Anda di halaman 1dari 3

AJAR M.

ALI/A031211142

PENGAUDITAN II

AUDIT SIKLUS INVESTASI

A. Pengertian Siklus Investasi


Aktivitas investasi ( investing activities) adalah pembelian dan penjualan tanah,
bangunan, peralatan, serta aktiva lain yang umumnya tidak ditahan untuk dijual kembali.
Aktivitas investasi juga mencakup pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang
tidak dimaksudkan untuk tujuan perdagangan. Suatu entitas mengakuisisi aktiva-aktiva ini
karena aktiva itu diperlukan untuk mendukung operasi dan proses intinya. Sebagai
pegangan, kebanyakan perusahaan akan mengakuisisi aktiva baru jika tingkat
pengembalian yang dihasilkan oleh aktiva-aktiva itu melebihi biaya marjinal sesudah pajak
dari pembiayaan dengan hutang menyangkut akuisisi aktiva tambahan.
Langkah pertama dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi pemahaman atas aktiva
yang diperlukan untuk mendukung operasi entitas bersangkutan ( misalnya: mesin,
peralatan, fasilitas, tanah, atau sumber daya alam) dan tingkat pengembalian yang
diharapkan perusahaan akan dicapai dari aktiva yang mendasarinya.
Langkah kedua dalam mengaudit aktivitas investasi meliputi penentuan aktiva apa yang
akan diakuisisi selama periode berjalan. Aktiva jangka panjang biasanya cukup stabil bagi
kebanyakan entitas. Dengan kata lain, sebagian aktiva tetap yang ada pada akhir tahun juga
ada pada awal tahun. Karenanya, auditor sering memusatkan strategi audit pada audit
perubahan aktiva jangka panjang, bukan pada keseluruhan populasi aktiva jangka panjang.
B. Tujuan Audit Siklus Investasi
Tujuan-tujuan ini merupakan hal yang utama bagi siklus ini dalam kebanyakan audit:
1. Asersi keberadaan atau keterjadian
2. Kelengkapan
3. Hak dan kewajiban
4. Penilaian atau alokasi
5. Penyajian dan pengungkapan
C. Pertimbangan Perencanaan Audit
1. Materialitas
Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas ini adalah penentuan
besarnya salah saji yang akan mempengaruhi keputusan seorang pemakai laporan
keuangan yang layak. Pertimbangan kedua adalah hubungannya dengan biaya untuk
mendeteksi kesalahan.
2. Risiko inheren
Risiko inheren (inherent risk) yang berkaitan dengan asersi eksistensi/keberadaan
seringkali rendah Karena aktiva tetap tidak mudah dicuri. Risiko inheren akan
keberadaan dapat meningkat sampai ke tingkat sedang atau tinggi karena potensi bahwa
aktiva dibesituakan atau tidak digunakan lagi, mungkin tidak dihapuskan.
3. Risiko prosedur analitis
Prosedur analitis bersifat efektif dari segi biaya dan hal itu dapat membantu auditor
dalam mengevaluasi kelayakan laporan keuangan. Aktiva tetap secara relative harus
stabil, dan akibatnya, prosedur analitis dapat memberikan keyakinan tentang kewajaran
penyajian laporan keuangan.
4. Risiko pengendalian
Transaksi yang secara individu bersifat material, seperti akuisisi tanah atau bangunan,
atau pengeluaran modal yang besar, biasanya merupakan pokok dari pengendalian
terpisah yang mencakup anggaran modal dan otorisasi oleh dewan komisaris.
D. Pengujian substantif atas saldo aktiva tetap
1. Menentukan risiko deteksi
Pengujian substantif yang dilakukan oleh auditor akan jauh lebih ekstensif dalam audit
pertama atas seorang klien dibandingkan dengan penugasan yang berulang. Dalam
audit pertama, harus diperoleh bukti tentang ketepatan saldo awal akun dan
kepemilikan aktiva bersangkutan. Seringkali risiko terbesar yang berkaitan dengan
penugasan pertama meliputi informasi audit tentang saldosaldo awal, yang mungkin
memerlukan transaksi audit yang banyak terjadi dalam tahun-tahun sebelumnya.
2. Merancang pengujian substantif
a. Prosedur awal, Suatu prosedur awal yang penting termasuk memperoleh
pemahaman tentang bisnis dan industri bersangkutan. Prosedur ini memberikan
sarana untuk mengevaluasi kelayakan bukti yan diperoleh pada tahap audit
berikutnya.
b. Prosedur analitis, Suatu bagian yang penting dari siklus investasi adalah
menentukan bahwa informasi keuangan yang akan diaudit konsisten dengan
ekspektasi auditor. Ketika melaksanakan prosedur analitis, auditor harus
mempertahankan tingkat skeptisme profesional yang layak dan menyelidiki hasil-
hasil yang tidak normal.Jika hasil prosedur analitis konsisten dengan ekspektasi
auditor, maka strategi audit dapat dimodifikasi untuk mengurangi luas pengujian
rincian transaksi dan saldo.
c. Pengujian rincian transaksi, Pengujian substantive ini mencakup tiga jenis transaksi
yang berkaitan dengan aktiva tetap:
1. Penambahan aktiva tetap
Semua penambahan yang normal harus didukung oleh dokumentasi berupa otorisasi
dalam notulen rapat, voucher, faktur, kontrak dan cek-cek yang dibatalkan
2. Pelepasan aktiva tetap
Bukti-bukti tentang penjualan, penarikan, dan tukar-tambah harus tersedia bagi
auditor dalam bentuk nota pembayaran kas, otorisasi tertulis, dan perjanjian
penjualan.Dokumentasi tersebut harus ditelaah secara seksama untuk menentukan
ketepatan dan kelayakan catatan akuntansi, termasuk pengakuan keuntungan atau
kerugian, jika ada.
3. Ayat jurnal beban reparasi dan pemeliharaan
Tujuan auditor dalam melaksanakan pengujian ini adalah untuk menentukan
kelayakan dan konsistensi pembebanan ke beban reparasi.Kelayakan meliputi
pertimbangan mengenai apakah klien telah melakukan pembebanan yang tepat
antara pengeluaran modal dan pendapatan.
d. Pengujian rincian saldo
Dua prosedur dalam kategori pengujian substantif ini adalah:
1. Menginspeksi aktiva tetap
Inspeksi aktiva tetap akan memungkinkan auditor untuk mendapatkan pengetahuan
pribadi yang langsung mengenai eksistensinya (EO4). Dalam penugasan yang
berulang, inspeksi yang terinci dapat dibatasi pada pos-pos yang tercantum pada
skedul penambahan aktiva tetap.
2. Memeriksa Dokumen dan Kontrak Hak Kepemilikan
Kepemilikan atas kendaraan dapat ditetapkan dengan memeriksa sertifikat hak
(BPKB), sertifikat pendaftaran (STNK), dan polis asuransi.Untuk peralatan, perabotan,
dan furniture, faktur yang telah dibayar mungkin merupakan bukti terbaik mengenai
kepemilikan (RO1).Bukti tentang kepemilikan dalam industri real estate apartemen
dapat ditemukan dalam akte pembelian, polis asuransi pemilikan, tagihan pajak
property, tanda terima pembayaran hipotek dan polis asuransi kebakaran.

Anda mungkin juga menyukai