Anda di halaman 1dari 6

RMK PERPAJAKAN II

“MANAJEMEN PAJAK”

AJAR M. ALI

A031211142

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
A. Pengertian Manajemen Pajak (Tax Management)
Secara umum manajemen pajak didefinisikan sebagai suatu usaha menyeluruh yang
dilakukan terus-menerus oleh wajib pajak agar semua hal yang berkaitan dengan urusan
perpajakan dapat dikelola dengan baik, ekonomis, efektif dan efisien, sehingga dapat
memberikan kontribusi maksimum bagi kelangsungan usaha wajib pajak tanpa
mengorbankan kepentingan penerimaan negara.
Adapun tujuan akhir yang ingin dicapai dari manajemen pajak adalah optimalisasi
dan/atau minimalisasi beban pajak yang dapat dicapai tidak hanya dengan melakukan suatu
perencanaan yang matang, melainkan juga harus melewati tahap pengorganisasian
(organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling) yang baik dan
terkendali.
Lebih lanjut Erly Suandy menyebutkan bahwa tujuan manajemen pajak mempunyai
dua tujuan,yakni;
1. Menerapkan peraturan perpajakan secara benar dan
2. Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya, dimana keduanya
dapat dicapai melalui:
a. Perencanaan pajak (tax planning)
b. Pelaksanaan kewajiban perpajakan dan hak perpajakan (tax compliance)
c. Pengendalian pajak (tax control)
Syarat Manajemen Pajak yang Baik
Tax management yang baik harus memenuhi 3 (tiga) persyaratan utama yaitu:
1. tidak melanggar/bertentangan dengan ketentuan/peraturan yang berlaku;
2. secara bisnis masuk akal (reasonable),karena tax management merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari corporate global strategy; dan
3. didukung oleh bukti-bukti yang memadai, baik dari segi pencatatan
akuntansikeuangannya,maupun segi hukum perjanjian/perikatannya (seperti: bukti
tagihan/invoices, kontrak/perjanjian, dan dokumentasi pendukung lainnya).
B. Perencanaan Pajak (Tax Planning)
Perencanaan Pajak (Tax Planning) merupakan langkah awal yang menjadi bagian
kritikal dari keseluruhan manajemen pajak yang lebih besar. Perencanaan yang baik juga
mensyaratkan adanya pengendalian terhadap pemenuhan semua kewajiban perpajakan (tax
compliance/ tax administration) agar risiko perpajakan karena adanya kesalahan
pengurusan (mis-organizing) dapat dihindari, sehingga penghematan pajak (tax saving)
dapat tercapai.
perencanaan pajak adalah upaya untuk mengatur pembayaran pajak atau
meminimalkan kewajiban pajak dengan tidak melanggar peraturan perundang-undangan
yang berlaku, agar pajak yang dibayar tidak lebih dari jumlah yang seharusnya. Pada
umumnya, perencanaan pajak (tax planning) merujuk kepada proses merekayasa usaha dan
transaksi Wajib Pajak agar utang pajak berada dalam jumlah yang minimal, tetapi masih
dalam bingkai peraturan perpajakan. Suatu perencanaan pajak yang tepat akan
menghasilkan beban pajak minimal yang merupakan hasil dari perbuatan penghematan
pajak atau penghindaran pajak, bukan karena penyelundupan pajak yang tidak berdasarkan
pada peraturan perundang-undangan perpajakan.
Hal yang harus diperhatikan
Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam perencanaan pajak, yaitu :
1. Tidak melanggar ketentuan perpajakan
2. Sesuai kondisi yang ada. Perencanaan pajak yang dilakukan tidak melanggar peraturan
perpajakan yang ada
3. Bukti atau dokumen pendukung transaksi mencukupi dan sesuai

Memahami ketentuan peraturan perpajakan


Untuk mengetahui bahwa Anda tidak melanggar ketentuan perpajakan, maka anda
harus paham, apa saja yang menjadi aturan perpajakan itu. Ada pun jumlah aturan pajak
luar biasa banyaknya, tercatat ada 8 Undang-undang yang terkait pajak semisal UU
PPH,PPN, KUP,PBB, Pengadilan Pajak, Penagihan Pajak, BPHTB, PDRB disamping
undang-undang lain yang terkait dan ribuan aturan yang dibawah Peraturan Pemerintah.
Perencanaan Pajak PPh Badan, dapat dilakukan melalui:
a. Pemilihan alternatif dasar pembukuan dan tata cara pembukuan
b. Pengelolaan transaksi yang berkaitan dengan pemberian kesejahteraan kepada
karyawan
c. Pemilihan metode penyusutan aktiva tetap dan amortisasi aktiva tidak berwujud
d. Penyertaan pada Perseroan Terbatas dalam negeri
e. Optimalisasi pengkreditan pajak yang telah dibayar
f. Permohonan penurunan pembayaran lumpsum (angsuran PPh Ps 25 bulanan)
g. Pengajuan SKB (Surat Keterangan Bebas) PPh Psl 22 dan Pasal 23
h. PPh atas transaksi tertentu
Perencanaan Pajak PPN
a. Memaksimalkan PPN Masukan yang dapat dikreditkan. Perusahaan sebaiknya
memperoleh Barang Kena Pajak dan Jasa Kena Pajak dari Pengusaha Kena Pajak,
supaya Pajak Masukannya dapat dikreditkan
b. Dalam hal penjualan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak yang
pembayarannya belum diterima, pembuatan Faktur Pajak bisa ditunda sampai akhir
bulan berikutnya setelah penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak
c. Dalam hal terjadi retur penjualan, harus diiringi dengan Nota Retur yang memenuhi
syarat sebagai Nota Retur lengkap sehingga PPN dan atau PPn BM atas retur dapat
mengurangi jumlah PPN dan PPn BM yang telah dipungut pada masa diterimanya Nota
Retur
C. Pengertian Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) dan Tax Evasion (Penyelundupan
Pajak)
Menurut Fuad Bawazier dalam makalahnya, Manajemen Pajak (Tax management) yang
bertujuan untuk meminimalisir (atau menganulir) beban pajak secara umum, dapat
ditempuh melalui cara:
1. penghindaran pajak (tax avoidance), umumnya dianggap sebagai upaya tax
management yang legal karena lebih banyak memanfaatkan “loopholes” yang ada
dalam peraturan perpajakan yang berlaku (lawfull).
2. penyelundupan pajak (tax evasion), cenderung mengarah pada sesuatu tindak pidana
perpajakan yang illegal, berada di luar bingkai ketentuan perpajakan (unlawfull).
Dari pengertian di atas dapat dikatakan bahwa baik tax avoidance (penghindaran pajak)
maupun tax evasion (penyelundupan pajak) sama-sama bertujuan untuk
mengurangi/meminimalisir utang pajak.
D. Tahapan Dalam Membuat Perencanaan Pajak
Dalam melakukan perencanaan pajak tentunya tidak bisa dilakukan dengan sembarangan,
tetapi harus melalui tahapan-tahapan yang terperinci agar perencanaan pajak yang
dilakukan dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan. Adapun tahapan-tahapan dalam
membuat perencanaan pajak menurut Erly Suandi dalam bukunya Perencanaan Pajak
(2006:14) adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis informasi (basis data) yang ada
Tahap pertama dari proses pembuatan perencanaan pajak adalah menganalisis
komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat dalam suatu proyek dan menghitung
seakurat mungkin beban pajak yang harus ditanggung. Manajer perpajakan harus
memperhatikan factor-faktor internal maupun eksternal.
2. Membuat satu model atau lebih, rencana kemungkinan besarnya pajak
Model perjanjian internasional dapat melibatkan satu atau lebih atas tindakan-tindakan
berikut:
a. Pemilihan bentuk transaksi yang akan dilakukan oleh perusahaan atau hubungan
internasional.
b. Pemilihan negara asing sebagai tempat melakukan investasi atau menjadi residen
dari negara tersebut.
c. Penggunaan satu atau lebih negara tambahan
3. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak
Perlu dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu
perencanaan pajak terhadap beban pajak yang harus dibayar oleh perusahaan. Beban
pajak tersebut akan dihitung dengan menggunakan hipotesis sebagai berikut:
a. Bagaimana jika perencanaan pajak tidak dilaksanakan.
b. Bagaimana jika perencanaan pajak tersebut dilaksanakan dan berhasil dengan baik.
c. Bagaimana jika perencanaan pajak tersebut dilaksanakan tetapi gagal.
4. Mencari kelemahan, kemudian memperbaiki rencana pajak.
Untuk mengatakan bahwa hasil suatu perencanaan baik atau tidak, tentu harus
dievaluasi melalui berbagai rencana yang dibuat. Perbandingan berbagai rencana harus
dibuat sebanyak mungkin sesuai dengan bentuk perencanaan pajak yang diinginkan.
Pembuatan suatu rencana sebaiknya disertai dengan gambaran atau perkiraan berapa
peluang kesuksesan dan berapa laba setelah pajak yang akan diperoleh jika berhasil
maupun kerugian jika terjadi kegagalan.
5. Memutakhirkan rencana pajak
Memberikan perhatian terhadap perkembangan yang akan datang maupun situasi yang
terjadi saat ini, seorang manajer akan mampu mengurangi akibat yang merugikan
adanya perubahan, dan pada saat yang bersamaan mampu mengambil kesempatan
untuk memperoleh manfaat yang potensial.
E. Penghematan Pajak
Penghematan Pajak (tax saving) adalah usaha meminimalisasi jumlah utang pajak yang
tidak termasuk dalam lingkup perpajakan (Zain, 2003). Penghematan pajak dapat dilakukan
dengan dua (2) cara, yaitu :
a. Penghindaran Pajak (Tax Avoidance) yaitu usaha untuk menghindari transaksi yang
mengakibatkan timbulnya utang pajak yang sesuai dengan ketentuan UU yang berlaku.
b. Penggelapan Pajak (Tax Evasion) yaitu usaha untuk menghindari timbulnya utang pajak
atau meminimalkan pembayaran pajak, namun tidak sesuai dengan ketentuan UU yang
berlaku.

Anda mungkin juga menyukai