1. Tujuan auditor dalam melakukan prosedur analitis adalah mengembangkan ekspektasi atas
saldo piutang usaha, hubungan piutang usaha dengan penjualan, dan marjin kotor
perusahaan.
2. Pengujian pisah batas penjualan (sales cut-off tests) dirancang untuk memperoleh kepastian
yang layak bahwa:
Penjualan dan piutang usaha telah dicatat dalam periode akuntansi dimana transaksi
tersebut terjadi
Ayat jurnal yang berkaitan dengan persediaan dan harga pokok penjualan telah dibuat
dalam periode yang sama.
3. Tiga jenis pengujian pisah batas:
Pengujian pisah batas penjualan (sales cut off test)
Pengujian pisah batas retur penjualan (sales return cutoff test)
Pengujian pisah batas penerimaan kas (cash receipts cutoff test)
4. Auditor akan meminta konfirmasi piutang selama melakukan audit, kecuali:
Piutang usaha bersifat tidak material terhadap laporan keuangan
Penggunaan konfirmasi akan menjadi tidak efektif sebagai suatu prosedur audit
Penilaian gabungan auditor atas risiko inheren serta pengendalian adalah rendah dan
bahwa penilaian ini, bersama dengan bukti yang diharapkan disediakan oleh prosedur
analitis atau pengujian subtantif rincian lainnya, sudah cukup untuk mengurangi risiko
audit ke tingkat rendah yang dapat diterima untuk asersi laporan keuangan yang berlaku.
Dalam beberapa situasi, baik konfirmasi piutang usaha maupun pengujian subtantif
rincian lainnya diperlukan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang rendah yang
dapat diterima untuk asersi laporan keuangan yang berlaku.
5.
a. Konfirmasi positif adalah jenis konfirmasi yang mengharuskan debitor untuk
menjawab apakah saldo yang ditunjukkan benar atau tidak
b. Konfirmasi negatif adalah jenis konfirmasi yang meminta debitor untuk menjawab
hanya apabila jumlah yang ditunjukkan tidak benar.
6. Dalam menentukan waktu dan luas permintaan konfirmasi, seorang auditor harus memperhatikan
tingkat risiko deteksi yang berlaku. Jika tingkat risikodeteksi yang berlaku adalah rendah, maka
auditor biasanya mengirimkan permintaan konfirmasi piutang pada tanggal neraca. Sebaliknya,
tanggal pengiriman konfirmasi dapat dipilih satu atau dua bulan sebelumnya. Luas permintaan
konfirmasi, atau ukuran sampel, berhubungan terbalik dengan setiap faktor-faktor berikut:
Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima (untuk pengujian rincian) untuk asersi
dimana bukti konfirmasi akan dipakai
Luas dimana pengujian subtantif lainnya akan bermanfaat untuk mencapai tingkat
risiko deteksi tersebut
Salah saji piutang usaha yang dapat di toleransi.
7. Dua kondisi dimana pengabaian prosedur alternatif untuk konfirmasi dapat diterima:
Tidak ada faktor kualitatif yang tidak biasa atau karakteristik sistematik yang
bersangkutan dengan tidak menjawab konfirmasi, seperti semua jawaban yang
tidak diterima menyangkut transaksi akhir tahun.
Tidak adanya jawaban, yang memproyeksikan sebagai salah saji 100% terhadap
populasi dan ditambahkan ke jumlah semua perbedaan lainnya yang belum
disesuaikan, tidak akan mempengaruhi keputusan auditor tentang apakah laporan
keuangan secara material sudah benar.
4. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan salah saji dalam asersi siklus pengeluaran
mencakup:
Volume transaksi dalam siklus ini biasanya tinggi
Pembelian dan pengeluaran kas bisa dilakukan tanpa otorisasi
Pembelian aktiva dapat diselewengkan
Pembayaran atas faktur penjualan mungkin dilakukan dua kali
Masalah akuntansi yang tidak tepat mungkin terjadi berkaitan dengan hal-hal
seperti apakah biaya harus dibebankan atau dikapitalisasi.
5. Penilaian risiko manajemen yang berkaitan dengan aktivitas siklus pengeluaran meliputi
pertimbangan akan hal-hal berikut:
Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan arus kas untuk transaksi
pembelian
Kontinjensi kerugian yang berkaitan dengan komitmen pembelian.
Terus tersedianya perlengkapan yang penting dan stabilitas pemasok yang penting
Pengaruh kenaikan biaya terhadap perusahaan
Atensi kenaikan biaya terhadap perusahaan
Atensi perusahaan terhadap risiko terjadinya pembayaran berganda
Atensi perusahaan terhadap risiko kecurangan yang dilakukan oleh pegawai
6. Dokumen dan catatan yang sering ditemukan dalam sebagian besar sistem akuntansi:
Permintaan pembelian
Laporan penerimaan
Faktur
Register voucher
File transaksi pembelian
8. Jika auditor merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat rendah,
maka ia biasanya harus:
Menguji keefektifan pengendalian umum
Menggunakan teknik audit berbantuan komputer untuk mengevaluasi keefektifan
pengendalian terprogram, dan
Menguji keefektifan prosedur untuk menindaklanjuti pengecualian yang
diidentifikasi oleh pengendalian terprogram.
1. perbedaan pengujian substantif terhadap hutang lancar dengan aktiva lancar adalah sebagi
berikut:
Untuk membuktikan keberadaan hutang usaha dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan hutang usaha yang dicantumkan di laporan posisi keuangan
Untuk membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat dalam catatan akuntansi dan
kelangsungan saldo usaha yang disajikan di laporan posisi keuangan
Identifikasi asersi-asersi laporan keuangan yang harus dicakup oleh program audit
misalkan asersi-asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan hak dan kewajiban,
penilaian atas pengalokasian, dan penyajian atau pengungkapan yang berkaitan
dengan saldo akhir persediaan.
Kembangkan tujuan-tujuan audit spesifik untuk setiap kategori asersi yang diaudit
Tentukan risiko bawaan dan risiko pengendalian dan tentukan pula tingkat risiko
deteksi akhir untuk setiap asersi, sejalan dengan tingkat risiko audit keseluruhan dan
tingkat materialitas yang dapat diterima
5. Rasio-rasio prosedur analitis yang dapat digunakan untuk mendapatkan bukti mengenai
hutang usaha:
Jumlah Hari Perputaran Hutang Usaha: Pengalaman sebelumnya atas jumlah hari
perputaran hutang usaha dipadukan dengan pengetahuantentang
pembeliansekarang dapat bermanfaat dalam mengestimasi hutang perode berjalan.
Semakin pendek periode dapat menunjukkan masalah kelengkapan
Harga Pokok Penjualan terhadap Hutang Usaha: Jumlah ini akan berubah sekitar
presentase yang sama dari tahun ke tahun, kecuali perusahaan mengubah
kebijakan pembayarannya.
Hutang sebagai Presentase dari Total Aktiva: Saldo hutang usaha di luar neraca
bermanfaat dalam membandingkannya dengan data industri. Penurunan rasio ini
yang signifikan dapat menunjukkan masalah kelengkapan
Rasio Lancar (Current Ratio): Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar
dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah
kelengkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.
Rasio Cepat (Quick Ratio): Kenaikan yang signifikan atas rasio lancar
dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah
kelengkapan.Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.
6. Prosedur yang dapat mengungkapkan hutang yang belum dicatat meliputi:
Mereview anggaran modal, perintah kerja, dan kontrak konstruksi untuk mencari
buktiadanya hutang yang belum dicatat.
Konfirmasi ini tidak dapat menjamin bahwa hutang yang belum dicatat akan
dapat ditemukan, dan
Bukti eksternal berupa faktur dan laporan bulanan penjual harus tersedia untuk
mendukung saldonya.
overhead.
Siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik, dan
Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi.
2. Pertimbangan pertama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan
besarnya salah saji yang akan memengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan yang
Akibatnya, auditor biasanya akan mengalokasi suatu jumlah yang signifikan dari
keseluruhan materialitas ke audit persediaan, tanpa melebihi jumlah yang ia anggap akan
gabungan, dan disposisi varians biaya, akuntansi untuk bahan sisa dari proses
kerusakan, serta akuntansi yang tepat untuk barang dalam perjalanan di antara lokasi-
lokasi itu.
Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan masalah khusus
itu.
Persediaan mungkin dapat dijual dengan perjanjian retur atau pembelian kembali.
4. Aktivitas pengendalian dalam pengendalian internal terdiri dari empat kategori aktivitas,
yaitu:
Pemisahan tugas, pengendalian umum, dan pengendalian aplikasi
Pengendalian pemrosesan informasi yang mecakup otorisasi yang tepat
Pengendalian fisik
Penelahaan kinerja dan akuntabilitas.
5.
File induk persedian barang dalam proses (work-in-proces inventory master file). File
komputer yang memuat jumlah biaya aktual barang dalam proses. File ini digunakan
tertentu.
6. Pelaksanaan dan pencatatan transaksi pabrikasi serta pengamanan persediaan melibatkan
daftar instruksi. Instruksi yang dibuat oleh klien harus mencakup hal-hal seperti:
Nama karyawan yang bertanggungjawab untuk mengawasi perhitungan persediaan
Tanggal perhitungan
Lokasi-lokasi yang akan dihitung
Instruksi rinci mengenai bagaimana perhitungan akan dilakukan
Penggunaan dan pengendalian label persediaan bernomor urut serta lembar ikhtisar
(kompilasi)
Ketentuan mengenai penanganan penerimaan, pengiriman dan perpindahan barang
1. Siklus jasa personalia saling berkaitan dengan dua siklus lainnya. Pembayaran gaji dan
upah serta pembayaran pajak atas gaji dan upah tersebut berhubungan dengan transaksi
pengeluaran kas dalam siklus pengeluaran. Audit atas rekening bank penggajian akan
dibahas di modul berikutnya. Distribusi biaya tenaga kerja pabrik ke barang dalam proses
berkaitan dengan siklus produksi. Perhatian dalam sisa bagian ini akan difokuskan
terutama pada kompensasi per jam kepada para karyawan serta pajak gaji dan upah
terkait, serta masalah pengukuran dan pengungkapan penting yang berhubungan dengan
opsi saham dan program pensiun.
2. Tujuan audit spesifik siklus jasa personalia untuk asersi penyajian dan pengungkapan:
Tujuan Audit Kelompok Transaksi: Beban gaji dan upah serta beban pajak gaji
dan upah telah diidentifikasi serta diklasifikasikan dengan tapat dalam laporan
laba rugi
Tujuan Audit Saldo Akun: (1) Akun kewajiban gaji dan upah akrual serta pajak
gaji dan upah telah diidentifikasi serta diklasifikasikan dengan tepat dalam neraca.
(2) Laporan keuangan memuat pengungkapan yang layak atas pensiun dan
program tunjangan lainnya.
3. Sebelum melanjutkan audit atas jasa personalia, adalah penting bagi auditor untuk
memahami:
Pentingnya jasa personalia bagi keseluruhan entitas (seperti, apakah entitas
bersifat padat karya atau padat modal?)
Sifat kompensasi, karena kompensasi per jam memerlukan sistem pengendalian
yang berbeda dengan kompensasi gaji.
Pentingnya berbagai paket kompensasi seperti bonus, opsi saham dan hak
apresiasi saham, serta perjanjian pensiun.
7. Dua pengujian pengendalian yang berhubungan dengan risiko pengendalian untuk asersi
keberadaan atau keterjadian adalah:
Pengujian atas karyawan yang sudah berhenti.
Menyaksikan pembagian gaji dan upah
2. Tujuan audit spesifik atas aktiva tetap dalam siklus investasi terkait dengan asersi
Keberadaan atau Keterjadian terkait dengan asersi keberadaan dan keterjadian
Tujuan Audit atas Kelompok Transaksi : Akuisisi yang tercatat dari transaksi
aktiva tetap, pelepasan aktiva tetap, dan reparasi serta pemeliharaan merupakan
transaksi yang terjadi selama tahun berjalan
Tujuan Audit Saldo Akun: Aktiva tetap yang tercatat merupakan aktiva produktif
yang digunakan pada tangal neraca
3. Pertimbangan utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas ini adalah
penentuan besarnya salah saji yang akan memengaruhi keputusan seorang
pemakai laporan keuangan yang layak. Pertimbangan kedua adalah hubungannya
dengan biaya untuk medeteksi kesalahan. Audit atas aktiva tetap relative murah
bila dibandingkan dengan audit atas akun-akun piutang atau persediaan.
Akibatnya auditor biasanya akan mengalokasikan secara proporsional materialitas
yang lebih kecil ke aktiva tetap dibandingkan ke piutang atau persediaan.
4. Signifikansi audit untuk rasio berikut:
Signifikansi rasio perputaran aktiva tetap: Suatu kenaikan yang tidak terduga pada
perputaran aktiva tetap dapat menunjukkan kelalaian untuk mencatat atau
mengkapitalisasi aktiva yang dapat disusulkan
Signifikansi rasio perputaran total aktiva: Suatu kenaikan yang tidak terduga
dalam perputaran total aktiva dapat menunjukkan kelalaian untuk mencatat atau
mengkapitalisasikan aktiva yang dapat disusutkan
5. jenis transaksi yang berkaitan dengan pengujian substantif aktiva tetap
Penambahan
Pelepasan
Reparasi serta pemeliharaan
H. AUDIT SIKLUS PEMBIAYAAN
1. Siklus pembiayaan (financing cycle) mencakup dua kelompok transaksi utama sebagai
berikut:
Transaksi hutang jangka panjang mencakup peminjaman dari obligasi, hipotek,
wesel, dan hutang, serta pembayaran pokok dan bunga yang berkaitan.
Transaksi ekuitas pemegang saham mencakup penerbitan dan penarikan saham
preferen serta saham biasa, transaksi saham treasuri atau treasury stock dan
pembayaran pokok bunga yang berkaitan.
3. Tujuan audit atas kelompok transaksi: Beban bunga yang dicatat dan transaksi laporan
laba-rugi lainnya menyajikan pengaruh transaksi hutang jangka panjang dan peristiwa
yang terjadi selama periode berjalan.
Tujuan audit saldo akun: (1) Saldo hutang jangka panjang yang dicatat merupakan
hutang yang ada pada tanggal neraca. (2) Saldo ekuitas pemegang saham merupakan hak
pemilik yang ada pada tanggal neraca.
6. Auditor berusaha memperoleh bukti tentang asersi kelengkapan atas hutang jangka
panjang dengan mengandalkan terutama pada:
Komunikasi langsung dengan sumber independen dari luar
Penelahaan dokumentasi, dan
Perhitungan kembali untuk mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi
mengenai asersi yang bersangkutan dengan saldo hutang jangka panjang.
7. Ada tiga pengujian substantif dalam menguji rincian saldo siklus pembiayaan:
Menilai otorisasi dan kontrak atas hutang jangka panjang
Mengonfirmasi hutang dengan pemberi pinjaman dan perwalian obligasi, serta
Menghitung kembali beban bunga
2. Perusahaan yang dikelola dengan baik secara teratur dapat mengembangkan anggaran kas yang
memproyeksikan:
Penerimaan kas berdasarkan penagihan piutang yang diantisipasi,
Pengeluaran kas untuk kebutuhan operasi, dan
Aktivitas investasi serta pembiayaan.
3. Kiting merupakan kejadian dimana pihak tertentu secara sengaja mencatat transfer bank
sebagai setoran di bank penerima dan tidak menunjukkan pengurang dari akun bank tempat
transfer cek ditarik dan hal ini merupakan suatu penyimpangan. Kiting juga dapat digunakan
untuk menyembunyikan kekurangan kas atau kelebihan kas di bank pada tanggal laporan.
5. Konfirmasi setoran kas terutama memberikan bukti mengenai dua asersi berikut berkenaan
dengan kas di bank:
Keberadaan atau keterjadian karena ada pemberitahuan tertulis bahwa saldo itu ada
Hak dan kewajiban karena saldo itu adalah atas nama klien. Jawaban dari bank juga
memberikan sejumlah bukti untuk dua asersi lainnya.
Jawaban ini menyumbang pada asersi penilaian dan alokasi untuk kas di bank dimana
saldo yang dikonfirmasi digunakan untuk memperoleh saldo kas yang benar pada
tanggal neraca.
Lebih lanjut, hal itu juga menyumbang pada asersi kelengkapan, tetapi secara
keseluruhan tidak dapat diandalkan karena para responden tidak diharuskan untuk
mencari catatan bank mengenai saldo setoran dan pinjaman yang tidak tercantum dalam
formulir permintaan konfirmasi.
6. Konfirmasi saldo pinjaman terutama memberikan bukti untuk tiga asersi berikut:
Keberadaan dan keterjadian karena ada pemberitahuan tertulis bahwa terdapat saldo
pinjaman.
Hak dan kewajiban karena pinjaman merupakan hutang bagi klien
Penilaian atau alokasi karena jawabannya menunjukkan jumlah saldo pinjaman.
Pengujian ini menyumbang pada asersi kelengkapan dengan cara yang sama seperti pada
konfirmasi saldo setoran.
9. Lapping adalah suatu penyimpangan yang disebabkan oleh misapropriasi secara sengaja atas
penerimaa kas. Lapping dapat melibatkan penggelapan peneriman kas secara sementara atau
permanen untuk kepentingan pribadi dari seseorang yang melakukan tindakan yang bukan
wewenangnya. Lapping biasanya tidak hanya bersangkutan dengan penagihan dari pelanggan,
tetapi juga dapat melibatkan jenis penerimaan kas lainnya. Kondisi-kondisi yang kondusif
untuk lapping tersedia apabila seseorang yang menangani penerimaan kas juga memegang
buku besar piutang usaha. Auditor harus menilai kemungkinan lapping guna mendapatkan
pemahaman tentang pembagian tugas seperti penerimaan dan pencatatan penagihan dari
pelanggan.
2. Au. 560.03 dan .50 menunjukkan bahwa ada dua jenis peristiwa kemudian yaitu:
Peristiwa kemudian jenis 1, yaitu peristiwa yang memberikan bukti tambahan
berkenaan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan memengaruhi
estimasi inheren dalam proses penyusunan laporan keuangan.
Peristiwa kemudian jenis 2, yaitu peristiwa yang memberikan bukti berkenaan
dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca tetapi muncul setelah tanggal
itu.
5. AU 333.06 memberikan pedoman atas empat kategori utama dari representasi spesifik
yang harus ada dalam surat rep. Surat rep itu harus mencakup representasi mengenai:
Laporan keuangan
Kelengkapan informasi
Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
Peristiwa kemudian
3. Standar konsistensi tidak mencakup pengaruh terhadap komprabilitas dari hal-hal berikut:
Perubahan akuntansi yang melibatkan estimasi akuntansi
Koreksi kesalahan yang tidak melibatkan suatu prinsip
Klasifikasi dan reklasifikasi
Transaksi atau peristiwa yang secara substansial berbeda
Perubahan kondisi bisnis, seperti akuisisi (atau pelepasan) anak perusahaan.
Peluncuran lini produk baru
Kehendak yang Mahakuasa (misalnya, kebakaran, banjir, dan peristiwa lainnya
4. Standar pelaporan keempat adalah: Laporan yang harus memuat pernyataan pendapat
mengenai laporan keuangan secara keseluruhan, atau asersi yang menjelaskan bahwa
suatu pendapat tidak dapat dinyatakan. Apabila suatu pendapat secara keseluruhan
tidak dapat diberikan, maka alasannya harus disebutkan. Dalam kasus di mana nama
auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk yang
jelas tentang sifat pekerjaan auditor, kalau ada, dan tingkat tanggung jawabnya.
Tujuan dari standar keempat adalah untuk mencegah misinterpretasi atas tingkat
tanggung jawab yang diemban auditor apabila namanya dikaitkan dengan laporan
keuangan. Standar ini secara langsung memengaruhi bentuk, isi, dalam bahasa dalam
laporan auditor.
5. Daftar situasi yang dapat mengakibatkan penambahan informasi penjelasan pada laporan
standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian:
Ketidaksesuaian dengan prinsip akuntansi yang dirumuskan yang diperlukan untuk
kewajaran penyajian dalam situasi yang tidak biasa.
Inkonsekuensi dalam prinsip-prinsip akuntansi yang dipertanggungjawabkan sesuai
dengan GAAP.
Ketidakpastian yang dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP
Keraguan yang substansial tentang kelangsungan usaha suatu entitas yang
dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP.
Penekanan suatu hal oleh auditor.
Pendapat berdasarkan sebagian dari laporan auditor lain di mana tidak ada
pembatasan ruang lingkup dan ketidaksesuian dengan GAAP.
6. Berikut adalah daftar situasi yang dapat mengakibatkan penerbitan pendapat wajar
dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, atau penolakan memberi pendapat:
Pembatasan ruang lingkup
Ketidaksesuaian dengan GAAP (selain dari ketidasesuaian yang disyaratkan dengan
GAAP yang dirumuskan dalam situasi tidak biasa)
Inkonsistensi dalam prinsip-prinsip akuntansi yang tidak dipertanggungajawabkan
sesuai dengan GAAP.
Pengungkapan yang tidak memadai
Ketidakpastian yang tidak dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP.
Keraguan yang substansial mengenai status kelangsungan usaha entitas yang tidak
dipertanggungjawabkan sesuai dengan GAAP.
Situasi yang berkenaan dengan pemberian pendapatan berdasarkan sebagian dari
laporan auditor lain yang melibatkan pembatasan ruang lingkup atau ketidasesuaian
dengan GAAP.
2. Contoh jasa-jasa akuntan publik yang tidak dianggap sebagai penugasan atestasi adalah:
Penugasan konsultasi manajemen di mana para praktisi bertugas memberikan
nasihat atau rekomendasi kepada klien
Penugasan di mana para praktisi bertugas untuk mendukung posisi klien
misalnya, mengenai maslaah perpajakan yang direview oleh Dinas Perpajakan.
Penugasan pajak di mana para praktisi bertugas menyiapkan SPT pajak atau
memberikan nasihat pajak.
Penugasan dimana para praktisi mengkompilasi laporan keuangan, karena ia tidak
diwajibkan untuk memeriksa atau mereview setiap bukti yang mendukung
informasi yang diserahkan oleh klien dan tidak menyatakan setiap kesimpulan
atas reliabilitasnya.
Penugasan dimana peranan para praktisi semata-mata adalah membantu klien-
misalnya, bertindak sebagai akuntan perusahaan dalam menyiapkan informasi
selain laporan keuangan.
Penugasan di mana para praktisi bertugas untuk memberi kesaksian sebagai saksi
ahli dalam masalah akuntansi, auditing, perpajakan, atau hal lain, dengan adanya
fakta tertentu yang ditetapkan.
3. Standar atestasi adalah perluasan alami dari GAAS untuk menampung aturan yang lebih
luas dari jasa atestasi. Meskipun demikian, ada beberapa perbedaan konseptual yang
signifikan di antara kedua perangkat standar itu yang dapat kita amati. Secara khusus,
standar atestasi:
Memperluas fungsi atestasi di luar laporan keuangan historis. Jadi, standar itu
dihilangkan referensi ke laporan keuangan dan ke GAAP.
Memungkinkan akuntan publik memberikan keyakinan atas asersi di bawah
tingkat pernyataan pendapat positif yang berkaitan dengan audit laporan
keungan tradisional.
Memberikan jasa atestasi yang dikhususkan untuk kebutuhan pemakai tertentu
berdasarkan prosedur yang disepakati bersama dan penggunaan-terbatas
laporan.
7. Dalam penugasan prosedur yang disepakati bersama, klien dan pemakai laporan
menetapkan prosedur yang akan dilaksanakan. Laporan akuntan publik harus memuat
unsur-unsur berikut (AT 506.23):
Suatu judul yang memuat kata independen.
Identifikasi dari pemakai yang ditentukan.
Suatu referensi ke atau pernyataan asersi manajemen tentang ketaatan entitas
terhadap persyaratan tertentu, atau tentang efektivitas pengendalian internal
entitas atas ketaatan, termasuk periode atau titik waktu yang dikemukakan dalam
asersi manajemen, dan sifat penugasan.
Suatu pernyataan bahwa prosedur, yang telah disepakati oleh pemakai tertentu
yang diidentifikasi dalam laporan, telah dilaksanakan untuk membantu pemakai
dalam mengevaluasi ketataan entitas terhadap persyaratan tertentu atau efektivitas
pengendalian internalnya atas ketaatan, atau asersi manajemen atas hal itu.
Suatu referensi ke standar atestasi yang ditetapkan oleh American Institute of
Certified Publik Accountants.
Suatu daftar prosedur yang dilaksanakan (atau referensi) dan temuan yang
berkaitan. Para praktisi tidak boleh memberikan keyakinan negatif.
Apabila dapat diterapkan, uraikan setiap batas materialitas yang disepakati
bersama.
Suatu pernyataan bahwa para praktisi tidak bertugas untuk, dan tidak,
melaksanakan pemeriksaan atas asersi manajemen tentang ketaatan terhadap
persyaratan tertentu tentang efektivitas pengendalian internal entitas atas ketaatan,
penolakan pemberian pendapat atas hal itu, dan pernyataan bahwa jika para
praktisi telah melaksanakan prosedur tambahan, maka hal-hal lain yang dapat
menarik perhatiannya harus dilaporkan.
Suatu pernyataan tentang pembatasan penggunaan laporan karena laporan itu
dimaksudkan hanya untuk digunakan oleh pemakai tertentu. Jika laporan itu
merupakan catatan publik, maka para praktisi harus memuat kalimat berikut:
Akan tetapi, laporan ini merupakan catatan publik dan pembagiannya tidak
terbatas.
Apabila dapat diterapkan, uraikan sifat bantuan yang diberikan seorang spesialis.
2. Berikut adalah persyaratan yang harus dipenuhi anggota Forum Akuntan Pasar Modal
IAI-KAP (tiga persyaratan utama juga berlaku bagi KAP yang tidak menjadi anggota
forum) :
Ketaatan pada standar pengendalian mutu.
Review sejawat (peer review).
Pendidikan profesi berkelanjutan.
Rotasi patner.
Review oleh patner lain.
Larangan pemberian jasa tertentu.
Pelaporan ketidaksepakatan.
Pelaporan jasa konsultansi manajemen.
3. BAPEPAM berpengaruh penting dalam penetapan prinsip akuntansi yang berlaku umum
dan persyaratan mengenai pengungkapan yang menyertai laporan keuangan karena
mereka berwenang untuk merumuskan persyaratan pelaporan yang dipandang perlu
untuk memberikan informasi yang benar kepada pemodal. Selama ini, IAI bekerja sam
dengan BAPEPAM dalam merumuskan standar akuntansi yang diberlakukan bagi emiten
dan perusahaan publik, sepanjang belum diatur oleh PSAK. Selain itu, BAPEPAM
memiliki wewenang untuk menetapkan peraturan bagi setiap akuntan publik yang terkait
dengan laporan keuangan yang diaudit yang diserahkan ke BAPEPAM. Meskipun
BAPEPAM telah mengambil sikap bahwa prinsip akuntansi dan standar audit harus
disusun oleh IAI, tetapi pandangan BAPEPAM selalu dipertimbangkan dalam setiap
perubahan yang diajukan oleh IAI.
5. Peran akuntan publik di pasar modal adalah memeriksa laporan keuangan dan
memberikan pendapat terhadap laporan keuangan. Di pasar modal dituntut pendapat
wajar (unqualified) terhadap laporan keuangan dari perusahaan yang akan menerbitkan
saham baru (Initial Public Offering) atau yang telah terdaftar di bursa. Pendapat wajar
berarti laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
ditetapkan oleh IAI tanpa suatu catatan atau kekurangan dan kesalahan material. Akuntan
yang terdaftar di Bapepam-LK diharapkan menjadi gate keeper dalam melindungi
kepentingan publik dengan menghasilkan opini yang berkualitas atas laporan keuangan.
Akuntan berperan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaan dan
memberikan pendapat mengenai kewajaran atas data yang disajikan dalam laporan
keuangan.