Anda di halaman 1dari 6

RMK PERPAJAKAN II

“PPN & PPnBM”

AJAR M. ALI

A031211142

PRODI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2023
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)

A. Definisi
Pajak Pertambahan Nilai atau PPN adalah pemungutan pajak terhadap tiap
transaksi/perdagangan jual beli produk/jasa dalam negeri kepada wajib pajak orang
pribadi, badan usaha maupun pemerintah. Istilah PPN dalam Bahasa Inggris dikenal
dengan Goods and Services Tax (GST) atau Value Added Tax (VAT). Pajak ini bersifat
tidak langsung, objektif dan non kumulatif. Maksudnya, pajak tersebut tidak dibayarkan
secara langsung oleh pedagang, melainkan dibayarkan oleh konsumen. Sehingga,
dikatakan tidak langsung karena konsumen tidak membayar secara langsung ke
pemerintah. Dan PPN ini merupakan pajak yang dikenakan atas setiap pembelian Barang
Kena Pajak dan pemanfaatan Jasa Kena Pajak baik di dalam wilayah Indonesia maupun
dari luar daerah Pabean.
B. Dasar Pengenaan Pajak
a. Penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha. Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan BKP meliputi Pengusaha
yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) (kecuali pengusaha
kecil yang batasannya ditetapkan Menteri Keuangan) maupun Pengusaha yang
seharusnya dikukuhkan menjadi PKP, tetapi belum dikukuhkan.
b. Impor Barang Kena Pajak. Pajak dipungut pada saat impor BKP dan pemungutannya
dilakukan melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
c. Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh
pengusaha. Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan JKP meliputi baik
Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai PKP (kecuali pengusaha kecil yang
batasannya ditetapkan Menteri Keuangan) maupun Pengusaha yang seharusnya
dikukuhkan sebagai PKP, tetapi belum dikukuhkan.
d. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean.
Untuk dapat memberikan perlakuan pengenaan pajak yang sama dengan impor BKP,
atas BKP Tidak Berwujud yang berasal dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan
oleh siapa pun di dalam Daerah Pabean juga dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

e. Pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. Jasa yang berasal
dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun di dalam Daerah Pabean
dikenai Pajak Pertambahan Nilai.
f. Ekspor BKP Berwujud oleh PKP; Pengusaha yang melakukan ekspor Barang Kena
Pajak Berwujud hanya Pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena
Pajak kecuali pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan Menteri Keuangan.

g. Ekspor BKP Tidak Berwujud oleh PKP; Pengusaha yang melakukan ekspor BKP
Tidak Berwujud hanya pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena
Pajak kecuali pengusaha kecil yang batasannya ditetapkan Menteri Keuangan.
h. Ekspor JKP oleh PKP. Termasuk dalam pengertian ekspor JKP adalah penyerahan
JKP dari dalam Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean oleh PKP yang menghasilkan
dan melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud atas dasar pesanan atau
permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesan di luar Daerah Pabean.

C. Objek PPN
Objek pajak dapat diartikan sebagai barang dan jasa kena pajak yang terkena
pungutan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Sejatinya semua barang dan jasa merupakan
objek PPN, namun ada beberapa pertimbangan baik soal ekonomi maupun social, maka
ada beberapa barang dan jasa yang tidak dikenakan PPN, sehingga tidak termasuk dalam
objek PPN. Objek PPN dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Barang Kena Pajak (BKP), barang yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (UU PPN dan PPn
BM) yaitu barang berwujud berupa barang bergerak dan barang tidak bergerak, serta
barang tidak berwujud yang dikenakan PPN.
2. Jasa Kena Pajak (JKP), yaitu tiap-tiap kegiatan berupa pelayanan yang dengan
berdasarkan perikatan atau perbuatan hukum memungkinkan suatu barang atau
fasilitas atau kemudahan atau hak, tersedia untuk dipakai. Selain itu, jasa yang
dilakukan untuk menghasilkn barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan
dan atas petunjuk dari pemesan, juga termasuk dalam kategori JKP, yang dikenakan
pungutan PPN.
D. Tarif Pajak Pertambahan Nilai
Besar tarif pajak penghasilan 10% berlaku selama bertahun tahun sejak diterbitkannya
UU PPN. Dan melalui Undang-Udang No. 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan
Perpajakan (UU HPP), pemerintah telah menaikkan tarif PPN secara bertahap. Tarif PPN
terbaru 11% mulai April 2022, kemudian rencananya akan dinaikkan lagi menjadi sebesar
12% pada 2025.
E. PPN Masukan dan Keluaran
Pajak masukan dalam PPN adalah pajak yang seharusnya dibayar oleh PKP atas:

a. Perolehan Barang Kena Pajak/Jasa Kena Pajak


b. Pemanfataan BKP/JKP tidak berwujud dari luar daerah pabean
c. Impor Barang Kena Pajak telah dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak pada saat
pembelian barang kena pajak/ jasa kena pajak dalam masa pajak tertentu.
Atau dapat dikatakan Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya
sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak dan/atau
perolehan Jasa Kena Pajak dan/atau pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari
luar Daerah Pabean dan/atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean
dan/atau impor Barang Kena Pajak.
Pajak keluaran dalam PPN adalah pajak terutang yang wajib dipungut oleh PKP saat
makukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang
Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud / ekspor Jasa Kena Pajak.
Pajak Penjualan Nilai Barang Mewah
A. Definisi
Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) ialah pajak yang dikenakan pada
barang yang tergolong mewah kepada produsen untuk menghasilkan atau mengimpor
barang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya. PPnBM hanya dikenakan 1 kali pada
saat penyerahan barang ke produsen.
PPnBM atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) merupakan pajak yang
dikenakan pada suatu Barang Kena Pajak (BKP) yang tergolong mewah. PPnBM
diberlakukan agar tercipta keseimbangan pembebanan pajak antara konsumen yang
berpenghasilan rendah dan konsumen yang berpenghasilan tinggi, mengendalikan pola
konsumsi atas BKP mewah, memberikan perlindungan pada produsen lokal dan
mengamankan penerimaan negara.
B. Objek PPnBM
Berdasarkan Pasal 5 ayat 1 Undang-undang No.42 tahun 2009, PPnBM dikenakan atas
penyerahan BKP tergolong mewah yang diserahkan oleh pengusaha yang menghasilkan
BKP barang mewah. Dilakukan di dalam daerah pabean dan dilakukan dalam kegiatan
usaha/pekerjaan pengusaha.
PPnBM dikenakan atas.
a. Barang yang bukan merupakan kebutuhan pokok.
b. Barang yang dikonsumsi oleh masyarakat tertentu.
c. Barang yang dikonsumsi untuk menunjukkan status atau barang umumnya digunakan
oleh masyarakat berpenghasilan tinggi.
C. Tarif PPnBM
Tiap barang mewah memiliki tarif pajak yang berbeda-beda. Berdasarkan peraturan dan
undang-undang yang berlaku, tarif Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk barang
mewah digolongkan ke dalam beberapa kategori ini:

• Tarif pajak 10% untuk kendaraan umum kategori tertentu, alat rumah tangga, alat
pendingin, hunian mewah, televisi, dan minuman bebas alkohol.
• Tarif pajak 20% untuk kendaraan bermotor kategori tertentu, alat fotografi, permadani,
dan peralatan olahraga impor.
• Tarif pajak 25% untuk kendaraan bermotor berat dan berbahan bakar solar.
• Tarif pajak 35% untuk minuman bebas alkohol, barang berbahan kulit impor, batu
kristal, bis, dan barang pecah belah.
Fasilitas PPN dan PPn BM
Pajak terutang tidak dipungut sebagian atau seluruhnya atau dibebaskan dari pengenaan
pajak, baik untuk sementara waktu maupun selamanya, untuk:
a. Kegiatan di kawasan tertentu atau tempat tertentu di dalam Daerah Pabean;
b. Penyerahan Barang Kena Pajak tertentu atau penyerahan Jasa Kena Pajak tertentu;
c. Impor Barang Kena Pajak tertentu;
d. Pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud tertentu dari luar Daerah Pabean
di dalam Daerah Pabean; dan
e. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak tertentu dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean, diatur dengan Peraturan Pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.online-pajak.com/tentang-ppn-efaktur/pengertian-pajak-masukan-dan-pajak-
keluaran-dalam-ppn
Siti Resmi. 2015. Perpajakan: Teori dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat
https://www.studocu.com/id/document/makalah-pertambahan-nilai-ppn-dan-pajak-penjualan-
atas-barang-mewah-ppnbm/24545537
https://sikola.unhas.ac.id2

Anda mungkin juga menyukai