. Hal inilah yang menimbulkan
persepsi ketidakadilan, di mana korporasi besar tampaknya membayar pajak
yang lebih sedikit. Hal ini pada ujungnya dapat menimbulkan keengganan
Wajib Pajak yang lain untuk membayar pajak yang berakibat pada
inefektifitas sistem perpajakan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini akan
menganalisa tentang Tax Planning, Tax Evasion, Tax Avoidance. Sehingga
dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Penjelasan umum tentang Tax Planning ?
2. Penjelasan umum tentang Tax Evasion ?
3. Penjelasan umum tentang Tax Avoidance ?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengetahuan umum tentang Tax Planning
2. Untuk mengetahui pengetahuan umum tentang Tax Evasion
3. Untuk mengetahui pengetahuan umum tentang Tax Avoidance

D. Manfaat Penelitian
1. Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambahkan pengetahuan
dalam ilmu akuntansi dan perpajakan, dan juga untuk bahan referensi
bagi peniliti lainnya yang berminat mengkaji dalam bidang yang sama
dengan pendekatan dan ruang lingkup yang berbeda.

2. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapt memberi tambahan onformasi bagi
perusahaan yang akan melakukan praktik Tax planning, Tax Evasion, Tax
Avoidance.

E. Sistemtika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab pendahuluan berisi pembahasan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II PEMBAHASAN
Bab pembahsan berisi mengenai penjelasan umum tentang Tax Planning,
Tax Evasion, Tax Avoidance.

BAB III KESIMPULAN


Bab kesimpulan berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian.

BAB IV PENUTUP
BAB II
PEMBAHASAN

1. Tax Planning
A. Pengertian Tax Planning
Tax planning merupakan salah satu fungsi manajemen pajak.
Manajemen pajak disini tidak hanya sekedar mengatur jumlah pajak yang
harus dibayar, namun juga memastikan bahwa peraturan telah memenuhi
aturan perpajakan dengan benar, sehingga dapat terhindar dari denda pajak
dikemudian hari. Tax planning adalah langkah awal dalam manajemen
pajak. Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax
implementation) dan pengendalian pajak (tax control). Pada tahap tax
planning ini, dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan
perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang
akan dilakukan (Suandy, 2011).

Beban pajak dapat diminimalisasi dengan berbagai cara, dapat yang


sesuai dengan peraturan perpajakan maupun yang berlawanan dengan
peraturan perpajakan.Tax planning merupakan upaya legal yang bisa
dilakukan oleh wajib pajak. Tax planning legal karena penghematan pajak
dilakukan dengan memanfaatkan hal-hal yang tidak diatur (loopholes).
Upaya meminimalkan pajak secara eufimisme sering disebut dengan
perencanaan pajak (tax planning) atau tax sheltering (Suandy, 2011).
Umumnya Tax Planning akan merujuk pada proses merekayasa usaha dan
transaksi wajib pajak supaya beban pajak berada dalam jumlah yang
minimal, tetapi masih sesuai dengan aturan perpajakan yang ada.

Terdapat perbedaan pandangan terhadap pajak antara pemerintah


dan wajib pajak. Pemerintah sangat memerlukan penerimaan pajak dalam
melakukan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan. Pajak
merupakan sumber pendanaan terbesar bagi negara, sehingga pemerintah
akan mengupayakan terbayarnya pajak oleh para wajib pajak dengan
mengeluarkan peraturan- peraturan perpajakan. Di lain pihak, wajib pajak
memandang pembayaran pajak sebagai suatu beban yang nantinya dapat
mengurangi jumlah pendapatannya. Wajib pajak akan berusaha membayar
pajak sekecil mungkin dengan tujuan memaksimalkan jumlah laba yang
diterima. Ketidakpatuhan terhadap undang- undang, dapat dikenakan
sanksi administrasi maupun sanksi pidana. Kedua sanksi itu merupakan
pemborosan sumber daya, sehingga perlu dihindari melalui tax planning
yang baik. Dalam rangka optimalisasi sumber dana manajemen, akan
dilakukan tax planning yang tidak lebih (dapat mengurangi optimalisasi
alokasi sumber daya) dan tidak kurang (agar tidak membayar sanksi
administrasi yang merupakan pemborosan dana). Sartika (2012).

B. Tujuan Tax planning


1) Memperkecil pajak yang ditanggung perusahaan,
2) Menghilangkan/ menghapus pajak sama sekali,
3) Menghilangkan/ menghapus pajak dalam tahun berjalan,
4) Menunda pengakuan penghasilan,
5) Mengubah penghasilan rutin berbentuk capital gain,
6) Memperluas bisnis atau melakukan ekspansi usaha dengan
membentuk badan usaha baru,
7) Menghindari pengenaan pajak berganda,
8) Menghindari bentuk penghasilan yang bersifat rutin atau teratur,
9) Menghindari bentuk penghasilan yang membentuk, memperbanyak
atau mempercepat pengurangan pajak.

C. Manfaat Tax Planning


adalah sebagai penghematan kas keluar, dimana pajak yang
merupakan unsur biaya yang merupakan pengurang laba yang tersedia
untuk dibagikan atau diinvestasikan kembali. Rencana meminimalkan
pajak dapat ditempuh dengan cara mengambil keuntungan sebesar-
besarnya dari ketentuan mengenai pengecualian dan potongan atau
pengurangan yang diperkenankan, hal ini dapat memanfaatkan
penghasilan yang dikecualikan sebagai objek pajak sesuai dengan
undang-undang pajak penghasilan pasal 4 ayat 3 UU No. 36 tahun 2008.
Perencanaan pajak (tax planning) yang matang dapat memperkirakan
kebutuhan kas sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara
lebih akurat (Sartika, 2012).

2. Tax Evasion
A. Pengertian Tax Evasion

Anda mungkin juga menyukai